Payung Hitam Profile picture
Feb 14, 2021 96 tweets 12 min read Read on X
Pitutur (Nasihat)
[A THREAD]
@bacahorror #bacahorror Image
Namaku Galuh, punya dendam dengan kakak kandungku sendiri, dendamku didukung kuat oleh suamiku sendiri yang aku sudah nikahi sekitar 8 tahun yang lalu.

***
Cerita mundur di umurku yang masih 15 tahun pada tahun 2010, saat itu pulang sekolah aku langsung nyusul mbok (ibu) ke pasar, karena dia jual ikan2 segar disana. Sekolahku jaraknya ga terlalu jauh, tapi kalau jalan kaki bisa 15 menit baru sampe.
Aku biasa bantu mbok jualan di pasar karena aku ga tega liat mbok yang umurnya sudah hampir 60 tahun tapi masih sibuk sendirian, bapak Cuma tukang becak, jadi beliau gak bisa selalu bantuin mbok jualan.
Pasar biasanya tutup jam 2 siang untuk pedagang ikan, tutup karena habis, atau ikan bisa jadi ga segar lagi karena dari subuh sudah digelar di meja pasar. Aku pulang sekolah jam 12 siang, jadi masih ada waktu 2 jam untuk bantu mbok beres2.
Kadang aku sampai di pasar, dagangan belum habis, jadi kami harus stor ikan ke pedagang keliling. Hari2 kegiatanku begini, terasa aku anak semata wayang, padahal aku punya kakak laki2 yang harusnya lebih bertanggung jawab.
Suatu sore waktu aku baru pulang dari pasar, aku lihat ada perempuan duduk di teras rumahku, aku nebak2 siapa tamu ini,
“Nuwun mbak, cari siapa ya?” Tanya aku
“lagi nungguin mas Gamya, Galuh ya?” Kata perempuan itu
“Njih mbak, masuk mbak, tunggu dalem yuk” ajak aku ke perempuan itu
“Ngerepotin ah, duduk sini saja” tolak perempuan itu sopan.
“Yaudah mbak aku masuk dulu ya, mau beres2, ga enak ini bau amis, mari mbak” pamit aku ke perempuan itu sambil sedikit menunduk, k
arena aku selalu diajarkan mbok harus tunduk kepala ke orang yang lebih tua
“Mari” kata perempuan itu
Aku lihat didepan kamar belakang mas Gamya sedang siap2, memakai tali sepatunya, sisiran, menyemprotkan banyak parfum, aku tebak dia mau pergi kencan sama perempuan yang tadi. Aku belum sempat tanya namanya, dan siapa, tapi aku yakin itu pacarnya.
Setelah beres2, aku mau pergi mandi, aku lihat mbok sedang berbincang sama perempuan tadi di teras. Disusul mas Gamya yang datang manasin motor RX King nya. Setelah itu naiklah perempuan itu ke atas motor dan pamit sama mbok. Mbok masuk dengan membawa tampah2 bekas dagangan.
“Itu siapa mbok?” Tanya aku ke mbok
“Koncone mas mu, ayu ya” (kawannya kakakmu, cantik ya) kata mbok
“Iyo, sopo jenenge mbok?” (Iya, siapa namanya mbok?) tanya aku lagi
“Novi” jawab mbok sambil senyum2
Aku tebak lagi kayaknya mbok seneng sama perempuan itu, karena pertama kalinya mas Gamya ajak perempuan ke rumah
Sebetulnya mbok sering khawatir dengan mas Gamya, baru tahun kemarin ia lulus SMA, tapi sampai sekarang belum ada pekerjaan, dan sudah gandeng perempuan saja. Tapi Setidaknya mbok melihat peluang, kalau mas Gamya ada kemauan untuk berkembang.
Mbok seperti banyak berharap padaku untuk segala hal, karena mas Gamya bukan orang yang banyak bicara, sikapnya selalu dingin, suka melawan dan banyak melamun.
Aku sering kali kedatangan teman kerumah, biasanya untuk kerja kelompok karena aku anak SMK yang rata2 tugasnya harus berkelompok. Kali ini aku dapat kelompok yang 1 anggotanya ga pernah sekelompok sama aku. Jadi aku seperti baru kenal dengan dia, sebut saja namanya Yoyo
Lagi asyik kerja kelompok di teras, aku lihat Yoyo mengintip kedalam rumahku, di jendela kayuku memang tanpa kaca, Cuma dilapis kain tirai.
Karena aku merasa risih, aku tegur Yoyo, tapi Yoyo nampak kaget, sedikit pucat tp langsung meminta maaf karena sudah lancang. Aku juga jadi ga enak sudah ngagetin dia, tapi semenjak itu, Yoyo jd beda, tiap kali kami mau kerja kelompok, dia selalu nolak kalau lokasinya dirumahku.
Kami dalam kelompok mata pelajaran ini bakal selamanya sampai nanti naik kelas, sebetulnya kami rencanakan kerja kelompok bergilir di rumah tiap anggota, tapi semua temanku sepakat dirumahku saja selamanya, karena rumahku punya teras luas dan halaman rindang.
Cuma Yoyo saja yang sejak kerja kelompok ke 2 dia ga mau lagi datang kerumahku.

