Lalu mereka naik perbukitan Dolok menyelamatkan diri
1/21
Basyral Hamidy Harahap, peneliti sejarah Mandailing, masih ingat cerita2 lisan turun-temurun di kampungnya di Simanabun, Padang Lawas
Kisah tentang bagaimana takutnya penduduk ketika pasukan Padri pimpinan Tuanku Tambusai datang menyerbu
2/21
Basyral adalah turunan dari Raja Datu Bange yang bermarga Babiat di Simanabun, Distrik Dolok
Datu Bange adalah raja yang paling gigih melawan Padri di kawasan Padang Lawas ”Mereka datang pakai kuda, mengenakan jubah dan sorban putih2,” katanya
3/21
Sewaktu pertama kali menyerang, Tambusai dapat dipukul mundur
Dalam perjalanan pulang ke Mandailing, pasukannya membabi buta menangkapi anak gadis dan perempuan dewasa di lembah timur Bukit Barisan, lalu dibawa entah kemana
4/21
Setahun kemudian, Tambusai menyerang Padang Lawas lagi, Datu Bange tetap bertahan di atas bukit
Celakanya, adik kandung Datu Bange, Ja Sobob, berkhianat menunjukkan jalan menuju ke puncak Dolok, memberitahu persembunyian abangnya
5/21
Datu Bange lolos, ia terluka dan bersama pasukannya lari ke pegunungan Bukit Barisan
”Datu Bange meninggal karena infeksi pada luka2nya,” kata Basyral
6/21
Sesungguhnya, Datu Bange mau menyerah, tapi dengan syarat Tuanku Tambusai membiarkan pengikut Datu Bange selamat
Tapi kenyataannya, pasukan Tambusai lebih dulu memutilasi ratusan penduduk Padang Lawas
7/21
Sebagai akademisi, Basyral tidak menerima mentah2 cerita khazanah lokal kampungnya itu
Ketika beberapa kali mendapat kesempatan ke Belanda, ia mencari dokumen yang berkenaan dengan serbuan Padri ke Padang Lawas
8/21
Disana ia menemukan data dari pihak Belanda yang membenarkan semua kisah tentang pembantaian yang dilakukan Tuanku Tambusai
Data itu ia dapat dari catatan2 JB Neumann, Jughuhn, Ypes, Schnitger, dan terutama TJ Willer
9/21
Willerlah yang banyak mencatat brutalisme Padri di daerah Padang Lawas, dua bukunya menjadi referensi utama Basyral
Siapakah TJ Willer? Dalam Almanak van Nederlandsch Indie, Willer disebut Ketua Komite untuk Wilayah Padang Lawas, Tambusai, Pane, dan Bila pada 1838-1843
10/21
Jabatan berikutnya adalah Asisten Residen Mandailing Angkola yg berkedudukan di Panyabungan pada 1843
Di buku Willer itu juga ada silsilah Marga Babiat, mulai leluhur sampai anak cucu Datu Bange
Dari situlah Basyral tahu bahwa dirinya termasuk generasi cicit Datu Bange
11/21
Kalimat yang dikutip Basyral dari Willer, antara lain:
”…. Padri yang dipimpin oleh Tuanku Tambusai menjelajah kampung demi kampung…. Mereka memaksakan ajaran Islam (Wahabi) di mana2. Jika penduduk tidak serta-merta mau masuk Islam akan langsung dipenggal ….”
