Thread by @PayungH11101101

Mendiang Kakakku
[A THREAD] by Follower
@bacahorror #bacahorror

Halo teman2 pembaca setia Payung Hitam,
Malam ini aku mau bawakan pengalaman cukup pilu dari keluarga salah satu followers kami yang bersedia menceritakan kejadian ini.

Terimakasih banyak sebelumnya sudah mengizinkan share cerita ini dan pertama kalinya admin bawakan cerita dari followers, kurang lebihnya mohon maaf ya temen2.

Oiya, aku ga akan mention twitternya karena kakaknya yg punya cerita ini gak mau ter expose, gitu juga dengan nama tokoh disini admin samarkan seperti biasa.

Pengalaman ini bukan untuk dicontoh melainkan untuk pelajaran kita semua ya, aku yakin pembaca sudah bisa menilai baik buruk cerita2 yang sudah aku share.

Pengalaman ini serupa tapi tak sama dengan kejadian yang admin pernah share sebelumnya dengan judul “DAYANI” karena itu, narsum langsung teringat tentang kejadian di keluarganya.

***
Panggil saja namaku Puan, aku anak bungsu dari 6 bersaudara terdiri dari 2 laki laki dan 4 perempuan. pengalaman pilu keluargaku baru saja selesai di November 2019 lalu.

Betul2 penglaman tak terlupakan yang sebetulnya kalau aku bahas lagi perasaanku jadi sangat campur aduk, sedih, takut, dan marah juga.

Kejadian ini dialami oleh kakakku yang ke-4, kejadiannya bermula saat ia ingin menikah di tahun 2013 dengan seorang wanita yang profesinya adalah pedagang. Bisa dibilang calon istrinya saat itu adalah keluarga yang lebih mampu daripada keluarga kami.

Awalnya kami sempat ragu terutama orang tua kami dan kakakku yang ke-2. Karena takutnya di awal berjalan lancar2 saja karena belum keliatan masalah ekonomi dan beberapa tuntutan. keraguan selalu menyelimuti keluarga kami soal pernikahan kakakku yang ke-4 ini.

Sampai pernah ayahku dan suamiku pergi menemui guru spiritual ayahku yang biasa disebut dengan ahli toriqotd sisini. Yang kebetulan setelah ditelusuri ternyata ahli toriqot tersebut 1 desa dengan calon istri kakakku dan kenal dengan keluarganya.

Tujuan ayah dan suamiku pergi ke ahli toriqot membuahkan hasil yang buat kita semakin suudzon, atau berprasangka buruk, karena respon awalnya,
“kenapa harus dengan keluarga ini sih?!”

tapi kami akhirnya gak mau berlarut suudzon kemudian esoknya menyepakati pertemuan keluarga dari 2 belah pihak.

Sebetulnya ayah dan suamiku bingung kenapa ahli toriqot bilang begitu. Sudah bertanya tapi jawabnnya tidak begitu jelas, tidak gamblang terang2an mengapa. Akhirnya samai pulang pun ayah dan suamiku bingung. Berusaha menerka2 kira2 bermasalah kah keluarga tersebut?

Akhirnya karena hari yang direncanakan pernikahan semakin dekat, tanpa berfikir Panjang lagi, keluarga calon istri kakakku dan keluarga kami pun bertemu. Disana ada beberapa perundingan yang harus disepakati kedua belah pihak.

Jadi, setelah menentukan tanggal dan sudah sepakat, mengenai jumlah mahar yang diinginkan pihak calon istri adalah 10 jt. Terkejut mendengarnya, karena kakakku gak punya uang sebesar itu. Ternyata diam2 kakakku punya kesepakatan dengan keluarga calon istrinya kalau ia

dipinjami uang 10 jt oleh orang tua calon istri.

Alasannya meminjamkan uang mahar karena agar tidak malu dengan besan2 yang lain dan tetap menjaga nama baik kakakku, agar semuanya berjalan lancar dan tanpa rasa curiga sama sekali, akhirnya rencana itu pun deal.

Saat di hari h acara, semua berjalan normal, kakakku jadi menikah di tahun 2013 dengan lancar seperti biasa.

Berjalannya pernikahan ini, kakakku tetap harus mencari nafkah untuk istrinya, tetapi pekerjaannya jauh dan tidak bisa selalu pulang, akhirnya kakakku tinggal di kost dekat tempat kerjanya. Gitu juga istrinya yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, jadi mereka gak serumah.

