Klaim2 besar yg menggetarkan lutut orang yg mendengarnya selama ini runtuh di hadapan virus.
Jika ia menyerang yg abangan, bukan kutukan. Jika ia menyerang yg religius bukan juga cobaan.
Virus itu spt keadilan ideal, BUTA sambil memegang timbangan & pedang
Perjalanan lintas eksistensi ini jd terasa biasa hari2 ini. Banyak tafsir keagamaan, teosofis maupun saintifik tentangnya. Namun kesedihannya tetap saja spt sediakala.
Hanya saja sampai tahun lalu kesedihannya adalah tragedi, kini ia jd statistik
Jika Si Pengetahuan saja gentar padanya & Si Penyair membisu kehabisan metafornya, kenapa pula Si Tidak Tahu masih pongah ingin tetap dianggap hebat & saat terbukti mereka silap tetap tak mau tobat?
Berhentilah membagi2 seolah virus itu mengenal pahala maupun dosamu, membaui imanmu atau ideologimu & mengendus berapa uang di brangkas atau di balik kasur berkutu busukmu. Ia tak peduli & tak mau tahu. Ia tetap mencekik lehermu
Kawanan makhluk mungil berlaksa2 berperilaku serupa pernah datang dalam riwayat yg tercatat berabad2. Menyambar2 seperti Kematian yg Pekat di abad gelap atau flu yg (entah kenapa) dinisbatkan pd negeri di Semenanjung Iberia
Kuasa2 & ketamakan masa lampau yg bodoh pun punya kepongahan yg diriru Si Tidak Tahu masa kini. Sama2 jad Si Sok Tahu. Akhir kisahnya itu2 saja: Si Tidak Tahu yg sok tahu & Si Tamak yg lahap menyerah. Kalah & musnah. Kebenaran ilmiah memang sering tak ramah
Kita bisa melahirkqn tafsir baru apa saja tapi kebenaran ilmiah cuma mengenal 1 cara berunding, yaitu menodongmu dengan kalimat:
"terima kami apa adanya atau enyahlah kalian!"
Jika kau naik ke atas tumpukan mayat menggunung itu & arahkan teropongmu ke masa lalu, kau bakal lihat punggung2 Si Tidak Tahu & Si Tamak berjalan kuyu & layu. Kepalanya menunduk terusir dr percakapan di meja makan & peradaban. Sebab mereka tak relevan
Berhentilah memanggil2 mereka u/ menolongmu. Mereka tak mampu menolong diri mereka sendiri.
Terima saja kebenaran ilmiah sederhana ini: cuci tanganmu, tutup mulutmu, berhentilah memuja2 yg tak perlu & hiduplah dgn Norma2 Baru.
Anak2mu yg akan menaklukan semua
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pembubaran FPI lebih bermakna ideologis u/ bangsa. Tp yg lebih berdampak politik praktis adalah penelusuran siapa2 pembiayanya. Kemungkinan besar kelompok/orang yg tak seideologi dgn FPI tp memakai FPI u/ tujuan2 oportunisnya
Moga2 jd kado Tahun Baru 2021
Jika benar, kebangetan sih mereka ini, membiayai permainan yg sangat berbahaya utk bangsa. Yg jika salah kelola bisa2 memicu konflik sektarian satu bangsa. Spt apa itu? Tanya saudara2 kita di Maluku yg pernah merasakannya...
Jika konflik Maluku itu luka bakar parah skala 1 tangan...kita bisa terancam luka bakar parah sekujur tubuh. Infeksinya tak tersembuhkan...dan bisa berakibat kematian ruh kebangsaan & kemanusiaan
Kebebasan warga adalah kebebasan tiap orang menyusun prioritas masalah SOSIALnya sendiri2.
Kecerdasan pribadi itu diukur o/ kemampuan kita membuat ranking prioritas masalah sosial yg kompleks.
Kecerdasan sosial adalah kemampuan mencari titik temu semuanya
Dalam masyarakat yg kian kompleks & serba cepat, kecerdasan sosial kita lama2 akan tergopoh2 mengikuti segalanya.Tak heran manusia sekarang berlomba2 menciptakan #KecerdasanBuatan utk membantu kecerdasan sosial manusia
Di mata manusia, 1 hal dianggap masalah jika dia dapat informasi ttg itu. Jika tak ada informasinya tak dianggap masalah. Masalahnya adalah (🙂) kini zaman informasi. Data (sbg basis informasi) muncul di mana2 dgn kecepatan tinggi.
Otakmu sanggup, #Sapiens?
Kyai NU itu sukanya diskusi menguliti kitab. Yg di kota banyak yg sibuk, banyak yg suka beragama paket hemat, "5 Langkah Menuju Surga" atau "Kiat2 Sukses Berjalan di Atas Jembatan Shiratal Mustaqim Kurang dari 5 Menit"
Kyai2 NU di desa itu bukan cuma berperan sbg ulama tapi SERINGKALI adalah BUDAYAWAN di desanya. Ngobrol dgn mereka itu spt layaknya dialog kebudayaan dgn perspektif Islam. Persis kaya' kerjaan Wali Songo dulu...
Sementara penceramah2 agama yg dikonsumsi orang2 sibuk di kota lebih spt tukang sulap. Dgn spirit & teknik menyelendupkan merpati putih di topinya, dia bermaksud menyelundupkanmu ke surga lewat jalur cepat dgn kiat & kutukannya
Baru saja mengirimkan slide presentasiku, "Berfilsafat di Abad Digital" ke panitya #PhilofestID2020 (philofest.id) untuk kusampaikan jam 16.30 WIB Senin sore ini. Jika senggang, tuips bisa ikut webinarnya atau tonton di Youtube Ch. Philofest ID ya
Acara tsb bagian dr festival filsafat #PhilofestID2020, "Dunia setelah Pandemi: FILSAFAT DARI MASA DEPAN", (7-13 Desember 2020) yg diadakan o/ philofest.id.
Saat zaman sdg jungkir balik maka filsafat jd kebutuhan praktis & praktisi butuh filsafat
Halaman muka slide presentasi saya jam 16.30 WIB ini di #PhilofestID2020...
Sudah saya twitkan kemarin lusa:
Jadi bodoh itu cara utk bisa diangkat jadi pemimpin oposisi di periode ini.
Bodohmu nanggung, ya gak bisa manggung... news.detik.com/berita/d-52000…
Orang2 ini spt susah sekali mikir panjang ya? Bahkan utk sekedar jadi oposisi yg cerdas.
Dikejar umur?
Padahal ada alternatif lain utk jadi pemimpin oposisi (tanpa harus jadi tampak bodoh secara kebangetan). Tapi kalian sudah berhenti membaca dan berpikir serius sih..ya gak bakalan ketemu