Ambis jadi Data Scientist bikin burnout? 🧑💻🤯
Yuk recharge dulu!
.
.
.
A thread
Pernah nggak kamu ngerasa muak banget sama kerjaan, ketika deadline kamu numpuk semua hari ini tapi kamu udah ngerasa capek begitu bangun tidur?
Well, lookout guys. Mungkin kamu lagi ngerasa apa yang disebut ‘burn out’.
Kalau kamu baru denger istilah ini, here’s a brief: Burnout adalah kondisi yang kita rasain sebagai akibat dari stress pekerjaan yang nggak berhasil kita manage. Biasanya, burnout digambarin dengan 3 hal:
(1) Perasaan kehabisan energi atau kecapekan, (2) Perasaan negatif terhadap kerjaan, (3) Berkurangnya perasaan ‘aku bisa loh ngelakuin ini!’.
Yang perlu digaris bawahi, Burnout ini secara khusus mendeskripsikan fenomena dalam konteks kerjaan ya (WHO).
‘Kenapa sih min, emangnya? Penting banget ya ini?’ Iya. Sebagai Data Scientist ataupun Data Scientist-to-be, Burn Out mesti jadi salah satu perhatian. Soalnya, kerjaan DS rawan buat bikin stress.
Pernah ada suatu survey yang dilakukan ke 600 Data Scientist di UK dan Irlandia. Hasilnya, lebih dari 50% responden bilang bahwa mereka ‘mildly stressed’ atau ‘heavily stressed’
Kalau kata orang, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi ada baiknya kamu tau nih, hal-hal yang berpeluang jadi penyebab stress dalam lingkup kerjaan DS:
(1) Lingkungan kerja. Seorang DS biasanya kerja dalam tim, tapi nggak jarang juga ada hal yang emang harus dikerjakan secara individu. Jam kerja yang panjang bukan hal yang aneh, apalagi kalo ada project penting.
(2) Sumber data. Karena kerjaan kita bergantung banget sama data yang reliable, proses pengumpulannya bisa jadi tantangan tersendiri. Plus, kalau datanya emang udah kurang dari awal🥲
(3) Troubleshooting. Kerjaan nggak akan selalu mulus gengs. Bisa jadi, ada kalanya saat udah di titik terakhir banget nih, eh ternyata model yang kita pake nggak cukup buat ngasih output yang kita harapkan.
(4) Skala Besar. Tau kalau hasil kerjaan kita punya impact yang gede, besar kemungkinan jadi dasar buat bikin keputusan penting perusahaan, bisa jadi tantangan sekaligus tekanan di saat yang bersamaan.
‘Oke min, aku kebayang nih apa yang harus aku waspadai di kerjaan ini. Terus gimana sih cara bedain ‘Burn Out’ sama mager aja gitu? Hehe’
Jadi ada 5 hal yang boleh kamu jadiin ‘warning sign’ bahwa kamu udah mulai burnout:
(1) Exhaustion - Kecapekan. Ini mudah dideteksi karena bisa dirasain secara fisik kayak pusing, gak nafsu makan, susah tidur.
(2) Isolation - Orang yg burnout biasanya merasa kewalahan dan akhirnya menarik diri dari interaksi sama orang lain.
(3) Escape Fantasies - Karena udah lelah sama kerjaan, bisa muncul imajinasi buat ‘kabur’ kayak travelling sendiri kemana. Di kasus ekstrim, pililhan ‘kabur’ ini akhirnya dilakuin lewat rokok, obat-obatan dan semacamnya.
(4) Irritability - burnout bisa bikin kita jadi lebih sensi sama orang-orang, lebih gampang marah. Hal-hal kecil yang biasanya di-’yaudah’-in--kayak macet, orang yang telat--bisa jadi bener-bener stressor.
(5) Frequent illnesses - dalam jangka panjang dan tahapan parah, burnout bisa berakibat ke imunitas. Kita jadi lebih gampang kena flu, batuk, insomnia. Atau bahkan, ke masalah mental lainnya yang jadi lebih serius:(
Nih, ada psikolog yang udah bikin 12 tahapan gimana burnout terjadi. Supaya kamu bisa lebih waspada kalau-kalau kamu udah ada di salah satu stagenya.
‘Terus gimana min, cara konkrit buat mencegah Burnout ini?’ Here’s some tips. Simak ya!
(1) Kasih batas yang jelas antara kerjaan dan waktu istirahat. WFH punya banyak banget benefit. Tapi salah satu kekurangannya yang mungkin dirasain banyak orang, WFH bikin kita susah bedain mana waktu kerja dan mana waktu buat diri sendiri.
Tipsnya, coba bikin jadwal seolah-olah kita kerja di kantor seperti biasa. Misal, jam kerja ya dari jam 8 sampai jam 3. Di luar itu, jangan duduk di meja kerja. Coba lakuin hal lain, cari hobi baru misalnya?
(2) Jaga kesehatan baik fisik maupun mental. Fisik dan mental yang sehat udah kebukti bisa bikin produktif, tapi kadang kita suka ngerasa ‘buang-buang waktu’ buat ngurusin kesehatan dan milih buat kerja..
Karena kerjaannya banyak dilakukan statis depan meja, Data Scientist harus tetep olahraga dan makan makanan yang sehat. Selain itu buat jaga kesehatan mental, bisa banget loh kamu mulai buat yoga atau meditasi!
