Sebenarnya saya sudah capek ngomong tentang hal berikut, tapi berhubung @KemenkesRI-nya bebal dan tidak kapok2 juga, berikut utas untuk mendokumentasikan buruknya pelaporan data Covid-19 oleh @KemenkesRI. ⬇️⬇️
Pada dasarnya ada 2 isu yg sudah lama & tidak kunjung dibereskan juga:

(1) Pelaporan yg tidak apa adanya, bisa ditahan-tahan atau sebaliknya dirapel sekaligus.

Hal ini juga sudah dihighlight oleh @WHOIndonesia sejak lama dalam Situation Report mingguannya sampai skrg.
Contoh baru2 ini: Pelaporan data kematian di Jabar. Sempat ada pelaporan sebanyak 15 kematian/hari selama 7 hari berturut-turut, yg sebenarnya itu sedang ngerapel ketinggalan dengan jumlah kematian versi provinsi.

Dapat dilihat bgmn selisihnya berkurang spjg rapelan tsb.
Tapi kemudian tgl 8-11 Okt yang terjadi adalah sebaliknya, pelaporan kematian di Jabar oleh @KemenkesRI ditahan2 lagi (3, 2, 1, 0!) dan selisihnya dengan jumlah kematian versi kab/kot di Jabar kembali membesar.

Lha kalau begini bagaimana mau interpretasi data kematian di Jabar?
Contoh lain: Berapa kemungkinannya angka kesembuhan harian di Jateng kelipatan 10 selama 6 hari berturut-turut?
Contoh lain: Kematian harian di Jakarta. Sebelumnya saya sempat bingung, mengapa angka kematian bisa turun sangat drastis padahal kasusnya belum.

Ternyata benar saja, setelah itu langsung naik drastis lagi. Jd memang ada penurunan, tp tdk sedrastis itu.

Seperti yg dihighlight oleh @WHOIndonesia, praktik ini menjadikan interpretasi kurva epidnya menjadi sangat sulit, karena menjadi tidak jelas apakah yg naik beneran naik atau sebenarnya sdg dirapel saja, atau sebaliknya apakah yg turun beneran turun atau sedang ditahan2 saja.
(2) Lebih buruk/parah lagi, bukan hanya pelaporan data yang ditahan-tahan atau dirapel, tapi pelaporan yang lebih sedikit dari yang seharusnya (underreporting), terutama soal kematian Covid-19.

Relawan @KawalCovid19 setiap hari mencatat data Covid-19 dari setiap situs provinsi/kab/kota yang membuka datanya ke publik. Dari sana kita bisa membandingkan data Covid-19 versi pusat dibandingkan dengan versi daerah.

Apa yang kami temukan?
Dari pencatatan manual dari situs daerah ini kami menemukan bahwa selisih kematian Covid-19 versi pusat vs. daerah semakin besar, dari 582 (27 Aug) ke 1.125 kematian per 11 Oktober.

Jadi, kalaupun dirapel, makin lama hutangnya semakin banyak!
Dan, sepanjang sejarah pencatatan @KawalCovid19, Jawa Tengah konsisten menjadi provinsi dengan selisih yang terbesar antara data versi pusat vs. daerah, baik itu dari jumlah kasus, sembuh dan meninggal dunia. @ganjarpranowo @dinkesjateng
Sampai sekarang saya masih tidak paham mengapa ada perbedaan yang sangat besar di Jateng, dan mengapa sampai sekarang perbedaan ini tidak dibereskan juga.

Bagi saya pencatatan data Covid-19 Jateng ini sangat buruk. @ganjarpranowo @dinkesjateng
Catatan: Provinsi2 lain juga ada yg buruk, bedanya ukurannya tidak sebesar provinsi2 di Jawa, jadi kalau ada anomali pun tdk terlalu ketara.

Contoh: Rapelan data kematian oleh Pemprov Kalsel sejumlah 2 per hari untuk 11 hari berturut2 bbrp waktu yg lalu.

Anw, berkenaan dgn angka kematian, saya cukup yakin minggu ini pemerintah/Satgas akan mengklaim bahwa kematian Covid-19 di Indonesia telah turun akhir2 ini.

Usul utk media, tanyakan pertanyaan sederhana ini: tahu dari mana beneran sudah turun atau simply karena underreporting?
Karena itu saya geli sendiri ketika mendengar @jokowi berani mengklaim bahwa penanganan Covid di Indonesia “tidak buruk bahkan cukup baik”.

Lha jumlah kematian Covid-19 yg terkonfirmasi saja underreported, belum lagi kalau ditambah yg probabel krn saking byknya yg tidak dites.
Itulah mengapa menurut saya pemerintah @jokowi lewat @KemenkesRI memang tidak pernah tertarik dengan data yg benar.

Yg lebih penting adlh bagaimana memoles data Covid-19 di Indonesia supaya terlihat lebih baik dari yang sebenarnya yaitu dengan (1) undertest dan (2) underreport.
Anyway, berdasarkan pengumpulan data dari berbagai kelompok relawan spt @KawalCovid19 @LaporCovid, jumlah kematian Covid-19 yg sebenarnya di Indonesia sangat likely sudah mencapai lebih dari 20 ribu jiwa, i.e., jumlah infeksi yang sebenarnya likely sudah mencapai 4-5 juta orang.
Ke depannya, saya cukup yakin @KemenkesRI akan terus melakukan praktik-praktik ini: (1) pelaporan berantakan spt ditahan2 atau dirapel dan (2) underreporting, karena itu utas ini akan saya terus update kalau ada temuan-temuan seperti ini lagi.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Septian Hartono ن 😷

Septian Hartono ن 😷 Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @septian

28 Mar
Mengapa kami di @KawalCOVID19 mengadvokasikan lockdown / #KarantinaWilayah / apapun namanya, intinya setiap warga di wilayah tsb diwajibkan diam di rumah & dipelihara oleh negara selama masa karantina utk menjamin putusnya rantai penularan wabah ini utk sementara.

[sebuah utas]
Pendahuluan: biasakan untuk berpikir dalam kerangka EKSPONENSIAL ketika membahas wabah ini.

Ini tdk intuitif, krn kita terbiasa dgn cara berpikir linear. Linear itu sederhana. Kalau dari 1 kasus menjadi 2 kasus butuh 4 hari, dari 1.000 kasus menjadi 2.000 kasus butuh 4.000 hari.
Sementara eksponensial itu begini.

Kalau dari 1 kasus menjadi 2 kasus butuh 4 hari, maka:

- Dari 100 kasus menjadi 200 kasus butuh 4 hari juga

- Dari 1.000 kasus menjadi 2.000 kasus butuh 4 hari juga

- Dari 10.000 kasus menjadi 20.000 kasus butuh 4 hari juga
Read 23 tweets
21 Jan
Another excellent 5:45 newsletter from @asumsico.

* Power Ranking Kementerian Paling Blunder

* Wabah coronavirus di Cina. Yang mengerikan dari wabah ini? Ratusan juta warga Cina akan mudik pekan ini untuk Imlek dan berpotensi semakin memperluas penyebaran virus ini. ImageImageImageImage
"A Chinese government expert said that the Sars-like virus is contagious between humans, fuelling fears of a major outbreak as millions travel for the festive period." #coronavirus #Wuhan #CNY #LunarNewYear Image
"A China national has tested positive for the Wuhan virus in Singapore, with another likely to have the virus.

The 66-year-old man, a Wuhan resident, arrived in Singapore with nine travelling companions on Mon, 20 Jan." #coronavirus #CoronavirusOutbreak straitstimes.com/singapore/heal…
Read 92 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!