• Profile picture
Sep 10, 2020 258 tweets >60 min read Read on X
"Ia hanya ingin pulang."

- ANDINI -

(Perjalanan maut part 2)
@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor #bacahorror #threadhorror Image
Januari 2012

“Sudah, Cepat kemasi barang-barangmu” Ucap seorang pria pada kawannya yg sejak tadi terlihat panik

“Aku takut Han” jawabnya dengan keringat yg terus mengucur deras

“Siapa suruh kamu peduli dengan wanita itu. Kita hanya menjalankan perintah,
urusan yg lain biar boss yang atur” Ucap Johan pada Aris temannya itu.

“Kalau tau begini, gak akan aku ikuti ajakanmu itu.” Aris mulai menyalahkan Johan atas kejadian yang menimpa mereka. Johan hanya melirik tajam dan lanjut mengemas barang2nya kedalam tas besar itu

#bacahorror
Johan merogoh kantong jaketnya untuk mencari kunci mobil namun tak kunjung ia temukan, “Ah sialan! Dimana kunci itu?” gumamnya

Pantulan cahaya dari meja samping koper besar itu menyilaukan matanya, “Nah itu dia” Johan langsung mengambil kunci itu namun tangannya menyentuh-
sesuatu yang keluar dari koper itu.

“Anji*g!!!! Dasar pel*cur!!! Sudah mati saja menyusahkan!” teriak Johan saat kaki pucat yg keluar dari koper itu menyentuh tangannya.

“Ris, kenapa resletingnya masih kebuka itu!!! Cepat tutup rapat-rapat” bentak Johan.
Aris hanya mengikuti intruksi Johan tanpa mengatakan apapun, tangannya gementar namun ia paksakan.

Lantas mereka bergegas untuk pergi dari rumah kontrakannya itu menjauh ke luar kota, mengantarkan mayat wanita itu ke tempat peristirahatannya yg terakhir. Lautan.
“Kalau kita buang ke rel kereta, pasti nanti ketahuan, ke danau pun sama, lautan adalah tempat yang paling aman untuk membuang mayat. Kita pergi ke laut dekat kampung halamanku” Johan seolah berbicara sendiri karena Aris sendari tadi terdiam.

#bacahorror #threadhorror
“Jangan banyak melamun Ris, kita tidak bersalah. Kita hanya disuruh buang mayat, kita tidak membunuh siapapun.” Ucap Johan yg dibalas dengan tatapan dingin Aris.

Berangkat dari pukul 11 malam, mobil melanju dengan kecepatan tinggi dan sampai di tujuan tepat pukul 2 pagi.
“Ayo cepat sebelum pantai mulai ramai." Johan meminta Aris untuk membantunya mengeluarkan Koper itu.

“Awalnya kita hanya suruh mengikuti dia dan melaporkannya ke si boss dan anaknya, tapi kenapa harus sampai membuang mayatnya juga.” Keluh Aris.
“Kalau bukan kita siapa lagi? Hanya kita yg tahu masalah ini, aku juga gak habis pikir kenapa mereka tega melakukan ini semua. Padahal dia cantik dan kaya, bisa saja dia menceraikan suaminya yg bejat itu dan menikah lagi.” Ungkap Johan

#bacahorror
“Entahlah, kalau wanita sudah cemburu, urusannya bisa berabe.” Aris menimpali.
Bau anyir menyeruak tatkala bagasi mobil dibuka, koper mahal yg anti airpun tak mampu menahan basah dari darah yg tak henti-hentinya keluar dari sang mayit.

“Kita langsung buang nih?” Tanya Aris.

“Sebentar aku telpon dia dulu”

#bacahorror
Johan mengambil ponsel yg ada di ranselnya untuk mengabari seseorang nun jauh disana

“Tut….Tuuut…Tutttttt” tak ada yang mengangkat

“Kemana dia? Padahal dia sendiri yg malam2 menelponku untuk mengambil koper di depan rumahnya! Sekarang dia malah sudah tertidur dengan nyaman.”
Johan mulai kesal.

“Coba telpon anaknya” Saran Aris
Johan mencoba mencari kontak dengan nama “Mas Pram” di ponselnya, ketemu! Dan dia coba sambungkan

Tak ada jawaban pula...
Lama ia tunggu dan akhirnya panggilannya pun diangkat.
“Mas, maaf ini saya langsung buang saja?” Johan langsung ke intinya.

Tak ada jawaban….. Sunyiii…..

“Hallo mas?? Mas Pram???”
Tak ada jawaban pula.

Hingga suara telpon itu berubah bising....
(("Angkat dulu ajah! Coba cek masih hidup gak? Cari hpnya dan coba hubungi keluarganya”
“Badannya hancur pak!!! Ini sudah tidak bisa diselamatkan!”))

Suara riuh dan ramai terdengar dari ujung telpon yang digenggam Johan, sampai tiba-tiba sunyi senyap.... dan

"Hihihihihihihi"
terdengar tawa ringkih wanita dari ujung telpon sampai membuat Johan melemparkan ponselnya.

“Anji*g!!” teriak Johan

“Kenapa Han??” Aris nampak kebingungan

“Bukan apa-apa, ayok kita buang saja, besok kita kabarin lagi mereka” Ucap Johan.
Koper itu terasa begitu berat, jauh lebih berat dari sebelumnya….

“Kok tiba-tiba berat gini Han”
“Sudah ayo cepat kita buang.”

Belum sampai dibibir pantai, mereka dikejutkan dengan suara berat dari kakek tua yang berada di sebelah perahu mereka.
“Iblis biadab!!” teriak kakek itu.
Aris dan Johan saling menatap.

Johan mencoba memberi kode untuk tidak menghiraukan kakek tua itu.

“Dasar tikus-tikus tak berguna. Coba kalian tengok siapa yang ada di dalam koper itu.” Kakek tua itu kembali berteriak saat perahu mereka sudah-
mulai berlayar.
“Han….” Aris mulai ketakutan.

“Sudah jangan kau dengar kakek itu, dia emang orang gila dari kampungku, semenjak anaknya hilang saat berlayar, dia mulai kehilangan kewarasannya dan tak pernah pergi dari perahu itu.
Dia selalu berteriak kalau iblislah yang membawa anaknya pergi.” Cerita Johan

“Trus sampai sekarang anaknya belum ditemukan?” Tanya Aris

“Entahlah, yg kudengar dia mati tenggelam, tapi sampai bertahun2 lamanya tidak ada yg menemukan jasadnya.
Makanya aku pilih lautan untuk membuang mayat ini”

Semakin ketengah, angin semakin kencang. Ombak yang awalnya tenang, semakin lama semakin bergemuruh dan menggoyangkan perahu mereka.

“Han, sampai sini saja, ombaknya semakin kencang” pinta Aris.
“Jangan, kalau disini nanti mayatnya cepat sampai daratan, kita harus lebih ketengah lagi” bujuk Johan

Semakin ketengah…. Tiba-tiba terdengar suara itu lagi

“Hihihihihihihihihihihihihihihi”
“Han…. Han… kamu denger gak?” Aris semakin ketakutan

“Udah jangan dihiraukan. Diam saja” Johan berusaha menenangkan

Namun suara tawa itu semakin kencang seolah ‘dia’ ada di samping mereka

“Han… jangan2 suara dia.” Ujar Aris sambil menunjuk koper yg semakin membesar itu.
Johan melotot sambil meletakan jari telunjuknya ke bibir mengisyaratkan Aris untuk diam seolah ia telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tak ia katakan.

Suara tawa itu semakin kencang.

Semakin kencang sampai tiba2 ada rambut panjang yang menyentuh pipi Aris,
“Haaaaaannn ini apaaaaaa???” pelan suara Aris sambil melihat kawannya itu dengan tatapan yang memprihatikan.

Johan diam, dia melihat perlahan ke atas,.. dilihatnya sosok wanita bergaun putih mengapung tepat diatas kepala Aris. Rambut panjang terurai…. Dia tertawa ringkih. Image
Johan melihat ke arah koper itu, dia berpikir jika membuang mayat ini mungkin adalah jalan satu2nya agar mahluk itu pergi

Dilihatnya Aris yang semakin ketakutan, air mata dan keringat mengucur deras dari wajah kawannya itu.
Belum sempat Johan membuka koper,
mahluk itu sekejap hilang, ada rasa lega di hati keduanya.

“Ayok cepat kita buang! Lalu pergi dari sini.” Bujuk Aris yang dijawab anggukan oleh Johan.

“Srettt.” Johan membuka resleting koper itu pelan sampai tangannya ditepis oleh Aris.
“Sudah, kita buang dengan kopernya saja”
“Gila kamu! Kalau kita buang sama kopernya, nanti nelayan bisa curiga dan kasus ini bisa menjurus ke pembunuhan, kalo kita buang mayatnya saja semua orang akan berpikir ini korban tenggelam dan luka2 ditubuhnya akan tersamarkan” Johan memberikan alasan masuk akal kepada Aris.
Johan membuka Koper itu….. Perlahan.......

“Setaaaann!!!! Apaan ini!!!!” teriak Johan. Mata Aris masih terbelalak tak percaya.

Alangkah terkejutnya mereka saat didapati bukan satu, namun dua mayat yang ada di koper itu. Mayat pria dan wanita.
“Ituu. Ituuuuu… ituuuuuuu… ituuu ibu Yani dan Mas Pram. Han…..” Aris hampir tersedak saat melihat dua mayat yang tak lain adalah boss mereka dengan keadaan yg hancur dan mengenaskan.

Suara ringkih itu terdengar kembali kini semakin menggelegar layaknya petir di tengah lautan.
“Bodoh!! Manusia bodoh” suara itu memekik membuat Aris dan Johan menutup telinga mereka. Mahluk itu kembali dengan wujud yg jauh lebih buruk dari sebelumnya, rambut terurai dengan tanduk yang menancap di kepalanya, ia menyeringai menunjukan taring2 nya yg tajam yg siap menerkam.
Ia perlahan turun dan berdiri tepat di tengah perahu diantara Johan dan Aris. Kedua tangannya mencekik mereka berdua hingga terangkat dari duduknya

“Iblis sialan!!” Teriak Johan menatap langsung ke arah matanya,
“Sepertinya kau sudah tau siapa aku”
“Haannnn….” Aris merintih
kesakitan, nafasnya seakan sudah diujung.

“Iblis lac*r!!! Pergi sana kau ke neraka!!” Johan lilitkan gelang yang ia kenakan pada tangan mahluk itu yang membuat ia meraung kesakitan.

Mahluk itu semakin meraung kesakitan dan melepaskan cekikannya.
Ia menghilang secepat kilat. Sedang Johan serta Aris terbanting dan terduduk lemas.