Agak heran sebetulnya, tapi yasudahlah, kalaupun Yoyo ga ikut, tapi Yoyo titip uang jajan dan meminjamkan leptopnya untuk kami.
Singkat cerita waktu aku sudah mulai memasuki UN, mbok dan bapak juga sudah sering kenalin aku dengan beberapa laki2, iya untuk dinikahkan dengan aku, karena aku memang masih orang desa, jadi umur 18 tahun adalah umur yang pas untuk perempuan menikah.
Aku ingat sekali momen2 ini, karena disibukan UN, masuk perguruan tinggi negeri, menikah, dan beberapa persoalan kakakku.
Di malam yang tenang itu, bapak nyuruh aku ke bangunan sebelah yang biasa kami buat untuk meletakan padi dan hasil tani untuk ambil kentang. Aku berangkat akhirnya Cuma ditemani lampu sentir kecil.
Menyusuri jalan setapak kira2 60 meter dari rumahku ke bangunan itu. Ditengah jalan aku nengok ke belakang, sekedar ngecek kenapa baru beberapa meter saja sudah gelap banget, padahal lampu di rumah terang, biasanya lampu rumah terangnya sampe jalanan.
Waktu aku nengok, sekelebat aku liat dirumah ada 2 perempuan dan 1 laki2, itu mbok, bapak, satu lagi siapa?
Aku sempat mikir, kapan ada orang masuk, perasaan jalan ke pintu depan Cuma 1, ah tapi biarin lah mungkin kawan mbok atau bapa yang mampir.
Sampe di dekat bangunan itu, aku lihat ada seperti anjing di dekat tangga bangunannya, aku agak ngeri dengan anjing, tapi waktu aku dekati, ternyata itu mas Gamya, merangkak dengan sesuatu di mulutnya.
Betapa kagetnya aku, jantung serasa mau copot, mas Gamya ga mungkin bercanda, ngobrol saja ga pernah apalagi bercanda.
Aku lari secepatnya ke arah yang berantakan, diantara rumput2 tinggi, akhirnya aku sampe kerumah langsung menuju kamar mas Gamya di belakang. Betul dia ga ada di tempat.
Bapak dan mbok kebingunan, aku sudah ga bisa berkata2 lagi karena nafasku tersengal, yang aku ucap Cuma “mas Gamya, mas Gamya” sambil menunjuk2 ke arah bangunan lumbung itu.
Bapak cepat2 ambil golok dan mbok menyusul dibelakangnya, aku Cuma diam dan baru sadar kakiku berdarah2 kena ranting dan batu2 besar di tanah karena sandalku putus.
Aku akhirnya terduduk didepan kamar mas Gamya sambil menangis, menangis kaget dan sakit sekali kakiku.
Aku ingat waktu itu aku menangis, ada yang menyusul, iya suara tangisanku ditiru entah dengan siapa, aku spontan kaget menengok ke segala arah tapi ga ada siapapun.
Aku beranikan diri untuk berdiri ke kamar mandi dan aku siram semua luka di kakiku, setelah itu aku obati sendiri di ruang tamu.
Ga lama setelah itu, mbok dan bapak datang kerumah membopong mas Gamya yang tubuhnya basah kuyup dan kotor.
“Kok bisa bisanya le, tangi le tangi, mbok ini lho!” (kok bisa2nya sih nak, bangun nak, bangun, ini ibu loh !) kata mbok sambil membangunkan dan mengguncangkan tubuh mas Gamya yang tatapannya kosong melotot ke arahku.
Sementara bapak sibuk melepas pakaiannya dan membersihkan tubuh mas Gamya. Aku Cuma ketakutan dihadapan mas Gamya, ia seperti orang mau memangsa.
Setelah mas Gamya selesai, mbok merebahkannya di ruang tamu, lalu lanjut mengobati kakiku.
“Kamu liat apa ndok tadi?” Tanya mbok
Aku jadi enggan banyak bicara, aku bingung apa yang terjadi, jadi aku diam saja
“Yaudah kamu tidur sana, biar besok sudah sembuh lukanya” mbok masih suka bohongin aku layaknya anak kecil, aku suka sekali waktu mbok selalu berusaha nenangin aku, walaupun aku tahu lukanya ga bakal sembuh besok, tapi aku tenang.
*Mbok adalah orang yang sangat mencintai anak2nya, walaupun mas Gamya selalu melawan, tidak tanggung2 biasanya mas Gamya suka main fisik terutama sama mbok. Kalau sama bapak atau di depan bapak dia ga berani karena selalu diancam dilaporkan ke polisi.
Sama juga dengan aku, dia suka kasar, sesekali suka mengambil hak ku tanpa izin, aku pernah dulu berani melawan tapi aku ditampar keras sampai terpelanting ke belakang. Semenjak itu aku selalu dingin dengan dia.
lanjut
Aku jalan menuju kamar, lalu bapak bilang jangan lupa berdoa sebelum tidur. Aku Cuma mengangguk.
Di dalam tidur aku mimpi, aku lupa dengan mimpinya, intinya aku terbangun kaget, badanku menggigil dan lidah terasa hambar. Aku cek jam yang masih menunjukkan jam 3 pagi, aku akhirnya tidur lagi.
Di waktu aku berusaha tidur, samar2 aku dengar suara laki2 dari kejauhan “Galuh, Galuh, Gal....” memanggil namaku.
Karena aku pikir itu mas Gamya, aku bangun buat ke ruang tamu. Semua ruangan dirumah sudah gelap, tapi di ruang tamu aku lihat lilin masih menyala, disana ada mbok tidur di sofa, tanpa mas Gamya ada disana. Aku bingung, kemana dia.
Karena aku sudah merasa demam dan menggigil, aku putuskan balik ke kamar, karena aku pikir tadi Cuma diambang sadar ga sadar suaranya. Tapi waktu aku sudah di depan pintu kamar aku dengar lagi suaranya, “Galuh, mas mau minta maaf”
Aku makin bingung, tapi waktu aku intip lagi ke arah ruang tamu, di tempat direbahkannya mas Gamya, ada pocong ditidurkan disitu, dengan wajah mas Gamya yang menangis tapi wajahnya begitu gelap.
Aku pingsan seketika disana. Yang aku ingat waktu bangun, aku sudah ada di rumah sakit dengan infus di tanganku.
Karena itu pagi hari sekitar jam 9, ada seseorang masuk ke kamar, perempuan ini aku kenal, dia pacar mas Gamya. Mengantarkan aku sarapan, tapi pakai seragam suster.
Aku baru tahu dia bekerja disini. Dia lemparkan senyuman dan bilang, “dimakan ya, semoga lekas sembuh”.
aku balas senyuman juga karena kepalaku sangat pusing waktu itu. Aku ga sempat tanya dimana mbok dan bapak.
Seharian aku Cuma bisa terbaring lemah, dengan perasaan khawatir bagaimana nanti UN, aku ga boleh sakit lama2.

