Jila anakmu masih SD kelas 1 sampai kelas 3 SD supaya baca problem2 kuantum bagi anak2. Anak saya pernah kuajak ngobrol begini & dia nangis krn takut bahwa dirinya bukan satu2nya dirinya. Ada "dirinya yg lain"🙄.
Ajak diskusi ya real-world-physics-problems.com/quantum-physic…
Tp ingat ya..fenomena aneh itu terjadi di level sub atom (bukan di kehidupan sehari2). Nanti ada penjelasan khusus kenapa dlm kehidupan sehari2 ia berubah jd spt pengalaman kita. Ada jg tafsir lain: ia tak berubah tp kita "mecah" ke alam2 lain, @abcdstnya
Khusus utk KOMPUTASI kuantum yg lebih praktis (penerapan mekanika kuantum dlm ilmu komputer), bisa baca ini & tonton videonya di sini, @abcdstnya => ibm.com/blogs/nordic-m…
Bagaimana belajar kuantum (atau sains2 lain) dgn tepat? Jika anakmu suka membaca & merenung, dia berpikirnya deduktif. Ajak bicara konsep & filosofinya. Jika anakmu telaten & suka ngoprek hal2 kecil, berpikirnya induktif. Mulai dr belajar matematikanya
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Cantik, gagah atau kaya raya tanpa kecerdasan sejarah & filsafat memang paling suka didongengi ttg kiat kilat utk selamat dunia akhirat (apalagi kalau diingat2kan bahwa hidup mereka selama ini blangsak) arrahmahnews.com/2021/02/18/pen…
Selebritis2 Indonesia, jika kamu ingin menebus masa lalumu, belajarlah sejarah & filsafat. Kamu akan memaafkan masa lalumu sbg hal yg manusiawi, bukan utk dikutuk tp sbg pelajaran. Jadi baik adalah 1 hal penting, jd dewasa jg hal penting lain
Tak ada penebusan rasa bersalah pribadi yg layak dilakukan dgn membuat kesalahan baru secara sosial.."Kesalahan" masa lalumu gak sebesar itu sehingga kalian merasa bahwa itu hanya bisa ditebus dgn mendirikan Khilafah Islamiyah atau Negara Islam😏
Clubhouse membunuh semua yg tak berpikir cepat, yg tak tenang dlm tekanan, yg bertingkah dlm keseakanan & suka bermain2 di kulit2 gagasan tanpa kedalaman...
Clubhouse adalah 1 platform yg hadir tepat di zamannya. Sebelum logika komputasional mendominasi peradaban, manusia mau diifilter kemampuannya dlm etika, logika, estetika & retorika. Nalar & nyali. Clubhouse is the club and house for the chosen only, I guess
Kita butuh platform2 spt ini bukan karena saya mendukung elitisme. Jauh dr itu. Tp justru ini ajang & ajakan kita semua u/ naik kelas dlm aktivitas bernalar & berretorika. Bernalar itu aktivitas elite yg demokratis, inklusif & setara.
Jika kita mau berlatih
Rocky itu tak ngerti organisasi, sejarah & masyarakat...Dia cuma punya banyak koleksi kosa kata, retorika & logika formal. Itu modal bagus utk jd pribadi yg hidup dgn benar di pulau terpencil berisi masyarakat homogen..Keluar dr situ jd destruktif
..atau cocoknya hidup di era #Singularitas saat kecerdasan mesin melampaui total kecerdasan manusia sedunia pd sekitar 2045. Tp itu pun akan keteteran o/ logika formal komputasional. Dan tugas manusia saat itu adalah justru u/ saling mencinta, bukan mencela
Logika formal itu cuma bagus utk mengawali belajar matematika (khususnya teori kategori yg tanpa angka) atau komputer yg masih KOSONG DATA. Tp begitu data masuk & diolah o/ #MesinPembelajar, komputasinya berlatih berpikir historis. Tak lagi logika formal
Pembubaran FPI lebih bermakna ideologis u/ bangsa. Tp yg lebih berdampak politik praktis adalah penelusuran siapa2 pembiayanya. Kemungkinan besar kelompok/orang yg tak seideologi dgn FPI tp memakai FPI u/ tujuan2 oportunisnya
Moga2 jd kado Tahun Baru 2021
Jika benar, kebangetan sih mereka ini, membiayai permainan yg sangat berbahaya utk bangsa. Yg jika salah kelola bisa2 memicu konflik sektarian satu bangsa. Spt apa itu? Tanya saudara2 kita di Maluku yg pernah merasakannya...
Jika konflik Maluku itu luka bakar parah skala 1 tangan...kita bisa terancam luka bakar parah sekujur tubuh. Infeksinya tak tersembuhkan...dan bisa berakibat kematian ruh kebangsaan & kemanusiaan
Klaim2 besar yg menggetarkan lutut orang yg mendengarnya selama ini runtuh di hadapan virus.
Jika ia menyerang yg abangan, bukan kutukan. Jika ia menyerang yg religius bukan juga cobaan.
Virus itu spt keadilan ideal, BUTA sambil memegang timbangan & pedang
Perjalanan lintas eksistensi ini jd terasa biasa hari2 ini. Banyak tafsir keagamaan, teosofis maupun saintifik tentangnya. Namun kesedihannya tetap saja spt sediakala.
Hanya saja sampai tahun lalu kesedihannya adalah tragedi, kini ia jd statistik
Jika Si Pengetahuan saja gentar padanya & Si Penyair membisu kehabisan metafornya, kenapa pula Si Tidak Tahu masih pongah ingin tetap dianggap hebat & saat terbukti mereka silap tetap tak mau tobat?