Sesaat sebelum waktu Magrib tiba, rumah salah satu sahabat Rasulullah Muhammad ﷺ,
Tsabit Al-Anshari kedatangan tamu.
Seorang musafir mampir tanpa sedikit pun bekal yang bisa dimakan guna berbuka puasa.
Tsabit bingung.
Di satu sisi, ia ingat pesan-pesan Nabi ﷺ tentang kesunahan memuliakan tamu,
tapi persoalan berikutnya, kondisi ekonomi yg terbatas benar-benar tengah melanda rumah tangganya.
Selepas mempersilakan masuk orang yang bertandang ke rumahnya itu,
Tsabit berbisik kepada sang istri, "Apakah ada makanan untuk petang ini?"
Sang istri turut gundah. Ia pun menjawab:
"Demi Allah, wahai suamiku. Tidak ada lagi makanan yang kusimpan, terkecuali sedikit."
Tsabit terdiam sejenak, sambil memutar otak.
Akhirnya ia sampaikan sebuah siasat kepada sang istri agar
mematikan lampu saat waktu berbuka tiba.
“Aku membawa seorang tamu.
Jika kami mulai makan, padamkanlah lampu dan berpura-puralah memperbaikinya.
Selama perut tamu kita belum kenyang, jangan makan sedikit pun dari makanan itu,"
bisik Tsabit dibalas anggukan istrinya.
Waktu yang dinanti tiba.
Sang tamu dipersilakan menyantap hidangan yang serba pas-pasan itu.
Namun, Tsabit dan istrinya cuma berkecap-kecap seolah turut bersantap,
padahal ujung tangan keduanya sama sekali tak menyentuh hidangan.
Keesokan harinya, sang tamu pamit untuk melanjutkan perjalanan.
Tsabit pun kembali menghadiri majelis Rasulullah untuk mendapatkan berkah dan
pencerahan dari Nabi ﷺ.
Ketika keduanya berjumpa, tiba-tiba Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda:
"Wahai Tsabit, Allah ﷻ menghargai pelayananmu terhadap tamumu semalam."
Tsabit رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ tersentak. Rasa gembira, malu, sekaligus haru, bercampur di dadanya.
Tersentak krn Rasullulah sudah lebih dulu tau, gembira, malu dan haru di karenakan yang memujinya Allah ﷻ
Masya Allah. ❤️
Semoga bermanfaat🙏🏿🌹
📚Ad Dur al Mantsur fi at Tafsir al Ma'tsur (Jilid 1),
Karangan Imam Jalaluddin Abdurrahman asy Syuyuti rahimahullah
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sayyidah Khadijah adalah istri pertama Rasulullah ﷺ. Orang yang pertama kali beriman kepada Allah dan kenabian Rasulullah ﷺ Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah ﷺ dan penyebaran agama Islam.
Sayyidah Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian tiga tahun sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah ﷺ sekitar 50 tahun.
Rasulullah ﷺ hanya membawa 313 pasukan dalam perang badar termasuk Rasulullah ﷺ.
Rinciannya, 82 sahabat muhajirin, 61 orang dari suku Aus, dan 170 dari suku Khazraj.
Utsmân bin ‘Affân ra
Walaupun tidak berada di medan pertempuran, tetapi Rasulullah ﷺ memberinya
bagian dari harta rampasan, karena Beliau ﷺ memerintahkannya untuk menjaga putri Beliau.
Tanggal, 13 Maret 624 M/17 Ramadan 2 H
Nama-Nama Para Pejuang Perang Badr adalah sebagai berikut :
1. Sayyiduna Muhammad Rasulullah ﷺ. 2. Abu Bakar as-Shiddiq ra 3. Umar bin al-Khattab ra 4. Utsman bin Affan ra 5. Ali bin Abu Tholib ra 6. Talhah bin ‘Ubaidillah ra
Setiap Ramadhan tiba selalu ada hadits yang populer, salah satunya hadits tentang keutamaan orang berpuasa yang bahkan tidurnya pun di anggap sebagai ibadah.
Tahun pertama diperintahkan puasa Ramadan, kota Madinah sedang dalam kondisi panas-panasnya.
Meski sebagian sahabat sudah mafhum lantaran perintah serupa pernah ada dalam agama tauhid sebelumnya, namun menahan lapar dan dahaga tetap saja bukan tantangan sembarang bagi masyarakat Arab
Salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang taat adalah Qais ibn Shirmah ra.
Dengan penuh semangat, Beliau ra menjalankan ibadah puasa tanpa sedikit pun mengurangi kebiasaan bekerja.
Magrib pun tiba. Sesampainya di rumah, Qais menanyakan menu apa yang bisa disantap untuk berbuka.
Ada seseorang yang shalih dari madzhab Malikiyyah melihat Rasulullah dalam mimpi dan beliau mendengar Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang mengucapkan setiap hari ;
ASTAGHFIRULLAAH LIABAWAY RASUULILLAAHI SHALALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM - 100 KALI - ASTAGHFIRULLAAH LIAHLI BAITI RASUULILLAAHI SHALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM - 100 KALI, maka saya akan bersamanya dimana saja dia berada.”
Imam Nawawi menerangkan ; Dan ini (istighfar) adalah dalil bahwa sesungguhnya kedua orang tua Nabi Muhammad adalah orang mukmin yang beriman, jika tidak mukmin maka tidak ada faedahnya didalam beristighfar kepada kedua orang tua Nabi Muhammad.”
Rasulullah mengingatkan bahwa ziarah kubur tdk dibatasi oleh wkt tertentu, ziarah kubur sebelum Ramadan maupun sesudahnya diperbolehkan, krn memang tdk ada batasan wkt utk melakukannya.
Syaikh Nawawi telah menuliskannya dalam Nihayatuz Zain
@Ayang_Utriza@SelaSimantari “disunnahkan untuk berziarah kubur, barang siapa yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jum’at, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya”
@Ayang_Utriza@SelaSimantari Sementara dari kelompok minoritas yg tidak percaya qiyas (analogi) mengatakan hal itu adalah perbuatan bid’ah dan tidak boleh dianalogikan dengan apa yg dilakukan Rasulullah. Hal ini sebenarnya pernah di lakukan Rasulullah