Disesatkan Saat Perjalanan Pulang ke Purwokerto

-Berdasarkan Kisah Nyata-

a thread
Disesatkan Saat Perjalanan ke Purwokerto
Narasumber : Y via email

*cerita ini sudah pernah dishare di kaskus oleh narasumber pada 2014 lalu*
Kejadian ini nyata dan saya alami sendiri sekitar pertengahan tahun 2011 (kalau tidak salah di bulan
juni-juli), saat itu saya masih berstatus sebagai mahasiswa semester 4 di salah satu perguruan tinggi negeri Jogja.
Saya berasal dari Purwokerto yang berjarak sekitar 4-5 jam perjalanan dari jogja dengan kendaraan motor, dan di Jogja sendiri saya ngekost disekitar area kampus.

Singkat cerita, sebagai seorang mahasiswa pada umumnya, saya melakukan rutinitas kuliah pada
hari senin-jumat,
dan pulang ke kost setiap harinya. Tapi sejak awal masuk kuliah pada tahun 2009, saya memang rutin sekali pulang kampung ke Purwokerto, walaupun dengan jadwal yang tidak menentu.
Kadang saya pulang seminggu sekali, kadang 2 minggu sekali, sebulan dan paling lama saya pernah baru pulang pasca 2 di Jogja. Ya, intinya tergantung banyak tidaknya tugas dan magernya saya untuk pulang.
Setiap perjalanan pulang kampung saya memakai kendaraan motor yang biasa saya pakai untuk aktivitas sehari-hari, karena memang jarak dari jogja-purwokerto tidak terlalu jauh untuk saya tempuh menggunakan motor.
Waktu itu, bulan juni 2011, yang sudah saya sebutkan diatas, kebetulan saya baru saja selesai UAS, yang otomatis ada jeda libur perkuliahan setelah itu. Memanfaatkan momen itu, sayapun sudah pasti memutuskan untuk pulang kampung keesokan harinya, ya hitung hitung liburan panjang-
-sekaligus istirahat di rumah. Saya sudah merencanakan untuk pulang kampung di hari sabtu pagi selepas subuh, seperti yang biasa saya lakukan sebelum2nya.
Singkat cerita, ternyata di hari H Sabtu pagi saya ada keperluan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan sampai siang harinya. Setelah menyelesaikan keperluan jadi, saya istirahat tidur sejenak untuk melepas lelah dan baru terbangun sekitar jam setengah 4 sore.
Sebetulnya sempat ragu apakah saya tetap mau jalan pulang di sore itu juga karena badan masih lelah
dan mager, atau diundur keesokan harinya.. Namun setelah berfikir sebentar, saya memutuskan tetap berangkat sore itu juga.
Akhirnya saya memantapkan diri untuk jalan pulang saat itu juga, Sabtu sore. Jam 4 itu juga saya mulai packing, menyiapkan beberapa barang untuk saya bawa. Singkat cerita, sekitar jam setengah 5an sayapun berangkat mengendarai sepeda motor saya,
dan tidak lupa saya memberi kabar ke orang tua dirumah bahwa saya akan pulang hari itu.

Untuk rute perjalanan, saya emang sengaja ambil jalur pada umumnya yang sering dilewati kendaraan lain. Kira-kira begini:
Jogja-Kulonprogo-Purworejo- Kebumen- Gombong- Banyumas- Purwokerto.
Saya sudah biasa melalui jalan ini untuk rute pulang saya.

