kalong Profile picture
Dec 29, 2020 206 tweets >60 min read Read on X
A THREAD

"AJIAN SEGORO GENI"

kita mundur kebelakang dulu di era Majapahit. Cerita ini di angkat dari kisah nyata yang tentunya akan membuat para pembaca sedikit menambah sejarah dan faham akan ilmu kuno.

#bacahorror #bacahoror #threadhoror Image
Tapi sebelum saya tuliskan ceritanya. Silahkan RT sebanyak-banyaknya. Agar banyak pembaca yang tahu. 😁🙏

Jangan lupa kalau di atas langit masih ada langit.
Haha
Maaf lama menunggu.
Mari kita mulai.
KISAH MBAH MOJO GENI

Assalamuallaikum
Kembali dengan saya Iphend Alzikra
Kisah tentang keilmuan yang berhubungan dengan jagad nusantara.
Bergantinya peradaban pada saat ini membuat sedikit manusia paham akan ilmu linuwih kuno. Tentu telinga kita sering mendengar ilmu kuno namun hanya beranggapan itu hanya dongeng semata.

Saya akan angkat kisah dari Mbah Basar yang mendapat julukan "MOJO GENI"
Manusia awam seperti kita kebanyakan hanya paham kalau ilmu itu terbagi menjadi dua golongan.

Yaitu ilmu putih golongan suci yang hak dari Tuhan dan Ilmu hitam dari golongan perewangan jin atau qodham tertentu.
Yang akan saya sampaikan disini, ilmu abangan "AJIAN SEGARA GENI" ilmu maha dasyat yang digandrungi oleh pendekar golongan sesat dimasa era Majapahit.

Mari mulai kisahnya.

***
Aku hanya anak seorang petani desa yang mendapatkan banyak penindasan dari penjajah negri ini. Merampas hasil bumi, perampokan merajalela demi kelangsungan hidup.
Hingga terbesit keinginan diri untuk belajar ilmu bela diri. Dari padepokan, aku belajar ilmu silat yang hanya mengandalkan penapakan luar atau yang dikenal dengan sebutan jurus.
Setelah bertahun-tahun belajar, kini membuahkan hasil. Kepiawaian gerakan, kelenturan tubuh dan juga terbentuknya fisik. Belajar dari kecil sampai kini usia ku sudah matang untuk menapaki kerasnya dunia.

Sampai di suatu malam sepulang dari melihat pertunjukan wayang dikampung.
Aku melihat seorang kakek yang sedang dihadang oleh dua orang perampok. Entah apa yang akan mereka rampok dari orang tua itu yang kelihatannya tidak membawa harta benda.
Sampai aku berniat untuk membantu kakek tua itu, namun tiba-tiba golok milik perampok menebas tepat di dadanya.

"Mati!! "Teriak ku.

Namun kakek itu malah tersenyum.
"Gamanmu kurang landep"
(Golokmu kurang tajam)

Lalu satu lagi dari orang itu mengayunkan goloknya tepat di kepala kakek. Sekitaran jarak sejengkal atau kurang lebih nya 30 cm, golok tajam itu terhenti dengan sendirinya sebelum menyentuh ikat kepala yang dikenakan kakek itu.
"Wes...Wes...anggonmu gojek"
(Sudah...sudah... Cukup kalian bermain-main)

Belum sampai berhenti, terbesit akan ilmu milik kakek yang tiba-tiba dengan secepat kilat kakek itu menghancurkan batu besar disebelah kirinya hanya dengan sekali pukul.
Golok perampok itu berjatuhan ke tanah disusul dengan tubuh gemetaran, mereka tersimpuh tanpa bergerak. Aku yang masih terdiam dengan posisi berdiri, menyaksikan kesaktian itu. Hingga tanpa aku sadari beliau sudah berjalan menjauh.
"Kyai tunggu, kyai" Teriakku memanggilnya.

Dengan berlari aku susul tubuh tua yang berjalan itu, hingga beliau menghentikan langkahnya.

"Ngapunten kyai, tenggo sekedap" Kataku.
(Maaf kyai, tunggu sebentar)
"Kui mau lembu sekilan" Balasnya tanpa di tanya.
(itu tadi lembu sekilan)

Kakek itu menjawab pertanyaan batinku sebelum aku bertanya.

"Mlaku ngetan kanti restuku yen siro krentek ati"
(Berjalanlah ke timur dengan restuku jika kamu berkenan dengan hati)
"Dawuh kyai, anampi restu kyai" Jawabku yang kini melihat kakek itu berlalu pergi.
(Siap melaksanakan tugas kyai, menerima dengan restu kyai)

"Siapa beliau kang??" Tanya dua perampok tadi yang kini ada di sampingku.
"Aku juga tidak tau, beliau hanya memberi titah untukku berjalan ke timur maka beliau akan menjumpai ku" Jawab ku menjelaskan ke mereka yang masih dalam keadaan gemetar.

"Saya ikut kang"

"Saya juga ikut kang" Ungkap mereka berdua
"Ya besok Kita bertiga ke timur, aku pulang dulu untuk mengambil beberapa baju dan berpamitan bopo juga biyung ku" Pungkas ku.

***

Tidak akan ada hasil nihil dalam ketekunan. Memulai ilmu dengan niatan ikhlas maka pembelajaran itu akan menghadiahkan ilmu sejati.
#KisahmbahMojoGeni

Setelah berpamitan dan membawa beberapa pakaian. Niat awal langkah ini mengikuti amanah sang kakek.

Perjalanan menuju timur yang tidak pernah tau dimana arah dan tujuannya.
Terlihat dua orang sedang berdiri di sisi desa. Ya, dua perampok semalam yang ingin ikut serta menemukan ilmu yang dimiliki sang Kyai.

"Sebelum kita memulai perjalanan, siapa nama kalian berdua" Tanya ku pada mereka

"Aku Jati Waringin Kang dan dia adik ku Jati Randu" Jawabnya
"Ohh.. jadi kisanak ini yang dijuluki begal tunggal jati itu" Tanyaku penasaran.

"Iya kang, benar itu"

"Kalau kepala kalian saya bawa ke Kadipaten, dapat upah saya kang" Jawab ku sambil tertawa
"Kami taubat kang" Kata Jati Randu.

"Kenapa?? dengan kejadian semalam itu??" Makin tertawa aku dibuatnya

"Iya kang, golok yang kami miliki ini bukan golok sembarangan, tapi tidak mempan ditubuh kyai itu" jelas Jati Randu pada ku.
"Memang golok yang kisanak miliki itu apa??" Tanyaku masih penasaran.

"Sepasang golok iblis Mandala siluman kang" Jawabnya.
Sepasang golok yang sangat diminati oleh para pendekar golongan hitam. Pantas mereka menjadi perampok karena memiliki gaman atau pusaka sakti.