(3) Buat Free-Time jadi prioritas di jadwal. Biasanya, badan kita bakal ngasih sinyal ketika udah capek dan nyampe batasnya. Coba ‘dengerin’ dan kasih waktu diri kita istirahat. Jangan terpaku bahwa jam kosong itu gak produktif.
Malah, buat orang yang biasa menjadwalkan semuanya dan sibuk setiap jamnya, ngejadwalin ‘jam kosong’ di agenda bisa jadi strategi yang tepat buat jaga well-being kita. Kasih kesempatan buat badan dan otak kita break sejenak dan recharge.
(4) Minta bantuan. Kadang suka ada perasaan malu dan takut buat nanya atau minta bantuan sama rekan kerja. Kayak takut pertanyaan kita remeh lah, bakal ngabisin waktu mereka lah. Padahal nggak gitu, guys.
Dengan minta bantuan ke orang lain, kita bisa meringankan beban dari pundak kita bahwa kita harus selalu perfect dan bisa segalanya.
Kesimpulannya, pada dasarnya kita harus peka dan pengertian juga sama diri sendiri. Dengerin kapan kita butuh istirahat sejenak dari kerjaan. Jangan paksakan diri~
Pacmann juga mau dengerin kamu kok kalo kamu butuh istirahat. Kalau kamu ikut program non-degree Pacmann, baik itu program Data Scientist atau Business Intelligence, terus di tengah program kamu merasa butuh istirahat 😊
Jadi kamu bisa banget ambil cuti sejenak. Terus pas kamu merasa siap buat lanjut lagi, kamu nggak perlu mengulang dari awal. Baca selengkapnya tentang kurikulum program non-degree Pacmann disini: bit.ly/brosurpacmannai
Mau clustering data?
Lebih oke gaussian mixture model atau k-means?🧐🤔
.
.
.
A thread
Gaussian pasti bukan kata yang asing lagi buat kita semua, kan? Distribusi Gaussian, yang diperkenalkan oleh Carl Friedrich Gauss, biasanya kita kenal dengan nama lain distribusi normal.
Sebelumnya, yuk kenalan sama gaussian process dulu. Kalian tau gak sih, sebenernya gaussian process ini cuma berguna di ranah statistika, atau bisa diimplementasikan di machine learning juga?
Mau jadi DS tapi masih takut ngoding?🧑💻😉
Mulai dari Excel aja dulu!
.
.
.
A thread
Eits, jangan langsung serang mimin setelah baca judulnya. Ya, ya, ya, mimin paham kok reputasi excel masih jauh banget sama Python, R, Java, you name it lah. Tapi, buat pemula yang masih takut ngoding, excel ini bisa jadi alternatif buat kenalan dengan dunia per ds-an.
Lebih baik mencoba dari hal sederhana dulu kan daripada gak sama sekali?
Mau sales meningkat drastis? 📈🤑
Kenalin dulu pola customer lewat association rule!
.
.
A thread
Siapa disini yang suka window shopping? Yang hobinya masukkin barang ke keranjang online tapi engga pernah di checkout haha
Fenomena ini menarik untuk dibahas deh seiring dengan banyaknya event-event dari e-commerce kayak tanggal cantik yang bikin kita tertarik banget buat belanja
Emang ketidakteraturan bisa diukur?🤨🧐
Intro to entropy
.
.
.
A thread
Mungkin sebagian dari kita mengenal entropi sebagai suatu istilah dalam ilmu fisika khususnya topik termodinamika. Ternyata entropi ini gak cuma ada di fisika loh, dia juga ada di dalam statistik. Gimana tuh?
Oke, mari kita mulai dari suatu pembahasan yang sederhana. Misalkan kita punya 3 kotak. Kotak pertama berisi 4 bola merah, kotak kedua berisi 3 bola merah dan 1 bola biru, kotak ketiga berisi 2 bola merah dan 2 bola biru
Ketika model too good to be true: pas training bagus, giliran dipakai klien anjlok?🧐🤔
Intro to data leakage
.
.
.
A thread
Pak Saryono adalah seorang guru matematika di SMA Tunas Bangsa. Suatu hari, ia kepikiran buat ngasih murid-muridnya sebuah set soal latihan beserta pembahasannya sebagai bahan persiapan menjelang pelaksanaan ujian akhir semester.
Guru mana sih yang nggak pengen nilai muridnya bagus-bagus? Nah, tanpa ada satupun yang tahu, Pak Saryono ini sengaja memasukkan soal-soal ujian akhir semester -- yang harusnya baru dilaksanakan minggu depan -- ke dalam set soal latihan!
Mau terbebas dari panasnya neraka duniawi? Ini yang bisa machine learning lakukan!🥵🔥
Tackling climate change with machine learning.
.
.
.
A thread
Ngerasa gak sih, dari tahun ke tahun tuh rasanya tiap musim kemarau makin panas?
Ya wajar aja kalau ngerasa semakin panas. Sejak tahun 1981, temperatur bumi naik 0.18 derajat Celcius per dekadenya. Akibatnya tuh ga cuma sekedar ‘oh cuaca jadi makin panas’ aja guys, tapi lebih dari itu.