Thread by @Mentimoen

Apakah Tencent, Alibaba, Huawei, dsb, itu kapitalis? Iya.

Apakah negara China kapitalis? Bukan. Negara China menganut sistem sosialisme, dimana negara mengambil banyak peranan dan terlibat langsung dalam mensejahterakan rakyat.

Yg kapitalis itu perusahaannya, bukan negaranya.

Ini sering disalah mengerti orang. Hanya karena di China ada perusahaan2 swasta, dianggap negara kapitalis.

Sistem kapitalisme asli dimana negara mundur menjadi wasit, dan urusan mensejahterakan rakyat urusan usaha warga sendiri.

Amerika negara kapitalis. Beberapa pemerintah Demokrat mencoba untuk menariknya menjadi kurang kapitalis tapi kurang sukses. Sehingga negara berperan minim dalam usaha mensejahterakan rakyat, atau membangun prasarana.

Negara Indonesia juga seharusnya tidak kapitalis, UUD 1945 jelas2 bilang negara ikut serta dalam bidang produksi: "Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara."

Kemudian "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Artinya Negara tidak berfungsi sebagai wasit doang, tetapi aktif mengusahakan kemakmuran rakyat, itu sosialisme.

Tetapi sering ada politisi atau pejabat yg terbalik soal sosialisme Indonesia.

Perusahaan2 swasta diminta jadi instansi sosialis, tapi pejabat2 malah jadi kapitalis bagi2 proyek.

Saya ga heran kritik terhadap kapitalisme saat ini dicetuskan di Perancis. Karena peran BUMN Perancis dulu memang besar. Kapitalisme tulen dimana memfokuskan pada aktor2 korporasi lahir dari sistem aristokrasi landlord Inggris.

https://twitter.com/Mentimoen/status/1355656255541547011

Apakah kapitalisme buruk? Ga juga. Semua cara ada bagusnya tergantung kondisi masyarakat dimana diterapkan.

Untuk masa kini, kapitalisme modern spt yg diterapkan terlihat gagal, itu yg disampaikan Presiden Macron.

Waktu Amerika baru berdiri, dimana tanah luas, SDA berlimpah, tapi penduduk kurang, kapitalisme sampai yg paling ekstrimpun terasa okay. Karena masyarakat tidak perlu berebut, toh kesempatan berusaha terbuka luas, sumber daya masih belum dikelola, orang2 ga perlu hidup dempet2an.

Tetapi saat ini, diwaktu penduduk mencapai lebih dari 330 juta, dimana dimana2 ada manusia, maka jika masih memakai sistem yg diterapkan ratusan tahun silam, jadinya ya begitulah.. Karena itulah Amerika sekarang nyaris Perang Sipil lagi.

Ketika penduduk banyak, diperlukan sikap tepo seliro, dibutuhkan sikap kolektif yg lebih tinggi, dimana sikap individualis harus berbagi dgn sikap kolektif, dimana diperlukan negara untuk mengatur kebijakan kolektif, disinilah sosialisme dimulai.

Sosialisme tidak selalu harus anti kapitalisme, karena kapitalisme bisa diterapkan pada lapisan perusahaan swasta. Tetapi bidang2 essensial untuk hajat hidup orang banyak diusahakan negara. Negara kemudian menggunakan keuntungan yg diperoleh untuk meningkatkan kesejahteraan semua

Justru dgn cara ini, perusahaan2 diuntungkan karena banyak fasilitas kesejahteraan masyarakat dilakukan negara, dan karyawan2 swasta juga bagian dari masyarakat. Secara tidak langsung, negara mensubsidi lewat layanan masyarakat yg lebih baik.

Jika layanan listrik bagus, perusahaan2 ga perlu beli persediaan genset lagi, dan produksi lancar. Jika jalanan bagus tanpa biaya tol, otomatis mengurangi beban perusahaan. Belum lagi urusan kesehatan warga dsb.

Masalahnya cuma, sering kali negara tidak mampu menjalankan tugas2 seperti ini. Kualitas SDM payah, korupsi merajalela, politisi saling sikut rebutan kue. Yang begitu memang susah, artinya negara gagal.

Untuk kasus negara gagal (failed state) kita tidak usah memusingkan sistem apa yg akan dianut. Sistem apapun yg dipakai, akan gagal juga, karena para pendukung tidak bisa diandalkan, tidak ada kemauan untuk mengangkat harkat hidup masyarakat tempat kediamannya.