Namun pusaka yang mereka miliki ini tak mampu menggores orang tua sakti itu. Betapa dahsyatnya "ilmu lembu sekilan" yang di milikinya.
"Karena golok kami tak sanggup menembus perisai ghaib kyai itu, kami putuskan untuk menjadi murid beliau dan bertaubat kang" Penjelasan Jati Waringin pada ku
"Ya sudah mari kita jalan. Yang perlu kita ingat diatas langit masih ada langit, jangan berpuas diri dengan apa yang kita miliki saat ini, belum tentu itu yang terbaik"
"Iya kang, mari kita mulai perjalanan" Pungkas Jati Waringin

***
Kami bertiga melangkah mencari sumber ilmu yg tak pernah tau dimana letaknya.

Sangat jauh berbeda dgn orang mencari ilmu jaman dulu dengan jaman sekarang, yang hanya tinggal menerima. Sudah enak, masih malas.
Perjalanan yang akan terus mereka cari, menyusuri hutan yang sangat lebat terlihat singup dan menampakan keangkerannya. Sampai senja pun mereka berjalan hingga haus dirasakan.

Dibawah pohon yang sangat besar, keluarlah mata air dari sela-sela akar kokohnya.
Aku memutuskan untuk beristirahat dan meminum air itu...sampai tiba-tiba terdengar suara.

"Manusia tidak punya sopan santun" Terdengar suara wanita dari pohon itu
"Siapa kamu? perlihatkan wujud mu" Aku yang penasaran dengan suara tanpa wujud itu menjawab dengan sedikit menantang.

Seketika melesat seekor rusa dari balik pohon itu, hanya dengan empat kali lompatan, rusa itu sudah berdiri disisi kanan ku.
"Awas kang" Teriak Jati waringin dan menarik tangan kiri ku untuk menjauh beberapa langkah.

"Siluman terkutuk !! siapa kamu sebenarnya" Teriak Jati Randu
Asap putih melintas tiba-tiba, hanya sekedipan mata rusa itu berubah wujud menjadi sosok wanita yang anggun nan cantik.

"Sepasang golok mandala siluman!! kalian kira dengan berbekal itu seenaknya bisa mengotori tempat ku!!'' Teriak sosok wanita itu.
"Kami hanya kebetulan lewat dan menumpang istirahat sambil meminum air disumber itu" Terang ku pada makhluk itu.

"Siapa yang mengijinkan mu hah!!" Bentak sosok wanita itu.
"Maaf kan kelancangan kami. siapa anda sebenarnya nyai??" Aku mecoba meminta maaf dengan nada yang sopan

Namun tiba-tiba keluar suara tantangan dari Jati Randu.

"Banyak bicara maju kamu iblis betina" Teriak Jati Randu
Dia berlari sambil mengayunkan golok untuk menebasnya, namun tebasan itu sia-sia karena ketika golok iblis itu ditebas kan, sosok itu berubah menjadi kabut putih dan seketika berubah menjadi wujud wanita lagi.
"Hahahahahaa,, manusia goblok!!" Ungkapnya.

Kekehan dan umpatan amarah itu mengancam Jati Randu yang masih berdiri dengan kuda-kuda nya.

"Cukup!!" Teriak ku mencoba menghentikan pertarungan yang jelas akan membuat Jati Randu kalah jika diteruskan.
Hingga wanita itu melayang diudara sambil tertawa dan berkata.

"Masih banyak manusia bodoh seperti kalian dijagad ini !! bermulut besar tidak memiliki kemampuan sedikit pun!!"
"Siapa nyai sebenarnya" Jawab Jati Randu yang merasa kalah oleh nya tanpa perlawanan sedikit pun

"Aku Dewi Kidang Kuneng, Ratu dialas ini dan kalian manusia sombong berani sekali menginjakan kaki busuk kalian dialas kekuasaan ku" Jelas Dewi Kidang.
"Kami hanya berjalan saja bertujuan kearah timur dan memohon maaf atas segala kelancangan kami bertiga nyai dewi" Ucapku menjelaskan juga meminta maaf.
"Pergilah kalian dari sini !! keluar lah sebelum fajar atau nyawa kalian akan dilumat oleh makhluk penghuni sini!! hahahahaa"

Sosok itu menghilang dari hadapan kami dengan ancaman yang sangat mengerikan.
Inti dari sebuah cermin. Walau hanya kaca maka berkaca lah sampai kedalam hati. Dimana letak budi pekerti itu terlihat.
berkaca lah untuk menata kekurangan diri agar lebih bisa membawa diri dan memawas diri sendiri.
Sekelumit kesombongan itu mencerminkan jati diri yang diduduki kebodohan.

***
Pertarungan yang tanpa perlawanan itu terjadi oleh Jati Randu dengan Dewi Kidang Kuneng atau siluman rusa betina penunggu alas yang memiliki belik (sumber mata air).
Pertarungan itu diakhiri dengan menghilangnya sosok wanita dengan menyuruh kami bertiga segera meninggalkan alas angker itu sebelum fajar.
Perjalanan kami lanjutkan dengan berlari, agar segera keluar dari belik misterius ini. Sampai langkah kami terhenti oleh sungai yang membentang luas dengan arus nya yang sangat deras.

"Kang kita sudah sampai kali Selo Projo" Jelas Jati Waringin
"Kita harus sebrangi sungai ini dan terus susuri hutan sampai tanah Tidar" Jawab ku sambil mengajak kedua Tunggal Jati.

"Ayo kang sebelum terbit matahari kita harus di sebrang sungai" Ajak Jati Randu
Sedikit penjelasan, kali Selo Projo adalah sungai yang mengalir membelah antara gunung merapi dan Merbabu, yang kini dikenal penduduk setempat menjadi sungai Progo. Dan yang disebut tanah Tidar adalah gunung Tidar yang menjadi pusaran nya tirta jagad tanah jawa.
Kembali ke penyebrangan, aku dan dua tunggal Jati harus menghanyutkan diri untuk menggapai seberang sungai Selo Projo yang menghubungkan laut selatan dengan Merapi. Sudah sangat jelas jin penunggu Selo Projo sangat tidak terhitung jumlah dan jenis nya.
Akhirnya dengan perjuangan dan pertempuran, aku berhasil menyeberangi kali luas ini. Namun sampai ditepian sungai, aku belum melihat kedua tunggal Jati tersebut. Kemudian menunggu ditepian hutan sembari membuat perapian sebagai tanda untuk mereka.
Ketika fajar menyingsing

"Kang.. kang Mojo" Suara panggilan dari kejauhan

"Siapa itu"

"Aku Jati Waringin kang"

Jati Waringin yang kulihat berjalan mendekat seorang diri.
"Dimana adik mu, Jati Randu??" Tanya ku

"Tidak tau kang, aku sendirian sampai tepian sungai, lalu aku lihat asap hingga aku mengikuti sampai sini"
jelasnya.
Kini hanya tinggal Jati Randu yang belum sampai. Entah dia selamat atau tidak saat mengarungi sungai Selo Projo yang penuh akan dedemit itu.

Kami menunggu sampai siang hari sambil membakar pisang yang kami temukan.
Karena hanya menemukan pisang yang belum masak, akhirnya kami bakar untuk dimakan.