Kakakku bekerja di salah satu tempat wisata, sedangkan istrinya berdagang dengan orang tuanya dirumah.

Karena keadaan yang memuat mereka selalu terpisah, akhirnya sang istri meminta kakakku untuk tinggal dirumah mentuanya agar selalu bisa berkumpul dengan istrinya. Disitu juga kakakku diminta keluar dari tempat kerjanya dan diminta kerja membantu mertuanya berdagang.

Dengan janji dari mertua kakakku akan menggaji selayaknya karyawan, akhirnya setelah dipikir2, kakakku menurut saja. Kehidupannya berjalan normal tanpa ada permasalahan. Bahkan tubuh kakakku dengan istrinya kelihatan subur.

okasi tempat usaha mertuanya ada dibelakang rumahnya percis dan gak jauh dari rumah mertuanya. Lokasinya ada di pasar tradisional yang biasa orang2 di desa situ juga belanja disana.

Sampai tiba akhirnya sebuah masalah ini dimulai, kakakku bekerja dengan anggota keluarga dari istrinya yang lain, termasuk dengan om dari istrinya, alias adik dari ibu mertuanya. Biasanya disebut dengan “om”.

Memang dari awal om ini kayak gak suka dengan kakakku, karena setiap manggil kakakku, selalu dengan sebutan “heh”, bukan nama, kesannya kurang ajar banget walaupun memang yang manggil itu umurnya jauh lebih tua, tapi tetap gak sopan.

Lama2 kakakku jengah dipanggil sebutan “heh” yang akhirnya meledak lah di suatu hari dan timbul pertengkaran.

Setelah kejadian inilah kakakku dan istrinya memilih untuk mengontrak rumah yang gak jauh dari rumah mertuanya, masih di 1 desa yang sama dan di gang yang sama.

Pilihan ini diputuskan kakakku karena ia merasa disudutkan sebagai menantu, siapa yang betah kalau selalu begini, lebih baik keluar saja. Tapi tetap kakakku bekerja dengan mertuanya.

Hari2 kakakku dan istrinya lewati dengan berdagang setiap hari, kegiatannya selalu bangun jam 3 pagi untuk berangkat ke pasar, berangkat bareng dengan bapak mertuanya dengan mobil kol/mobil bak. Sekitar jam 11 siang, biasanya dagangan sudah mulai habis dan mereka pulang kerumah.

Setelah itu sholat zuhur dan istirahat untuk nantinya menjelang ashar/jam 3 sore mereka menyiapkan dagangannya lagi untuk keesokan harinya. Begitu selalu kegiatannya.

Hari demi hari usaha mereka terlihat berjaya, syukurlah kalau begitu. Tetapi 3 tahun sudah kakakku dan istrinya menikah belum juga dikaruniai momongan.

Singkat cerita pada tahun2 penantian momongan, kakakku merasakan ada benjolan dikepala bagian bawah telinga kakakku. Awalnya ia merasakan sakit saat dipegang tapi belum terlalu besar benjolannya, daripada menunda akhirnya kakaku pergi ke rumah sakit untuk periksa.

Di rumah sakit kakakku tidak didiagnosa penyakit apapun, semuanya normal2 saja, tidak terlihat gejala apapun juga. Aneh rasanya seperti tidak yakin kalau tidak ada apa2.

Suatu saat kakakku dengan istrinya berkunjung kerumah, disana kakakku barulah cerita kalau dia punya benjolan dibawah telinganya, tetapi sdh berobat dan periksa tidak didiagnosa apapun. Dr cerita itu kakak perempuanku yang nomor 5 menaruh curiga sepertinya itu penyakit “kiriman”.

Biasanya seperti itu, kalau kita punya sakit yang tak dapat didiagnosa dengan medis, bisa dibilang itu ada hubungannya dengan hal ghaib. Penyakit kakakku ini dirasakannya pada tahun 2015, yang mana seharusnya dunia medis sudah canggih, tapi ini gak terdeteksi apapun.

Akhirnya kakak perepuanku yang ke-5 menyarankan untuk pergi ke paranormal/orang pintar untuk pengobatan, tetapi setelah dipikir2 oleh keluarga juga itu termasuk musryik atau menyekutukan Tuhan.

Jalan satu2nya yang dipilih adalah pengobatan alternatif semacam pijat syaraf dan minum obat2an herbal.

Tidak kunjung mebaik justru kakakku malah semakin parah penyakitnya. Ia semakin sering mengeluhkan rasa sakit. Ujung2nya tetap kita bawa ke rumah sakit dan kakakku mendapat rujukan ke rumah sakit umum di daerahku yang cukup besar.