Stelah maghrib, mbok dan bapak datang, membawa rantang berisi makan malam, tapi bapak ga lama, dia langsung pulang karena mau jagain mas Gamya yang juga sakit.
Mbok nyuapin aku pakai tangan kosong, nikmat sekali rasanya, sudah belasan tahun aku ga disuapin mbok,
“Mas Gamya kenapa mbok?” Tanya aku
“Sudah kamu istirahat saja dulu” kata mbok
“Mbok, aku kemarin liat mas Gamya merangkak di depan rumah lumbung, di mulutnya kayak ada sesuatu,
kayak ayam hidup, tapi aku ga yakin itu ayam” cerita aku ke mbok
Ibu berenti nyuapin aku, langsung ngasih air putih.
“mbok sudah banyak kecewa sama kakakmu. Semenjak SMP gak pernah mau dengerin mbok lagi, apalagi bapak. Dia sering kali bantah mbok, tapi mbok berusaha berpikir juga, kalo generasi mas Gamya dan kamu ga bisa disamakan sama mbok.
mbok ga cerita ke kamu, segaja supaya kamu bisa fokus sekolah, bapak juga, dia sudah capek kerja jd ga mau tambah capek kalo dirumah, jd ga pernah curhat ke kamu soal masalah dirumah.
Sebetulnya sudah 2 tahun ini kita krisis ndok, harusnya kita ga krisis karena kakakmu sudah dapat kerja. Tapi ini bapak jadi double kerjanya, ngebecak dan kuli panggul pasar. Kasian bapak.” Jelas mbok ke aku, terpukul rasanya aku belum bisa bantu apapun,
dan marah juga dengan mas Gamya.

