Thread by @TyasZain

Menurutku hadits menggunakan parameter waktu itu lebih berupa sebuah pendekatan agar manusia mampu menjangkau secara imajinasi. Krn kalau dikatakan tak berhingga, mjd sesuatu yg sangat abstrak.

Al quran n hadits sbg penerangnya, mencakup pemahaman berbagai jenis manusia. 1)

https://twitter.com/adeirra/status/1315541624756207617

Pendekatan dg parameter yg terbatas digunakan karena jk menggunakan bahasa2 atau ukuran2 abstrak, sulit bagi level pemahaman tertentu untuk menjangkaunya.

Rasul saw membenarkan pernyataan seorg wanita baduy ketika mengatakan Allah ada 'di atas' menunjuk langit. 2)

Bukan krn jawaban itu benar, melainkan krn itulah jawaban yg dipahami oleh wanita baduy. Dalam al Quran dikatakan Allah bersemayam di arsy.

Apakah artinya Allah menempati ruang? Tentu tidak. Krn Allah scr dzatNya tdk terbatas mustahil Ia tercakup oleh ruang. 3)

Allah sbg Dzat Maha tak terbatas dan Ia lah Pencipta ruang n waktu.

Maka mustahil Ia dibatasi atau terikat oleh ruang dan waktu. Karena Ia sudah ada sebelum terciptanya ruang dan waktu.

Maka mustahil pula bisa ditunjuk berada di mana. Sbgm perkataan wanita baduy. 4)

Alam akhirat tidak bisa dipahami dengan paradigma dunia. Mengenai perbandingan waktu juga demikian.

Di dlm al Quran misalnya surat al Ma'arij;4 "Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun."
5)

Digunakannya perbandingan itu hanya utk mencapai pemahaman rasa ttg waktu.

Bg manusia di bumi ukuran waktu berpatokan pd rotasi bumi. Sdgkan bg Jibril as, tentu tdk bs disamakan.

Membayangkan 50rb tahun itu tentu sulit. Yg digambarkan adl relativitas waktu. Bukan realitas. 6)