Aris terbatuk batuk, namun Johan bergegas mengeluarkan kedua mayat itu dari dalam koper.

“Cepat, kita sudah tidak punya waktu.” Ujar Johan sambil terus membuang potongan mayat itu kelautan.
“Itu tadi apa Han? Siapa dia? Mahluk apa dia? Kenapa kamu bisa tahu? Tolong jelaskan kepadaku semuanya!!” teriak Aris

“Aku ngga tahu Ris…. Tapi yg pasti, kalau kita takut, iblis akan semakin kuat.” Jawab Johan acuh.

#bacahorror
“Lha trus kenapa dia bisa meringis kesakitan seperti itu?” Aris masih saja penasaran

“Ini gelang pemberian Ayahku. Jimat turun temurun dari keluarga kami. Cara paling ampun melawan iblis jenis apapun.” Jawab Johan santai.

“Aku masih tidak percaya, pasti kamu tahu sesuatu.”
“Terserah kau lah, aku nekat melawan karena wajah iblis itu mirip mantan istriku. Sama-sama bangs*t!!!” Johan malah cengengesan.

“Asuu!! Sempet2nya kau becanda!!”

Aris masih tak percaya pada jawaban yang Johan berikan. Ia tahu, ada sesuatu yang Johan sembunyikan darinya.
Terlebih, mayat yg ada di koper seharusnya wanita itu... wanita yg ia dan Johan kenal lima bulan yg lalu... dia wanita yg menggemparkan keluarga ibu Yani....

"Lalu, dimana Aini??" Gumam Aris dalam bisiknya. Menerawang jauh ketika pertama kali ia melihat wanita berparas ayu itu.
Lima bulan yang lalu................
“Ini kamarmu yah Ni” Ucap wanita itu pada pembantu barunya

“Baik bu, terima kasih.” Jawabnya pelan

“Aku pilih kamu karena dapat rekomendasi dari temanku itu loh, jadi kamu kerja disini yg baik-baik yah, jangan macem2” Tegasnya

“Iya bu, saya mengerti”

#bacahorror
Wanita itu pergi berlalu masuk ke ruang tamu dan menghilang dalam bayangan

Di halaman depan, terlihat Johan yg sedang mencuci mobil majikannya

“Han, kau sudah lihat pembantu yang baru itu? Cantik kali dia Han”
Aris, satpam di rumah itu duduk sambil menyeruput kopi milik Johan
Sambil mengambil rokok yg tergeletak di samping gelas kopi.

Dihisapnya rokok itu perlahan sambil melihat kawannya itu masih sibuk mengelap mobil.

“Menurutmu, akan bertahan berapa lama dia?” tanya Aris sambil menerawang

“Entahlah, bukan urusanku.” Ujar Johan ketus

#bacahorror
“Heran aku sama bu Yani, sudah tahu suaminya tukang selingkuh, masih saja bertahan.. Eh sekarang malah nerima pembantu baru macem dia… terakhir kali mbok samirah melihat pak Gusman pergi malam2 sendirian, kau tau apa yg dia lakukan?” Aris coba memancing reaski Johan

#bacahorror
“Bukan urusanku, Ris!! Kau itu terlalu banyak bergaul dengan ibu2 komplek, khatam betul kau ghibahin orang.. malu sama kumismu.” Johan menggelengkan kepala.

“Eits, aku hanya curi dengar saja Han, siapa suruh tukang sayur itu selalu nongkrong depan posku.” Aris membela diri.
“Lagipula nih yah, kau itu supir di rumah ini, tapi tak pernah sekalipun aku melihat kau mengantar pak Gusman.” Lanjut Aris dengan sekala prasangkanya

“Itu karena aku memang dipekerjakan sebagai supir bu Yani, J*ng!” Aris melempar kanebo basah tepat ke mulut Aris,
membuat api rokok yang ia hisap mendarat di bibirnya.

“Asu! Baper amat kau Han!” Aris melemparkan kembali kanebo itu ke tubuh Johan.

Bekerja di tempat yg sama selama bertahun2 membuat kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung. Sama-sama anak perantauan,
Aris dan Johan yg tak pernah akur jika bicara namun itulah yg membuat pertemanan mereka awet sampai saat ini.

Seminggu telah belalu, tak ada hal aneh yg terjadi semenjak pembantu baru itu datang, sampai suatu malam, Aris yang tengah berjaga dan hendak mengambil
air gallon yang habis di dapur umum.

Ia mendapati pembantu baru yang semua orang kenal sebagai ‘Aini’ itu sedang duduk di halaman depan kamarnya.
“Permisi mbak...” Aris berjalan perlahan. Tak ada sautan dari wanita itu.
Sesaat menuju pintu dapur, dilihatnya lagi dia. Masih duduk tertunduk.

Aris masuk dapur......
Ia melotot tak percaya saat dilihatnya...

Aini sedang berada di dapur, memasak sesuatu.
Ia lihat kembali halaman depan, masih ada wanita itu....

Aris menatap dua tempat itu bergantian.

Ia kucek matanya, memastikan apa yg ia lihat bukan halusinasi.
“Kenapa mas?” suara Aini dari dalam dapur mengalihkan perhatian Aris.

“Anu mba,, itu. Itu..” Aris terbata-bata

Wanita itu tersenyum. Ia berbalik melihat Aris.

“Itu adik saya, gak usah dihiraukan.”

“Oh…......... Pe... Permisi mbak”
Aris yg tadinya ingin mengambil air, langsung lari terbirit2 pergi menuju pos nya. Ia lihat wanita itu masih duduk tertunduk.

Esok harinya, ia ceritakan kejadian semalam kepada Johan yg tentu saja ia sanggah, mengingat Aini hanya datang sendiri tanpa ditemani siapapun disini.
“Setahu aku, dulu Aini itu pembantu di panti jompo milik temannya bu Yani. Dan dia bekerja disitu sudah bertahun-tahun, jadi bu Yani sudah tau seluk beluk anak itu dan dia memang sebatang kara.” Cerita Johan

“Ngga mungkin Han, jelas2 semalam dia bilang itu adiknya-
Trus kamu pikir aku bohong gitu?”

“Aku ga bilang kamu bohong, aku cuma bilang Aini tinggal sebatang kara, jadi yang kamu lihat itu mungkin ‘piaraannya’ Hihihhihiihi” Ejek Johan yang dibalas tatapan sinis Aris.

#bacahorror
Keanehan semakin menjadi2. Saat Aris tidur di pos, jendela yg lupa ia tutup tiba2 terbanting keras dan membangunkannya.

“Brakkkkk!!!!!”
“Astagfirullah!!! Apa lagi ituu!! Gumam Aris pelan

Pintu diketuk dari luar namun Aris tak berani beranjak.

#bacahorror
Aris yang memang sangat penakut tak mau ambil resiko, dia mencoba tetap diam tanpa menghiraukan ketukan itu.

"Ris buka!! Ini aku Johan... Aku ada perlu!!” Teriak seseorang dari balik pintu.

Aris diam dan berpikir lama, tidak mungkin si Johan yang ia kenal sangat acuh itu
malam2 datang kesini, lagipula untuk apa tengah malam dia datang? Pasti orang seperti dia dalam keadaan segenting apapun akan menunggu sampai besok pagi.

“Riss.. cepat buka!!!!” suara itu semakin keras.

#bacahorror
Aris langsung meraih ponsel yg dia simpan di atas meja dan menghubungi nomor johan untuk memastikan

“Angkat Asuuu!!!” bisik Aris dan seketika suara teriakanpun berhenti.

Lama tersambung akhrinya telpon dari Aris diangkat oleh Johan.
“Apasih su, malem2 ganggu orang tidur ajah” suara Johan terdengar kesal.

“Haaaaaannnnn,,,, haaaannn.. kamu nggak di depan pos aku??” Aris mulai meringis

“Ngomong apa sih! Aku lagi tidur lah di kontrakan, ngapain aku ke situ. Dah laah aku tutup nih”

#bacahorror
“Haaaann aku takut ini…. Tadi aku dengar suara kau dari luar minta dibukakan pintu… “

“Apaan ga jelas… aku lagi tidur ini…. Itu mungkin adiknya si Aini, hihihihih temani ajah, aku tutup yah...” Johan malah menutup teplon yang membuat Aris semakin kalap
“Punya kawan kok kaya asu banget sih” Aris meringis ketakutan.

Bukan malah hilang suara di balik pintu itu kini berubah menjadi suara tangisan…. Dan berubah kembali menjadi suara tertawa….. Aris kembali meringkuk mencoba mengabaikan suara2 itu…

#bacahorror
“Hihihihihihihihihhihihhihi” suara tawa itu semakin keras dan diikuti bisikan dari balik pintu

“Antar Aini pulang mas, tolong…….” suara itu pelan namun jelas dari balik pintu.

“Andini, jangan dekati dia……….. “ suara itu kembali terdengar begitu jelas di telinga Aris.
Dia melirik jendela samping pintu...

Dari gorden yang sedikit terbuka itu, dia coba sedikit mengintip…..

Terlihat sosok wanita dengan rambut panjang terusai menyeringai dari balik jendela.

#bacahorror Image
Aris sontak kalap dan tak berhenti berteriak sampai seseorang mencoba menenangkannya.

“Riss!! Rissss!!! Kau kenapa??? Woy sadar!! Bangun ini aku!!!
Tanpa sadar Aris menjambak rambut Johan yg sengaja datang karena khawatir pada sahabatnya itu.
“Aww Aww sakit asuuuu… Lepasin rambutku!!’ Johan meringis kesakitan namun Aris masih kalap.

Dan saking kesalnya, ia tampar pipi temannya itu sampai sadar.

“Kalo begini tingkahmu, setan jg sudah takut dluan!” Johan mulai kesal.
“Ini beneran kau Han?” Aris memastikan.
“Apa aku terlihat seperti kuntilanak?” Johan ketus.

“Aih syukurlah, aku sudah nggak karuan, tadi aku liat dia ada di jendela.”

“sebenenarnya ada apa sih?” tanya Johan mulai penasaran.

“Entahlah, semenjak aku mergokin ‘adiknya’ si Aini, aku diganggu terus.
Tiap malem Han, kadang ketok2 pintu, kadang pagar rumah juga dipukul2.. tapi baru kali ini aku dengar suara dia.” Cerita Aris.

“Suara? maksudmu?” Johan mulai mendengarkan dengan seksama.

“Dia bilang antar Aini pulang, trus jangan dekati Andini. Entahlah tak ada yang aku ngerti-
Ngapain coba dia minta antar si Aini pulang?? trus siapa pula Andini itu.” Aris masih terlihat bingung.