"Bagaimana kalau kita susuri sungai sambil mencari adik saya kang" Ucap Jati Waringin padaku

"Iya mari kang kita cari Jati Randu sambil mencari jalan keluar"
Lalu kami berdua menyusuri tepian sungai sambil mencari. Sesekali juga meneriakkan nama Jati Randu. Sampai senja hari pun tiba, langit temaram terlihat cahaya warna jingga diujung cakrawala bagian barat. Akhirnya kami menemukan sebuah desa di atas tebing sungai.
Sayu terdengar lantunan gending gamelan. Di depan rumah warga yang berplataran luas, sedang riuh berkumpulnya warga desa yang menyaksikan ledek yang sedang menari.
"Ini desa manusia apa lelembut ya kang??" Tanya ku penuh keraguan.

"Alah sudah lah kang, kita lihat saja, mereka itu manusia apa dedemit alas sini" Jawab Jati Waringin.
Sak klumiting pangucap tanpo lemek ngelmu iku tinuju patenge laku. Mulo panggayuh ngelmu iku seko jembar ing manah tinuju pakerti ning laku.
( Sekelumit ucapan tanpa dasar ilmu hanya akan menuju gelapnya langkah "kesesatan" , Maka menggapai suatu ilmu itu dari kesabaran hati menuju kesopanan dan tingkah laku "budi pekerti )
Lanjut yok sekalian menunggu pergantian tahun.
Menyebrangi sungai Selo Projo dan menaklukan segala jenis jin juga lelembut penunggu sungai Progo. Aku sudah mencapai seberangan sungai yang disusul oleh Jati Waringin.
Derasnya arus sungai membuat Jati Randu belum terlihat batang hidungnya. Kami putuskan menyusuri sungai untuk mencarinya. Sampai tiba dibawah desa yang sedang mengadakan pertunjukan tari ledek. Antara yakin dan tidak ditengah alas ini ada sebuah desa.
Kami berjalan memasuki kerumunan itu dan melihat para among memainkan gamelan. Ada empat wanita yang sedang melenggak-lenggok ditonton oleh seluruh warga desa. Sampai kami ditegur oleh seseorang.
"Kisanak, sugeng rawuh wonten dusun Sangen Mbudur" Ucap seorang Bayan Desa yang menegur juga mengucapkan selamat datang.
(Kisanak, selamat datang didesa Sangen mbudur)
"Matur sembah nuwun kyai dipun tampi wonten dhalem puniko" Jawabku.
(Terima kasih banyak kyai, sudah diterima di desa ini)
"Monggo pinarak kisanak"
(Mari mampir kisanak)
Ajak bayan desa itu mengajak kami ke dalam rumahnya.

Dan ternyata di dalam rumah itu sangat banyak orang yang sedang merawat Jati Randu.
"Loh, muniko sanak kadhang dalem sinuwun"
(Loh, itu saudara saya sinuwun)
Ucap Jati Waringin kepada pemimpin desa.

"Njih kisanak muniko dipun pinanggih wonten lepen Selo Projo "
(Iya kisanak ini ditemukan ditepi sungai Selo Projo)
Jawab bayan desa tersebut.
Bayan dalam istilah sekarang itu perangkat desa yang menjabat sebagai wakil kepala desa.
Jati Randu ditemukan dalam keadaan pingsan di hulu sungai lalu dibawa oleh warga desa yang kebetulan sedang mengadakan sukuran panen desa yang melimpah ruah.

Di daerah ini rata-rata petani palawija. Bekerja diperkebunan pala milik pemerintah keraton yang dipegang oleh kolonial-
Belanda dimasa itu. Perkebunan pala sekarang dikenal dengan kebon polo. Mungkin warga sekitar akan faham dan tau daerah ini yang masih berada di tanah Tidar (gunung Tidar).
Keesokan harinya setelah Jati Randu pulih, kami bertiga kembali melanjutkan perjalanan menapaki belantara alas Gelangglang (magelang) Yang masih menjadi hutan belantara waktu itu.
Era ini masih menjadi kawasan hutan belantara. Bagi yang ingin mengetahui sejarah berdirinya kota Magelang silahkan untuk cari kisahnya, karena terlalu panjang jika saya tuangkan di sini.
Di pengembaraan kami bertiga saat menapaki perbukitan dimalam hari, kembali kami dihadang oleh makhluk tinggi besar dengan wajah menyeramkan.
Taring yang sangar menjadi gading disela bibir besar nya, mata yang merah melotot, badan berkulit hitam
dan dipenuhi bulu seperti beruk gunung. Hanya mengenakan selembar kulit pohon tua untuk menutupi bagian auratnya.
Suara yang serak menyeramkan itu mulai tertawa dan berkata.

"Hahaha...anak manusia!! Akan ku jadikan kalian makan malam ku" Tutur demit tersebut.
Makhluk jenis Gendruwo ini menghadang perjalanan kami bertiga, dengan cakarnya dia menggaruk-garuk rambut gimbalnya.

"Siapa kisanak. kami hanya mau melanjutkan perjalanan dan sekedar lewat di daerah bumi Tidar ini" Jelas Jati Waringin kepada raksasa berbulu itu.
"Aku utusan kyai semar sesepuh Tidar. jika kalian melewati area ini maka kalian akan jadi makan malam ku!! hahahahaa" Ucapnya.
"Kyai semar sudah tertunduk oleh kanjeng kyai Subakir juga kanjeng kyai Jangkung. kami sanak cucunya hanya melakukan perjalanan kearah timur"

Hingga makhluk itu tertawa dan angin meniup disekitaran area itu.
Aku mengucapkan dua nama itu seketika Gendruwo hitam itu menghilang, seakan takut mendengar dua nama kanjeng kyai tersebut.
Mengukir sejarah tidak hanya dengan prasasti, namun kebatinan yang memadai akan mengukir momen sejarah yang mana hanya segelintir manusia yang faham.
Kedigdayaan yang mampu mengalahkan sumber ilmu hanya keluasan rasa sabar yang tidak berujung. Miliki ilmu sabar itu, maka akan menguasai ilmu hak yaitu ilmu yang disebut ilmu tutupan jagad dan dikenal sebagai ILMU IKHLAS.
Perjalanan tiga sahabat ini masih sangat jauh hingga banyak peristiwa yang mereka lalui. Sementara keberadaan kakek sakti itu belum juga ditemukan.

Simak perjalanan mbah Mojo Geni. Besok.
Selamat memasuki tahun 2021. Semoga di tahun ini kita semua diberikan yang terbaik.. amiin.
Penelusuran tanah demi tanah yang angker dengan penuh prahara selalu mudah mereka lalui. Seakan perjalanan mereka bertiga sudah di ridhoi atau mendapat perlindungan khusus dari Tuhan.
Tanah Tidar mereka lalui dan terus menyusuri angkernya alas Gelangglang. Kini mereka memasuki sebuah desa yang dilanda pagebluk. Gagalnya panen, tanah kering tandus, rakyat yang dilanda kelaparan.
Siang yang menyengat membakar bumi. Angin berhembus meniupkan debu dan ranting-ranting kering.

