armey Profile picture
3 Nov, 26 tweets, 4 min read
Kiai-kiai NU Yang Ternyata Tidak Bisa “Nyunnah” dan “Syar'i”

Bagi warga NU (Nahdliyyin), para kiai NUsantara merupakan teladan yang bisa dijadikan contoh. Namun tahukah anda, bahwa kiai-kiai NU ternyata tidak bisa “Syar'i”.
Mereka beribadah pakainya sarung, bajunya batik, peci hitam, kadang peci putih, bahkan blangkon. Mbokyao pakai gamis dan sorban ala Nabi SAW biar bisa Nyunnah dan lebih syar'i.
Mereka (para kiai) memang kadangkala memakai jubah, namun hanya dilakukan hanya dalam hal-hal bersifat ibadah, di dalam masjid atau acara-acara tertentu. Tapi jika bepergian, para kyai NUsantara tetap saja menggunakan pakaian yang umum dipakai,
sehari-harinya hanya mengenakan baju batik, koko dan sarungan, pakaian khas Indonesia. Kenapa para Kiai koq enggak mau selalu memakai gamis, jubah, dan sorban setiap saat biar bisa lebih Nyunnah dan Syar'i?
Begitu juga dalam suatu ungkapan, mengapa para Kiai NU khususnya di Jawa lebih senang memanggil dengan panggilan “Kang, Mbak, Gus, Ning”? Bukankah lebih syar'i jika memanggil dengan panggilan “Akhi, Ukhti” terlihat lebih Islami?
Para Kiai NU mengajarkan Islam di NUsantara yang mengakomodasi semuanya. Mau makan gulai onta ya silakan, mau makan soto kerbau ya monggo. Mau pakai istilah bahasa arab ya oke, pakai bahasa Inggris ya tak masalah,
tapi jangan sampai melupakan bahasa daerah dan bahasa Nasional sebagai jati diri bangsa. Warga NU biasa belajar ilmu keislaman klasik dalam kitab berbahasa Arab, dan itu tidak berarti harus lebih arab dari orang arab. Tetap sebagai warga Indonesia; bukan orang Arab.
Islam di Jawa sama sah dan validnya dengan Islam di Arab. NU tidak anti-Arab, dan juga tidak memaksakan orang lain untuk seperti orang Arab. Warga NU yang berwarganegaraan Indonesia tetap menjaga adat istiadat (tradisi) serta semua istilah lokal dan bahasa daerah
maupun bahasa Indonesia dan takkan mengganti dengan bahasa Arab biar terkesan lebih islami, lalu kemudian memaksa orang lain untuk mengikutinya. Ini sangat tidak bijak dan kurang proporsional.
Akhirnya, karena suatu simbol saja dengan mengenakan gamis, jubah, sorban, lalu merasa sudah berpakaian paling nyunnah dan menganggap yang lain salah, apakah termasuk mengikuti sunnah?
Keberagamaan umat Islam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Tahun 1990-an ke bawah, tidak banyak masyarakat muslimah Indonesia yang mengenakan jilbab dan hijab. Apalagi cadar.
Tapi, saat ini muslimah Indonesia yang berjilbab, berhijab, dan bahkan bercadar semakin marak.

