Mau terbebas dari panasnya neraka duniawi? Ini yang bisa machine learning lakukan!🥵🔥
Tackling climate change with machine learning.
.
.
.
A thread
Ngerasa gak sih, dari tahun ke tahun tuh rasanya tiap musim kemarau makin panas?
Ya wajar aja kalau ngerasa semakin panas. Sejak tahun 1981, temperatur bumi naik 0.18 derajat Celcius per dekadenya. Akibatnya tuh ga cuma sekedar ‘oh cuaca jadi makin panas’ aja guys, tapi lebih dari itu.
Kalau misalkan kita ngelewatin batas kenaikan temperatur 1.5 derajat celcius di tahun 2040, udah deh dadah hidup tentram nyaman bebas bencana. Say hello to kekeringan parah, banjir, badai tropis, dan berbagai bencana lain akibat perubahan iklim. Ngeri banget kan😱😱
Biar hal ini ga terjadi, machine learning bisa mengambil peran nih untuk membantu mengatasi masalah perubahan iklim. Tapi, sebelum kita liat perannya machine learning, ada baiknya kita ketahui dulu, apa sih penyebab perubahan iklim?
Di thread ini, mimin hanya akan fokus pada bidang kehutanan dan agrikultur aja yaaa.
Masih pada inget kan, waktu SD, kita pernah belajar kalau tumbuhan itu menyerap karbondioksida dari atmosfer dan mengeluarkan oksigen.
Sebagian besar karbondioksida ini dipecah dan beredar kembali di siklus karbon, namun sebagian sisanya tersimpan dalam rawa gambut, tanah, dan biomassa pohon.
Sayangnya, sistem perekonomian kita saat ini malah membebaskan karbondioksida yang tersimpan ini, contohnya melalui praktek deforestasi dan program agrikultur yang tidak berkelanjutan.
Akibatnya apa kalau karbondioksida ini pada terlepas? Ya berujung ke peningkatan emisi gas rumah kaca dan akhirnya memperburuk perubahan iklim. Belum lagi, masih ada peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca.
Kalau dihitung hitung, keseluruhan lahan yang digunakan oleh manusia itu berkontribusi terhadap ¼ total gas rumah kaca global. Makanya, penting bagi kita buat menekan si karbondioksida ini dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Lalu gimana cara menanganinya?
Kalau diestimasikan, ⅓ emisi gas rumah kaca bisa dikurangi dengan management lahan dan agrikultur yang lebih baik. Disinilah machine learning berperan.
Dengan satelit, kita dapat mengestimasi jumlah karbon dioksida / emisi gas rumah kaca yang terlepas pada sebuah area lahan. Walaupun emisi gas rumah kaca ga bisa dilihat kasat mata, tapi emisi gas rumah kaca itu berinteraksi dengan cahaya matahari.
Dari sinilah kita bisa mengobservasi senyawa tersebut menggunakan kamera hyperspectral. Kamera ini dapat merekam ratusan panjang gelombang, menyediakan informasi mengenai interaksi cahaya dengan senyawa kimia lain.
Cuma, kamera seperti ini tidak memiliki resolusi yang baik dan jadi ga cocok buat nge track emisi gas rumah kaca. Maka dari itu, satelit gambar yang standar bisa melengkapinya karena gambar yang dihasilkan nya itu RGB beresolusi tinggi.
Nah, dari sinilah machine learning bisa menggunakan gambar-gambar tersebut untuk memprediksi jumlah emisi.
Ga hanya itu aja, gambar-gambar ini juga bisa diolah oleh machine learning itu memantau ‘kesehatan’ hutan dan lahan gambut, memprediksi resiko munculnya api di hutan, dan berkontribusi terhadap kehutanan yang berkelanjutan.
Sebenarnya, sudah ada studi mengenai hal ini, cuma belum ada hasil yang jelas. Jadi, sabi banget kalau kalian neltii tentang topik ini.
Balik lagi ke awal, kita udah tau kalau tumbuhan itu bisa mengurangi karbondioksida dan memainkan peranan penting dalam melawan perubahan iklim. Tapi, mirisnya, hanya 17% hutan di dunia yang dilindungi,
sisanya berpotensi jadi korban deforestasi, dan kira kira berkontribusi sebesar 10% ke emisi gas rumah kaca global. Nah, biar perubahan iklim ga makin parah, kita harus mengurangi deforestasi.
Sama kaya tadi, kita bisa tuh manfaatin gambar dari satelit yang kemudian diproses oleh machine learning untuk membedakan mana yang memotong pohon di hutan secara selektif mana yang deforestasi.
Selain itu, kita juga bisa naro handphone jaman dulu yang ditenagai sama solar panel, terus machine learning bisa mendeteksi dan melaporkan kalau ada bunyi gergaji dari radius 1 km. Ini keren banget sih!
Terakhir, kalau ada orang yang mau nebang pohon di hutan secara selektif (alias bukan deforestasi yang asal tebang aja buat buka lahan misalnya), dia kan harus mantau ya apakah pohon itu udah siap untuk dipanen / belom.