"Kenapa disini tanah begitu kering, sementara kita baru saja keluar dari lebatnya hutan" Seruan ku kepada Tunggal Jati
"Apakah tanah ini terkena kutukan Kang??" Tanya Jati Waringin

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan bumi yang kita pijak ini kang" Imbuh Jati Randu ikut membahas.
"Sebaiknya kita segera mencari sumber air agar tidak terpanggang di bumi yang tandus ini kang" Ajak ku kepada mereka berdua

Sejauh kaki ini menapaki tanah kering yang terbelah, kami di sambut sebuah desa yang hampir semua penduduknya dilanda kelaparan.
Mayat bergelimpangan dipelataran rumah, ruak burung gagak banyak berputar-putar di angkasa. Hingga ada anak kecil kurus kering tanpa daya dan tenaga merangkak ke arah kami.

"Lapar... haus" Suara rintihan bocah tak berdaya, di akhiri dengan debu berhembus dari nafasnya.
"Mati dia kang" Ucap Jati Randu yang mengecek nadi bocah itu

"Ini pagebluk dari mana, sampai begini keadaan negri" Mengiba ku pada mereka yang nanar menyaksikan semua ini.
"Kita bergegas bergerak kang, sebelum mati kehausan seperti mereka" Ajak Jati Waringin

"Kita jalan, setelah menemui mata air, bawa kesini untuk manusia yang masih hidup" Pungkas ku.
Sampai ditengah perjalanan kami menemukan sebuah candi yang mengeluarkan air panas dan berbau belerang. Seakan seperti sebuah pemandian yang ditinggalkan dimasa itu.

Daerah ini dikenal dengan CANDI UMBUL.
Menjadi salah satu tempat wisata saat ini.
Menurut sejarah yang saya tau tempat ini merupakan tempat pemandian putri raja dari kerjaan Mataram kuno. Selain itu pemandian ini juga untuk ritual kesatria mataram.
Sampai disini, kami mencari sumber air yang bisa diminum, namun nihil. Yang ada hanya dua buah kolam berisi air mendidih karena belerang.

"Kalian mencari apa ketanah ini" Terdengar suara orang lain dibarengi munculnya sosok putri muda yang sangat cantik.
"Kami mencari air untuk kehidupan kanjeng ratu" Jawab ku dengan menyimpulkan wanita ini seperti putri dari sebuah kerjaan.
"Jangan panggil aku seperti itu, nama ku ENGGAR KLUWUNG UNGU abdi dalem yang diutus keraton kidul untuk melihat bumi yang dilanda kegersangan karena sebuah dosa anak manusia" Jelas bahwa sosok ini seorang abdi dalem dari kerjaan selatan yang diutus untuk melihat keadaan saat itu.
"Maaf gusti, siapa gerangan manusia yang melakukan kesalahan itu??" Tanya Jati Waringin yang mewakili pertanyaan kami semua.
"Ada seorang manusia yang gagal menyelesaikan pertapaannya, karena tidak mampu membendung godaan hawa nafsunya sendiri yang menjadikan dampak kemarau ini sebagai pengganti kesalahannya" Jawab Gusti Enggar
"Ilmu seperti apa itu hingga kegagalannya berdampak keseluruh Negri??" Tanya ku heran akan penjelasan itu.

"Ilmu iblis betara karang. Mengharap keabadian hidup dengan persekutuan manusia dengan iblis" Jelas Gusti Enggar.
Ilmu sesat ini yang melakukan harus bersekutu dengan iblis dan melakukan pertapaan untuk kesempurnaan ilmu. Merubah raganya menjadi jenglot (betara karang).

Keabadian di dunia hanya tipu daya iblis dan pengikutnya. Menciptakan berbagai ilmu termasuk betara karang, rawa rontek-
dan banyak ilmu hitam lainnya.

Untuk itu pelajari keilmuan dengan landasan iman yang kukuh. Semakin tinggi kedudukan manusia akan semakin halus rayuan tipu daya syetan, untuk itu belajarlah ilmu hak, ilmu yang turun dari illahi.
Betapa panjangnya perjalanan mbah Mojo Geni mencari guru dalam hidup. Ambil hikmah dari kisah ini, buang yang tidak selayaknya dipakai.
Di negri yang mengalami pagebluk, kemarau panjang, kelaparan, hingga kematian penduduk di bumi timur alas Gelangglang.
#kisahMbahMojoGeni
Kami yang menemukan sebuah candi dengan sumber mata air panas, serasa sia-sia karena air yang mengandung belerang itu tidak dapat diminum, hingga munculnya dayang ENGGAR KLUWUNG UNGU yang menceritakan bencana yang melanda negri ini.
"Bagaimana kami menemukan air agar bisa diminum dan menyelamatkan penduduk yang lain gusti putri??" Tanya ku kepada sosok itu

"Akan ku tolong niat mulia kalian bertiga" Balasnya.
Seketika dia mencabut sebuah sindik konde yang melekat di rambutnya dan mencelupkan ke salah satu kolam air panas yang bercampur belerang itu, seketika air itu berubah rasa, jernih dan bisa diminum.

"Minum lah dan bawa sebagian air ini untuk kehidupan rakyat" Ucap nya
"Terimakasih gusti putri" Ucap ku atas pertolongannya

"Berterimakasih lah kepada tuhan yang memberikan air kehidupan itu, lanjutkan langkah kalian bertiga sampai ke bukit di timur negeri ini" Pungkasnya.
Ucapan terakhir dan pertemuan ku dengan dayang Enggar Kluwung Ungu, ia berpamitan kemudian menghilang dengan meninggalkan hembusan angin yang sangat wangi.
Singkat cerita
Kami kembali menapakkan kaki di bukit yang gersang dan akhirnya menemukan kakek sakti itu sedang melakukan semedi atau bertapa. Cukup lama kami menunggu, sekitar tiga minggu, kemudian beliau menghentikan lelaku yang sebelumnnya-
terlihat sinar berwarna putih dari langit masuk ke tubuh nya.

"Wes sak wetoro aku nunggu laku mu"
(Sudah cukup lama aku menunggu perjalanan mu) Ucap kyai sakti itu
"Njih kyai, katah prahoro ingkang ingsun lampahi wonten sak lebet ing lampah muniko"

(Iya kyai, banyak prahara yang saya jalani didalam perjalanan itu) Ucap ku menjelaskan selama perjalanan yang kami alami selama ini.
"Yo, ngertio, sesok bakal niro kabeh sakseni bumi kene bakale subur makmur, gemah ripah luh jinawi"
(Ya, mengertilah, besok kalian semua akan menyaksikan bumi ini kembali subur dan makmur, kecukupan dengan segala hasil bumi)
"Sendiko ngestok aken kyai"
(Siap menyaksikan itu kyai)

Keesokannya, Hingga kami bertiga mengikuti langkahnya turun bukit mencari sebuah batu dan berdoa di sana. Keluar lah mata air yang deras nan jernih. Setelahnya kyai itu berkata.
"Iki sumber panguripan tirto joyo"
(Ini sumber kehidupan tirta jaya)

Disini, saat ini menjadi sebuah desa yang sangat subur dengan panen yang melimpah, peternakan ikan yang sangat bagus. Desa ini dikenal dengan DESA TERTO.
Setalah beberapa hari kami kembali ke pesanggrahan beliau dan memulai penggemblengan raga juga kebatinan.