“Aini?? Andini??” Johan mencoba mengingat sesuatu.

“Kenapa? Kamu tahu dia?”
“Ngga, aku ngga tahu… Oia, Ris, aku mau minta bantuanmu.” Johan mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Apa?”

“Kalo kamu lihat gerak-gerik Aini yang mencurigakan, tolong laporin ke aku yah?” Pinta Johan

“Apalagi lah itu? Sudah ketahuan kah?” Aris seakan sudah paham dengan maksud Johan

“Huffh,,, baru beberapa minggu ajah si tua Gusman sudah melancarkan aksinya….
Capek aku diminta bu Yani….” Aris mengangguk dan mengerti maksud Johan, seolah ini sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka.

Semenjak Johan datang malam itu, gangguan yang dialami Aris tak lagi muncul dan suara itu seakan hilang dari ingatan Aris.
Beberapa bulan telah berlalu, ada perbedaan yg sangat signifikan dari sosok Aini dimata semua orang yg ada di rumah itu.

Dia seakan menampakah wajah aslinya yg selama ini dia sembunyikan.

Sampai di bulan ke lima, Aini mengundurkan diri tiba2 dan mengatakan jika ia telah
mendapatkan pekerjaan baru.

Tak terima dengan alasan itu, bu Yani memarahinya dan terjadilah percekcokan diantara keduanya yg menjurus kepada hal yg sudah bu Yani curigai selama ini,
perselingkuhan Aini dan Pak Gusman suaminya yg membuat bu Yani naik pitam sehingga menampar Aini hingga tersungkur

Pertengkaran hebat itu dilerai oleh Pram, anaknya, ia mengusir Aini pergi dari rumah malam itu juga. Aris dan Johan yg berada di pos menatap bingung saat Aini pergi
dari rumah itu membawa tas besar.

Ia pergi dengan senyum menyeringai penuh ejekan untuk siapapun yg dia maksud.

Pram keluar dari rumah. Ia panggil Johan,

“Ikuti wanita itu, lapor padaku setiap gerak-geriknya dan jika kamu lihat si tua bangka itu bersamanya,
ambil foto mereka, akan aku hancurkan hidup keduanya.” Pram terlihat begitu geram.

Johan hanya menggangguk mengerti dan lantas melesat pergi mengikuti setiap intruksi.

Dia meminta kepada Aris untuk tetap berjaga dan melaporkan padanya jika ada hal yg mencurigakan terjadi
Johan sepertinya sudah lebih tahu tentang perselingkuhan bossnya itu, ia pergi ke hotel yg biasa mereka berdua kunjungi.

Benar saja, ia lihat Aini dan Gusman sedang check in. Gusman yang sibuk di bagian administrasi tak terlalu menyadari hal itu,
namun mata Aini jelas-jelas bertemu dengan mata johan,

Tatapan akrab itu..... Seolah memori masa lalu mereka telah kembali.

“Dasar lac*r!!” gumam Johan yang dibalas tawa Aini seolah ia dapat mendengar umpatan Johan yang berada di sebrang jalan itu.

#bacahorror
Johan membuang muka, ia tancap gas dan berlalu dari hotel itu, ia seakan sudah muak melihat tingkah mereka berdua yang mengumbar kemeseraan di depan umum.

“Menjijikan” gumamnya.

#bacahorror
Keesokan harinya, Johan datang ke rumah majikannya itu dan langsung menemui Pram, memberikan sesuatu yang ia perintahkan sebelumnya.

Selepas itu dia menemui Aris, dan memastikan kawannya itu bisa memberikan informasi tambahan yang ia pinta.

“Setelah kamu pergi, bu Yani-
ngamuk2 Han. Aku ajah ngeri liatnya. Mas Pram kewalahan dan pas aku coba bantu, dia suruh aku nunggin di depan kalau2 ada tamunya datang.” Cerita Aris

“Tamu siapa?” Johan mendengar dengan seksama
“Gak tau aku, tamunya ga pernah datang.” Ujar Aris sambil mengangkat kedua bahunya.
“Tapi mereka gak akan melakukan hal2 yang aneh kan? Aku takut Han.”

Johan tak menjawab dia hanya diam.

Pram yg menjaga ibunya semalaman itu, tertidur di sofa saat ibunya tak sengaja melihat foto2 yg dikirimkan Johan berserakan di atas meja.
Matanya merah padam seakan memendam rasa sakit yg tak kunjung usai

Ia tahu suaminya bejat, namun kali ini, wanita yg menjadi selikuhannya bukanlah wanita sembarangan.

Sesaat ia menyadari, ia seharunya menolak bujukan temannya itu dari awal,
namun nasi sudah menjadi bubur, dia harus selesaikan malam ini jg.

Sore itu, setelah tahu jadwal sang suami, ia memutuskan untuk pergi sendiri menemui perempuan itu.

Yani pergi menuju hotel sendiri.
“Iblis seperti kau ini sudah sepantasnya ada di neraka! Kau tau kenapa aku menerimamu bekerja di tempatku? Itu karena temanku tahu kau iblis! Dia sengaja mengirimkan kau padaku agar aku hancur, tapi dia tak tahu kalau aku bisa menghancurkanmu dengan kedua tanganku!”

#bacahorror
Yani berteriak di depan kamar hotel Aini.

“Ceklek” pintu kamar dibuka, tak ada seorangpun disana. Yani menghela nafas, dia masuk perlahan, mengendap ke dalam kamar yg ia lihat tak menemukan siapapun disana.

#bacahorror
“Brakk!!!!!! Pintu ditutup dengan kencang membuat Yani berbalik melihatnya. Tak ada seorangpun disitu. Ia mulai gusar dan kembali berteriak

“keluar kau iblis sialan!!!! Adikmu kau bunuh, teman2mu kau korbankan!! Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang telah kau perbuat??
96 nyawa hah??? Jika aku menghabisimu sekarang juga. Semua usahamu sia-sia!!”

Lampu kamar hotel mati seketika. Yani terdiam tak bergerak, dia berusaha mengumpulkan semua keberanian yang tersisa…. Sampai…..

Kedua kakinya ditarik dari belakang, ia jatuh tersungkur…
"HAHAHAHAHAHAHA GUOBLOK!!!!! Kau pikir aku tak tahu rencana busukmu??? Ingin menjadi kaya?? Awet muda?? Kau tau dukun bodohmu itu hanya mengantarkanmu kepada kematianmu....

Kau marah karena suamimu ku rebut??? Cuihhh...!!! Ambil sana!! Baunya yg seperti tikus got memuakkan!"
Suara mahluk itu menggelegar mengisi seluruh ruangan.....

Yani mulai ketakutan... Kepalanya menyentuh sesuatu yg menggantung..... Dingin... ia coba pegang.... kaki manusia.

#bacahorror
Ia berusaha berdiri namun badanya dibantingkan ke dinding berulang kali. Tulangnya remuk namun ia masih bertahan, ia pancing lagi iblis itu untuk menyerangnya secara langsung.

Bau anyir menyeruak tatkala iblis itu mendekati Yani.

#bacahorror Image
Ia paham, saat wujudnya masih menyerupai manusia, gelang itu tak ada gunanya, namun saat iblis itu muncul dengan wujud aslinya, gelang yg ia kenakan, setidaknya mampu melemahkan atau bahkan menghancurkan iblis itu.

#bacahorror
Jarinya yg panjang bagaikan ranting pohon, mencekik leher kecil Yani. Ia tak menyadari, tubuh lemahnya tak mampu berbuat apa2 bahkan mengangkat tangannya pun ia tak mampu.

Yani lemas. Ia pasrah.
Sang iblis tertawa kegirangan, ia hancurkan yani hingga tak berbentuk.
Pram terbangun dari tidurnya, ia lihat jam sudah menunjukan pukul 8 malam, ia lihat keadaan ibunya yg ia tinggal di dalam kamar. Kosong

Pram kalap, foto yg ia letakan di atas meja hilang. Ia bergegas mengambil kunci mobil dan melesat pergi ke hotel tempat wanita itu menginap.
Dan tempat dimana ia yakini ibunya berada.

Di tengah perjalanan, ia melihat seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya.

Seorang kakek tua. Dia seolah meminta Pram untuk berhenti, namun tak ia perdulikan.
Ia masih terus melaju dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya Pram dikejutkan dengan kecelakaan beruntun yang ada di depannya.

Sebuah truk bermuatan pasir terguling dan menabrak dua kijang didepannya. Pram mengerem mendadak, Ia berhenti-
dan keluar sebentar karena ia lihat begitu banyak kerumunan.

Tanpa ia sadari, truk dari belakang menghantam nya dengan keras, sang supir tak mampu menghindar. Pram seketika hancur.... Ia mati dalam keadaan yang sama dengan ibunya. Tak berbentuk.

#bacahorror
Suara riuh para warga mengerumuni tempat kejadian itu.

"Angkat dulu ajah! Coba cek masih hidup gak? Cari hpnya dan coba hubungi keluarganya”
“Badannya hancur pak!!! Ini sudah tidak bisa diselamatkan!”

Supir truk itu diminta turun dan menjelaskan kronologinya, ia gemetar.
Ia begitu takut warga sekitar akan langsung menghakiminya.

Tubuhnya yang tua renta dan kurus serta wajah kriputnya begitu jelas menyiratkan bahwa ia sudah mengalami banyak hal dari hidupnya sebagai seorang supir truk, termasuk kecelakaan yang ia alami saat ini.

#bacahorror
“Saya bersumpah, Demi Allah... Saya gak lihat korban, dia tiba-tiba muncul di depan truk saya dan saya tidak bisa banting stir atau bahkan langsung mengerem.... saya juga kaget....” Belanya.

#bacahorror
Salah seorang warga yg ada di tempat kejadian menambahkan,

“Saya tadi lihat mobilnya memang berhenti di tengah jalan pak. Si korban turun dan melihat sesuatu yang ada di depannya, saya ngga tahu dia lihat apa tapi yang pasti tindakannya itu membahayakan pengguna jalan lainnya.”
Seorang warga lainnya menimpali dengan argumen yg tak kalah mengejukan.

“Tadi saya lihat dia juga turun... Tapi dia turun dengan seorang wanita. Lalu truk datang dan menggilas keduanya.”

Semua orang saling menatap keheranan.

#bacahorror
Kembali ke masa itu.

Perahu Johan dan Aris sampai di tepi pantai tepat pukul 4 pagi, aktifitas pantai sudah mulai ramai, mereka segera pergi dan berlalu sebelum mentari pagi menampakan diri.

#bacahorror
“Kita sebaiknya kembali ke rumah itu. Kalau kita tiba2 menghilang, akan sangat mencurigakan. Jadi sebaiknya kita kembali sebelum semua orang tahu.” Ungkap Aris.