Dimulailah perjalanan dari kostan, sore itu langit cukup cerah dan nyaman untuk berkendara, seperti biasa sebelum jauh, saya mampir di SPBU daerah Ambarketawang Jogja untuk mengisi bahan bakar sampai full.
Lanjut perjalanan, Satu jam berlalu, sekitar pukul setengah 6 sore, saya sudah sampai di Kulonprogo, hampir masuk ke area Purworejo.
Singkat cerita saya masuk ke daerah Purworejo, dan dimulailah kejadian yang sampai sekarang tidak bisa saya lupakan.. Untuk lebih jelasnya saya lampirkan peta perjalanan saya ini
Dari map tersebut, tepat di simpangan jalan sebelum jalan yang saya lingkari, dari arah Jogja jika lurus saya melewati kota Purworejo, sayapun ambil jalan kiri karena memang memotong jalur cukup panjang dan itupun bukan jalan baru bagi saya.
Saya selalu melalui jalan itu ketika perjalanan pulang. Sebetulnya jalur itu biasanya cukup besar dan ramai karena memang dilwati kendaraan2 besar seperti bus dan truk dan kendaraan2 lain.
Saat itu jam menunjukkan pukul 6 sore, adzan maghrib sudah berkumandang, dimana posisi saya berada disekitar lingkaran merah pada peta. Saya berencana mencari mushola/masjid untuk melaksanakan sholat. Saat masih dalam perjalanan mencari masjid mendadak timbul perasaan aneh.
Jalan yang biasanya ramai dgn kendaraan lalu lalang, saat itu yang saya lihat benar2 sepi, tidak menjumpai kendaraan lain selain saya sendiri..
Saya ingat betul saat itu saya sedang melewati jalan yg di kanan dan kirinya area persawahan.

Seketika mendadak kepala agak pusing, keringat dingin, dan motor yang saya kendarai jadi sangat berat. Dari situ saya mulai sadar kalo ada hal yang tidak beres.
Saya masih lanjutkan perjalanan sambil baca2 doa, kira2 belum sampai 5 menit dari yang saya rasakan tadi, tepat di kanan jalan, saya menemukan sebuah bangunan yang saya pikir itu adalah masjid.

Tanpa pikir panjang’ Saya putuskan untuk mampir untuk sholat maghrib disana.
Bangunan itu seperti sebuah pesantren, dimana ada masjid, aula dan halaman yg luas. Setelah saya parkir motor, saya berjalan menuju masjid dan mengambil air wudu. Di perjalanan ke tempat wudhu, saya melewati aula yg ternyata setelah saya dekati ada beberapa santri berlalu lalang.
Mereka berpakain layaknya santri pada umumnya, ada yang memakai sarung, celana panjang’, baju koko dll.

Saya pun mencoba menegur sapa beberapa diantara mereka karena saya mau numpang sholat. Tapi setelah saya lihat baik2 dari dekat, wajah mereka semua pucat pasi, dan-
-tidak ada yang menjawab satupun sapaan ramah saya, mereka hanya diam tidak ada satu patah katapun terucap.

Hawa menjadi panas dingin campur aduk. Ini mungkin kesalahan fatal saya, setelah melihat keadaan santri2 tadi dan hawa semakin tidak enak.
entah apa dalam pikiran saya, saya batal untuk menunaikan sholat maghrib. Akhirnya saya bergegas menuju parkiran, ambil motor dan melanjutkan perjalanan dgn kondisi ketakutan dan pikiran kacau sembari mencari masjid di area yang lebih ramai dan terang.
Perjalanan saya lanjutkan. Jika melihat peta tadi, dalam beberapa menit harusnya saya sudah sampai di titik segitiga hijau dimana itu adalah perempatan besar terminal Purworejo.
Tapi setelah 20-30 menit berlalu perjalanan, yang lagi2 anehnya tidak ada satupun berpapasan dgn kendaraan lain, jalan yg seharusnya terang dan ramai inipun saya rasakan semakin gelap gulita.. benar2 tidak seperti biasanya, karena saya hafal betul rute tersebut.
Kondisi hati dan pikiran saya pun semakin kalut, niat hati ingin banget bisa bertanya jika ada rumah penduduk atau orang yang lewat di pinggir jalan, tapi lagi2 saya tidak menemukan rumah atau seseorang.. yg saya lihat hanya kebun2 kosong di kanan kiri jalan yg minim penerangan..
Saya melihat jam tangan, sudah menunjukan pukul 7 malam, saya meneruskan perjalanan saya sampai akhirnya saya melihat di depan jalan ada sebuah rumah. "Akhirnya.." gumam saya saat itu. Tanpa pikir panjang saya berhenti.
Yang saya lihat adalah sebuah rumah dan bengkel motor disebelahnya. Ada 1 orang laki2 (bapak2) sedang duduk di rumah tersebut. Tidak ada yang aneh dengan si bapak, seperti orang pada umumnya, bercelana pendek, kaos oblong.
Saya permisi untuk menanyakan jalan, karena saya yakin sudah tersesat dan keluar dari jalur yang biasa saya lewati.