Dimulai dengan mandi di Sendang (mata air) tirta dimalam selasa kliwon dan memulai pengamalan puasa ngidang selama tiga hari,
dilanjut dengan puasa mutih tujuh hari, selesai sholat fardu diamalkan ilmu lembu sekilan.

Jadi mbah Mojo dan Tunggal Jati dibaiat ke muslim, sebelumnya mereka bertiga adalah orang yang tidak mengerti ajaran ilmu Tuhan.
Ilmu lembu sekilan yang Terwariskan oleh kyai itu sudah mereka dapati dengan pesan yang mesti dibawa.
"Niro kabeh yen dadi kamanungsan, dadio kamanungsan kang berbudi luhur, nembah manah marang gusti pengeran, jaduk dudu ukuran ngelmu nanging dadio sebarang dadi kesatrio ning gusti pengeran. Nunduk marang adap asor, angayomi marang kabeh kagesangan"
(Kalian semua jika jadi manusia, maka jadilah manusia yang berbudi luhur, menyembah berpasrah diri kehadirat Tuhan, sakti bukan ukuran ilmu namun jadilah kesatria nya Tuhan. Bertunduk terhadap kelemah lembutan, mengayomi semua yang hidup)
Pedekar atau kesatria itu mereka yang memiliki kesabaran yang luas, mempunyai ungkapan maaf dan saling memaafkan.

Kesatria sejati hanya dimiliki oleh manusia yang berjalan ke arah kebenaran, menumpas kebatilan (amar ma'ruf nahi munkar)

***
Belum sampai disini perjalanan mbah Mojo Geni dan Tunggal Jati untuk ilmu lembu sekilan. Mereka akan tetap mencari Jati diri dengan ilmu lainnya.
Tunggu kejutan cerita ini..
Tetap suport agar dapat merampungkan #kisahMbahMojogeni.
#kisahMbahMojoGeni
Dengan menyaksikan sebuah kejadian Negri yang dilanda kemarau, muncul sebuah sumber mata air yang menjadi air kehidupan yang diberi nama Terto joyo. Melakukan pengamalan lembu sekilan sudah mereka lalui dan kini menuai perintah dari sang kyai.
"Siro kabeh nerimo dawuh ingson ing Negoro kulon ono geger ing ontran-ontran, rampung ono kanti pangestu ku" Perintah kyai kepada ku dan Tunggal Jati untuk menyelesaikan sebuah kegaduhan atau penjajahan di Negri barat.
(Kalian semua menerima perintah ku, di negara barat terjadi sebuah prahara yang menggemparkan, selesaikan dengan restu ku)

"Tansah minapi dawuh kyai"
(Siap menerima titah dari kyai)
Dimalam itu dengan berbekal restu, mereka melanjutkan perjalanan.

Singkat cerita.
perjalanan mereka telah sampai ke barat Negri, sebuah tanah yang dipimpin oleh kerajaan mataram di masa Amangkurat. Peperangan melawan Belanda di bumi Urat sewu.
Dengan bergabung sebuah laskar yang dibentuk oleh pejuang Tanah air, kyai Haryadipa atau yang dikenal masyarakat Pangeran Diponegoro.
Sesampainya di negara Ambalresmi kami bertiga mengikuti peperangan, yang jelas terang-terangan tubuh ini menjadi tameng muntahan amunisi Belanda tanpa ada nya pelindung, hanya mengandalkan kedigdayaan keilmuan.
Menonjolnya kami di peperangan itu menjadi pemandangan istimewa dimata Kyai Singadipa yaitu tangan kanan dari kyai Haryadipa.

"Sopo sejati niro kabeh, jadok tanpo tedeng aling-aling??"
(Siapa sejati kalian semua, kebal tanpa sebuah tameng perlindungan)
"Abdi dalem namung kamanungsan lumrah kyai, ingkang di pun utus kyai sabrang wetan" Jelas ku kepada panglima perang.

(Saya ini hanya manusia biasa kyai, yang datang Dari utusan kyai sabrang Timur)
"Alhamdulillah, niro anak ku kerso suwan ing negari kulon" Ujar kyai Singadipa.

(Alhamdulillah, kalian anak ku mau datang ke negara selatan)

"Tansah ngestokaken dawuh kyai"
(Siap menerima perintah dari kyai)
Jawaban kami bertiga yang siap mengemban tugas pramesti ing jagad (yang dikenal secara global menjadi bumi pertiwi Indonesia)

Malam itu bersama laskar yang dipimpin kyai, kami menuju sebuah negara diujung selatan. Menjadi tempat persembunyian kyai Haryadipa.
Sebuah negara tersembunyi yang berada di tanah berkapur dan rintangan akar yang menjadi benteng di Goa Selarong. ( lokasi saat ini ada di Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta)
Disini kami mengikuti gerilya peperangan dan mengamalkan sebuah ilmu yang diwariskan oleh kyai sakti mandra guna Singadipa.

Ilmu saipi angin dan ilmu Lebur saketi.
Dengan beragam ilmu kesaktian yang telah ditularkan oleh kyai pemilik tombak, kyai Genjring mendaulatkan sebuah tugas.

"Siro anak ku narimo titah ingsun, sabrangono sak pinggiran urat sewu"
(Kamu anak ku menerima tugas ku, menyebrangi tepian urat sewu)
Aku yang menerima perintah untuk menyusuri urat sewu untuk mengintai pergerakan kompeni dan menjadi telinga guna mencari tau info di dalam kumpulan penjajah itu.
"Sendiko anggemban dawuh kanjeng kyai"
(Siap mengemban tugas dari kanjeng kyai)

Dimalam itu, aku melangkah meninggalkan goa selarong kembali ke Sepenanjung selatan yang dikenal masa itu urat sewu.
Singkat cerita, karena sudah sering melakukan pemusnahan mata-mata penjajah, akhirnya aku dicurigai oleh beberapa antek-antek kompeni yang sebagian besar merupakan pendekar sakti aliran sesat.
Pertempuran dengan beberapa jawara, kaki tangan penjajah tidak terelakan lagi hingga mendapati sebuah pertempuran yang sangat susah untuk ditandingi.
Pertempuran yang sampai tiga hari tiga malam disebuah hutan, tidak dimenangkan oleh siapapun. Tidak ada yang terluka dan tersakiti karena sama kuat dan memiliki kanuragan. Walaupun berbeda namun fungsi dan kegunaan tetap sama.
"Kita sudahi pertempuran ini, sampai kamu datang kembali mencari ku dengan kanuragan sakti mu" Tantang pendekar sakti.

"Aku akan kembali untuk bumi pertiwi, untuk menyelesaikan kepedihan rakyat Ki Nandru" Ucap ku
"Kembalilah bawa kesaktian mu" Jawab Nandu Braholo dengan kesombongannya.