“Kakakmu semakin beda sikapnya, setelah kenal sama Novi, ibu sudah minta tolong Novi untuk bantu nasehatin Gamya, tapi Gamya Cuma berubah untuk Novi, bukan untuk kita” jelas mbok lagi sambil terisak sekarang.
“Kita doakan saja untuk mas Gamya sekarang mbok, supaya lebih ingat sama kita, terutama mbok dan bapak” kata aku sambil menenangkan mbok
Besok siangnya aku pulang kerumah, karena keadaan sudah membaik dan orang tuaku ga bisa bayar untuk hari selanjutnya, jadi aku dirumah sakit 2 hari 1 malam.
Sore menjelang magrib dirumah, aku liat mas Gamya juga yang sudah segar dan kembali gagah sedang siap2 mau pergi.

“Mau kemana mas?” Tanya aku basa basi
“Cari duit tuh disuruh mbokmu” jawabnya ketus
“Oh, hati2 mas” kata aku sambil pegang tangannya karena aku mau salim
Tapi kagetnya aku, tangannya panas betul, langsung aku lempar begitu saja,
“Kalo geli karo aku mending gausah kenal aku saja!” Kata mas Gamya membentak
Kemudian aku dikagetkan suara benda jatuh di belakang rumah, aku spontan nengok kearah belakang.
lalu maksudnya mau tanya mas Gamya yang barusan itu apa, secepat itu aku nengok balik ke arah dia, dia hilang begitu saja.
Ahh kacau pikiranku, masa bodo sama apa yang tadi disebelahku, aku pergi ke belakang, belum sampe di belakang, aku dengar ada suara desahan perempuan dari kamar mas Gamya, sepertinya ada yang ga beres, karena aku penasaran apa yang terjadi,
karena aku ga tahu beda desahan orang sakit atau sedang berhubungan, akhirnya aku intip dari lubang kunci.
Terkejutnya aku, untung pilih mengintip dulu sebelum dobrak, karena aku takut ikut campur dengan masalah orang. Tapi bukan masalah yang kudapat, tapi justru kakakku sendiri yang sedang bercinta.
Aku segera pergi ke kamar dan berlagak gak tahu apapun. Tapi disitu juga aku ga habis pikir, siapa tadi yang aku ajak bicara.
Aku tunggu mbok ga kunjung pulang dari pasar, bapak juga, padahal sudah lepas maghrib. Oiya hari ini aku ga ikut mbok ke pasar dan ga sekolah karena kondisiku belum sepenuhnya pulih.
Ditengah kesunyian itu, pintu depan diketuk, aku berharap mas Gamya yang buka, tapi 3x diketuk ga ada yang bukakan, yaudah aku akhirnya yang bukakan.
Ga ada siapapun di balik pintu, tapi ditinggali 1 buah kelapa hijau, disana ditulis pesan “untuk Gamya” aku bawa masuk kedalam rumah, baru saja aku tutup pintunya, buah kelapa itu berubh jadi bungkusan putih, waktu aku putar bungkusan itu, betul saja kepala pocong.
Aku sudah mau gila, teriak sejadi2nya sambil aku lempar kelapa itu, menggelinding dengan ga wajar karena ga berenti2, terus ke arah dapur dan belok ke pintu kamar mas Gamya.
Apa yang barusan aku pegang, apa yang barusan aku lihat, ga mungkin ini terjadi, smpai aku bentur2kan tanganku ke lantai, rasanya sakit sekali. Tandanya aku ga sedang mimpi,

Betul saja dari kamar mas Gamya aku dengar suara teriakan laki2 seperti kesakitan.
Tapi karena aku tahu didalamnya ada Novi, aku ga berani kesana. Aku malah keluar rumah untuk cari bantuan.
