Peninggalan Pabrik Gula Belanda di Jawa yang Masih Terasa di Abad 21🍭
.
.
.
A thread
*pict: Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen Image
Ingat tweet ini? Nah, hari ini mimin mau ngulik nih tentang paper yang memadukan aspek ekonomi dan sejarah era kolonial, menarik banget nih perpaduannya!
Oh iya sebelum kita mulai, disclaimer dulu nih: paper ini bertujuan untuk memaparkan dampak kolonialisme di Indonesia dalam jangka panjang dan tidak membenarkan kolonialisme Belanda terhadap Indonesia jaman dulu yaaa. Oke tanpa mengulur lebih lama lagi, ayo kita mulai threadnya!
Pada era kolonialisme Belanda, Pulau Jawa menjadi pusat populasi Hindia Belanda dan tetap menjadi pusat populasi dan perekonomian Indonesia hingga saat ini. Nah, kenapa sih Pulau Jawa ini bisa jadi pusat populasi di jaman kolonial dan tetap bertahan hingga sekarang? 🤔
Singkat cerita, jawabannya adalah karena pada era kolonial, Jawa itu menjadi salah satu pusat produksi gula dunia. Di tahun 1830 hingga 1870, Belanda memfokuskan Pulau Jawa untuk memproduksi gula yang nantinya diekspor ke Eropa.
Rencana ini ternyata membuahkan hasil dan mengantarkan Pulau Jawa sebagai koloni yang paling menguntungkan. Bahkan, di masa kejayaannya, ⅓ pendapatan pemerintah Belanda berasal dari produksi gula di Jawa dan gula menyumbang 4% PDB Belanda saat itu.
Sistem cultuurstelsel ini bertahan hingga 1880 dan sejak tahun tersebut, produksi gula diserahkan ke pihak swasta. Akibatnya, produksi gula di Jawa tidak memiliki perlindungan pasar yang cukup dan tidak dapat bertahan ketika Great Depression melanda.
Berbalik 180 derajat, saat ini Indonesia menjadi salah satu importir gula terbesar di dunia. Walaupun begitu, manisnya pabrik gula era Hindia Belanda masih terasa hingga abad ke 21 ini. Paper yang menjadi acuan di thread ini menemukan bahwa daerah yang dulunya dekat atau -c-
merupakan daerah pabrik gula Belanda merupakan daerah yang lebih terindustrialisasi, memiliki infrastruktur yang lebih baik, lebih teredukasi, dan lebih kaya dibandingkan dengan daerah kontrafaktual terdekat yang cocok untuk dijadikan pabrik gula pada era kolonial.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengingat lagi apa sih yang terjadi di era kolonialisme waktu itu.
Sebelum memproduksi gula, pada awalnya Pulau Jawa memproduksi beras untuk dikonsumsi pribadi, dan bukan untuk diperdagangkan. Ketika Belanda menerapkan sistem Cultuurstelsel atau tanam paksa dan menjadikan Jawa sebagai pusat produksi gula, maka perlu dilakukan perombakan besar
Maka dari itu, Belanda membangun 94 pabrik gula bertenaga air untuk menghancurkan tebu yang baru dipanen dan memprosesnya menjadi gula halus. Dengan 94 pabrik ini, 25% penduduk pulau Jawa beralih menjadi pekerja pabrik gula, baik yang menjadi pekerja paksa maupun yang tidak.
Mengangkut tebu yang baru dipanen bukanlah pekerjaan mudah, apalagi dalam jumlah yang banyak sehingga tebu harus ditanam tidak jauh dari pabrik. Belanda melalui pemerintah desa, kemudian memerintahkan setiap desa yang berada di daerah tangkapan air untuk menanam tebu.
Lalu, bagaimana cara melihat dampak jangka panjang dari sistem cultuurstelsel di abad ke 21 ini?
Untuk melihat dampak tersebut, kita membutuhkan yang namanya desa kontrol, yaitu desa yang lokasinya sebenarnya strategis nih untuk dijadikan pabrik gula di era kolonial. Nah, makanya peneliti membuat desa kontrafaktual / lokasi alternatif yang bisa dijadikan desa pembanding.
Seperti yang kita tau, pabrik gula ini kan bertenaga air ya, jadi pabrik kontrafaktual ini lokasinya harus dekat sungai juga. Pabrik kontrafaktual juga harus berada di daerah yang cocok buat ditanami tebu dan luas lahan buat nanam tebu itu juga seenggaknya setara sama pabrik asli
Untuk tau dampak cultuurstelsel terhadap desa-desa di Jawa, peneliti mencocokkan 10.000 desa era kolonial yang mengalami cultuurstelsel dengan lokasi geografis yang sekarang. Dengan begini, peneliti jadi bisa melihat lokasi asli desa yang di era kolonial itu disuruh tanam paksa Image
Setelah tau mana aja sih desa yang dulunya mengalami cultuurstelsel dan yang tidak, peneliti melihat nih gimana perkembangan desa-desa tersebut 100 tahun setelah sistem cultuurstelsel gula dihapuskan.