Setelah pemeriksaan di rumah sakit besar itu, kami sekeluarga kaget melihat hasil lab yang ternyata kakakku mengidap kanker stadium 3. Iya benjolan itu ternyata kanker. Dokter menyarankan untuk kemoterapi semacam diradiasi beberapa puluh kali agar kankernya hilang.

Kakakku sudah terlihat lemah dan gak mampu berbuat apa2 lagi. lama kelamaan ia gak bisa bantu istrinya berjualan apalagi bekerja di tempat lain dan akhirnya memutuskan meninggalkan kontrakan, lalu tinggal dirumah mertuanya lagi.

Harapannya supaya istrinya ga perlu jauh2 mengurus suaminya dan juga berjualan di tokonya. Dan supaya kakakku juga gak lepas kontrol karena kondisinya betul2 lemah.

Hari2 dijalani sampai akhirnya suatu hari adik ipar kakakku menginfokan kalau dia punya kenalan ahli ruqiah dan menyarankan kakakku untuk diruqiah saja. Kakakku dan istrinya menyetujui lalu menetapkan kapan akan diruqiah.

Sudah sangat buntu meikirkan jalan apa lagi yang harus kita ambil untuk mengobati kakakku.

Pada ruqiah pertama, kakakku hanya ditemani istrinya, disana kakakku kerasukan hewan buas yang entah apa, meraung dan menggaruk2 tanah saat didoakan, terlihat aneh karena tenaganya menjadi sangat kuat padahal sehari2nya ia gak berdaya.

Ruqiah memang tidak cukup 1x, ada banyak jin yang harus dikeluarkan dari tubuh kakakku. Untuk ruqiah yang kedua, kakakku dan istrinya memutuskan untuk ditemani saksi yaitu aku, ibuku, dan kakak perepuanku yang nomor 5.

Di ruqiah kedua ini dilaksanakan di rumah mertua kakakku dengan banyak saksi, saat diruqiah terkejutnya kami mendengar penjelasan jin yang ada di tubuh kakakku. Jinnya sudah menempati tubuh kakakku bertahun2 dan sudah sangat nyaman.

Disana juga jinnya menjelaskan bahwa dibalik ini semua ada yang “memberi makan” berupa bunga 7 rupa dan sesajen lainnya. Geram mendengarnya dan betul ternyata dugaan kita selama ini,

“Siapa yang meberi kamu makan?” Tanya ahli ruqiah tersebut
“Orang yang sekarang ada di belakang” ucap jin itu melalui tubuh kakakku

Setelah dipikir2 yang dibelakang adalah tempat usaha mertuanya, yang disana sedang bekerja, ada om. Tanpa pikir panjang ahli ruqiah tersebut memanggil om untuk ditanya penjelasannya.

Tetap saja ia gak mengaku apapun, kecurigaan kuat untuk om karena pernah bertengkar hebat dengan kakakku.

Saat proses ruqiah sudah mau selesai, perlahan tubuh kakakku melemas, terlihat kembali normal dengan tenaganya yang biasa. Setidaknya ada hasil dan jawaban untuk penyakit kakakku sampai disini, tetapi harapan untuk sembuh masih jauh.

Orang tuaku akhirnya memutuskan untuk membawa kakakku kerumah, karena ibu merasa ingin sekali merawatnya, ibu rasanya yakin kalau dia yang merawat pasti ibu tahu titik lemah dan kuat anaknya sendiri.

Tapi awalnha istri kakakku merasa keberatan karena akan berjauhan lagi dengan suaminya. Dibujuk lah dan dirundingkan, akhirnya istrinya menerima juga.

Pada hari itu juga kami packing dan membereskan semua barang2 kakakku untuk dibawa pulang kerumah orang tuaku. Sesampainya dirumah kami merebahkan kakakku dan berkumpul keluarga sambil merenung didekat kakakku. Melihat sekujur tubuh kakakku yang kelihatan bukan kakakku lagi.

Fisiknya berubah drastis, badannya betul2 tinggal tulang, matanya terbelalak melotot sebelah seeperti ingin keluar, seperti tengkorak hidup tetapi mulutnya miring tertarik sebelah. Kami betul2 sedih melihat keadaannya.