“pak maaf numpang tanya, kalo ke arah purwokerto itu kemana ya?”
Dengan ramah si bapak menjawab “loh mas, sampeyan mau ke purwokerto kok sampe sini? Ini di Salaman magelang” jawabnya.
Saya panik dan kaget setengah mati.. Saya perkirakan lokasi saya saat itu adalah di area dengan lingkaran hitam, dimana itu adalah daerah Salaman Magelang seperti yang si bapak itu sebutkan. Bisa dibayangkan, itu lumayan jauh dari titik segitiga hijau yang harusnya saya lewati.
Logikanya ketika saya berada dilingkaran hitam itu, saya harus menyebrangi jalan utama dulu yg notabene ramai kendaraan, yang saya yakin selama perjalanan saya hanya melewati jalan gelap dan sepi.
Pun perlu waktu lama untuk sampai lingkaran hitam itu karena jarak yg cukup jauh, dan saya hanya sekejap bisa sampai sana.

Pikiran semakin kalut, takut dan entah kenapa saat itu tidak mengabarkan orang rumah kondisi saya yg sangat genting itu.
Dan si bapak tadi memberi petunjuk untuk memutar balik dan mengikuti jalan lurus sampai bertemu jalan raya lagi. Saya yang sudah tidak bisa berpikir jernih hanya mengangguk iya2 saja.

Singkat cerita saya permisi dengan si bapak dan memutar balik motor sesuai arahan beliau.
Tidak selang lama saya berjalan, tepat dikiri jalan saya menjumpai keramaian yang setelah saya dekati adalah sebuah pasar..
Ada kios2, ibu2 berjualan, dan banyak org berlalu lalang seperti pasar pada umumnya.

Anehnya, sepanjang perjalanan tadi saya tidak menjumpai pasar sama sekali, padahal saat ini saya mutar balik kembali ke jalanan yg saya lewati sebelum ke bengkel bapak tadi.
Jalannya pun hanya lurus tidak ada persimpangan satupun yg memungkinkan saya salah berbelok.

Lagi2 saya putuskan berhenti dan menanyakan ke seorang ibu penjual sayur yang ada di salah satu kios pasar tersebut.
Kondisi saat ini benar2 tidak bisa berpikir jernih entah itu pasar nyata atau gaib saya sudah tidak peduli. Saya menanyakan hal yang sama seperti kepada si bapak tadi, yaitu arah jalan pulang ke purwokerto.
Kali ini jawaban si ibu beda dengan jawaban si bapak tadi, si ibu menjawab: “oh, mas lurus terus aja sampai ada simpangan jalan, mas nya ambil kanan, terus ikuti jalan”.

Saya menjawab “oh nggih bu, maturnuwun”.
Saya mengiyakan saja walau hati saya berpikir, kok beda ya sama arahan si bapak tadi??

Kondisi saat ini saya benar2 hopeless, badan sudah lemes. Sayapun lanjutkan perjalanan, sampai setelah beberapa menit lagi2 saya menjumpai kejanggalan...
Jalan di depan saya semakin gelap,
betul2 gelap, semakin menyempit dan tidak berujung, saya benar2 tidak melihat apapun di depan karena tidak adanya penerangan...
Disitu saya dihadapkan 2 pilihan, antara meneruskan perjalanan menembus kegelapan yang tak berujung, atau memutar balik ke arah pasar tadi..

Karena takut semakin tersesat akhirnya saya putuskan memutar balik ke arah pasar, yang logikanya berarti saya semakin menjauh--
--dari rute seharusnya, tapi setidaknya saya bisa istirahat sejenak, mencari makanan di pasar itu, karena
perut sudah sangat lapar.

Keanehnya lainnya terjadi.. hampir setengah jam perjalanan, saya tidak menemukan pasar itu lagi, padahal saya yakin itu jalan yang sama.
Jujur saat itu saya nangis.. Saya bingung apa yg sudah terjadi.. Dan saya tidak tau dimana saya skrg.. Saya menepikan motor saya, betul2 gelap.. tidak ada rumah atau warga atau kendaraan satupun yg lewat..
Saya mencoba sedikit berpikir jernih, saya berdoa, berdzikir meminta pertolongan kepada Allah ta'ala agar diselamatkan dari perjalanan.

