Sedang baca Mosaic of Autoimmunity oleh Prof. Y. Schoenfeld, salah satu ahli bidang #autoimunitas. Dalam thread ini saya akan share apa yang saya pelajari, semoga bermanfaat bagi para penyintas dan dokter yang merawat ODAI (Orang Dengan Auto-Imun). amazon.com/Mosaic-Autoimm…
Kenapa dikatakan mozaik, karena dalam autoimunitas ada banyak faktor memainkan peranan, seperti genetik, diet, lingkungan, gaya hidup, mikrobiom, toksin, hormonal, stres psikologis dan infeksi yang dapat mencetuskan munculnya #autoimun pada seorang penyintas.
Dinamakan mozaik juga karena autoimunitas merupakan gangguan sistem imun yg dapat berikan gambaran berbeda tergantung organ dan jaringan yang terlibat. Sehingga dikatakan, dibandingkan fokus pada organnya seperti selama ini, lebih baik fokus pada sistem imun yang terganggu.
Fokus pada sistem imun yang terganggu dapat membantu efisiensi, efektivitas dan keamanan terapi yang diberikan kepada penyintas autoimun, dibandingkan dengan pendekatan multi-organ, multi-spesialis dan multi-terapi yang selama ini dilakukan.
Saat ini ada beberapa hal yang diduga memainkan peranan penting dalam terjadinya/pencegahan autoimunitas, seperti: sinar matahari, vitamin D, vaksin, hormon, melatonin, menyusui/ASI, implan silikon, mikrobiota saluran cerna, capsaicin, gluten, rokok, infeksi gusi dan lain-lain
Selain itu stres psikologis, latihan fisik dan hidup dalam lingkungan terpolusi merupakan faktor-faktor yang juga memainkan peranan dalam terjadinya/pencegahan autoimunitas. Saya akan bahas satu demi satu sambil berjalannya proses membaca.
Konsep mozaik autoimunitas ini penting untuk dipahami, karena pengobatan autoimunitas memerlukan pendekatan holistik yang berpusat kepada pemulihan fungsi sistem imun, tidak hanya obat, suplemen, diet, gaya hidup yang berdiri sendiri-sendiri.
Dengan perkembangan keilmuan di bidang imunologi, baik molekular dan klinis, semoga semakin memberikan pencerahan dalam penanganan kondisi-kondisi terkait autoimunitas ke depannya.
Sel limfosit B, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pemain kunci dalam timbulnya autoimunitas, ternyata pada orang sehatpun membuat autoantibodi dalam titer rendah. Sekali lagi menekankan, hindari memeriksa ANA-IF atau ANA-Profile tanpa indikasi jelas. @blogdokter
ANA atau antibodi antinuklear yang banyak di cek pada kasus terduga autoimun, atau antibodi lain seperti RF, ASTO dsbnya bisa muncul pada orang sehat tanpa autoimun, baik dengan sendirinya atau disebabkan proses inflamasi seperti infeksi, luka, toksin dan stress berat
Sel B juga juga punya banyak fungsi lain, selain produsen antibodi, sel ini berfungsi sebagai regulator untuk hentikan proses imun berlebih dan sebagai APC (antigen presenting cell), semakin menunjukkan kompleksitas sistem imun dan pentingnya konsep Mozaik dlm Autoimun/Alergi
Tergantung kondisi tubuh, paparan lingkungan, ekspresi genetik dan epigenetik, komponen2 dalam sistem imun bisa memainkan peranan berbeda2 dan sangat fluid dalam mengambil peranan tersebut. Sehingga selain pengobatan, support dengan gaya hidup, diet, dsbnya sangat penting.
Para ahli masih terus mempelajari lebih dalam mengenai peranan masing2 subset sel B dalam kaitannya dengan terjadinya autoimunitas/alergi, mudah2an semakin terang benderang dan hasilkan jalan keluar bagi kondisi kronik ini. Next baca sel Limfosit T, stay tuned.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Reaksi anafilaksis merupakan gejala alergi berat dan gawat darurat karena dapat mengancam nyawa. Reaksi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengenali paparan suatu zat sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh.
Pada reaksi anafilaksis, muncul gejala-gejala alergi yang melibatkan sistem pernafasan, jantung, dan pembuluh darah. Bila melibatkan organ-organ penting tersebut, sudah tentu reaksi anafilaksis dapat menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
Vaksin Covid-19 sudah ada, persiapan telah diusahakan oleh pemerintahan pak @jokowi. Namun bagaimana kesiapan masyarakat kita? Studi oleh WHO, thd 115rb masyarakat Indonesia pada September 2020, menunjukkan sebagian besar bersedia divaksin (64,8%), namun 27,6% masih ragu.
Sebagian besar keraguan dan penolakan muncul akibat pertanyaan masalah keamanan, efektivitas dan efek samping vaksin. Namun 13% diantaranya tidak percaya akan vaksinasi, kabar baiknya hanya 8% yang mendasarkan pada isu agama. Tugas kita adalah edukasi isu2 ini. @ProfesorZubairi
Masalah pembayaran vaksin juga menjadi isu penting, sebagian besar masyarakat mengharapkan gratis, terutama gol. ekonomi lemah, masuk diakal mereka pihak yg paling terdampak secara ekonomi. Mudah2an kemenkes @BudiGSadikin bisa usahakan vaksin gratis bagi sebagian besar rakyat.