Faktanya, penambahan tempat tidur isolasi perlu alat dan tenaga kesehatan, sementara nakes sudah kelelahan. Data Pusara Digital LaporCovid-19 menunjukkan sedikitnya 483 nakes wafat karena Covid-19.
(2) Penerapan izin perjalanan berbasis Tes Cepat Antigen
Faktanya,
- Tes antigen yang hanya sekadar imbauan/tidak wajib bagaikan dagelan pemerintah.
- Akurasi tes cepat antigen sangat kurang dibandingkan RT-PCR. kompas.com/tren/read/2020…
- Tes antigen tidak dapat mengonfirmasi seseorang terinfeksi Covid-19. Jika tes antigen negatif masih diperlukan konfirmasi PCR.
-Tes cepat yang diterapkan sejak April juga tidak efektif, faktanya kasus kian meningkat.
(3) Pembukaan tempat wisata dan mengijinkan tempat hiburan.
Faktanya,
- Hanya imbauan Pemerintah kepada masyarakat untuk tetap di rumah, tapi di sisi lain, beberapa tempat wisata masih dibuka dan bahkan dipenuhi pengunjung.
- Kontradiksi dengan upaya Pemerintah sendiri untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19.
- Alih-alih mobilitas orang dibatasi atau ditutup, Pemerintah malah membuka destinasi wisata dan tetap membuka kantor secara offline.
Ngomong masalah melulu, solusinya apa?
#1 Tutup tempat wisata.
Pemerintah harusnya dengan tegas tutup tempat wisata, karena kerumunan tidak dapat dielakkan dan ketaatan terhadap protokol kesehatan sulit diterapkan.
#3 Pemerintah stop menyalahkan masyarakat, keberhasilan 3M bergantung pada keseriusan pemerintah jalankan 3T.
Pernyataan pemerintah yang terus menyalahkan masyarakat karena tak patuh 3M bahkan sempat mengatakan "Masyarakat menggali kuburnya sendiri" adalah fatal besar. Tanggung jawab pemerintah dalam melindungi masyarakat dengan melakukan 3T adalah kunci keberhasilan keluar dari pandemi.
#3 Pemerintah harus kembali declare State of Public Health Emergency dan serius tangani Covid-19.
Negara kini dalam keadaan tak baik-baik saja. Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia bulan Maret, tidak penurunan yang benar-benar terjadi, bahkan angka positif terus meningkat, ditambah ancaman gelombang besar kasus positif selama musim libur.
Meski Keppres Darurat Kesehatan Masyarakat sudah diteken sejak akhir Maret, faktanya kasus terus meningkat. Bahkan indikator epidemiologi, positivity rate diatas 20 persen, surveilans kesmas, kapasitas pelayanan kesehatan dan indikatot lainnya semakin memburuk.
"Pada akhirnya ketidakseriusan penanganan Covid-19 saat ini ibarat Pemerintah menggali kubur bagi rakyatnya sendiri"
3M: Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
3T: Testing, tracing, dan treatment.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
SURVEI.
5 Juli 2020, hasil survei ttg Persepsi Risiko Warga DKI Jkt, kerjasama #LaporCovid19 & Social Resilience Lab @NTUsg dirilis.
Ada beberapa temuan penting yang menunjukkan kesiapan warga thd era New Normal or #AdaptasiKebiasaanBaru
Survei dilakukan thd 206.550 responden, dg 74,8% -nya valid dapat dianalisis, berlangsung dari 29 Mei hingga 20 Juni 2020. Dan diawali dengan studi pendahuluan pada 29 Mei - 2 Juni
Riset ini ingin mengetahui persepsi risiko warga DKI, agar intervensi secara kebijakan untuk perlindungan yang terukur dapat diusulkan kepada @DKIJakarta secara khusus, & @KemenkesRI@BNPB_Indonesia secara umum