Kami bikin GA lagi, ya. Ada 25 buku untuk 25 org. Dan, yg dpt GA otomatis berdonasi seharga buku untuk Fahri, yg lgsg ditransfer ke @kitabisacom oleh @nay_shel.
Luar biasa, 3 hari sdh hampir 30 jt. Terima kasih sahabat. Semua hasil, tdk akan sy sentuh sama sekali & akan diberikan @kitabisacom lgsg ke Fahri, krn Kita Bisa & mitranya yg sdh bertemu lgsg di kos-an Kel.Fahri di Bukit Tinggi & mendptkan persetujuan utk sy membuka donasi.
Terima kasih, donasi dr 2.000 sampai jutaan yg menggenapkan angka2 itu. Semoga mendpt balasan berlipat ganda dr Allah.
Kpd teman yg ingin menitipkan donasi lgsg ke tangan/rekening sy, maaf kl sy menolaknya, takut tergoda utk mencuranginya. Jd lgsg sj ke link @kitabisacom . Mohon maaf sekali lagi.
Kpd yg mau lgsg donasi ke rekening keluarga Fahri, mohon maaf kami blm dpt nomor rekeningnya, entah ada atau tdk. Krn, Fahri blm bs masuk sekolah selama ini, selain soal administrasi, surat2, jg soal dana. Jd sy tidak tahu apakah mereka punya rek bank atau tidak. @kitabisacom
Kpd yg ingin lgsg ke tempat kost keluarga Fahri, silakan dilihat di link patokan alamatnya di Bukit Tinggi. Jg terima kasih kpd sahabat, yg ingin mempertemukan Fahri dg pejabat setempat agar mendpt jln utk bs bersekolah.
Semua saya apresiasi.
Terima kasih berjuta terima kasih, atas kepedulian sahabat kpd sesama, yg tentunya jg ada di sekeliling kita.
Buku ini senilai Rp. 1,5jt. Jadi, otomatis sahabat saya @nay_shel akan donasikan minimal Rp. 1,5 jt ke link donasi utk Fahri via @kitabisacom atas nama anda, orang-orang baik.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Masih ingat Fahri, yang kemarin saya upload. Berkoordinasi dg @kitabisacom , tim sdh bertemu dengannya dan orgtuanya di Bukit Tinggi. Silakan klik link ini utk cerita lengkapnya, dan mari berdonasi untuk Sang Dermawan, Guru Kehidupan : Fahri
Terima kasih, sudah mendorong kami untuk menemui Fahri dan keluarganya di Bukit Tinggi. Silakan klik donasi di @kitabisacom utk mendapatkan cerita lengkapnya, dan mari berdonasi untuk Fahri:
Salah satu yang paling sy sesali dlm hidup, ketika Ibu mengirim WA, 5/7, “Man, madu hitamnya Mama sudah habis,” dan sy janji akan mengirimkan. Sampai ibu wafat, 12/7, blm jg sy kirimkan.
Kl kamu tak mau semenyesal saya, ingat janjimu pd ibumu, tunaikan segera...
Permintaan Ibu sangat sederhana tak ada yang merepotkan. Saya yang abai...
Saya makin terpukul saat melihat wallpaper hape almarhumah ibu: foto saya bersamanya. Sementara wallpaper hapeku, tak pernah fotoku bersamanya...
Dua sahabat menghampiri sebuah lapak jualan. Penjualnya ternyata melayani dgn buruk. Mukanya cemberut. Amir jengkel menerima layanan seperti itu. Herannya, Umar enjoy aja, bahkan bersikap sopan kepd penjual itu.
Amir pun bertanya kpd Umar,
“Kenapa kamu bersikap sopan kepd penjual yg menyebalkan itu?”
“Lho, knp aku hrs mengizinkan dia menentukan caraku bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain,” jawab Umar.
“Tapi dia melayani kt buruk sekali!
“Itu masalah dia. Dia mau bad mood, tdk sopan, melayani dgn buruk, tdk ada kaitannya dgn kita. Kl kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur & mempengaruhi hidup kt. Pdhl kitalah yg bertanggung jawab atas diri kt sendiri.”
Kovach & Rosenstiel tak cm nulis 9 Elemen Jurnalisme, tp jg ‘Blur, Bgm Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi’. Pers didedahnya. Ada penganut jurnalisme verifikasi, jurnalisme pernyataan, jurnalisme pengukuhan (propaganda, persuasi, manipulasi) & jurnalisme kaum kepentingan
Jd gak usah kaget dg wajah pers saat ini. Kenali jenis jurnalismenya utk tahu kebenaran isinya. Jurnalisme verifikasi; semata jurnalisme pernyataan; jurnalisme pengukuhan yg cm propaganda, persuasif, manipulatif & menampilkan realitas semu; atau milik ‘kaum kepentingan’
Kovach & Rosenstiel paparkan jg 8 ukuran & fungsi penting jurnalisme yg dibutuhkan saat ini: otentitakor/pensahih, penuntun akal, investigator, penyaksi, pemberdaya, agregator/pengepul cerdas, penyedia forum & panutan.