“Buah simalakama, kalau kita kabur, kita selamat tapi akan jadi buron selamanya dan sekalinya tertangkap,
tidak akan bisa ada sanggahan lagi. Kalau kita kembali, tentu itu sama saja menyerahkan diri. Kamu pikir dengan kita kembali gak akan ada yg menuduh kita? Mustahil. Justru kita akan menjadi sasaran utama untuk dijadikan tersangka. Ada 2 nyawa yg hilang, Ris.” Johan menegaskan.
“Lalu sebaiknya, apa yang harus kita lakukan?” tanya Aris lagi.

“Entahlah, untuk sekarang, kita ke rumah orang tuaku dulu. Ada barang yang harus kuambil disana.”

Sesampainya di kediaman orang tua johan.

Sepi, tak ada seorangpun disana. Rumahnya kosong.
“Ini rumahmu, Han?”

“Dulu, sebelum bapakku meninggal.” Jawab Johan singkat.

“Trus sekarang ditinggali siapa?” tanya Aris seraya melihat kondisi rumah yang dipenuhi rumput ilalang dan tak terurus sama sekali.
Layaknya rumah kosong
“Dulu kakakku tinggal disini, tapi semenjak suaminya meninggal, dia pindah ke kota sebrang.” Jawab Johan sambil masuk ke dalam rumah.

Aris tak bertanya lebih lanjut lagi.

Aris menunggu diluar sementara Johan masih berada di dalam.
Lama menunggu akhirnya kawannya itu keluar dengan membawa bungkusan yang lumayan besar.

“Apa itu?”

Johan tak menjawab. Dia langsung menuju mobil dan mengajak Aris untuk segera pergi dari sana

“Kemana kita Han?”

“Kita kembali ke rumah itu. Apapun resikonya, kita harus hadapi.”
Sesampainya di rumah itu.

Ramai... Ada dua mobil polisi dan banyak warga yang berkumpul di halaman depan rumah itu.

Aris dan Johan melihat dari kejauhan. Mobil mereka diparkir lima rumah dari rumah pak Gusman dan mereka turun sambil mengendap melihat apa yg sebenarnya terjadi.
Sampai seseorang menarik mereka ke dalam semak-semak.

“Kalian ngapain kesini???!!!” bisik seseorang yg mereka kenal. Pak Samin. Satpam rumah sebelah.

“Min, ada apa ini?” Aris mulai panik

“Pak Gusman, dibunuh!!” jawab Samin sambil melotot.

#bacahorror
“Apa??!! Kok bisa?? Bagaimana ceritanya?” Aris kembali bertanya. Namun Johan sendari tadi diam seakan dia sedang mengamati rumah itu.

“Dibunuh di hotel dan mayatnya digantung. Ada yg bilang bu Yani sama anaknya yg bunuh pak Gusman, makannya mereka sekarang kabur. Dan……..
Si Aini bilang kalian jg terlibat pembunuhan berencana itu!!” Samin dengan berapi2 menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Kami??? Kami ngga bunuh siapa2 Min, bahkan kami baru tahu pak Gusman dibunuh!” Bela Aris.

“Justru itu aku tarik kalian kesini. Aku gak percaya kalian
bisa terlibat, kalo urusannya udh sama polisi. Berabe. Yg ga salah ajah bisa jadi tersangka.” Ujar Sarmin.

“Tapi beneran kan kalian gak terlibat?” Sarmin memastikan kembali.

“Ngga…. nggak min, kita ngg..nggak tahu apa2” Aris menjawab dengan terbata2
“Tadi kamu bilang siapa Min? Aini?” Tanya Johan

“Iyah. Si Aini itu. Aku liat dia nangis kejer pas jenazah Pak Gusman dateng dianter mobil polisi. Ini berita heboh dari semalem. Kalian masa ga tahu? Emang kalian habis darimana?” Sarmin mulai sedikit menaruh curiga pada keduanya.
“Aku habis dari rumah orangtuaku, Aris aku ajak. Kami ngga terlibat Min, Sumpah.” Johan meyakinkan Sarmin

Sarmin hanya mengangguk. Entah ia percaya atau tidak.

Johan dan Aris pergi dari tempat itu dan meminta sarmin merahasiakan kedatangan mereka.
“Lac*r sialan! Seenaknya dia fitnah kita!” Umpat Johan dengan muka merah padam.

“Maksudmu si Aini?”
“Iyah dia, siapa lagi?!!”

“Han, aku tau aku bodoh dan lamban dalam memahami semuanya, tapi aku gak sebodoh itu kalo ngga menyadari semua ini berhubungan dengan anak itu.
Kita berdua sekarang jadi buronan. Tapi setidaknya kasih tahu aku apa yg sebenarnya terjadi??” Aris sedikit menurunkan tempo suaranya dan melihat Johan dengan ekspresi serius.

Johan diam, dan akhirnya dia ceritakan semuanya.

#bacahorror
Aris tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Iblis yang menyerang mereka di tengah laut, yg membunuh Pak Gusman, Bu Yani dan Mas Pram. Iblis yang dengan wujudnya yg buruk itu, tidak lain dan tidak bukan adalah wanita itu.

“Namanya Andini,…..” ungkap Johan diakhir ceritanya.
“Andini??? Jadi namanya bukan Aini?” Tanya Aris

“Aini adalah adiknya yg dia bunuh lima tahun lalu. Dan selama itu pula dia hidup dengan nama adikknya itu. Dan adiknya itulah yg selama ini gangguin kamu tiap malem.”
“Jadi yg selama ini gangguin aku emang beneran adiknya dia??? Trus gimana mungkin seorang kakak begitu tega sama adiknya sendiri?” Aris semakin tak habis pikir

“Dia bukan manusia, badannya itu hanya cangkang.
Kurasa Andini yg asli sudah menyerah dalam dirinya dan dia biarkan iblis menguasai tubuhnya itu.” Pungkas Johan.

“Lalu bagaimana bisa kamu tahu semua ini?”

“Bapak dan kakak iparku dibunuh oleh iblis itu.”

Aris langsung terdiam. Dia tak lagi bertanya.
Dia tahu masih banyak rahasia yang disimpan dan disembunyikan rapat-rapat oleh Johan darinya.

Namun, seberapa besar rasa penasarannya itu, dia merasa semakin baik jika ia tidak tahu.

“Iblis itu tidak akan pernah berhenti sampai dia menemukan apa yang dia cari.” Ungkap Johan.
Mei 2019

(“Aku bentar lagi sampe”)
Yusuf melihat pesan masuk dari istrinya.

(“Hati-hati, sayang”) balasnya singkat.

Ia masih asyik duduk di halte itu. jam pulang sekolah telah tiba, namun halte yg letaknya di depan sebuah SMA itu selalu sepi,
Bus sekolah sudah tidak beroperasi dan bus umumpun sudah jarang melewati rute ini. Hampir semua siswa pulang pergi menggunakan motornya atau memesan ojek online.

Ia masih duduk, menemani kawan lamanya itu.
Seorang gadis yg masih mengenakan seragam sekolah

Ia duduk menunduk, dengan menggoyangkan kakinya kedepan dan kebelakang. Sesekali ia lihat Yusuf. Ia tersenyum

Yusuf menua, namun tidak dengan gadis itu.
Seragam yg sudah lusuh dan sepatu yg hampir robek, masih membekas diingatan Yusuf 12 tahun lalu.

Bagaimana ia bertemu dengan gadis itu dalam keadaan dimana keduanya hampir meregang nyawa. Namun, hanya satu yg bisa selamat.
“Bang, ada korek?” Tanya seorang anak SMA yang lewat didepannya yang ia balas dengan gelengan kepala.

Ia buka kembali ponsel sambil menunggu istrinya datang.

Ia lihat pesan masuk di laman Facebooknya. Pesan dari kawan lama di SMA yang sempat pindah saat masih kelas 2. Budi.
Setelah saling bertukar nomor telpon, komunikasi merekapun berlanjut di WhatsApp.

Budi mengabarkan bahwa ia akan segera menikah dengan cinta pertamanya.

Yusuf tau betul siapa cinta pertama kawannya itu. dia hanya diam sambil berpikir lama.
Budi, ternyata belum tau siapa sebenarnya wanita yang akan ia nikahi. Wanita yang sebenarnya telah merenggut cinta pertama dia sendiri, wanita yang tidak boleh Yusuf temui selama sisa hidupnya. Dan wanita yang telah merenggut Kakek dan Ayahnya.

Dia adalah Andini.
Mobil sedan berhenti tepat didepannya.

Layla, Istri Yusuf, melambaikan tangan padanya untuk segera menaiki mobil. Seakan Layla tidak sabar dengan cerita yang ingin ia sampaikan pada suaminya itu.
Keduanya paham betul, ada yg salah dengan pernikahan yg akan dilangsungkan oleh salah satu teman mereka itu. Entah mereka harus abaikan, atau mereka ingatkan. Masih menjadi pilihan terbuka bagi keduanya.

“Menurut kamu baiknya gimana?” Tanya Layla pada suaminya
“Aku belum bisa berpikir jelas. Besok aku akan pergi ke tempat om.”

“Mau aku anter?”

“Ngga usah, aku pergi sendiri. Kamu jaga Maryam ajah di rumah, aku kemungkinan nginep.”

Layla hanya mengangguk.
“Tiap tahun kamu pergi ke halte itu. Apakah dia masih ada disana?” tanya Layla.

“Itu tempat favoritnya. Aku bisa merasakan kehadiran dia.” Yusuf menerawang

“Kadang aku berfikir, hidup sebatang kara dengan sebuah keluarga yg tidak ada ikatan darah dengan kita itu berat.
Meskipun mereka baik. Tetap saja rasanya berbeda. Buktinya saat Aini hilang, keluarga angkatnya seolah tidak merasakan apapun, Mereka bahkan lebih memilih untuk melupakan dibanding berusaha sekuat tenaga untuk mencarinya.
Aku ngga tau selama ini Aini begitu terluka” Lanjut Yusuf
“Sampai sekarang, kamu nggak pernah cerita tentang kejadian selama kamu ‘disana’. Apa ada yg Aini ucapkan sama kamu sebelum dia benar2 pergi”

Yusuf hanya tersenyum seraya berkata “Biarlah itu menjadi rahasia kami. Terlalu perih untuk menceritakannya.”

Layla tak bertanya lagi.
Keesokan harinya, Yusuf pergi menemui pamannya.

Mobil sedan itu menemani perjalanannya yang cukup panjang.
Tiga jam perjalanan, akhirnya Yusuf sampai, di sebuah bangunan tua yang begitu luas.

