Tragedi Berdarah Suku Dayak dan Madura.

[Sebuah Utas]
Konflik suku Dayak dan Madura di Sampit adalah peristiwa pecahnya kerusuhan antar etnis Indonesia yang berawal pada bulan Februari 2001 dan berlanjut sepanjang tahun.
Konflik dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh propinsi termasuk ibukota Palangkaraya bahkan ke seluruh Kalimantan Tengah antara suku Dayak asli dan warga migran dari pulau Madura.
Pada bulan Februari 2001 menjadi masa–masa paling mencekam dalam sejarah kota Sampit.
Konflik antara suku Dayak dan Madura pecak dan mengakibatkan berbagai kekacauan dan kengerian. Mayat bergelimpangan, rumah-rumah yang dibakar, listrik yang mati total dan teriakan-teriakan perang yang menakutkan.
Sejarah perang Sampit tahun 2001 merupakan bagian dari beberapa insiden yang sudah terjadi sebelumnya antara warga Dayak dan Madura.
Konflik besar terakhir antara terjadi dalam kurun waktu Desember 1996 hingga Januari 2007 yang menewaskan 600 orang.
Awal mula bibit konflik pada Peristiwa Sampit terjadi sejak diadakannya proses transmigrasi oleh pemerintah kolonial Belanda.
Warga Madura tiba di Kalimantan pertama kali pada tahun 1930 dalam program transmigrasi pemerintah Belanda yang dilanjutkan oleh pemerintah RI.
Hingga tahun 2000, para transmigran mencapai 21 persen populasi di Kalimantan Tengah.
Warga Madura kian hari semakin agresif dalam persaingan dengan suku Dayak sehingga suku Dayak tidak puas akan hal tersebut.
Sejak kedatangannya di Kalimantan, warga Madura telah berhasil menguasai banyak bidang perekonomian dan industri komersial seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.
Banyak versi yang beredar mengenai pemicu sejarah konflik Sampit. Salah satunya konon disebabkan oleh pembakaran sebuah rumah warga Dayak yang disebabkan oleh warga Madura dan memicu sejumlah anggota suku Dayak membalas membakar rumah-rumah warga Madura.
Versi lain yang dikemukakan oleh Prof. Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak bahwa suku Dayak mempertahankan diri setelah beberapa anggotanya diserang. Lalu ada versi bahwa seorang warga Dayak dibunuh setelah disiksa sekelompok warga Madura akibat sengketa judi di desa Kerengpangi.
Sekelompok warga Dayak kemudian menyerang rumah warga Madura yang bernama Matayo untuk balas dendam atas kejadian di Kerengpangi keesokan harinya dan menewaskan empat penghuni rumah.
Serangan itu juga memicu keinginan balas dendam dari sekelompok warga Madura lainnya.
Mereka mendatangi rumah seorang warga Dayak bernama Timil yang konon menyembunyikan salah seorang pelaku penyerangan.
Timil berhasil diamankan oleh polisi, namun warga Madura membakar rumahnya dan juga rumah kerabatnya, mengakibatkan penghuninya tewas.
Peristiwa inilah yang banyak dijadikan acuan mengenai penyebab konflik lebih besar antara etnis Dayak dan Madura dalam sejarah perang Sampit.
Warga Madura berhasil bertahan selama dua hari sejak penyerangan ke rumah Matayo, mereka bahkan berani menyisir pemukiman-pemukiman warga Dayak karena merasa sedang diatas angin.
Pada 20 Februari 2001 situasi berbalik arah dengan kedatangan sejumlah besar orang Dayak dari luar kota ke Sampit.
Warga Dayak menggunakan berbagai jenis senjata tradisional seperti mandau, lunju atau tombak, sumpit, senjata api yang disebut dum-dum seperti pahlawan nasional dari Madura, tetapi ada juga yang menggunakan celurit dan sejumlah bom rakitan.
Selama terjadinya sejarah perang Sampit, diperkirakan sekira 500 hingga hampir 1500 orang tewas versi Garry van Klinken, dan ribuan hingga ratusan ribu orang Madura yang selamat terpaksa mengungsi keluar dari Sampit.
Kerusuhan bahkan meluas hingga Kualakayan yang jaraknya sekitar 100 km di sebelah utara Sampit dan ke Palangkaraya.
Pembersihan etnis yang dilakukan oleh warga Dayak terus berlanjut selama beberapa minggu ke seluruh Kalimantan Tengah hingga ke wilayah ujung jalan raya Trans Kalimantan bahkan hingga ke Kuala Kapuas di sebelah Tenggara, bahkan hingga ke Pangkalan Bun di sebelah Barat.
Besarnya skala pembantaian dan konflik menyulitkan militer dan polisi untuk mengontrol situasi di Kalimantan Tengah sehingga dikirim pasukan bantuan dari Wagub Kalteng berupa 276 personel TNI dari Yonif 631/ATG ke Sampit.
Penyebab utama dalam sejarah perang Sampit adalah perbedaan karakter antara suku Dayak dan Madura.
Salah satu penyebabnya adalah bahwa suku Dayak sebagai penduduk yang menirukan adat pahlawan nasional dari Kalimantan kerap tersisihkan oleh sepak terjang orang Madura sebagai pendatang, yang seringkali dikatakan tidak menyesuaikan diri dengan bumi tempatnya berpijak.
Suku Dayak berulangkali harus berpindah tempat karena desakan para penebang kayu yang masuk semakin dalam ke hutan, belum lagi adanya larangan untuk menambang di tanah asli mereka, juga berbagai sektor perekonomian dan kehidupan yang dikuasai orang Madura.
Dan lemahnya penegakan hukum terhadap orang Madura yang melakukan kejahatan terhadap orang Dayak sehingga terkesan berat sebelah.
Tidak adanya pihak ketiga yang berusaha menjembatani dengan baik pada konflik kedua etnis ini juga turut memperburuk situasi.
Bukti bahwa perekonomian dikuasai etnis Madura yang menjadi salah satu penyebab perang Sampit bisa dilihat bahwa setelah mereka mengungsi, warga Sampit lainnya kesulitan mencari sembako karena toko-toko eceran tutup.
Untuk mencegah kondisi semacam ini terulang kembali, diperlukan adanya semacam perlindungan berdasar hukum terhadap komunitas etnis dari pemerintah daerah setempat sesuai rekomendasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Saat ini Sampit dikenal sebagai kota yang damai, sejahtera dan penduduk yang rukun.
Tidak sampai setahun setelah sejarah perang Sampit terbongkar, penduduk mulai berbenah. Warga Madura kembali berdatangan dan sejak itu Sampit mengalami perkembangan serta kemajuan pesat di bidang ekonomi dan industri.
Kerusuhan besar yang terjadi pada tahun 2001 tentunya telah mengajarkan bahwa pertikaian antar warga apapun etnisnya hanya akan mendatangkan akibat berupa kekalahan kedua pihak dan tidak ada pemenang sebenarnya dari tragedi tersebut.
(Makam korban tragedi berdarah suku Dayak dan Madura)
(sumber: sejarahlengkap.com)