Dijalanan menuju pos ronda, aku mendengan seperti ada benda jatuh, keras sekali, aku cek ternyata betul itu buah kelapa lagi. Karena aku sudah tahu, aku lanjut lari dengan setengah tenagaku, sampai pis ronda, aku temui 3 orang bapak2 yang baru selesai sholat maghrib.
“Tolong sayang bapak!” Kata aku sambil terjatuh dan memeluk kaki dari salah satu bapak2 itu.
“Eh kenapa kamu ndok, tenang dulu tenang, kenapa ndok?” Kata bapa itu sambil membopong ku ke pos
“Mas Gamya pak, Mas Gamya”
aku lagi2 ga bisa bicara banyak, aku Cuma terisak sambil tersengal2
“Kamu anaknya pak Rus ya?” Kata bapak itu
Aku Cuma mengangguk
“Yaudah sek tak telpon bapakmu dulu” kata salah satu bapak2 itu sambil ngeluarkan ponselnya
Aku diajak pulang akhirnya ditemani bapak2 tadi untuk memastikan rumah aman, ga lama bapak dan mbok pulang juga dengan laki2 sebut saja namanya Herman (suamiku sekarang).
Singkat cerita aku tahu kakakku dipikat oleh pacarnya yang ternyata tunangannya juga (tanpa sepengetahuan keluargaku). Kami tahu itu karena mas Hendra adalah rekan kerja dari pacar mas Gamya.
Aku bingung kenapa dia harus tunangan diam2, kenapa gak izin saja, lagian mbokku sudah setuju setauku. Tapi ternyata tidak, mbok begitu ga setuju dengan Novi karena walaupun ia sopan santun, murah senyum, tapi hatinya serakah.
Mas Herman, tahu semua ini setelah beberapa kali memergoki Novi jalan dengan laki2 lain, sedangkan kakakku, mas Gamya, sering ke rumah sakit sekedar mengantarkan Novi bakso kesukaannya.
Mas Herman mengamati semuanya karena dia bertugas mengontrol segala kegiatan perawat di rumah sakit. Sesekali mas Herman menegur mas Gamya supaya tidak terlalu sering ke rumah sakit untuk melihat Novi, tapi mas Gamya justru mengolok2 mas Herman, sampai pernah baku hantam.
Mas Herman sudah bekerja se profesional mungkin, menegur mas Gamya dengan baik2. Tapi selalu saja mas Gamya di luar rumah sakit menunggu mas Herman untuk diberi pelajaran, kakakku menyangka mas Herman berusaha menghalangi hubungannya dengan Novi.
Kakakku yang pendiam, dingin, terlihat santun itu juga ternyata punya sikap yang egois lebih dari iblis. Nasihat dari kerabatnya untuk kebaikan dirinya pun sering ditepis. Apalagi nasihat orang tuaku, akhirnya ia berujung kualat.
Sampai saat ini, pemikat yang dipakai Novi untuk mas Gamya belum berhenti, tapi sepertinya Novi pun sudah lepas tangan untuk mas Gamya karena kabarnya Novi segera menikah dengan seseorang entah siapa.
Novi dengan segala perjuangannya “mengirimi” kami berbagai jenis jin dan ilmu hitam agar keluarga kami tetap terpuruk, tapi ia malah meninggalkan mas Gamya. Membingungkan sebetulnya apa yang Novi mau.
Membingungkan karena kita ga dapat jawaban juga dari mas Gamya yang sudah terlanjur gila.
Tapi dari menurut diskusi keluargaku, Novi adalah orang yang telah ditolak cintanya oleh mas Gamya, akhirnya Novi main dukun. Ini masih perkiraan, karena ga tahu kebenaran aslinya apa yang kakakku telah perbuat. Kami juga ga pergi ke dukun untuk menyelesaikan atau
menyembuhkan mas Gamya.