Ki Nandru Braholo. Pendekar yang memiliki ajian andalannya rawa rontek juga buto braholo ijo, yang bisa merubah dirinya menjadi buto raksasa yang kuat dan mengerikan.
Sekuat apa pun kebatilan akan musnah rata dengan tanah lewat tangan-tangan kebenaran.

Muliakan diri dengan kekuatan iman, maka akan memenangkan diri untuk menduduki singgasana kehidupan
Akan kita kupas lebih dalam langkah demi langkah mbah Mojo Geni dengan manglimunan tinggi.

Jangan lupa RT, agar tidak ketinggalan.
#kisahMbahMojoGeni
Masih dalam kisah pencarian ilmu jati diri. Sejatinya pertarungan dengan Ki Nandru Braholo yang berlangsung selama tiga hari tiga malam tidak ada kemenangan atau kekalahan.
Kasekten aji barang sudah semaksimal mungkin dikerahkan, hingga berkali-kali perubahan wujud Ki Nandru menjadi sebuah buto raksasa pun tidak terelakan karena ia memiliki ilmu sakti Buto Braholo Ijo.
Pukulan aji Lebursaketi yang bisa membakar jiwa manusia, sama sekali tidak bisa menembus pertahanan tameng wojo yang di miliki Ki Nandru.
Sampai perkelahian ditengah belantara yang disaksikan oleh para lelembut penunggu Urat Sewu hanya membuahkan lelah. Hingga Ki Nandru Braholo menghentikan perkelahian, lalu menyuruhnya pergi dan kembali setelah memiliki ilmu sakti yang lebih mumpuni.
"Kasaktian apa lagi yang mesti aku gali" Tanya ku yang masih membuat resah batin.

Mulai kutinggalkan Negri Barat dan dua sahabat ku Tunggal Jati di Goa Selarong bersama para kyai dan laskar pejuang.
Sungguh kegelisahan itu membuatku sangat menyelimuti hati. Terdengar suara seperti menuntunku.

"Jika kamu ingin sebuah mantra aji sakti tanpa tanding maka ikutlah dengan ku" Suara wanita tanpa wujud.
"Siapa nyai? silahkan wujudkan dihadapan ku" Jawab ku penasaran.

"Kisanak, kamu harus memiliki keteguhan hati, jangan terlena dengan kesedihan yang dibisikkan setan, yang sebangsa dengan ku. Mereka hanya mampu mengikis keimanan juga memberi keresahan hati"
Hingga sebuah kabut melintas lalu sosok putri dari negara ghaib itu menampakkan dirinya.

"Nyai dewi" Ucap ku terkejut karena yang muncul dihadapan ku kini ternyata dayang Enggar Kluwung Ungu.
"Ikut lah bersama ku kisanak, aku akan mengantarkan engkau di sebuah tempat untuk lelaku" Ucapnya.

"Saya akan ikuti kemana nyai dewi pergi, tunjukan pada ku tempat itu" Pungkas ku.
Ku ikuti langkahnya yang hanya memberikan suara melalui pendengaran ghaib, telepati. Arahan itu menyuruh ku untuk menginjakkan di kaki di Gunung Lawu. Disebuah goa yang membentuk seperti sumur. aku melakukan hening lelaku pertapaan di sumur jala tunda sampai mendapati ilham.
"Bangun lah kisanak, lanjutkan lelaku mu di curuk Madakaripura"

Bisikan subuh terdengar, dengan sekedip mata, kini tempat ku sudah berpindah di negeri sapih.
Curup ini dikenal tempat pertapaan sang maha patih di tempo dulu. Sebuah tempat lelaku, dimana Gajah Mada mendapat kan ilmu sakti aji mundri.

Pertapaan dilakukan selama kurang lebih dua tahun, hingga ilham kesaktian itu telah ku dapatkan.
Dengan mengalahkan semua siluman macan putih yang menjadi penunggu curuk Madaripura.

Nyai dodo putih adalah siluman macan putih yang memberikan mustika mundri, hingga aku dapat menggunakan ilmu ini sebagai panutup pasocan (menghilang dari pandangan).
"Tanpo pawarto bayu, tanpo sanak kadang ngge gayuh manglipuran ngelmu sejati, ugem tirakat kati nyirep roso kadonyan. Bileh dadi Mongol dadio kesatrio, bileh mati mergo kundur ing kamulyan pengeran"
(Tanpa kabar angin, tanpa sanak saudara menggapai kemenangan ilmu sejati, menjalankan pertapaan mematikan hawa nafsu duniawi. Jika jadi manusia maka jadi lah kesatria, bila mati, karena pulang disisi kemuliaan tuhan)
Menapaki dunia ilmu harus menganut adab, perilaku yang mempuni, meminta restu kepada orang tua agar ilmu yang disandang itu bermanfaat, hormat dan patuh pada guru wujud rasa hormat yang mencerna tauladan pembimbing. Belajar tanpa restu dan doa, ilmu Akan jauh dari manfaat.
Kemana harus mencari aji segoro geni mbah Mojo. Nantikan kelanjutannya.

Jangan lupa RT dan like agar tidak ketinggalan.

Siapa mbah mojo geni dan kakek sakti itu? Akan ada jawabannya.
#kisahMbahMojoGeni
Pertapaan yang dilakukan dalam dua tempat disumur jolo tundo gunung Lawu dan dilanjut dicuruk Madaripura. Disinilah mbah Mojo mendapatkan aji sakti, dengan mengalahkan terlebih dahulu danyang Nyai dodo putih yg merupakan siluman macan putih penunggu Madaripura.
Langit sore yang menghitam menghalang bias mentari membakar langit, tetesan gerimis dan kilatan halilintar menjadi teman perjalanannya meninggalkan tempat pertapaan yang ditempuh dua tahun Lamanya.
"Aku akan segera menyelesaikan kepedihan Rayat, harus aku selesaikan perhitungan ku dengan Belanda jaga Nandru Braholo" Batin yang terus berkecamuk amarah, tatkala terjajahnya bumi pertiwi, aku menuju Barat untuk segera menyelesaikan tugas yang dituntun oleh batin.
Aku menyempatkan mampir di sendang Tirta Jaya untuk mandi, membasuh diri setelah pengamalan lelaku.
Setibanya di alas Gelangglang, tanah yang dulu dilanda kemarau panjang telah berangsur membaik, persawahan yang tandus terlihat menghijau dengan bibit padi yang digarap oleh penduduk, jalan berdebu kini ditumbuhi rumput liar.
Banyak penduduk yang datang dan tinggal diarea sumber air kehidupan. Kijang liar yang minum di sumber air itu melangkah lari menjauh saat mendengar langkah kaki ku yang mendekati sumber mata air Tirta Jaya. Membasuh muka sembari berdoa, utk bersuci kemudian berendam di kolam itu.
"Tunduk marang howo nafsu angkoro murko namung pawinih patenge manah niro"
(Tunduk terhadap hawa nafsu angkara murka hanya menumbuhkan kegelapan dalam hati)

Ucap kakek tua sakti yang sudah menunggu berdiri ditepian kolam.
"Kyai" Ucap ku

"Janggep ono lelakumu kanti sepuluh tahun suwene, bakal ingsung temurunake ilmu abang, ilmu SEGORO GENI" Jelas kakek.

