1. Tweeps. Akhir-akhir ini kita disuguhkan dgn narasi bahwa “memerangi” pemerintah yang zalim itu dianjurkan dalam agama. Apakah betul begitu? Sehingga orang yg sampai meninggal memerangi pemerintah dianggap mati syahid.
2. Mati syahid seseorang atau tidak, tentu kita tidak tahu persis. Memang siapa kita memberi label atau bahkan memastikan seseorang mati syahid atau husnul khatimah. Yg bisa kita lakukan hanyalah mendoakan semoga org yg kita doakan meninggal dalam keadaan yg baik.
3. Nah, kembali lagi, apa bener “memerangi” pemerintah yang zalim itu bakalan dijamin mati syahid? Pertama, Rasulullah melarang kita untuk memberontak pada pemerintahan yg sah. Kita hanya dibolehkan mengkritik dgn cara2 yg baik.
4. Dlm konteks Indonesia, kita boleh mengkritik pemerintah sesuai Undang-undang yg berlaku di negara kita. Artikel ttg itu banyak sekali di Bincang Syariah. Ini salah satunya: bincangsyariah.com/kalam/hukum-be…
5. Kedua, mengkritik itu berbeda dengan mencaci maki ya Tweeps. Sehingga bila ada orang yg mengaitkan pemerintah dgn Firaun yg selalu membungkam atau otoriter terhadap oposisi itu kurang tepat. Nabi Musa dan Nabi Harun tetap diperintahkan berdakwah pd Firaun dgn lemah lembut.
6. Tweeps bisa baca pandangan Habib Ahmad yang saya tulis di sini mengenai hadis "kalimat hak pada pemimpin yang zalim itu bagian dari jihad" tapi tentu dgn cara yg dibenarkan undang-undang: bincangsyariah.com/kalam/habib-ah…
7. Ketiga, Rasulullah pernah menolak sahabat beliau yang ingin mati syahid. Mengapa? Mati syahid atau tdknya seseorang tdk perlu dicita-citakan banget. Berjuang mah berjuang aja, tanpa perlu menjadikan mati syahid sebagai tujuan utama.
8. Ini artinya Rasulullah mengajarkan pada kita mengenai optimisme. Berjuang aja dulu, jgn berharap mati sebagai jalan pintas kebahagiaan. Nah, Tweeps bisa baca cerita sahabat Abu Umamah di sini: bincangsyariah.com/khazanah/rasul…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