Sekitar 5-10 menit saya berhenti sejenak, saya memantapkan hati untuk memutar balik lagi ke arah berlawanan
(seperti semula yg diarahkan oleh si bapak tadi) yang harusnya saya bakal nemu lagi jalanan yang gelap, menyempit dan tak berujung yang sudah saya lewati tadi. Sambil terus mengucap doa dan dzikir, saya meneruskan perjalanan.
Belum lama jalan, ternyata yg saya
temukan berbeda lg. Disitu ada sebuah persimpangan, lapangan, mungkin seperti lapangan bola atau lapangan alun2 saya agak lupa, kondisinya sepi hanya ada bbrp org disekitar situ dan ada tukang becak yg sdg duduk diatas becaknya di tepi lapangan
Untuk ketiga kalinya saya meutuskan lagi untuk bertanya kemana arah pulang, kali ini kepada bapak tukang becak

“pak, punten sepertinya saya tersesat, saya mau pulang kearah purwokerto, saya harus kemana
ya pak?”
bapak tukang becak tadi menjawab “oh dari sini masnya lurus aja nanti ketemu tugu ditengah jalan, masih lurus, ga jauh nanti sampai jalan besar kota purworejo”.

Singkat cerita, sayapun mmengiyakan arahan bapak tukang becak tadi dan bergegas melanjutkan perjalanan.
Tidak lama kemudian, benar adanya, sampailah saya menemukan tugu ditengah jalan sesuai petunjuk bapak tukang becak tadi, perasaaan saya sedikit lega karena baru kali ini saya menemukan jalan sesuai petunjuk.
Dari tugu itu saya lurus dengan harapan benar2 sampai ke jalan besar.Ternyata? TIDAK! Saya hanya berputar2 di tugu yang sama itu sampai 3 kali. Kali ini saya benar2 berada pada titik PASRAH.
Sambil terus berdoa meminta pertolongan, saya nekat ambil jalur kanan dari tugu itu, yg ternyata setelah saya telusuri saya masuk disebuah kampung, jalanan sempit, sedikit rusak dan minim penerangan, hanya ada beberapa rumah penduduk yg jaraknya cukup jauh 1 antara lainnya.
Sempat ada niatan saya untuk bertamu dan bertanya arah pulang lagi, tp saya urungkan karena trauma kejadian2 tadi..
Saya meneruskan perjalanan hingga pada akhirnya diujung jalan saya nemu mushola kecil. Jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat, saya putuskan untuk sholat isya di mushola tersebut.
Saya parkir di halaman mushola. Dari luar mushola, bagian dalamnya terlihat sangat terang walapun ruangannya kecil dan saat saya masuk, tidak ada jamaah sama sekali. Wajar, karena memang sudah lewat waktu berjamaah shalat isya.
Masuklah saya untuk ambil air wudu, kemudian saya masuk ke dalam ruangan sholat. Baru ingin memulai sholat, tiba2 dari arah belakang, pundak saya ditepuk oleh seseorang. Refleks saja saya membalikkan badan yang ternyata ada 4 orang laki2 sudah berdiri di belakang saya.
Mereka semua bersorban dan memakai jubah putih. Seketika itu juga di dalam masjid mendadak berbau sangat
harum (belakangan saya tau, setelah tahun 2017 saya umroh, aroma yg saya cium di mushola itu sama persis dengan aroma masjidil haram).
Saya terkejut dengan kedatangan mereka ber-4, karena semenjak saya parkir di halaman mushola tadi,
benar2 tidak ada orang sama sekali.

Kemudian salah satu dari mereka bertanya “namanya siapa nak dan mau kemana?”
Dengan gemetar saya menjawab “ saya Y pak, saya sedang tersesat mau pulang kearah purwokerto, dan ini saya juga ga tau ada dimana”

Salah satu bapak bersorban itu menjawab “ oh yaudah, nak mau sholat isya kan, ayo sholat dulu bareng aja jamaah sama kita”.