Penemuan pertama: penduduk yang tinggal di sekitar daerah pabrik gula era kolonial cenderung bekerja di sektor manufaktur / perdagangan dibandingkan dengan penduduk yang jauh dari daerah pabrik gula kolonial.
Nah, hasil ini ternyata ga dipengaruhi sama sektor manufaktur yang lagi berkembang di Indonesia. Buktinya, penemuan yang sama juga berlaku ketika peneliti menggunakan data sensus tahun 1980, era dimana perekonomian Indonesia masih bergantung dengan sektor agrikultur
Penemuan kedua: desa yang dulunya menerapkan cultuurstelsel lebih teredukasi. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan sekolah INPRES (instruksi presiden) pada tahun 1980 di desa cultuurstelsel lebih sedikit dibandingkan dengan desa yang ga ngalamin cultuurstelsel.
Pada tahun 1980-an, pembangunan sekolah INPRES itu lagi kenceng-kencengnya. Nah, terus kenapa dikitnya sekolah INPRES di desa yang dulunya nerapin cultuurstelsel ini malah menandakan edukasi desa tersebut bagus?
Jadi gini guys, sekolah INPRES itu kan sebenernya sekolah yang dibangun oleh pemerintah buat memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat miskin. Dan salah satu tujuan lainnya adalah untuk mengentaskan buta huruf masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah pedesaan
Nah, dengan dikitnya sekolah INPRES di desa-desa tersebut menjadi indikator kalau memang desa yang dulunya nerapin cultuurstelsel ini memang lebih teredukasi soalnya sekolah INPRES itu ditargetkan berdasarkan ketersediaan sekolah dasar di suatu daerah.
Penemuan ini sejalan dengan fakta bahwa dulu, di era kolonial Belanda, kalau misalkan sebuah daerah ingin mendirikan sekolah, masyarakatnya harus bertanggung jawab untuk ningkatin kualitas sumber daya yang mereka punya.
Di bawah volksschool (sekolah era kolonial dulu), pemerintah Belanda bakal nyediaiin guru hanya jika masyarakatnya mau membangun dan memelihara sekolah. Dan memang pada era kolonial, desa-desa tersebut memang teredukasi.
Terakhir, di tahun 1980 juga desa desa ini cenderung sudah memiliki SMA, padahal saat itu, SMA masih jarang banget. Ya kalau dilogikakan, SD aja masih dibangun atas INPRES, gimana jenjang lain yang berada di atas SD.
Penemuan ketiga: infrastruktur di era pabrik gula kolonial turut berpengaruh terhadap infrastruktur di era modern. Dulu, untuk mengangkut tebu ke pabrik dan mengangkut gula halus untuk di ekspor, pemerintah Belanda harus membangun jalan dan
Rel kereta api untuk memudahkan transportasi. Sistem infrastruktur yang dibangun untuk mendukung perdagangan gula ini ternyata bertahan lama setelah sistem cultuurstelsel dihapuskan dan berdampak positif terhadap perdagangan dan aktivitas ekonomi hingga saat ini.
Di tahun 1980, desa yang lokasinya dekat dengan pabrik gula era kolonial cenderung memiliki jalan yang sudah beraspal dan saat ini memiliki kepadatan jalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan desa yang jauh dari pabrik gula.
Ga hanya jalan aja, infrastruktur publik lain di desa yang dekat dengan pabrik gula era kolonial juga jauh lebih maju dibandingkan dengan desa lain.
Buktinya, di tahun 1980, desa-desa ini cenderung sudah terakses oleh listrik, padahal kaya yang kita tau di tahun 1980 an itu listrik masih susah, apalagi di pedesaan.
Penemuan keempat: rumah tangga yang tinggal hanya beberapa kilometer dari pabrik gula era kolonial punya konsumsi per kapita 14% lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga yang tinggal lebih dari 10 km dari pabrik gula era kolonial.
Nah, dari penemuan penemuan tadi, apa sih yang bisa kita simpulkan?
Dampak positif jangka panjang dari sistem cultuurstelsel di Pulau Jawa terjadi karena pada masa itu, proses produksi harus dilakukan on-site, infrastruktur transportasi yang modern juga harus dibangun untuk memudahkan distribusi ke pabrik ataupun ke pelabuhan internasional.