Kami Cuma pergi ke Pure dan berdoa terus menerus memohon kesembuhan mas Gamya dan mensucikannya.
Mas Herman sakit hati sekali karena sudah banyak dituduh mas Gamya, hampir kehilangan pekerjaannya, jadi bulan2an gosip di tempat kerjanya kalau mas Herman adalah perusak hubungan orang, dibuat babak belur 3x dengan kakakku dan teman2nya.
Untuk aku sampai saat ini masih sangat membekas betapa sakitnya dikhianati kakak sendiri, terutama melihat perlakuannya terhadap mbok. Mbok begitu sabar merawat mas Gamya yang sekarang sudah ga waras lagi.
Mas Herman tahu akulah adik dari mas Gamya waktu aku masuk rumah sakit. Dia prihatin melihat aku, mbok, dan bapak. Yang tadinya Cuma masalah pekerjaan, sekarang mas Herman bisa sampai memasuki masalah personal keluarga kami.
Yang akhirnya setahun setelah aku lulus SMK dan berhasil masuk PTN, aku menikah dengan mas Herman, dia yang membawa derajat keluargaku lebih baik, tapi dengan terpaksa merawat kakakku juga yang gila.
Dan kabarnya waktu aku selesai melahirkan, Novi juga ga terdengar kabarnya, tapi menurut gosip dari rekan kerjanya, Novi jadi perempuan bayaran di salah satu tempat karaoke dan rata2 rekannya hilang kontak karena Novi malu.
Sebelum diakhiri cerita ini, baiknya kita kita intropeksi, dengarkan nasihat orang tua demi keselamatan hidup. Dan hargai pendapat orang lain yang niatnya memotivasi kita untuk lebih baik.
Dan yang paling penting, di cek dulu kalo ada kelapa jatuh di malam hari, jangan lansung diambil, besok pagi saja.
Begitu juga kalo ada orang yang ketuk pintu di malam hari, jangan langsung dibuka, diliat dulu dari jendela siapa yang mengetuk, atau tanya siapa diluar. Pastikan kalian kenal mereka atau amati garis bibirnya. Kalo ada ya aman.
-tamat-

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Payung Hitam

Payung Hitam Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @PayungH11101101

Mar 14, 2022
Kost Tua Banyuwangi

Berdampingan dengan lelembut adalah hal yang melelahkan.