( genapi pertapaan mu sampai sepuluh tahun lamanya, bakal aku turun kan ilmu merah, ilmu SEGARA GENI)
"nderekan dawuh kyai, tansah pinaring pangeston ipun"

(Siap mengikuti bimbingan kyai, mohon berikan restunya)
Ku ikuti langkah kakek menuju pesanggrahan di atas bukit.

Malam itu setelah bermunajat kepada tuhan yang maha Esa, AKu mendengarkan penjelasan kasepuhan dari beliau dan juga tata cara lelakunya untuk mendapatkan ajian segara geni.
Ilmu ini sebenarnya ilmu yang diminati oleh pendekar standing golongan hitam. Sebenarnya ilmu ini hampir sama kegunaannya dengan aji Lebur Saketi. Beda pengamalan juga cara lelaku nya.
"Ngelmu ireng iku bakal muspro kelawan ngelmu abangan" Ucap kakek.
(Ilmu hitam itu bakal musnah melawan ilmu merah)
"Dawuh kyai"

"Nyirep niro nglakoni poso sak Jero ning telung wektu, amiwit anggoro asih"

(Bermeditasilah selama melakukan puasa, selama tiga hari, dimulai anggoro asih)
Yang dimaksud dengan anggoro asih itu hari Selasa kliwon. Menurut primbon jawa kuno.
NIAT INGSUN AMATEK AJIAN SEGORO GENI. DIJABAHI MARANG GUSTI KANG ANGGADHA GENI. AMERGO INGSUN ANYAKSENI.
SIRO KANG KASEBUT RATUNING GENI.
SIRO KANG KASEBUT JAGADE GENI.
SIRO KANG KASEBUT SEGORONE GENI.
RATUNIRO, RATUNING GENI.
JAGADNIRO, JAGAD GENI.
SEGORONIRO, SEGORO GENI.
Amalan itu diturunkan oleh gurunya. Ilmu merah yg tidak seharusnya dimiliki oleh pendekar golongan putih, tapi ilmu tenaga dalam yg memiliki telapak api ini akan menjadi ilmu kesempurnaan dgn gabungan aji Lebur Saketi. Hasilnya akan tanpa tanding untuk menghanguskan jiwa musuh.
"Sampornakno ngelmu iki kanti topo broto ing sak jerone guwo Langse, pati geni sak suwene nglampahi laku"

(Sempurnakan ilmu ini dengan bertapa brata di dalam Goa Langse, puasa pati geni selama menjalankan amalan ini)
Di gua langse, pertapaan itu dijalani selama sepuluh tahun lamanya.

Menimba ilmu itu tidak mengenal jarak, tidak mengenal seberapa lamanya waktu, satu ilmu akan berhasil jika selalu diamalkan tiap waktu, dari saat belajar sampai akhir hayat.
Ilmu akan abadi dengan menurunkan ke murid, ilmu akan mengangkat derajat guru janah dengan manfaat dan menjadi jariah.

Mbah Mojo Geni kini melalukan pertapaan mantek aji di gua Langse.
Letak goa langse itu ditebing pantai parangtritis jogjakarta.
#kisahMbahMojoGeni
Pertapaan selama sepuluh tahun yang dibarengi dengan puasa pati geni didalam goa Langse. Mbah Mojo harus mendapatkan ajian Segoro Geni, ilmu merah yang sakti untuk penyatuan ilmu yang sudah di miliki.

***
Malam itu deburan ombak pantai selatan yang menghantam karang seakan getarkan dinding goa yang menjadi tempat ku melakukan lelaku.
Gemerincing sebuah lonceng terdengar, dibarengi oleh bunyi telapak laki kuda.
Hingga silau mata hati ini melihat sebuah kereta kencana milik kanjeng ratu kidul menghampiri.
"Wungu bocah manungso, Wes tinuju pungkas anggon mu lelaku"
(Bangun anak manusia, sudah menuju ujung usai pertapaan mu)

"Kanjeng ratu" Ucap ku
"Anak ku, opo kang niro kasebut milo ingson jabah marang pengeston ku lan sekabeh ing ratu tirto sak ombo ning jagad"
(Anak ku, apa yang kamu kehendaki maka akan aku kabulkan dengan restu ku juga semua ratu penguasa samudra yang keseluruh luas nya bumi)
"Sembah nuwun kanjeng ratu, ngaturaken samudraning pangaksami kang wonten sak lebet ipon manah, bileh namung ayuwun kadigdayan aji Segoro geni"
(Sembah saya kanjeng ratu, mengucapkan keluasan maaf yang ada dalam hati, bila hanya menginginkan kedigdayaan aji Segara Geni)
"Pengestu ku anak ku"
(Ku restui anak ku)

Sebuah restu yang didapat dari Ratu penunggu laut selatan hingga menghadiahkan ilmu sakti ajian segara geni. Hingga datang sang kakek tua membangunkan ku.
"Assalamuallaikum"
"Assalamuallaikum"
"Assalamuallaikum"
"Tangi, wes wancine niro miwiti urip kang urup"

(Bangun, sudah saat nya kamu memulai hidup yang berkobar layaknya api)
Salam yang mengumandang ditelinga hingga membangunkan dari sebuah lelaku. Bertanda sudah selasainya tugas ku mengemban amanah sang guru.

Ku buka mata pelan dan kulihat kakek itu meminum kan air kemulut ku dari sebuah cawan tanah yang berwarna coklat terbakar.
"Kyai"