Sebuah rumah sakit jiwa.

#bacahorror
Ia tanggalkan semua benda yg membayakan sesuai protokoler di rumah sakit itu. hanya ia dan makanan kecil kesukaan pamannya.

Kunjungan rutin yg ia lakukan membuat hampir semua perawat disana mengenalnya, sudah lebih dari 6 tahun pamannya itu dirawat,
dan setiap bulan pula ia kunjungi bersama dengan ibunya. Ini adalah kunjungan yg kedua di bulan ini

“Tumben mas Yusuf dateng lagi?” Suster Rina, menyapa Yusuf disaat ia masuk melewati lorong

“Iyah suster, sudah kangen.” Yusuf tersenyum seraya berjalan pergi.
Yusuf berjalan cepat, akhirnya ia sampai di kamar paling ujung lorong itu.

Kamar yang begitu gelap meski di siang hari. Kamar No. 11.

Ia lihat baik-baik papan nama yang ada disamping pintu itu.

Kamar No. 11 (Johan Andrian)

#bacahorror Image
Ia berjalan masuk. Gelap dan mencekam. Ada sekat besi yang mirip jeruji memisahkan kasur dan ruang kunjungan.

Yusuf duduk di kursi depan sekat itu, ia lihat pamannya yg meringkuk menghadap tembok seolah tak peduli pada siapapun yg datang.

#bacahorror
Yusuf lihat sekelilingnya, ruangan yang pengap itu seolah tempat yang paling aman untuk pamannya bersembunyi.

Ia lihat di kolong kasurnya. Mahluk itu masih disana. Mahluk yang berwujud seorang wanita.

#bacahorror Image
Ia datang seminggu setelah pamannya itu dirawat. Mahluk yang seakan enggan untuk pergi dan menetap di tempat ini hampir enam tahun lamanya. Namun kali ini, Ia terlihat ketakutan saat Yusuf masuk ke ruangan itu.

“Aneh.... tapi, selama ia tidak mengganggu” ucap Yusuf dalam hati.
“Assalamualaikum, Om…..”

Tak ada jawaban. Yusuf menaruh bungkusan yg ia bawa diatas di meja.

Sejenak kamar itu hening. Lalu…

“HAHAHAHAHAH” suara tawa menggelegar memenuhi isi ruangan

Pamannya itu beranjak dari kasurnya, ia berjalan dan berdiri menghadap Yusuf

#bacahorror
Matanya hitam, kepalanya plontos dan tubuhnya kurus kering. Seorang paman yang ia dulu kenal paling tampan, kini sudah tak bisa dikenali lagi…… Ia tertawa seraya berkata
“Dia datang…….. Hahahahaha”

Yusuf tersenyum kecut… “Sepertinya dia mencariku.”
“Kalian semua seharunya membiarkan aku mati. Supaya tak ada lagi korban setelahnya. Aki, bapak, dan sekarang om jg, harus menderita karena aku.” Ucap Yusuf

Johan terdiam. Dia melihat wajah ponakannya itu dengan seksama.
“Kamu mirip kakekmu. Keras kepala!” ucapnya.
“Apa yg harus aku lakukan om? Kalau aku tidak pergi menemuinya. Akan banyak korban lagi.” Yusuf tertunduk lesu.

“Terus menghindar! Asal bukan kamu yg mati, biar saja. Kalau kamu ikut mati, perjuangan bapakku dan bapakmu akan sia-sia!” bentaknya.
“Kalau aku terus menghindar, berapa banyak nyawa yang harus hilang?” Sela Yusuf.

“Yang penting bukan kamu!”

Yusuf sudah tahu jawaban apa yang akan diberikan oleh pamannya itu. Namun ia tetap berharap semoga untuk kali ini, pamannya akan memberikan jawaban yg berbeda.
“12 tahun yg lalu, saat bapakku menceritakan padamu bagaimana kamu ditemukan, ia berbohong. Sejatinya, perjanjian itu berjalan secara sepihak. Andini tidak pernah menawarkan apapun pada bapak. Aini-lah yg mengatakan untuk jangan muncul dihadapan kakaknya-
dan Aini pula lah yg memberitahukan dimana kamu berada.” Cerita Johan.

Yusuf terdiam, seolah sudah tahu semuanya.

“Saat itu Aki tidak berbohong. Dia memang tidak tahu. Aini yg menolongku dan Aini jg yang mengirimkan pesan itu kepada Aki.
Namun Aki melihat pesan itu datang dari Andini. Sampai akhirnya, Aki menyadari kekeliruan itu saat Andini datang kembali ke rumah kami. Dan mencariku.” Cerita Yusuf.

Johan tertegun. Seolah perlahan memory itu kembali.
“Kamu satu-satunya saksi hidup dari kejadian itu. Bapak dan Aki Toha yang berada di tempat yg sama denganmu, semuanya mati. Bahkan bapakmu sendiri harus menjadi korban.” Johan sesekali melirik ponakannya itu dengan tatapan iba.

“Tapi yg harus kamu tahu,
kematianmu tidak akan menjadi jaminan dia akan berhenti. Dia iblis, tipu daya adalah keahliannya. Kematian siapapun nantinya, itu bukanlah kesalahanmu. Itu memang takdir mereka yg kebetulan harus melalui hal semacam itu.” lanjutnya.

“Aku harus tetap datang.” Tegas Yusuf
“Dasar Bodoh!!!! Kau itu anak lemah, menghadapinya sama saja bunuh diri! Lihat apa yg dia lakukan padaku??! Aku berteriak mengungkap kebenaran di meja hijau, tapi mereka malah mengirimku kesini!! Nasibmu masih lebih bagus dari si bodoh -
Aris yg memilih mengakhiri hidupnya di tahanan!” teriak Johan dibarengi air mata yg membasahi pipinya.

Yusuf seolah tak menggubris hal itu.

“Aku harus mengakhirinya. “ Yusuf pamit meninggalkan pamannya yg masih berdiri di balik sekat besi.
Malam itu, Johan duduk termenung. Percakapan ia dengan Yusuf tadi siang seolah tak berbekas.

Hidup bertahun-tahun dengan diperlakukan layaknya orang sakit mental membuat ia menjadi benar-benar hampir gila. Terkadang Johan tak mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Sampai tiba-tiba sosok itu kembali datang. Seorang sahabat yg sengaja menjenguknya.

Ia duduk di sebelah Kasur Johan dan menatapnya dengan akrab. Kulitnya hitam legam dan dipenuhi luka bakar.

“Kau datang Ris!!” Johan terbangun dan duduk diatas Kasur.
Ia tersenyum. Image
Matanya yg hitam pekat membalas senyuman Johan.

“Tadi aku mimpi Yusuf datang kesini!!” Ucap Johan dengan penuh semangat.
Sosok itu tak membalas.

“Dia bilang, Andini kembali…. Kau ingat?? Iblis sialan itu!! dia kembali hahahahha” Johan tertawa dengan penuh kengerian,
membuat suasana semakin mencekam.

Sosok itu berdiri dan memberikan seutas tali pada Johan.

“Sekarang giliranmu, mati atau tersiksa.” Sosok itu pergi menembus pintu besi meninggalkan Johan yang duduk tak berkutik.

#bacahorror
Sesampainya di rumah, Yusuf ceritakan semua yg ia bicarakan dengan pamannya itu. Sejenak Layla terdiam. “Aku setuju dengan om Johan.” Ucap Layla.
“Lebih baik menghindar daripada harus berurusan lagi dengan dia.”

Yusuf tak membantah, ia sudah terlalu lelah.
Alasan ia bercerita pada istrinya itu karena ia tak mau menyembunyikan apapun darinya dan membuat Layla semakin khawatir.

Tepat pukul 4 pagi, ponsel Yusuf berbunyi nyaring. Ia biarkan namun masih tetap bordering.

“Siapa subuh2 gini nelpon?” gumamnya kesal.
Ia lihat Layla ikut terbangun.
“Siapa?” tanya Layla.

“Ibu.” Jawab Yusuf bingung.

Suara isakan terdengar saat Yusuf memencet tombil hijau itu.

“Assalamualaikum bu, ibu kenapa??”

“Om Johan.. Dek.... Om sudah meninggal.” ucap suara diujung telpon.
“Innalillahi wainnailaihi rajiun. Yusuf sekarang ke rumah bu. Nanti kita ke sana bareng2.”

Tanpa berlama-lama, selepas solat subuh, Yusuf dan keluarga bergegas menuju rumah ibu untuk selanjutnya menuju rumah sakit.
“Bagaimana ceritanya bu?” Yusuf bertanya sesaat setelah ibunya naik ke mobil.

“Tadi subuh ibu dapet telpon kalo Om Johan meninggal gantung diri.” Ibu masih menangis

“Astagfirullah… kok bisa bu??” Layla tak habis pikir, ia melihat mimik suaminya yg juga kaget karena setahu dia,
Yusuf pergi menemui pamannya itu sore sebelum kejadian.

“Ibu jg gak tau bagaimana kronologinya, pihak rumah sakit hanya kasih tau sampai situ aja”
Layla masih mencoba menenangkan ibu sambil sesekali melihat Yusuf yg ada di kursi kemudi melalui kaca spion.
Yusuf lihat Maryam yg tertidur lelap di jok depan sampingnya, ia lihat Layla dan ibunya ada di kursi penumpang, mereka saling menatap dalam sepi.

Sesampainya di RSJ, Yusuf menggandeng ibunya, sementara Layla menggendong Maryam. Mereka diarahkan ke kamar Johan.
Kain putih yg menutup sekujur tubuhnya yg kurus itu perlahan dibuka oleh ibu Yusuf. Ia tak kuasa menahan tangis saat adik tercintanya terbujur kaku dengan luka di tangan dan lehernya.

Kondisi yang sama yg dialami ayah dan suaminya, kini terjadi pula pada sang adik.
Yusuf memeluk ibunya dan sambil menutup kain itu kembali.

Yusuf meminta untuk proses pemandian jenazah dan segala rupanya dilakukan di rumah sakit, sehingga almarhum dibawa ke rumah untuk dishalatkan dan dikuburkan segera.
Selama di rumah sakit, Yusuf hanya diam tanpa bertanya banyak hal pada siapapun terkait kematian pamannya itu.

Setelah proses pemakaman telah usai, Yusuf dan keluarga memutuskan untuk tinggal di rumah ibunya selama 40 hari kedepan. Mengingat kondisi ibunya yg sangat terpukul.
Setidaknya, dengan keberadaan mereka di rumah, akan sedikit memberikan semangat pada ibunya. Dari situ Yusuf jg menyadari sesuatu, menghindar adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri dari Andini. Bukan untuk dirinya, namun untuk orang2 disekitarnya
yg akan sangat terpukul jika ia mengalami nasib yang sama seperti kakek, bapak dan pamannya itu. “Aku tidak boleh egois” pikirnya.