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror
Cerita dari followers dan pembaca setia payung hitam ini bener2 pengalaman yang kurang enak selama kuliah. Cerita kost-kosan angker sudah jadi makanan utama anak2 rantau sih.

Lanjut saja langsung ke ceritanya, dari sudut pandang narsum sendiri kita panggil saja Meme;
Aku lulus SMK tahun 2018 dengan impian pada umumnya lulusan SMK/SMA, aku berusaha sebisa mungkin daftar ke beberapa PTN di luar kota. Tapi akhirnya mungkin belum rezeki ku, gak ada satupun PTN yang terima.
Read 47 tweets
Feb 15, 2022
Pawon Peteng

Barang yang dicurigai kepemilikan dari eyang gantung siwur.

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror Image
thread ini berdasarkan pengalaman pribadi aku yang udah aku tulis singkat di thread pendek sebelumnya , kalo bisa sih baca dulu yang itu, karena gak panjang2 banget kok. oiya nama seluruh anggota keluarga aku samarin ya temen2.
aku bakal ceritain detailnya disini karena udah ngumpulin info dari beberapa narasumber termasuk bapakku sendiri. judul disini aku kasih nama “pawon peteng” nanti diakhir aku jelasin ada apa dengan pawon atau “dapur”
Read 98 tweets
Oct 1, 2021
Burong Tujoh
puluhan jin yang menangis terperangkap di tubuh seorang nenek.

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror #threadhorror #santet Image
Jadi ini cerita aku dapat dari penonton @RizkaWadiono yang sudah dikirimkan file wordnya ke kami. Dan yang paling penting Kami sudah diizinkan dari pihak pengirim ceritanya ini diceritakan ulang dalam bentuk thread di payung hitam.
Oiya, untuk thread cerita pengalaman pribadi admin, aku skip dulu ya, menyusul, karena ada beberapa ralat juga, jd mohon bersabar 🌚
Read 114 tweets
Sep 11, 2021
Tujuan Akhir
“Siapa itu di gerbong belakang?”

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror #Threadhorror #keretaapi #penampakan Image
apa kabar semuanya nih? udah lama gak upload cerita, maafin :(

mulai jam 12 malem ya, biar kalian ada bacaan pas malem mingguannya dirumah aja hehe, yg lg keluar tetep stay safe!

tungguinn! like sama RT dulu kuy.
Langsung aja ya, ini cerita dari sepupuku sendiri , jadi kejadian ini baru banget lebaran tahun lalu sekitar bulan maret-april. Disini foto dan vidio terlampir untuk membayangkan suasananya.
Read 94 tweets
Jul 16, 2021
Pesugihan Kawin [18+]
Apapun dengan atas dasar nafsu dunia, tidak ada ujung yang bahagia.
[A Thread]
@bacahorror #bacahorror #Threadhorror #pesugihan
Temen2 cerita yang kali ini agak berbeda, aku dapat cerita ini dari narasumber Channel Youtube Rizka Wadiono bernama mas Danu yang ngirimin ceritanya ke email bang Rizka.
Aku sama bang @rizkawadiono akhirnya sepakat buat kerjasama bawakan cerita dari masing2 narasumber kami, pastinya dengan kesepakatan narasumber.
Read 116 tweets
Jul 11, 2021
“Ce Wien”
Kami sengaja melupakanmu, semakin dilupakan, kau semakin dekat…

[A Thread]
@bacahorror #bacahorror #threadhorror Image
“Cece”, atau sering familiar di telinga kita “cici”, adalah panggilan untuk kakak perempuan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Kali ini menceritakan cerita keluarga dari narasumber kami bernama Goh.
Cerita ini admin pikir cukup familiar dan mirip2 sama cerita “KELUARGA ANGKATKU TERSAYANG” karena nyeritain seorang kakak. Kalian bisa baca dulu threadnya kalo mau, atau setelah selesai baca thread ini.
Read 139 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(