12/21
Sebagaimana Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Tambusai di zaman Orde Baru diangkat sebagai pahlawan nasional
”Mengapa ia jadi pahlawan?” Menurut Basyral, dia sama sekali tidak punya dendam dengan tragedi yang menimpa pendahulunya itu, tapi sebuah revisi sejarah harus digelar
13/21
Berdasarkan catatan panitia penetapan pahlawan nasional untuk Tuanku Tambusai, Datu Bange dikatakan sebagai perampok yang sering membuat kekacauan
Tuanku Tambusai ingin mengakhiri kelompok parbegu yang dipimpin Datu Bange, sehingga serangan pun dilakukan sampai dua kali
14/21
”Itu sama sekali tidak benar. Datu Bange merupakan raja paling karismatik di Padang Lawas. Sebelum kaum Padri masuk pun, warga telah menerapkan Islam" ungkap Basyral kesal
15/21
Sebelum kedatangan Tuanku Tambusai, masyarakat daerah Padang Lawas sudah sekian lama menggunakan mazhab Syafii yang egaliter
Seperti halnya penganut Islam di pedalaman, warga Simanabun masih mempertahankan tradisi nenek moyangnya
16/21
Tradisi ziarah kubur, misalnya, waktu itu masih dilakoni oleh penduduk
Mereka menyalakan pendupaan, lalu membuat cungkup2 di kuburan, ”Mereka masih berdoa kepada Tuhan di kuburan”
Ritual seperti itu, menurut Basyral, ada di bagian mana pun di Sumatera
17/21
Bahkan, dlm catatan Basyral, wilayah pesisir seperti pantai Natal, tradisi seperti itu masih kuat
Contohnya, dokumen perjanjian Bagindo Martia Lelo, Raja Natal, dengan Moschel, penguasa VOC, bertarikh 7 Maret 1760 menyebutkan, ia bersumpah atas Al-Quran dan asap pedupaan
18/21
Menurut gerakan Tuanku Tambusai, Islam demikianlah yang menyeleweng dan perlu dimurnikan akidahnya
”Upacara pemakaman yang menggunakan berbagai usungan jenazah di Padang Lawas adalah salah satu hal yang dibenci Tambusai,” kata Basyral
19/21
"Pasukan putih2 Padri melakukan pembakaran dimana2, cungkup2 makam dirubuhkan, dan jika ada yang melawan, manusianya disembelih"
Begitu data milik pemerintah Belanda yang dibaca Basyral, lalu ia tulis dalam bukunya "GREGET TUANKU RAO"
20/21
📖 "GREGET TUANKU RAO"
Basyral Hamidy Harahap
Ketua Jurusan Perpustakaan Universitas Indonesia 1965-1967 dan pensiunan pustakawan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV)
21/21
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
ISLAM DI TANAH BATAK
.
.
.
Sebelum Islam dan Kristen masuk ke Tanah Batak, agama asli orang Batak adalah Parmalim dan kepercayaan animisme
1/17
Sejarawan menyebutkan, Islam pertama kali masuk ke Tanah Batak dibawa oleh para pedagang Minangkabau yang menikah dengan perempuan di wilayah Tapanuli bagian Selatan
2/17
Pada masa Perang Paderi, pasukan Imam Bonjol melakukan invasi ke tanah Batak dan melakukan pengislaman besar2an di Mandailing dan Angkola
Invasi tentara Paderi ke tanah Batak diyakini sebagai cikal bakal tersebarnya Islam secara meluas
Ada yg berteori orang Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain, Alexander The Great
Ada pula yg berteori nenek moyang orang Minangkabau berasal dari India Selatan
1/16
Sebagian lainnya berteori sisa laskar Macedonia yg mengembara ke Tiongkok Selatan, Siam dan Melayu
Entah teori mana yg benar, yg pasti orang Minang berasal dari luar Nusantara
Itu artinya tidak ada orang Minang asli atau Minang ‘pribumi’
2/16
Secara genetika, penelitian Prof Herawati dari Eijkman Institute pada 2017 membuktikan semua orang Indonesia ialah ‘imigran’, tidak ada orang Indonesia ‘pribumi’
Semua manusia pada dasarnya migran, tetapi sebagian orang ingin membaginya menjadi dua: MIGRAN dan PRIBUMI
Sebelumnya, orang2 Syiah telah memerintah di Minangkabau selama lebih dari 200 tahun
Namun, pemerintahan itu tumbang akibat adanya gerakan Wahabi
Perang saudara tsb dikenal sebagai Perang Padri pada awal abad ke-19
1/16
Syiah ternyata memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan Islam dan kebudayaan di nusantara
DR M Zafar Iqbal dalam buku "Kafilah Budaya" meruntut fakta tentang pengaruh2 Syiah di tanah Minang, dari perayaan tabut hingga berbagai istilah di bidang pelayaran
2/16
Dalam buku "Kafilah Budaya" di jelaskan, di samping ulama, para pedagang dan mubalig persia (Iran) juga memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan Islam di tanah Melayu