Selain itu, istilah syar’i dan hijrah juga semakin mengemuka ke tengah-tengah masyarakat belakangan ini, terutama di kalangan artis dan publik figur.
Contoh kecil, kerudung dianggap syar’i manakala memiliki ukuran yang lebar hingga menutupi seluruh badannya. Sedangkan, kerudung kecil dianggapnya kurang (bahkan tidak) syar’i. Itu baru segi pakaian. Masih ada hal-hal lainnya yang dilabeli dengan istilah syar’i.
Begitupun dengan hijrah. Term ini semakin ngehits dalam beberapa tahun terakhir ini. Bahkan para publik figur yang berkecimpung di dunia pertelevisian pun cukup vokal dalam mengkampanyekan istilah hijrah ini.
Diantara indikator yang disematkan untuk hijrah adalah berkerudung syar’i atau bercadar, berjenggot lebat, bercelana ngnatung, dan berjidat hitam. Kalau belum melakukan itu bisa dikatakan belum hijrah, belum nyunnah.
Penilaian-penilaian orang terhadap seseorang yang dianggap muslim kaffah itu terlalu cepat, terlalu mudah, dan hanya melihat hal-hal yang tampak, terlihat secara kasat mata. Padahal di dalamnya (isi hati), jauh lebih penting daripada yang tampak alias bungkus atau pakaiannya.
Apakah yang sesungguhnya tampak itu merupakan sebuah citraan realitas yang benar-benar sesuai dengan apa yang tersimpan di dalam hati, ataukah hanya citraan hasil rekayasa dari realitas yang tak tampak secara kasat mata.
Pesan yang hendak disampaikan di sini adalah urusan ibadah, hanyalah Allah yang berhak menilai. Manusia tidak pernah mendapatkan jaminan pengetahuan mutlak atas isi hati orang lain yang dicitrakan melalui perbuatannya, atau dalam konteks ini amal ibadah.
Masih dalam konteks yang relevan, selain kritik atas kenampakan perbuatan dan ibadah seseorang, yang lebih terlihat dan kasat lagi adalah berkaitan dengan penampilan. Seseorang bisa lebih mudah dan terlalu cepat menilai orang lain hanya dari penampilannya saja.
Seseorang yang berpakaian ala muslim, dinilai sebagai seseorang yang benar-benar muslim kaffah, memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi, lebih alim, dan sebagainya.
Padahal di dalamnya, hati dan penghambaan seseorang jauh lebih penting daripada itu semua sebagai sebuah bentuk dan realitas yang kasat mata. Manusia tidak pernah mendapatkan jaminan pengetahuan mutlak atas isi hati orang lain yang dicitrakan melalui penampilannya
atau dalam konteks ini pakaian. Lebih dalam lagi, penilaian atas orang lain yang lebih valid adalah melalui kenampakan mudarat dan manfaat seseorang.
Islam itu kata kerja, bukan kata benda yang kaku menggambarkan bagaimana sesungguhnya Islam sebagai sebuah agama tidak bisa dinilai secara letterlijk, dipandang secara rigid, dan hanya dinilai berdasarkan pemahaman ilmu dan logika manusia.
Islam, sebagai sebuah kata kerja yang dimaksudkan disini adalah sebagai agama yang tidak bisa dinilai secara sistematis, terstruktur, dan memiliki standar baku. Sebab, logika manusia belum bisa mencapai itu,
dan hanya Allah yang memiliki hak preogratif menilai seseorang itu muslim atau bukan, serta iman atau tidak.

Tiba-tiba ada teman yang datang dan nyeletuk:
“Kang, berarti sampean juga gak nyunnah dong karena sahurnya gak makan kurma malah makan ikan bandeng bumbu kuning?
Dan pasti gak bisa lebih syar'i karena suka pakai blangkon?”

Wallahu A'lam

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with armey

armey Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @meyysi

29 Sep
Ngaji suluk Sunan Muria 1
Pambukaning tata malige betal mukaram

Salah satu Walisongo yang menarik untuk dicermati lebih serius ialah Raden Umar Sa’id, atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Muria.
Menurut Agus Sunyoto (2011: 201), Sunan Muria agak berbeda dengan para wali penyebar Islam generasi awal yang riwayat hidupnya cukup banyak ditulis dalam beragam historiografi Islam-Jawa baik dari aspek asal-usul nasab maupun sepak terjang perjuangannya.
Riwayat mengenai asal-usul nasab Sunan Muria serta kisah hidupnya lebih banyak didasarkan pada cerita-cerita tutur dan legenda yang berkembang secara turun-temurun di tengah masyarakat sekitar lereng Gunung Muria. Setidaknya ada dua versi terkait asal-usul nasab Sunan Muria.
Read 31 tweets
28 Sep
Islam itu agama yang inklusif, agama yang menerima berbagai khazanah dan peradaban luar dengan tangan terbuka. Bahkan Islam menjadi agama garda depan dalam menyerap ilmu dan peradaban asing.
Islam menjadi agama yang paling terbuka menerima peradaban asing yang membawa kemajuan, dan sesuai dengan semangat Islam.
Pada abad ke-8 hingga abad ke-13 masehi misalnya. Di tengah Eropa dirundung kegelapan, kaum muslim menyerap berbagai literatur ilmu dan khazanah berharga dari Yunani.