Beberapa minggu telah berlalu dan pernikahan Budipun semakin dekat.
Namun, setelah percakapan itu, Yusuf memang sengaja untuk tidak berkomunikasi
lebih lanjut dengan Budi dan mengabaikan setiap panggilan telpon darinya dengan dalih sibuk.

Sampai satu ketika, ada nomor baru yang terus menelponnya disaat Yusuf sibuk di tempat kerja. Ia abaikan pula nomor itu sampai ia menerima pesan lewat WA.
“Mas Yusuf, ini Jupri. OB di RSJ ***. Mohon maaf mengganggu, saya dapat nomor masnya dari Suster Rina. Ada yg ingin saya sampaikan,. Mohon untuk berkenan membalas pesan ini.” Tulis pesan itu.

Yusuf terdiam, lalu ia balas “Maaf pak baru sempat balas, nanti sore saya telpon balik”
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, saatnya Yusuf pulang, ia lihat ponselnya, masih menimang apakah dia harus menelpon balik orang itu atau dia tetap abaikan, namun kali ini rasa penasaran itu semakin kuat.

(“Tuuttt….. Tuuuttttt….. Hallo Mas Yusuf yah….??!!”)
suara disebrang sana langsung mengangkat telpon dari Yusuf seakan ia telah menanti hal itu.

“Iyah ini saya. Ada hal penting apa yah pak?” tanya Yusuf

(“Bisa ketemu malam ini pak? Penting banget soalnya.”) Pinta Jupri

“Ya sudah... Saya ke rumah sakit saja yah.”
Jupri langsung mengiyakan dan percakapan berhenti sampai disitu.

Tak lupa Yusuf mengabari keluarganya kalau ia pulang telat malam ini, tentu saja tanpa meberikan alasan yg sebenarnya.

Sesampainya di Rumah sakit, langit sudah gelap dan suasana sudah sangat sepi,
ia lihat ada dua orang yg berdiri di dekat pintu gerbang. Ia kenal salah satunya. Suster Rina.

Setelah turun dari mobil, Yusuf menghampiri dan menyapa keduanya.
“Mas Yusuf, maaf mengganggu waktunya.” Wajah suster Rin begitu tertekan.
“Iyah gapapa Suster.” Yusuf tersenyum ramah
Suster Rina mengajak Yusuf untuk duduk di warung kopi samping pos security.

“Ini Pak Jupri mas, mungkin mas Yusuf jarang melihat beliau yah? Karena memang beliau kerja shift sore. ” Suster Rina memperkenalkan Jupri dan mereka langsung bersalaman.

“Saya langsung ajah yah mas.”
Lanjut suster Rina yg dijawab anggukan oleh Yusuf.

“Kemarin Pak Jupri menemukan ini di kolong ranjang Almarhum Pak Johan. Ini yg mas Yusuf bawa tempo hari kan?” Suster Rina mengeluarkan bungkusan hitam.

“Betul Suster, kenapa yah?” Yusuf bingung.
“Anu mas… waktu saya nemuin kresek ini. Isinya ada tali tambang dan sepucuk surat.” Jupri mengeluarkan isi bungkusan dengan perlahan.

“Mas, seperti yg Mas Yusuf tahu, kami tidak pernah membiarkan pasien menggunakan benda2 yg berbahaya dan melarang pengunjung membawa
barang2 yg berbahaya pula. termasuk tali ini.

Namun saya yakin ini bukan dari mas Yusuf kan?” Tanya suster Rina.

“Awalnya kami sempat mengira kalau tali yg digunakan itu, dia dapatkan dari gudang, karena pintu kamar sudah terbuka saat subuh kami menemukan jasadnya tergantung.
Tapi setelah Pak Jupri memberikan ini kepada saya, ternyata tali ini adalah tali yg sama yg digunakan Almarhum. ” Lanjutnya.

“Jadi maksud suster?” Yusuf tersentak.

“Tentu saya tidak menuduh mas Yusuf, saya percaya mas Yusuf tidak akan melakukan itu
makanya saya minta pak Jupri jangan certiakan dlu masalah ini yg nantinya akan jadi masalah besar......Ditambah…..” Ceritanya terhenti, suster Rina melirik Jupri dan meminta ia melanjutkan ceritanya.

“Semenjak saya menemukan bungkusan ini,
saya mimpi terus mas, mimpi didatengi seorang wanita. Dan di mimpi itu dia ancam saya untuk kasih surat ini ke mas Yusuf. Awalnya saya abaikan saja. Tapi lama kelamaan saya kena sial mulu mas. Makanya saya ceritakan ke suster Rina.” Cerita Jupri.
“Suster bilang, saat ditemukan, pintu kamar om saya terbuka?” tanya Yusuf.

“Betul mas, gemboknya hancur.”

Yusuf menghela nafas. Seraya berkata.

“Bungkusan itu saya isi dengan makanan kesukaan om saya, tidak ada surat ataupun tali tambang-
Lalu bagaimana mungkin seorang pasien bisa membuka gembok yg jelas-jelas dikunci dari luar? Bagaimana dengan keamanan di rumah sakit sendiri?? Masa tidak ada satpam yg jaga kemarin malam?” Yusuf agak sedikit meninggikan suaranya.

#bacahorror
Suster Rina dan Jupri saling menatap bergantian. Ada sedikit keraguan dari keduanya......

“Satpam yang jaga malam itu, kemarin sore meninggal dunia, Mas.” Ujar Suster Rina.

#bacahorror
“Sebenarnya ada hal lain yg mau saya tunjukan sama mas Yusuf.”
Suster Rina mengeluarkan ponsel nya dan membuka gallery video.

Sempat ragu, akhirnya ia tekan tombol play.

Terlihat video cctv dari dinding yg menghadap kamar Johan. Saat itu waktu menunjukan pukul 01.30 dini hari.
Tidak ada yg aneh.
Sampai di detik ke 30, ada sesuatu menghantam pintu. Tak berwujud namun pintu itu seakan terhantam benda yg begitu besar. Dan tiba2 gembok yg mengunci kamar jatuh dan hancur. Pintu kamar terbuka…

Dan video dari cctv terhenti secara tiba2. #bacahorror Image
Suster Rina bergidig saat ia melihat cuplikan video itu lagi.

“Video ini saya dapatkan dari rekan saya di bagian IT, dia tau saya yg bertanggung jawab di bangsal ini. Dan ditambah, Pak Jupri jg meminta tolong kepada saya untuk menyampaikan surat ini pada mas Yusuf-
Ini sebenarnya ada apa yah mas?” terlihat ketakukan dan kekhawatiran dari raut wajah Suster Rina.

“Video dan surat ini siapa saja yg tahu suster?” tanya Yusuf.

“Untuk Video hanya saya dan rekan saya, kami tidak menghapusnya dari database-
tp untuk sementara di-hide dulu supaya tidak tersebar kemana2. Tapi untuk surat ini hanya saya dan pak Jupri yg tahu.” Jawab suster Rina.

“Saya bingung harus memulai darimana, namun untuk sekarang mohon Suster rahasiakan ini dari yg lain-
Dan untuk Pak Jupri, suratnya saya terima dan Insha Allah tidak akan ada gangguan lagi yg akan bapak alami.” Yusuf meyakinkan keduanya.

Suster Rina dan Jupri mengangguk mengerti

“Pak Jupri, bapak boleh kembali ke Rumah Sakit dulu, takut ada yg cari.” Ujar Suster Rina
“Baik Suster. Saya permisi.” Jupri meninggalkan mereka berdua dan bergegas kembali bekerja

Yusuf masih duduk mengamati video cctv tersebut. Suster Rina sedikit ragu untuk mengatakan sesuatu, sampai akhirnya ia utarakan semuanya

“Mas,, saya mohon maaf sekali…
Saya sudah lancang… sebenarnya, saya sudah ceritakan perihal ini kepada Guru saya. Karena memang ini sangat mengganggu saya juga, mas.” Suster Rina tertunduk.

“Guru?” tanya Yusuf.
“Iya mas, Kiyai Mukmin, Guru di tempat saya dulu menimba ilmu. Saya mohon maaf mas, tapi…..”
Suster Rina sejenak ragu.
“Kiyai mau bertemu dengan mas Yusuf.” Lanjutnya.

“Memang Suster cerita apa saja?”

“Hmm.. saya hanya ceritakan tentang kasus bunuh diri almarhum dan video yg ada di ponsel saya mas. Tentang surat dan yg lainnya tidak saya sampaikan-
Saya bingung apa yg sebenarnya terjadi. Dan saat saya menanyakan ini kepada pak Kiyai, beliau tidak menyampaikan apapun dan malah ingin bertemu dengan mas Yusuf.” Lanjut suster Rina

Yusuf berpikir lama, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan suster Rina.
Dan mereka berencana pergi ke tempat Kiyai Mukmin esok lusa, hari libur suster Rina.

Sehari telah berlalu, semakin mendekati hari pernikahan Budi.

Yusuf pamit pada istrinya untuk berangkat kerja, tanpa memberi tahu urusan setelahnya.
Yusuf pulang kerja lebih awal dan langsung menuju rumah Suster Rina. Mereka berdua berangkat menuju kediaman Kiyai Mukmin.

Sesampainya di rumah itu. suasana sedikit ramai karena di rumah Pak Kiyai memang dibuka untuk para santrinya. Rumahnya sejuk, terlihat aula terbuka yg
cukup luas untuk mereka mengaji atau bahkan sekedar berkumpul dengan sesama santri lainnya.

“Assalamualaikum Pak Kiyai.” Sapa Suster Rina pada seseorang yg sedang memberikan pelet pada ikan di kolamnya.

Perawakannya sedang, kulitnya putih bersih-
serta rambut dan janggut yg tumbuh menutupi wajahnya, ia tersenyum ramah saat melihat kedatangan Yusuf dan Suster Rina.

“Waalaikumsalam warohmatullahi Wabarokatuh. Sudah datang Rin…” jawabnya dengan suara yg begitu lembut. Ia sesekali melihat ke arah Yusuf
Pak Kiyai mempersilahkan mereka masuk dan meminta istrinya untuk memberikan suguhan untuk tamunya itu.

Pak Kiyai sudah tahu siapa orang yg Suster Rina bawa. Namun tentu saja, Yusuf memperkenalkan diri untuk memberikan rasa hormat kepada beliau.
Hingga percakapanpun menjurus ke hal yg paling serius. Hal yg tidak pernah Yusuf bayangkan sebelumnya.