Kita gatau apa sih yang terjadi kalau Belanda ga mendirikan pabrik gula di era kolonial karena kan desa yang punya pabrik konterfaktual juga ga benar-benar ada di era itu.
Tapi kayaknya masuk akal kalau kita berspekulasi bahwa pusat-pusat produksi industri di Jawa mungkin akan lebih lambat munculnya bila tidak ada intervensi dari Belanda. Nah, perlu diingat bahwa Belanda bukan satu satunya yang berkontribusi dalam dampak positif jangka panjang ini
Masyarakat Pulau Jawa juga memainkan peranan penting. Dengan kekreatifan mereka, masyarakat dapat menggunakan infrastruktur kolonial untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, bahkan setelah era kolonial berakhir.
Oke, mungkin itu singkatnya penemuan dari penelitian yang dilakukan oleh Melissa Dell dan Benjamin A. Olken. Kalian bisa baca lebih lanjutnya mengenai paper ini, kalian bisa baca di sini yaa academic.oup.com/restud/article…
Kalau penasaran gimana cara membuat research sekeren itu dan metode apa aja yang dibutuhin, non degree program Data Scientist Pacmann.AI bisa jadi solusinya! Oh iya, batch 3 nya sudah dibuka loh, yuk segera daftarin diri kamu di bit.ly/PendaftaranNon… see you! 👋🏼

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Follow us on instagram: @pacmannai

Follow us on instagram: @pacmannai Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @pacmannai

4 Apr
Bintang - bintang di penelitian, apa artinya?⭐️⭐️⭐️
.
.
.
A thread
Hayo siapa yang udah familiar sama maksud ‘***’ atau ‘**’ atau bahkan ‘*’ di paper / penelitian yang kalian bacaa?
Jadi gini guys, tanda bintang yang biasa kalian liat di paper / penelitian itu menandakan p-value dari variabel yang digunakan. Image
Read 33 tweets
3 Apr
Data visualization bisa nurunin criminal rate, gimana caranya?🤔
.
.
.
A thread
Kalau minggu lalu kita bahas pelanggaran lalu lintas, minggu ini kita bahas tentang tindak kejahatan lain. Nih, kalau belum baca thread gimana AI bisa membantu polisi melihat siapa aja yang ngelanggar aturan lalu lintas, cek disini yaa:
Kejahatan memang menjadi masalah di seluruh penjuru dunia. Ga hanya mempengaruhi kualitas hidup korbannya, tingkat kejahatan juga berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi dan reputasi dari sebuah negara. Makanya ga heran kalau berbagai negara mencoba buat nurunin angka kejahatannya
Read 40 tweets
2 Apr
Data Scientist di Industri Pengiriman Barang: Ngapain Aja?
(image credit: @ajplus) Image
Kamu pasti familiar dengan foto di atas, yang akhir-akhir ini berseliweran di sosial media kita. Atau mungkin meme ini:
Kapal Ever Given yang stuck dari minggu lalu di Terusan Suez ini akhirnya ‘bebas’ pada hari senin kemarin. Tapi di selang seminggu itu, kejadian ini menghasilkan puluhan meme dan juga kerugian sebesar miliaran dolar bagi berbagai pihak.
Read 30 tweets
1 Apr
Kenapa bot bisa main catur
.
.
.
A thread
Hola semuanya! Pasti kalian udah denger dong tentang partai catur yang sangat fenomenal minggu lalu yang memecahkan rekor penonton catur tertinggi di dunia!
Sekarang mimin mau bahas tentang bot catur yang kemarin sempat jadi perbincangan nih, tapi disini mimin engga ngejudge yahh 🤣
Read 44 tweets
1 Apr
Being different from the other, is it okay? 🍏🍐🍏
Intro to time series anomaly detection
.
.
.
A thread
Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini, coba simak baik baik ya
Ada yang bisa nebak ga apa yang aneh dari gambar itu?
Read 40 tweets
31 Mar
Melihat COVID-19 vaccine efficacy secara sederhana
Implementasi dasar Bayesian inference
.
.
.
A thread
Di thread kali ini, yuk kita bahas gimana cara mengestimasi efek dari vaksin secara keseluruhan. Nah, ini baru kita bakal mulai pake Bayesian inference. Apa tuh Bayesian inference? Kok bayes ada di mana-mana, sih?
Sebelum memulai thread, disclaimer dlu nih! Data yang kita gunakan itu data yang masih belum lengkap, sehingga kesimpulan dari thread ini bisa jadi belum akurat. Kita bakal fokus ke gimana caranya mengimplementasikan Bayesian inference di kasus vaksin COVID-19 saja, ya!
Read 31 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!