Lalu terbesit mengingat masalalu kakakku saat dulu masih kecil, ia pernah mengigau karena demam tinggi dan mengeluh ada banyak rambut di mulutnya, kami mengaitkan hal itu dengan kejadian ini, apa itu pertanda buruk untuk masa depannya? Tapi entahlah

Kami masih bersikukuh kalau kakak bisa sembuh dan masih jadi tanda tanya besar kenapa kakakku bisa seperti ini. Akhirnya kita pergi ke orang pintar, tapi sebelumnya kami meinta tolong pada pak le (kakak laki2 dari ibuku) untuk menyebuhkan kakakku.

Mulanya pak le datang menenangkan kakakku yang langsung kepanasan dari awal pak le ku datang, kemudian memencet ibu jari tangan kakakku. Kemudian pak le bilang,

“Lebih baik ini kita bawa ke guru spiritual saya, saya yakin beliau bisa” kata pak le ku menyarankan
Kami sekeluarga setuju dan langsung dibawakan kesana esok harinya.

Guru spiritual tersebut awalnya memijat kepala kakakku, dan menyarankan pada kami keluarganya agar mengikatkan sebuah tali ke kepalanya saat kakakku merasakan sakit.

Ia juga meminta tanah di sekitar rumah mertua beserta foto rumah dari mertua kakakku karena kecurigaan kuat menuju pada keluarga mertua kakakku.

Singkat cerita kami menyanggupi permintaan dari ahli spiritual tersebut. Setelah pulang, beberapa hari kemudian, kakakku merasakan sakit yang teramat SANGAT,

ia meminta kami untuk segera pergi ke guru spiritual itu lagi, sekalian memberi beberapa permintaan yang ia sebutkan (Tanah dan foto.)

Sampai dilokasi kami berikan semua permintaannya, ahli spiritual tersebut menerawang dan menggelengkan kepala sambil bilang,
“Ini aura rumahnya gelap sekali! Dikelilingi banyak rajah2” kata sang ahli spiritual

“Aku butuh keputusan keluarga kalian, jin yang dilawan sangatlah kuat, kalian harus menyiapkan apa apa saja yang saya minta. Kalau kalian gak sanggup, keluarga kalian yang menanggung akibatnya” jelas kembali ahli spiritual itu.

Kami tidak langsung meng-iyakan permintaan sang ahli spiritual, tapi kami minta untuk didiskusikan kembali kepada keluarga. Memilih keputusan ini seolah sangat berat karena menyangkut akibat yang akan kami tanggung sangat berbahaya.

“Ini sama saja perjanjian dengan syetan kan mbak kalo dipikir2?” Tanya aku pada kakak perempuanku yang ke 5
“Iya aneh, kenapa kalau kita gak mampu menebus, kita yang diserang, jadi kita yang menanggung akibatnya?” Keluh kakak ke 5 ku

Diskusi ini juga kami rundingkan dengan keluarga yang ternyata punya kekhawatiran yang sama.

“Yaudah kita bilang saja kalau kita nggak sanggup, itu sama saja kita punya perjanjian dan bersekutu dengan syetan, musyrik” kata kakakku dan keluargaku pun menyetujui, sambil ditelpon ahli spiritual tersebut.

Dan ahli spiritual itu akhirnya menyudahi juga pengobatan kakakkku dengannya.

Saat selesai mengobati kakakku, kakak perempuan ke-5 ku bilang waktu ia mengambil tanah dari sekitar rumah mertua kakak ke4 ku, ia mengikuti langkah istrinya, yang akhirnya kakak ke 5 ku kaget melihat ada banyak bunga segar yang ditebar dan ada sesuatu tertutup kayu2 di

sekitar bunga2 itu.

Akhirnya kondisi kakakku cepat sekali melemah dan melemah, bermacam2 pengobatan sudah kami coba untuk menyembuhkan kakakku. Semuanya seperti SUDAH terlambat.

Tepat di bulan november tahun 2019, kakak ke-4 ku kembali kepada sang pencipta, disaksikan oleh kami sekeluarga dengan kondisi memprihatinnya, iya tubuh dan wajahnya seperti bukan diri kakakku lagi.

Dari kejadian ini pun kami tidak mendapat jawaban apakah kakakku dijadikan tumbal untuk penglaris usaha istrinya, atau ini ulah om yang sempat cekcok dengan kakakku.

Kami gak tahu pasti,

Sejenak kita teringat waktu kakakku diruqyah dan si jin berkata kalau dia diberi makan bunga tiap hari. Dari sinilah kami menaruh curiga tidak hanya pada si om, tapi pada seluruh keluarga mertua kakakku termasuk istrinya.