ISLAM DI TANAH BATAK
.
.
.
Sebelum Islam dan Kristen masuk ke Tanah Batak, agama asli orang Batak adalah Parmalim dan kepercayaan animisme
1/17
Sejarawan menyebutkan, Islam pertama kali masuk ke Tanah Batak dibawa oleh para pedagang Minangkabau yang menikah dengan perempuan di wilayah Tapanuli bagian Selatan
2/17
Pada masa Perang Paderi, pasukan Imam Bonjol melakukan invasi ke tanah Batak dan melakukan pengislaman besar2an di Mandailing dan Angkola
Invasi tentara Paderi ke tanah Batak diyakini sebagai cikal bakal tersebarnya Islam secara meluas
3/17
Tidak tanggung2, lebih dari lima ribu pasukan berkuda tentara Paderi masuk ke Mandailing, yang merupakan daerah perbatasan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat
4/17
Dengan mengenakan jubah putih dan serban di kepala, khas Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Rao yang bernama Fakih Muhammad diberi kepercayaan memimpin pasukan ini
Mereka masuk melalui Muara Sipongi dan menaklukkan Panyabungan dan bergerak ke utara
5/17
Usai menaklukkan Mandailing, pasukan Paderi masuk ke Sipirok, perbatasan Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara
Daerah ini menjadi base camp untuk menyusun strategi dan menambah kekuatan pasukan
Tuanku Rao merekrut ribuan penduduk setempat yang sudah diislamkan
7/17
Setelah jumlah pasukan dirasa cukup dan strategi telah matang, Tuanku Rao melanjutkan invasi ke pusat kerajaan Batak yang dipimpin Sisingamangaraja X, yang bernama Ompu Tuan Nabolon
8/17
Pasukan Paderi bergerak melewati Silantom, Pangaribuan, Silindung dan terus ke Butar dan Humbang yang merupakan daerah pusat kekuasaan Sisingamangaraja X
Di Desa Butar pasukan Paderi bertemu dengan pasukan Sisingamangaraja X
9/17
Dalam pertempuran itu, Sisingamangaraja X tewas
Menurut Ompu Buntilan alias Batara Sangti dalam bukunya "Sejarah Batak", Sisingamangaraja X yang lahir tahun 1785, meninggal dunia pada 1819 dalam usia 34 tahun
10/17
Waktu itu dia baru empat tahun berkuasa sebagai raja
Perlawanan memang dilakukan rakyat Batak, tetapi pasukan Paderi sangat kuat
11/17
Penyerangan itu mengakibatkan tanah Batak banjir darah dan mayat tergeletak dimana2 hingga jumlahnya mencapai ratusan ribu orang
Perang ini mengakibatkan munculnya dampak buruk, penyakit kolera yang bersumber dari gelimpangan mayat2 yang membusuk
12/17
Di masa itu tidak ada obat penyembuh, setiap orang yang terjangkit, paling lama dalam dua atau tiga hari akhirnya meninggal dunia
Wabah kolera menjadi alasan keluarnya pasukan Paderi dari pusat kerajaan Batak
13/17
Mereka kembali ke Minangkabau untuk menghadapi Belanda yang mulai menduduki Sumatera Barat
Dalam sebuah pertempuran di Air Bangis, Pasaman, Sumatera Barat, pada Januari 1833, Tuanku Rao meninggal dunia
14/17
Satu tahun kemudian, pasukan Paderi lainnya kembali datang ke Mandailing, dipimpin Tuanku Tambusai
Saat itulah dibangun cikal-bakal masjid pertama di Sipirok bernama 'Masjid Raya Sori Alam Dunia" yang masih berdiri hingga sekarang
15/17
Kedua misi pengislaman itu akhirnya menjadikan wilayah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padanglawas dan Padangsidimpuan sebagai daerah mayoritas Islam
Ada yg berteori orang Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain, Alexander The Great
Ada pula yg berteori nenek moyang orang Minangkabau berasal dari India Selatan
1/16
Sebagian lainnya berteori sisa laskar Macedonia yg mengembara ke Tiongkok Selatan, Siam dan Melayu
Entah teori mana yg benar, yg pasti orang Minang berasal dari luar Nusantara
Itu artinya tidak ada orang Minang asli atau Minang ‘pribumi’
2/16
Secara genetika, penelitian Prof Herawati dari Eijkman Institute pada 2017 membuktikan semua orang Indonesia ialah ‘imigran’, tidak ada orang Indonesia ‘pribumi’
Semua manusia pada dasarnya migran, tetapi sebagian orang ingin membaginya menjadi dua: MIGRAN dan PRIBUMI
Sebelumnya, orang2 Syiah telah memerintah di Minangkabau selama lebih dari 200 tahun
Namun, pemerintahan itu tumbang akibat adanya gerakan Wahabi
Perang saudara tsb dikenal sebagai Perang Padri pada awal abad ke-19
1/16
Syiah ternyata memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan Islam dan kebudayaan di nusantara
DR M Zafar Iqbal dalam buku "Kafilah Budaya" meruntut fakta tentang pengaruh2 Syiah di tanah Minang, dari perayaan tabut hingga berbagai istilah di bidang pelayaran
2/16
Dalam buku "Kafilah Budaya" di jelaskan, di samping ulama, para pedagang dan mubalig persia (Iran) juga memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan Islam di tanah Melayu