Thread by @Mentimoen

Semua media2 yg dibiayai pemerintah sebuah negara pasti punya tujuan promosi dan propaganda. Itu sesuatu yg wajar.

Tetapi ada beda antara media2 negara2 Barat dan Timur dalam urusan apa yg diberitakan, dan standard yg digunakan.

Media2 dgn biaya pemerintah di Asia, fokus memberitakan dan mempromosikan perkembangan negara sendiri. Itu wajar. TVRI dan RRI memberitakan perkembangan Indonesia. China Daily dsb mencoba memperlihatkan perkembangan di China.

Itu cara promosi positif.

Permasalahan dgn media2 propaganda Barat adalah, mereka lebih fokus membuat hoax tentang negara lain yg tidak disukai, drpd memberitakan perkembangan negara sendiri. RFA propaganda Amerika hampir ga pernah memberitakan urusan Amerika, tetapi provokasi revolusi di tempat lain.

Negara2 Barat juga tersinggung ketika media2 negara Asia misalnya mencoba membawakan perpektif pandangan ttg negaranya. Misalnya media China CGTN diusir dari Inggris karena memberitakan pandangan China ttg Xinjiang dan Hongkong. Ini benar2 keterlaluan.

Sudah jelas media pemerintah suatu negara berusaha memberikan perpektif dari negara ybs. Misalnya kalau RRI berusaha memberitakan masalah Papua dari perpektif Indonesia, apakah salah?

Media2 Asia rasanya tidak pernah mencoba memprovokasi revolusi atau separatis di negara2 Barat.

Jika media2 propaganda Barat menyerang negara2 Asia dgn hoax, lalu apakah negara2 Asia tidak boleh membantah? Kalau membantah lalu dicabut lisensi penyiarannya spt Inggris mencabut lisensi CGTN di Inggris?

Kecuali kalau CGTN berusaha membuat hoax untuk memprovokasi pertikaian dan separatisme misalnya di Irlandia Utara. Tapi kayaknya mereka tidak lakukan. Mereka cuma beritakan urusan domestik.

Agresi Barat sejak jaman kolonialisme dulu belum berhenti, sekarang lewat agresi media.

Bayangkan, BBC di China menyerang China dalam urusan domestik China, membuat hoax urusan Xinjiang dan Hong Kong.

CGTN di Inggris tidak menyerang Inggris, tetapi memberitakan masalah China lewat kacamata China. Eh Inggris marah dan CGTN diusir.

China membalas pencabutan lisensi CGTN dgn mencabut ijin penyiaran BBC di China.

Uni Eropa cepat2 membela Inggris, minta China mencabut larangan penyiaran BBC di China. Tapi EU sama sekali tidak menyinggung larangan penyiaran CGTN di Inggris. Munafik toh?
apnews.com/article/europe…

Jadi menurut EU, yg boleh melarang penyiaran cuma negara2 Barat. Negara2 Asia tidak boleh membantah kalau dicekokin hoax dari kantor2 berita Barat.

Ini sangat munafik, dan rasis. Sepertinya bule yg paling benar dan yg lain salah melulu?

Cara2 agresif Barat memandang permasalahan Asia menjadi titik lemah yg menghancurkan Barat sendiri.

Negara2 Barat kehilangan kemampuan melihat masalah di negara sendiri dgn benar, sehingga semakin kacau. Alih2 beresin negara sendiri, mereka fokus mengacaukan negara lain.

Barat masih belum lepas dari delusi "The White Man's Burden", merasa adalah kewajiban dan beban kulit putih untuk membuat non-kulit putih menjadi beradab. Seakan2 yg paling beradab dan bermoral itu cuma kulit putih.

Manusia2 Barat yg masih delusional marah sekali ketika negara2 non Barat berani bilang, uruslah urusan kalian sendiri: "Siapa kalian eh negara2 Asia, beraninya kalian menolak pertimbangan moral tingkat tinggi kami!".

Yg protes kami kenakan sanksi!