“Mas Yusuf, pasti sudah sangat lelah selama 12 tahun selalu dibayang-bayangi oleh mahluk itu.” Ucap pak Kiyai yg membuat Yusuf dan Suster Rina sedikit tersentak.
“Maksud Pak Kiyai?” Yusuf mengkerutkan dahinya.

“Saya kenal sama kakekmu. Dia teman saya dulu, dia jg sempat datang kesini dan menceritakan semuanya. Bagaimana kamu hilang selama beberapa hari dan ditemukan di hutan 12 tahun yg lalu.
Tapi apakah kamu tahu tujuan mahluk itu sebenarnya?” Tanya pak Kiyai.

Yusuf merenung.

“Dia mau saya mati pak Kiyai. Karena saya satu2 saksi hidup kejadian malam itu.” Jawab Yusuf lirih

Pak Kiyai terdiam seraya berkata

“Dia suka sama kamu dan ingin membawa kamu ke dunianya.” Image
Yusuf terkejut, dari sekian tahun cerita yg ia dapatkan, tak pernah sekalipun kakeknya mengatakan hal ini

“Tapi apakah kamu tahu kenapa sampai saat ini dia belum mengganggu seperti dia mengganggu anggota keluarga kamu yg lainnya?” tanyanya lagi.
Yusuf sedikit menggelengkan kepalanya seraya menunjukan gelang pemberian kakeknya yg ia pakai.

Pak Kiyai tersenyum. “Gelang itu tidak memberikan pengaruh apapun. Hanya bau dari gelang kayu itu yg membuatnya kesal. Alasan dia sebenarnya ‘belum’ mengganggumu,
dia ingin kamu sendiri yg datang secara sukarela padanya. Dan satu-satunya cara dia adalah, merenggut satu persatu orang yg kamu sayangi. Sampai kamu menyerah dengan sendirinya.”

Yusuf tertegun, sesaat ia teringat sesuatu yg terjadi 12 tahun yang lalu.
Bagaiman luka lebam yg ia dapatkan disekujur tubuhnya, saat mahluk itu…....……..
Yusuf menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia ingin melupakam memori kelam itu.

“Tapi kakek saya hanya bilang dia ingin saya mati.” Tegas Yusuf

#bacahorror
“Kakekmu berbohong supaya kamu bisa menghindar darinya. Tapi, saya tidak bisa, setidaknya kamu harus tahu hal ini. Terakhir pamanmu yg mati. Lalu siapa lagi?? Tp kamu tidak perlu khawatir.... Saya akan coba bantu kamu.” Ucap pak Kiyai memberi harapan pada Yusuf.
Yusuf mengangguk dan berterima kasih.

Selanjutnya, Yusuf dan Suster Rina pamit pulang.

Suster Rina terlihat begitu gementar, ia menatap Yusuf sesekali namun sejuta pertanyaan itu ia tak mampu utarakan.

“Maaf, suster harus tahu semua ini.” Yusuf memecah keheningan.
Suster Rina mengangguk. “Mas Yusuf, sebenarnya kemarin saya mau cerita tapi masih saya tahan, karena mungkin itu cuma hal lumrah saja, tapi setelah tadi saya dengar cerita pak Kiyai saya jadi yakin itu pasti ada hubungannya.”

Yusuf mendengarkan dengan seksama.
“Pak Kadir, satpam yg malam itu jaga, saya dengar cerita dari istrinya kalau malam disaat pak Johan meninggal dunia, ia lihat ada wanita yg masuk lewat gerbang rumah sakit menuju bangsal Pak Johan, dan saat pak kadir kejar, dia sudah menghilang.

#bacahorror Image
Dua jam kemudian, saat Pak Kadir sedang keliling dan sampai di depan kamar pak Johan. Ia menemukan almarhum tergantung di kamarnya.” Cerita Suster Rina.

“Lalu, apakah Pak kadir meninggal karena hal itu juga?” tanya Yusuf dengan wajah yg begitu merasa bersalah.
“Ohh itu saya kurang tahu mas, saya ngga tanya hal itu sama istrinya.”

Yusuf tersadar sesuatu. Andini selama ini telah mengikutinya. Bahkan di hari saat ia datang ke rumah sakitpun Andini tepat berada di sampingnya. Andini, iblis yg membuat penghuni kamar Johanpun ketakutan.
Setelah mengantar Suster Rina ke rumahnya, Yusuf segera tancap gas dan pulang.

Jam menunjukan pukul 11 malam, Ia lihat Layla, Maryam dan Ibunya sudah terlelap tidur setelah sore tadi Yusuf memberitahu mereka untuk tidak menunggunya pulang.
Dia pergi menuju gudang, mengambil bungkusan yg diberikan oleh Jupri tempo hari.

Ia tersadar. Itu bukanlah bungkusan darinya. Melainkan bungkusan yg memang milik pamannya. Bungkusan yg tujuh tahun lalu pamannya bawa dari rumah kakeknya.
Surat dan tali tambang itu masih utuh di dalam bungkusan.

Tali tambang yg sama yg membunuh kakek, bapak dan pamannya itu. mereka bertiga tidak pernah bunuh diri. Itulah yg selalu Yusuf yakini. Ki Rusman menerima surat ini tapi tak pernah sekalipun ia berikan pada Yusuf.
Begitu pula yg terjadi pada ayah dan pamannya.

(“Jika surat ini tak aku buka, mungkin pak Jupri yg akan kena imbasnya.”) Bathin Yusuf.

Perlahan surat itu ia buka… Yusuf kaget, surat itu dipenuhi dengan darah.. dan perlahan membentuk tulisan……… Image
Yusuf tutup kembali surat itu dan ia simpan dalam bungkusan. Ia berusaha melupakan apapun yg terjadi nantinya. Ia ingat ucapan pak Kiyai, selama ia tak menyerahkan dirinya, Andini tidak akan pernah bisa membawanya.

#bacahorror
Seminggu telah berlalu. Tepat besok lusa adalah hari pernikahan Budi.

Yusuf memutusakan untuk tidak akan datang dan akan mengikuti perintah pamannya untuk terus menghindar.

Ponsel Yusuf berdering. Nama “Suster Rina” terpampang jelas di layar ponselnya.
“Assalamualaikum Suster, ada apa?” tanya Yusuf yang dibalas suara tangisan dari seberang telpon.

“Mas, Pak Kiyai meninggal dunia tadi subuh.” Suster Rina masih terus terisak.

Yusuf bergegas pergi menuju rumah duka. Rumah begitu ramai penuh sesak oleh pelayat.
Ia lihat Suster Rina melambaikan tangannya sesaat mata mereka bertemu.

Berdasarkan cerita dari keluarga, Pak Kiyai meninggal setelah melaksanakan shalat subuh di Masjid. Ia meninggal saat sedang duduk di halaman depannya.
Tidak ada sebab yg mengarah ke hal2 lain selain memang usia beliau yg sudah tua dan takdir Tuhan yg sudah tertulis.

Pertemuan ia dengan Yusuf adalah pesan terakhir darinya sebelum ia menghembuskan nafas terakhir
Karena, tanpa cerita beliau Yusuf tidak akan pernah tahu apa yg diinginkan mahluk itu.

Setelah proses pemakaman, Suster Rina mengajak Yusuf untuk berbincang sebentar.

“Mas, dua hari yg lalu…. Pak Jupri ditemukan meninggal dunia di rumahnya.” Ujar Suster Rina
dengan air mata yg masih basah.

“Innalillahi wainnaillaihi rajiun. Meninggal kenapa suster?” Yusuf syok mendengar berita itu, sudah jelas2 surat itu telah sampai ke tangannya, dan sudah jelas pula ia baca surat itu, tapi kenapa...….
“Keluarganya gak mau bilang tp para tetangga bergosip kalau pak Jupri bunuh diri.” ucap suster Rina dengan penuh kekhawatiran “Saya takut mas.”

Yusuf terduduk lemas. Kini bahkan orang lainpun menjadi korbannya. Ia menyadari, siapapun yg melihat surat itu,
akan menjadi korban selanjutnya selama Yusuf tidak ‘pulang’ bersama mahluk itu.

Belum sempat jantungnya kembali normal, chat dari Layla membuyarkan pikirannya.
Layla mengirimkan sebuah foto yg disitu terlihat sebuang bungkusan dan sepucuk surat.
(Aku minta Maryam ambil boneka di gudang, dia nemuin ini. Maksudnya apa?)

Pesan marah dari Layla, terasa begitu tajam menusuk jantung Yusuf

Bukan karena ia takut Layla curiga. Tapi kenyataan bahwa anak dan istrinya telah melihat dan membaca surat itu

Yusuf seketika menangis.
“Suster, saya berjanji tidak akan ada yg terjadi pada suster. Tapi saya mohon bantuannya. Jika setelah purnama esok saya ngga kembali, tolong kunjungi istri saya dan berikan kunci ini.”

Suster Rina mengangguk. Ia melihat kunci itu dengan seksama.
“Itu kunci kotak kayu di bawah lantai kamar saya.” Yusuf menjelaskan kembali sebelum suster Rina bertanya lebih lanjut.

Ia pamit. Meninggalkan rumah duka menuju tempat yang bisa jadi rumah terakhirnya.

Yusuf kembali melihat undangan yg diberikan oleh Budi,
ia ikuti petunjuk dari lokasi yang tertulis disana. Lumayan jauh, bahkan terbilang pelosok kota.
Ia lihat kembali sekeliling jalannya, mulai jarang ada rumah. Ia hampir sampai. Dan disudut jalan terlihat rumah besar dari kejauhan.

Sepi.
Untuk ukuran rumah yg esok hari akan diadakan pernikahan, ini tentu saja hal yg janggal. Yusuf turun dari mobil dan segera menuju gerbang rumah itu. ia tekan bel berkali2. Tidak ada jawaban.

Ia lihat sekelilingnya, rumah yg paling dekat berjarak 50 meter.
Ia berjalan menuju rumah itu dan ia lihat ada wanita tua yg duduk di dipan teras rumahnya.

“Assalamualaikum bu, maaf mengganggu.” Sapa Yusuf.

“Iya mas ada apa yah?” jawabnya

“Itu betul rumah Pak Budi?” Yusuf menunjuk rumah besar itu.

“Pak Budi yg mana yah mas??”
“Pak Budi…. Dia yg mau menikah besok bu.” Yusuf bingung bagaimana ia harus menjelaskannya.

“Menikah?? Itu rumah milik Pak Setyo dan istrinya, mereka memang punya anak namanya Budi, tapi dia sudah meninggal mas,… sudah lama itu, waktu masih kuliah dulu.”
“Meninggal????? Meninggal kenapa bu?” Wajah syok Yusuf tak bisa ia sembunyikan.