Abad berikutnya, Eropa baru menyerap peradaban Yunani dari buku-buku filosof muslim.
Read 5 tweets
27 Sep
Benarkah bahasa Arab adalah bahasa surga..

Bahasa surga seringkali menimbulkan salah paham di kalangan masyarakat Muslim awam. Masih ingat saat Agnes Monica tampil di konser perayaan ulang tahun Indosiar ke-21, Senin (11/01/16) yang menuai kontroversi di media sosial? Image
Pasalnya, Agnes mengenakan pakaian yang menerawang dengan tulisan berbahasa Arab al-muttahidah yang artinya persatuan. Sebagian masyarakat menganggap bahwa bahasa Arab yang dikenakan Agnes dengan pakaian mininya itu sebuah pelecehan
terhadap bahasa Arab sebagai bahasa Islam, bahasa ahli surga. Benarkah demikian?

Selain itu, ada juga masyarakat Muslim yang berlebihan untuk mengganti nama orang lain yang berbahasa Jawa atau bahasa Nusantara lainnya dengan bahasa Arab.
Read 13 tweets
23 Sep
MENZIARAHI WALI ADALAH AMALAN PARA WALI
.
Al Imam Al Qutb Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad shohiburrotib, beliau (ra) mengagumi orang yang menziarahi para auliya (wali) dan beliau tidak senang kepada orang yang tidak suka berziarah. Image
Bahkan beliau menilai orang tersebut sebagai orang yang malas dan tidak memiliki perhatian kepada agamanya.
.
Al-Imam Al-Qutb As-Syaikh Ali bin Abi Bakar Assakron selalu berziarah ke makam para wali bahkan dalam sehari beliau mengulang hingga 4 kali.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Al Imam Al Qutb Assyaikh Ali bin Abi Bakar Assakron pernah pulang dari ziarah tetapi beliau kembali ke tempat ziarah sebelum tiba ke rumahnya lalu berkata, "aku akan kembali, karena aku telah niat ziarah kembali."
.
Read 6 tweets
21 Sep
Kyai Sahal dan Duit NU

Suatu hari PBNU mengadakan sebuah acara di Surabaya, mengundang duta-duta besar negara sahabat, dan pelayanannya pun VVIP. Lebih-lebih KH. Sahal Mahfudz, sebagai Ra'is Aam PBNU, tentu bisa mendapatkan pelayanan yang lebih. Image
Di Kota Pahlawan ini, Mbah Sahal -sapaan mulianya, selama dua hari bermalam di sebuah hotel berbintang. Tapi, ketika panitia acara ingin membayar kamar hotel yang ditempati Kyai Sahal, beliau bilang:
"Ndak usah, aku jek duwe duet dewe," (Tidak, saya masih punya uang sendiri), sambil berjalan ke kasir. Panitia pun masih merayu Kyai Sahal agar mau dibayari oleh panitia. Mbah Kyai Sahal tetap bilang "Ndak usah" sambil beliau mengeluarkan uang dari tasnya.
Read 6 tweets
19 Sep
BACA DENGAN FIKIRAN JERNIH, DAN AKAL YANG CERDAS.

KH. Marzuki Mustamar Bungkam Gerombolan Kelompok yang Tuduh Liberal kepada Gus Dur, Kyai Sa'id dan NU.

Saat tabayyun di Lirboyo, Kyai Said menjelaskan semua tuduhan yang dialamatkan kepada Kyai Said di hadapan Mbah Idris,
Mbah Anwar Mansur, Gus Imam dan Masyayikh Lirboyo lainnya. Mulai tuduhan Syi’ah, tuduhan makelar Seminari, tuduhan liberal, tuduhan antek Wahabi, semuanya dijelaskan dihadapan para masyayikh Lirboyo saat itu, dan clear bahwa tuduhan itu adalah fitnah yang keji.
Saiki aku tak tekon sampean kabeh (Kyai Marzuki mengajak dialog para hadirin), Kalau guru-guru Kyai Said wis ridho, wis iso nompo penjelasane Kyai Said, njur sampean kabeh sing dudu guru lan dudu sopo-sopo kok gak percoyo Kyai Said, opo sampean luwih alim dari Mbah Idris Lirboyo?
Read 59 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!