Saya: “boleh pak”
Singkat cerita kami sholat berjamaah, saya sebagai makmum, salah 1 dari bapak bapak bersorban itu menjadi imam.
Selepas sholat selesai, saya diantar ke halaman dimana saya parkir motor kemudian beliau mengatakan sesuatu..
“nak kalo mau pulang, ikuti perkataan saya ya.. Kamu kesana” beliau menunjukkan sebuah jalan kecil ditengah kampung itu.
“tapi selama melewati jalan itu, nak ga boleh liat ke belakang, fokus aja kedepan sambil dzikir.”

Entah kenapa hati saya mendadak adem saat itu, saya mengiyakan dan berpamitan dgn keempat orang tsb dan tak lupa mengucapkan salam.
Dengan mengikuti jalan arahan beliau tadi, saya jalan memantapkan hati
dan ingat bahwa tidak boleh nengok ke belakang. Sampai spionpun saya lipat agar syarat itu benar2 saya penuhi..
Benar saja, kira2 hanya 5 menit saya jalan, saya sudah sampai di jalan utama. Tepatnya saya lupa, saya perkirakan posisi saya saat itu di daerah perbatasan antara Purworejo dan Kebumen.
Namun yang membuat saya lega adalah kondisi jalan yang sudah normal dengan lalu lalangnya kendaraan lain di jalan tersebut.

Untuk memastikan apakah ini nyata atau tidak, saya berhenti di tepi jalan utama tersebut untuk membeli martabak karena daritadi sudah menahan lapar.
Ternyata dari aura-auranya sudah betul2 nyata, dari obrolan dengan tukang martabak sampai keadaan jalan yang memang cukup ramai kendaraan serta lampu penerangan yang memadai. Dalam hati saya mengucapkan syukur berkali kali karena bisa kembali ke kondisi jalan normal ini.
singkat cerita, setelah makan, saya melanjutkan perjalan pulang dengan kondisi jalan kembali dan saya kenali. Dalam perjalanan, saya masih ga percaya dengan keadaan tadi, tapi saya bersyukur karena sudah diberi pertolongan sama Allah Ta'ala dan masih diselamatkan dari marabahaya.
Sampailah saya di rumah sekitar pukul 11an malam. Di rumah, orang tua sudah nunggu dengan keadaan was was dan panik. Posisi rumah orang tua dan eyang saya kebetulan bersebelahan.
Entah bagaimana, ternyata eyang sudah tau kejadian yg menimpa saya tadi Cuma tidak menginfokan ke orang tua saya, beliau hanya mendoakan agar cucunya diberi pertolongan..
Keesokan harinya eyang cerita, klo
saya kemarin di jalan pas masuk petang hari, saya keluar tepat di area dimana banyak makhluk2 yg baru
keluar dari sarangnya. Intinya saya diisengin, ada yg ngikutin, diputar2 selama perjalanan...
Saya hanya angguk angguk seraya terus mengucapkan syukur masih diberi jalan keluar dan petunjuk dari gangguan tersebut..
Untuk teman teman yang berpergian sendirian, kapanpun dan dimanapun, jangan lupakan berdoa. Minta kepada Tuhan keselamatan dan petunjuk, serta dilindungi dari gangguan baik manusia atau jin. Semoga kita senantiasa berada di lindungan-Nya

Tamat

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mwv.mystic

mwv.mystic Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mwv_mystic

12 Jan
Kisah Terowongan Casablanca, Pemecah Makam Menteng Pulo

a thread
Warga Jakarta sudah pasti tidak asing lagi dengan salah satu jalan paling tersohor di ibukota ini, yaitu Terowongan Casablanca. 

Lokasinya sendiri terletak di bawah Jalan Kuningan, daerah Jakarta Selatan, tepatnya di jalur penghubung dua arah antara Jatinegara dan Sudirman.
Sudah jadi premis klasik daerah angker lainnya yg berdiri diatas tanah "berkasus", sejarah Terowongan Casablanca juga demikian. Konon lokasi dimana terowongan ini berada dulunya merupakan bekas Tempat Pemakaman Umum (TPU), tepatnya di wilayah Menteng Pulo.
Read 12 tweets
11 Jan
Beranak Dalam Kubur

Fenomena Real yang Dianggap Klenik

a thread
Beranak dalam kubur, ketika mendengar kalimat itu, yg pertama terlintas di kepala kalian ga jauh dari sebuah film horror atau hal mistis.