“Kecelakaan tunggal mas.” jawabnya

Yusuf tak percaya apa yg baru saja ia dengar. Ia pamit dan berjalan sangat pelan menuju mobilnya, masih mencerna apa yg sebenarnya terjadi. perlahan ia berjalan...
Namun saat ia mencoba melihat kembali rumah itu….

Rumah beserta wanita tua itu menghilang…..

Yusuf jatuh tersungkur… ia mundur dalam keadaan duduk, tak percaya apa yg baru ia lihat… ia perlahan berdiri dan mencoba berlari menuju mobilnya … sampai ketika…
Rumah besar yg terpampang jelas di matanya hilang..... Yusuf seperti dibawa pergi dari tempat itu.... Kini sekelilingnya berubah... berubah menjadi rumah besar lainnya…

Rumah besar di tengah hutan.
Yusuf tersadar, ia telah kembali ke neraka yang sama seperti 12 tahun yang lalu.
Namun Yusuf beranikan diri untuk masuk kembali. Ia ingin menyelesaikan semuanya.

Bau anyir menyeruak tatkala Yusuf membuka pintu besar itu. lembab dan kotor. Tempat yg paling nyaman didiami mahluk halus. Ia lihat sekelilingnya. Tak ada yg berubah.

Ia menuju ruang makan.
Meja bundar itu masih utuh berdiri. Ia duduk di kursi utama. Sampai tiba-tiba…....

Muncul cahaya dari dalam rumah. Semuanya mendadak berubah. Rumah itu berubah seketika layaknya rumah megah lainnya. Yusuf menyadari, kini ia telah masuk ke dunia mereka.

#bacahorror
Tiba2 satu persatu kursi itu terisi oleh mahluk itu. Sampai…

Senyum itu. ia lihat Budi duduk bersebrangan dengannya. Disampingnya, ada Aini.

Rumah kosong itu berubah penuh sesak, bahkan terlalu ramai. Yusuf terus menerus memejamkan matanya, sampai tangan basah
dan bau amis itu menyentuh pipinya.

“Kamu sudah pulang…..” Andini tersenyum.

Yusuf membuka matanya, ia lihat wajah Andini yg kembali berwujud manusia.

Air mata Yusuf tak henti mengalir... Mengenang Layla dan Anaknya dirumah.

“Asalkan mereka selamat” lirihnya dalam hati. Image
Satu bulan telah berlalu….

Layla tertekan melihat Maryam yg menangis terus menerus mencari ayahnya. Perasaan Layla campur aduk. Antara marah dan sedih atas hilangnya Yusuf. Pesan terakhir yg ia kirimkan sebelum suaminya pergi adalah surat itu.
Surat yg meminta Yusuf untuk pulang... Entah dengan siapa.
Namun ibu Yusuf terus meyakinkan Layla untuk tetap percaya pada suaminya itu. karena ibunya tahu betapa Yusuf menyayangi istri dan anaknya.

Tapi tentu, itu tidak mudah dilakukan Layla…
Yusuf terlalu banyak menyimpan rahasia darinya.
Sampai sore itu, pintu diketuk oleh seseorang dari luar.

“Suster Rina?” sapa Ibu Yusuf yg sudah sangat akrab dengan suster itu.
Ibu Yusuf mempersilahkan Suster Rina masuk dan mereka berbincang sejenak sampai akhirnya
Ia meminta ijin untuk bisa bertemu dengan Layla.

Layla tersenyum ramah tatlaka mata mereka bertemu. Ia berusaha menyembunyikan rasa sedihnya dengan sangat baik.

Sampai wajah senyumnya berubah saat Suster Rina menceritakan maksud kedatangannya
Ia ceritakan semua hal kepada Layla dan ibu Yusuf....

Semuanya.. tak terlewat sedikitpun... Layla tak kuasa menahan airmatanya... ia masih tak percaya dengan apa yg suster Rina ucapkan.. ia masih terus menggelengkan kepala seolah itu hanya bualan saja....
"Bilang saja kalau Yusuf pergi dengan wanita lain, itu lebih mudah untuk saya mempercayainya daripada alasan yg tak masuk akal ini." Teriak Layla.

Layla membuka ponselnya... mencari group chat SMA yg dulu ia dapati surat undangan dari budi itu..

Tak ada.....
Grup chat itu menghilang.

Ia coba telpon teman nya satu persatu. tak ada satupun yg menerima undangan itu. bahkan temannya yg lain memberitahu Layla tentang musibah yg dialami budi.

"APA INI??"

Layla masih belum percaya, sampai suster Rina mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Kunci yg dititipkan Yusuf padanya.

"Sebelum pergi, Mas Yusuf menitipkan ini kepada saya Mbak. Kunci untuk kotak kayu yg dia simpan di bawah lantai kamarnya."

Layla langsung berlari menuju kamarnya dan memeriksa satu persatu lantai disana...
Ada satu kotak keramik yg terlihat berbeda dari yg lainnya. Semen disekitarnya telah keropos.

Layla coba angkat. dan benar saja... ada tempat kosong disitu. Kotak kayu kecil tersimpan disana.

Ia buka kotak itu... penuh dengan surat.
Setiap amplop tertulis nama Layla dan tanggal diatas namanya..... ia lihat satu persatu.....

Sampai ia lihat amplop dengan tanggal 9 Juni 2019... sehari sebelum pernikahan budi dan sehari sebelum ia menghilang....

Perlahan Aini membuka surat itu... Image
Ia baca setiap baris dengan seksama... airmata tak henti2nya mengalir. Layla berteriak dan menangis sejadi2nya.

Ibu dan Suster Rina yg masih berada di ruang tamu, saling menatap. Sampai akhirnya ibu ijin pamit untuk melihat menantunya itu.

"Bu, sebentar..... "
Suster Rina menahan dengan memegang tangan Ibu Yusuf.

"Saya awalnya berjanji jika mas yusuf tidak kembali setelah tanggal 10, saya akan datang ke rumah. Tapi saya urungkan karena saya terlalu takut... sampai akhirnya, kemarin ada surat yg datang ke rumah saya..
surat tanpa nama pengirim dan tanpa nama penerima.... yg diletakan di sela pintu rumah saya... Sepertinya ini surat untuk ibu..." Suster Rina mengambil sesuatu dalam tas nya....

Sebuah surat berwarna coklat yg sangat usang, terlihat telah dibuka sebelumya.
Ibu Yusuf mengangguk tersenyum, namun air matanya terus mengalir.. ia ucapakan terima kasih kepada Suster Rina.....

Suster Rina pergi berlalu.. perasaannya terasa sedikit lega saat amanah yg ia terima dapat tersampaikan.. meski ada dua orang yg hatinya terluka karena pesan itu.
Dengan nafas berat, Ibu membuka surat itu perlahan. Setelah apa yg terjadi pada Ayah, suami & adiknya. Kini terjadi pula pada anaknya

Airmata tak henti2nya menetes di setiap baris pada lembar surat yg ia baca. Ibu jatuh tersungkur

Anaknya telah pergi
Ia benar benar telah pergi. Image
- SELESAI -

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with

• Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @BulanPurnama0

Jan 28, 2021
"Ia yang terperangkap dalam bayang masa lalu"

- Rumah Kematian -

(Cinta "Mati" bagian ke 2)
#bacahorror #threadhorror
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht Image
Setahun setelah kematian “Ningrum” hidup Rudi tak pernah tentram, terlebih setelah beberapa bulan kebelakang, ia mengetahui rahasia yang selama ini keluarga besarnya simpan rapat-rapat.

#RumahKematian
Di malam saat Yudha menelusuri masa lalu sosok hitam itu, di malam yang sama pula Rudi ditunjukan kehidupan leluhurnya lewat mimpi yang seakan nyata.

mereka menelusuri masa yang berbeda, namun dengan tujuan yang sama. untuk kehidupan yang jauh lebih baik di masa yg akan datang.
Read 404 tweets
Jan 22, 2021
Cinta "Mati"

Raganya mati, namun tidak dengan cinta dan obsesinya.

- A THREAD -

@ceritaht @bagihorror @bacahorror @IDN_Horor @cerita_setann
#bacahorror #threadhorror Image
Suara rintihan misterius itu kembali terdengar dari luar. Semakin kencang hingga membuat Rudi menyembunyikan wajah takutnya dari balik selimut.

Cuaca yang mendung ditambah hawa yang sejuk membuat suasana malam itu semakin mencekam.

#bacahorror @bacahorror
Rudi yang sendari tadi bersembunyi tak merasakan hawa sejuk itu sedikitpun, tubuhnya basah oleh keringat dan pikirannya tak tentu arah.

Ia mengingat kejadian itu dengan jelas. Kejadian mengerikan yang tak akan pernah bisa ia lupakan seumur hidupnya.

Tok....Tok....Tok...
Read 243 tweets
Sep 23, 2020
"Jika mencintaimu adalah dosa. Maka aku siap menjadi pendosa selama sisa hidupku."

- Pengantin Berdarah -

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor #bacahorror #threadhorror Image
2015
“Mulai sekarang jgn kebanyakan begadang!” Ujar Marni pada anak sulungnya itu.

“Iya buk.” Balasnya dengan senyum ketir

“Ibu gak nyangka loh kamu sebentar lagi akan menikah. Duh, akhirnya perasaan ibu lega.” Terlihat wajah sumringah Marni mengingat
beberapa bulan lagi anak sulungnya akan dipersunting oleh lelaki mapan di kampungnya.

“Iyah buk, maaf yah selama ini Lastri selalu buat ibu khawatir.” Jawabnya

“Sudah-sudah, yg berlalu gak usah dipikirin, kamu juga harus lupain si Andi itu. anak gak tau diuntung emang.”
Read 205 tweets
Sep 3, 2020
"Perjalanan Maut"

Kisah menghilangnya para gadis ditelan gelapnya malam.

- A THREAD -

@ceritaht @bagihorror @bacahorror @IDN_Horor @cerita_setann
#bacahorror #bagihorror #threadhorror
January 2007

Kala itu langit mendung dan hujanpun tak dapat dihindari.
Seorang gadis belia berteduh di halte sambil menunggu bus datang. Sepi, tak ada seorangpun disana selain dia dan nyanyian para katak yang senantiasa menemani kesendiriannya.
Jam menunjukan pukul 18:00 WIB, sudah seharusnya dia berada di rumah, namun karena suatu hal, hari itu dia terlambat pulang.

“Tumben baru pulang.” Suara yang familiar menyambutnya dengan akrab saat dia menaiki bus yang baru saja berhenti di depan halte.
Read 212 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(