Nah, yang namanya hutan, jalannya juga jauh kan. Kalau misalkan pas sampe di lokasi pohon yang mau dipanen tapi ternyata pohonnya belom ready, bakal buang ongkos transport banget dan tentunya juga nambah polusi udara.
Biar lebih efisien, machine learning bisa membantu mendeteksi kapan sih pohon dapat dipanen, terus area mana yang kira kira bisa ditanami pohon, dan area mana yang harus dibangun jalan. Jadinya lebih efisien deh!
Tapi, perlu diingat kalau Jevons paradox itu bisa aja berlaku. Apa tuh Jevons Paradox?
Jevons paradox itu adalah sebuah kejadian dimana kemajuan teknologi atau kebijakan pemerintah itu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya namun akan meningkatkan konsumsi sumber daya karena peningkatan permintaan.
Kalau dalam kasus ini, bila sistem menebang pohon secara selektif ini jadi lebih efisien, permintaan pohon ini bisa meningkat karena sistemnya udah lebih baik daripada sebelumnya.
Dari thread ini, kita tau kalau kesempatan machine learning untuk membantu mengatasi perubahan iklim tuh luas banget. Kalian bisa nih jadi salah satu orang yang mewujudkan hal tersebut.
Tentunya, kalian harus paham dulu konsep machine learning untuk bisa berkontribusi lebih lanjut. Salah satu sumber pembelajaran yang bisa kalian ikuti adalah di non degree program nya Data Scientist Pacmann.AI
Kalian akan belajar dari dasar hingga nerapin langsung ilmu yang kalian dapetin di project lab, siapa tau mau buat project tadi kann. Biar ga kelewatan pendaftaran batch 3, langsung aja daftarin diri kalian di bit.ly/PendaftaranNon… atau tanya kami di bit.ly/WASalesPacmann 🤩
Ketika model too good to be true: pas training bagus, giliran dipakai klien anjlok?🧐🤔
Intro to data leakage
.
.
.
A thread
Pak Saryono adalah seorang guru matematika di SMA Tunas Bangsa. Suatu hari, ia kepikiran buat ngasih murid-muridnya sebuah set soal latihan beserta pembahasannya sebagai bahan persiapan menjelang pelaksanaan ujian akhir semester.
Guru mana sih yang nggak pengen nilai muridnya bagus-bagus? Nah, tanpa ada satupun yang tahu, Pak Saryono ini sengaja memasukkan soal-soal ujian akhir semester -- yang harusnya baru dilaksanakan minggu depan -- ke dalam set soal latihan!
Emang Bidang Sosial Butuh Data Scientist? 🤨🤔
.
.
.
A thread
Mimin mau survey dulu. Ada berapa banyak sih followers Pacmann yang backgroundnya bukan IPA? Atau, yang backgroundnya IPA tapi sebenernya kepaksa dan ga suka suka banget?
Kali ini mimin mau bahas soal peranan Data Science di bidang Social Science. Jadi seperti yang kita tau, ilmu DS emang bisa dipake dimana-mana karena basicnya adalah data. Yang artinya, selama ada data, data science bisa berperan disana.
Harga ojol tiba-tiba naik drastis? Gara gara dynamic pricing sih!🚕💸
Bagaimana machine learning membantu menyeimbangkan pasar.
.
.
.
A thread
Malem minggu gini, siapa yang keluar rumah naik ojol? Kalo diliat-liat, harganya pasti lebih mahal ya daripada weekdays?
Ga cuma pas malem minggu aja, ada waktu-waktu tertentu harga transportasi online lebih mahal daripada biasanya. Misal nih, jam berangkat sama pulang kerja, pas lagi cuaca buruk kaya hujan deres, dan pas ada acara-acara tertentu kaya tahun baruan
Buat apa bisa regresi tapi ga bisa intepretasiin hasilnya?🙄🤯
Yuk belajar interpretasi hasil regresi!
.
.
.
A thread
Misalkan kalian kerja di produk pulpen, terus bos kalian minta buat sales bulan depan harus ningkat sekian persen atau kalian bakal dipecat. Berarti, kalian harus tau dulu dong faktor faktor apa yang mempengaruhi sales pulpen.
Dengan kemajuan ilmu yang kita punya sekarang, udah ga perlu lagi nganalisa data secara manual. Kalian bisa pakai regresi, metode buat nyari hubungan antara variabel yang punya hubungan dengan topik yang mau diteliti.
Lo pikir kebijakan yang lo buat bakal berdampak, yakin? 🤔🤨
Kenalan dulu sama theory of change!
.
.
.
A thread
Semua orang pasti punya tujuan, mau itu jangka panjang atau jangka pendek. Tentunya, buat mencapai tujuan-tujuan itu, ada tindakan yang harus dilakukan. Tapi, belum tentu semua tindakan itu bakal berhasil dan bisa mencapai tujuan akhir. Kan wajar hidup ada gagalnya, ya gak?~
Konsep ‘punya tujuan → lakukan tindakan → mencapai tujuan / tidak mencapai tujuan’ ini sebenarnya bisa diterapkan dalam pengambilan keputusan. Ada teori bernama ‘theory of change’ yang bisa kalian terapin, entah itu buat tujuan pribadi, bisnis, atau bahkan negara