Konon, ada beberapa cerita mistis yang mengaitkan sosok tertentu dengan fenomena latar belakangnya "beranak dalam kubur"
Tapi.. Sebenernya mungkin ga sih ada kejadian beranak di dalam kubur? Saat tubuh si induk sudah wafat dan kaku, bahkan dikuburkan, tetapi sang bayi akhirnya tetap dilahirkan walaupun dalam keadaan tak bernyawa.
Read 13 tweets
10 Jan
Kebobrokan Jurnalis Media dan Laman Publik Demi Mendulang Atensi Memanfaatkan Peristiwa Bencana

Sc screenshot foto : @mazzini_gsp Image
Hal mistis dan air mata merupakan 2 komoditi besar yang mampu mengambil perhatian banyak mata penduduk Indonesia. Menjual suatu hal klenik dan membuat tayangan yang mengundang haru menjadi salah satu hal yang sering dilakukan media, entah itu televisi, media online,--
--atau akun publik sekalipun. Sayang, cara, tampilan dan waktu untuk share info tersebut tidaklah tepat dan cenderung menjijikan.

Media selalu menjadi yang terdepan dalam mengabarkan sebuah bencana alam atau insiden tertentu.
Read 17 tweets
14 Dec 20
"..Ditengah percikan air hujan yang mengguyur Jakarta senja itu, ditengah hiruk pikuk calon penumpang yang berlalu lalang.. ia duduk diam disana menunggu kereta yang akan membawanya kembali "pulang".."

PENUNGGU STASIUN MANGGARAI

a thread Image
Stasiun Manggarai, salah satu nafas ibukota yg selalu riuh dari pagi hingga malam. Sebagai stasiun transit yang menghubungkan hampir semua jalur kereta api, aktivitas manusia di lokasi ini sgt banyak.. Ya itu yg terlihat mata, tapi yg tidak terlihat juga tidak kalah banyaknya..
Malam itu, seperti biasanya gw nunggu kereta tujuan Cikarang. Salah satu kereta terpadat, apalagi kalau malam di akhir pekan. Sayang, gw ketinggalan kereta malam itu dan harus nunggu 1 jam lagi untuk kereta berikutnya..
Read 12 tweets
8 Dec 20
Salam Dariku, Untukmu.. Sang Penghuni Alas Roban

"..Jasadmu mungkin tak lagi terlihat, tapi tenanglah, aku tau kamu ada disana.."

Based on true story
a thread Image
Alas Roban, sebuah lokasi yang sudah cukup dikenal sebagai salah satu lokasi "merah" bagi sebagian orang. Walaupun hanya berupa jalan raya yang memotong hutan belantara, nyatanya hal hal mengerikan banyak terjadi disini..
Masa lalu lokasi ini pun menjadi tanda tanya. Kenapa hutan yang terkesan asri dan teduh di siang hari itu, berubah begitu mencekam dan penuh aura mistis di dalamnya?. Mulai dari alasan lokasi "pembuangan" jenazah korban petrus,
Read 30 tweets
7 Dec 20
Katanya, dari dana 300k perkepala keluarga, Mensos nilep 10k.. Anggaplah jadi 290k. Tapi yg sampai ke tangan warga gw yakin ga sampe 150k kalau liat listnya.

Tandanya? Ya pasti ada lagi "jatah jatahan" Sebelum akhirnya diterima masyarakat.. Image
Coba kita bikin perhitungan kasar berdasarkan list merk produk dan jumlahnya. Data apa isi dari bansos ini gw ambil dari artikel diatas dan kita pake harga di shopee sebagai patokan harga Image
14 bungkus mie instan merek mie sedaap
14x2.5k = 35k

Dan 10 kg beras merk Petani (gw ga nemu versi 10kg, adanya 5kg, jadi kita x2 aja
47.8 = 95.6k ImageImage
Read 10 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!