Suara ku yang masih terdengar susah untuk mengucapkan sebuah kata, lalu aku jatuh pingsan beberapa saat.
Sampai aku kembali terjaga dengan melihat kakek menyiapkan makan sebagai pertanda selesai nya puasa ku. Saat aku terbangun dan melihat keluar, hamparan samudra lautan nan luas itu berkobar layak nya hamparan api yang berkobar. Semua kembali normal setelah satu minggu berlalu.
Ingin segera aku tuntaskan kepedihan penduduk Negri ini. Menyudahi peperangan yang terjadi berabad-abad lama nya.
Tanah pertiwi Tercengkram tangan penjajah. Terlintas ingatan dengan Ki Nandru Braholo penghianat bangsa itu.
Karena saking manahan Luka hati membayangkan kesengsaraan rakayat.
ku pukulkan telapak tangan disebuah pohon yang besar, seketika roboh dan terbakar.
Singkat cerita
Aku dengan restu dari guru sikakek tua kembali ke Alas urat sewu untuk mencari Ki Nandru Braholo, pertempuran itu tidak terelakan lagi. Pertempuran yang sangat susah hingga berlangsung berhari-hari karena ketika Ki Nandru tergeletak mati dia dapat hidup kembali,
melakukan perkelahian dengan berbagai perubahan wujud seperti buto raksasa.
Sampai dititik terakhir,
aku menggabungkan tiga keilmuan, ajiSegara geni, aji Lebur saketi, aji mundri. Dengan panglimunan yang tidak terlihat dimata Ki Nandru Braholo, dikerahkan dua tenaga dalam, dalam satu pukulan yang membuat raga itu hangus terbakar,
lalu dicabut lah kepala Ki Nandru Braholo dari badan nya yang menghitam hangus itu. Meski badan hangus ia kembali bergerak namun tidak bisa berbuat apa-apa lagi sampai dileburkan kepala itu dikawah merapi dan tubuh nya dilarung kesamudra selatan.
Perjuangan akan terus berlanjut sampai kaki penjajah melangkah pergi dari tanah pertiwi, sangat panjang perjuangan ku tidak akan terhenti sampai akhir hayat.
Aku yang dikenal dengan julukan mbah Mojo Geni, pahlawan Negri pertiwi yang dihilangkan namanya oleh sejarah karena rombakan Komunis yang tidak pernah mencintai laskar ulama nusantara.
Aku tidak membutuhkan rangkaian melati dimakam ku, tapi aku sudah mewangi disisi Tuhan yang maha kuasa atas segala bimbingan dan petunjuk guru ku sikakek tua yang dikenal dengan nama Kyai Cakragaska atau Sunan Geseng.
Saya hanya mengungkap sedikit sejarah yang mana mungkin tidak tertuliskan didalam sejarah Indonesia.
Namun beliau pejuang dimasa itu.
Saya tidak menuntut semua suka dengan kisah saya, saya hanya mengingatkan, kita yang saat ini berdiri ditanah dengan kesombongan,
selalu ingat lah tanpa perjuangan moyang kita dimasa lalu tidak akan terjadi masa yang jauh lebih nyaman ketimbang masa itu.
Masih kah berkeluh kesah di atas bumi ini??

Pejuang memikirkan kehidupan kita dimasa sekarang, kenapa kita lalai memberi doa untuk ketenangan baliau yang menghantarkan nyawa untuk kita.
Saya Iphend Alzikra terimakasih atas antusias semua pembaca disini. Sehat selalu untuk kita semua, dekatkan diri pada illahi itu tujuan hidup.

Wassallam

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with kalong

kalong Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @cerita_setann

Mar 11
-WARISAN PENARI-
"SAMPUR & KAWATURIH"

Jujur, banyak sekali DM yang masuk dan pembahasannya menarik semua. Mulai dari Gagar Mayang, Sampur / selendang, dan Kawaturih.

Tapi malam ini kita akan sedikit membahas tentang kengerian warisan sampur & kawaturih.

a thread

#bacahorror


Image
Image
Image
Image
Nah disini saya mau cerita sedikit tentang profesi seorang penari tradisional. Bisa di bilang seperti penari ronggeng atau semacamnya. Di cerita ini si ibu yang sudah terjun bertahun-tahun menjadi penari harus mengalami kengerian.
Di mana, yang seharunya itu di wariskan kepada anaknya, tapi si ibu ini memilih untuk tidak. Kenapa? Karena beliau tahu bagaimana rasanya dan kengeriannya ketika di ambang kematiannya. Beliau tidak mau anaknya akan bernasib sama.
Read 42 tweets
Mar 6
-POCONG CULI-

Sekitaran Demangan - Gejayan

"Tok...tok...tok...." pas di buka pintunya, ada pocong ngomong "...Culi"

a thread

#bacahorror #asupanhorror @asupanhororrr @IDN_Horor @merapi_uncover Image
Bagi teman-teman yang sudah lama tinggal di jogja, khususnya di daerah Demangan, pasti gak asing sama cerita pocong culi.

Menurut beberapa sumber, dulu di tahun 2000an, masyarakat sekitar Demangan di gegerkan sama teror pocong culi.
Ngerinya, pocong culi ini meneror warga sekitar dengan mengetuk pintu dan berteriak “culi...culi...” yang di artikan kalau pocong itu meminta untuk di lepaskan tali pocongnya.
Read 70 tweets
Mar 5
-BEGAL PESUGIHAN JALAN WATES-

Jalanan lurus, ngebut, kecelakaan = minimal rumah sakit dan maksimal kuburan

a thread

#bacahorror @gudangmistery @IDN_Horor Image
Banyak perbincangan tentang jalan propinsi jogja-wates yang terkenal dengan pemasangan BEGAL PESUGIHAN.

Jalanan lurus, ngebut, kecelakaan = minimal rumah sakit dan maksimal kuburan.
Di Kilometer berapa pemasangan pesugihannya, saya juga kurang tau, hanya saja, sepanjang jalan itu sering banget terjadinya kecelakaan. Bahkan kalo pas apes, kadang melihat beberapa kali korban sudah tergeletak di pinggir jalan atau di bawah kolong truk.
Read 22 tweets
Feb 12
THE REAL "SANTET LORO JIWO"

“Lanang menang milih, wedok menang nolak.”

A Thread

#bacahorror @gudangmistery @IDN_Horor Image
Sumatera 2018

Namaku Anis. Aku tinggal di Sumatera. Kejadian ini aku alami setelah menikah. tapi jauh sebelum itu, ketika masih sekolah, ada lelaki yang pernah suka sama aku. Namanya sebut ajaa Bowo.
Awal mula kita deket ketika ibuku jatuh sakit karena kecelakaan. Dikarenakan jarak sekolahan dgn rumahku jauh, aku gak bisa pulang buat jenguk ibuku. Dari sinilah aku meminta tolong Bowo untuk datang ke rumahku untuk melihat kondisi ibuku. Itu dikarenakan rumah kita memang dekat.
Read 58 tweets
Feb 7
“Ya beginilah, niatnya mondok mau cari ilmu agama, malah nemu hal munkar yg udah lama tersembunyi di pesantren. ((Bukan tempatnya)) Tapi ada penghuni di dalam tempat tersebut yg pernah ngelakuin hal biadab dan berusaha ia sembunyikan.”

a thread

#bacahorror Image
“Namanya Marlina. Dia salah satu santriwati di pondok pesantren ini. Dulu ketika mondok, dia menjadi korban bully karena bisu. Hal itu membuat Marlina ini mentalnya down. Sampai suatu ketika, karena kekurangannya itu,
ada salah satu oknum yg jg pengurus pondok sekaligus pemuka agama, melakukan tindakan munkar dan tak bermoral kepada Marlina. Marlina di lecehkan di salah satu ruangan pondok, sesaat setelah di suruh untuk mengembalikan buku hafalan.
Read 64 tweets
Jan 26
-LUAS, MURAH TAPI JADI TUMBAL!!-

a thread

Sebuah kisah tentang seorang mahasiswa yang mendapatkan kos-kosan murah dan luas, tapi di balik semua itu, nyawanya terancam (akan) di jadikan tumbal pesugihan ibu kos.

#bacahorror @gudangmistery @IDN_Horor @bacahorror
Kiriman dari seseorang. Image
Sebut saja namanya mbak Tia. Jadi mbak tia ini punya pengalaman serem ketika ngkeos. Katanya dia hampir jadi tumbal pesugihannya ibu kos.

Dari sini yang akan bercerita mbak Tia.
Read 37 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(