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Literasi Aksara

Literasi Aksara Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @literasiaksara

7 Feb
Tragedi Berdarah Talangsari.

[Sebuah Utas] Image
Tragedi Talangsari 1989 berawal dari menguatnya doktrin pemerintah Soeharto tentang adanya asas tunggal Pancasila.
Untuk menunjukkan komitmennya, Soeharto menyebut prinsip tersebut dengan Eka Prasetya Panca Karsa dengan program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4).
Read 22 tweets
5 Jan
Menilik Sosok Tan Malaka, Sang Pahlawan Yang Terlupakan (1897-1949).

[Sebuah Utas]
Tan Malaka lahir di Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897.
Tan Malaka bernama asli Sutan Ibrahim, ia mendapatkan nama gelar semi bangsawan yang didapat dari garis turunan ibunya menjadi Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka.
Read 29 tweets
5 Jan
Mengenal sosok Tan Malaka (1897-1949).

[Sebuah Utas]
Tan Malaka dilahiran di Suliki, Sumatra Barat pada tanggal 02 Juni 1897 dengan nama asli Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka.
Anak dari pasangan Rasad Caniago dan Sinah Sinabur ini merupakan tamatan Kweekschool Bukit Tinggi pada umur 16 tahun di tahun 1913, dan dilanjutkan ke Rijks Kweekschool di Haarlem, Belanda.
Read 5 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!