يطلق السمع ويراد به إدراك الصوت والقول بالجارحة وربما يراد به ما هو الغاية منه عند العقلاء وهو الالتزام بمقتضاه من الفعل والترك، ويطلق العقل على تمييز الخير من الشر والنافع من الضار، وربما يراد به ما هو الغاية منه وهو الالتزام بمقتضاه من طلب الخير والنفع واجتناب الشر والضر،
Sayyid Muhammad menyatakan bhw aktivitas mendengar adalh keniscayaan yg perlu dilakukan manusia.
Tujuan mendengar boleh jadi terkait dgn persyaratan yg melazimkan dilakukannya suatu tindakan, alih-alih (drpd) suatu kelalaian tanpa melakukan apapun (krn tdk mau mendengar).
Tuntunan akal melazimkan kemampuan untuk membedakan suatu kebaikan dari kejahatan atau sesuatu yang baik dari sesuatu yang buruk, dan sesuatu yang bermanfaat dari sesuatu yang berbahaya.
Tuntunan akal melazimkan komitmen untuk senantiasa mencari kebaikan dan manfaat, serta menghindari kejahatan dan bahaya.
قال تعالى: لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام، بل هم أضل
الأعراف: 179
Allah SWT berfirman: " Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), ....
....dan mereka memiliki telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah”.
وأكثر ما ينتفع بالسمع عامة الناس لقصورهم عن تعقل دقائق الأمور وإدراك حقيقتها والاهتداء إلى مصالحها ومفاسدها وإنما ينتفع بالعقل الخاصة.
Kebanyakan orang mendapatkan manfaat dari mendengar.
Namun mereka tidak menggunakan nalarnya (akalnya) untuk mengolah apa yang didengar.
Penalaran dalam berbagai masalah mengarahkan pada pengetahuan tentang kebenaran, maslahat, dan kerusakan, sedemikian rupa sehingga orang yang menggunakan akalnya dapat mengambil manfaat.
فقوله: لو كنا نسمع أو نعقل
أريد بالسمع استجابة دعوة الرسل والالتزام بمقتضى قولهم وهم النصحاء الأمناء، وبالعقل الالتزام بمقتضى ما يدعون إليه من الحق بتعقله والاهتداء العقلي إلى أنه حق ومن الواجب أن يخضع الإنسان للحق.
Ketika seseorang mendengar dan bernalar, maka sesungguhnya dia mendengar seruan para Rasul AS lalu dituntun agar menanggapi panggilan mereka dan mematuhi apa yang mereka katakan (karena para Rasul AS memberikan bukti dan argumentasi yang tak terbantahkan oleh penalaran).
Para Rasul AS adalah penasihat kepada keselamatan dan kedamaian.
Kepatuhan kepada para Rasul AS lazimnya didahului oleh tuntunan akal (karena seseorang mengikuti tuntunan akalnya) sehingga seseorang dapat tunduk pada kebenaran yang disampaikan oleh mereka.
وإنما قدم السمع على العقل لأن استعماله من شأن عامة الناس وهم الأكثرون والعقل شأن الخاصة وهم آحاد قليلون
Ketaatan dan tindakan mengikuti para Rasul AS berlandaskan keimanan lazimnya mendahului penggunaan akal (bernalar) karena aktvitas tersebut merupakan hal biasa yang dilakukan oleh orang awam (umum).
Sedangkan aktivitas bernalar lazimnya dilakukan oleh sebagian kecil manusia.
والمعنى: لو كنا في الدنيا نطيع الرسل في نصائحهم ومواعظهم أو عقلنا حجة الحق ما كنا اليوم في أصحاب السعير وهم مصاحبو النار المخلدون فيها
Jika di dunia manusia mengikuti nasihat dan mauizah para utusan Allah SWT, ....
...atau menggunakan penalaran (akal) terhadap berbagai bukti kebenaran yang disampaikan oleh mereka, maka kebanyakan mereka tidak akan berada di dalam lautan api neraka yang yang abadi (penderitaan dan kesengsaraan abadi).
گان النبي صلی الله عليه وسلم يطوف فی الگعبة_ فرأی أعرابيا يطوف بها ويقول : يا گريم
Suatu saat Nabi SAW melakukan Thowwaf mengelilingi Ka’bah. Tiba-tiba beliau melihat seorang Arab Badui juga sedang Thowwaf sambil menyeru :
“Ya Kariim!”
فقال النبي صلی الله عليه وسلم وراءه : ياگريم_ فأنتقل الأعرابي إلی رکن الثاني وقال : ياگريم ، فقال النبي صلی الله عليه وسلم – فقال الحبيب صلی الله عليه وسلم- وراءه : ياگريم
Maka Nabi pun dibelakangnya mengucapkan “Ya Kaariim”.
Maka Arab Badui itupun berpindah ke Rukun Tsani dan berdo’a :
"Yaa Kariim".
Maka Nabi, Sang Kekasihpun menirukan “Yaa Kariim”.
Allah, kami mohon padaMu demi hak s'gala pujian, agar Kau ampuni kami, Kau lampaui kesalahan kami, sehatkan jasad dan ruhani kami, Engkau selamatkan agama kami.
Sungguh kami bermohon padaMu, dan yakin Engkau akan mengabulkannya,
kami menyeru padaMu dan itu Engkau mengetahui
juga mendengar permohonan kami ini. Maka, kabulkanlah...🤲
Jangan putuskan harapan kami ya Allah, jangan pula Engkau tolak pujian kami, jangan juga pupuskan doa munajah ini, kami membutuhkan ridhaMu, perlu ampunanMu. Kami bermohon padaMu dengan tiada
berputus asa
dari rahmatMu.
"..... “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” (Surat Al-Munafiqun (63) Ayat 10)
Dia tidak mengatakan : "(jika bisa kembali ke dunia ini) saya akan melakukan haji ... atau mendirikan shalat ... atau berpuasa ..."
Di Basrah ada Seorang Wanita Berbudi luhur yang bekerja sebagai Guru Sekolah .....Namanya Khalida Turki 'Imrân (Ummu Mu'tadhar) .....Dia sedang mengemudikan mobilnya ke tempat kerjanya ..
Pada tanggal 4 April 2016 dan ketika dia berhenti, sebuah bom mobil meledak di dekatnya .. dan mobilnya terbakar .. Jadi dia keluar dari mobil dalam keadaan Tubuhnya terbakar.
Dan ketika dia melihat api telah membakar pakaiannya .. Rasa Malu dan kecemburuan diri (tdk terima tubuhnya dilihat masyarakat umum) timbul ....
Perbaiki Diri Sendiri sebelum Memperbaiki Masyarakat
Di antara kalian, pasti ada yang punya cita-cita untuk memperbaiki keadaan masyarakat, dengan menjadi tokoh, figur, atau pemimpin. Tapi, siapa saja yang memperbaiki dunia, harus terlebih dahulu memperbaiki dirinya sendiri.
Dan, sekali lagi, waktu untuk memperbaiki diri sendiri itu adalah sekarang, bukan waktu yang akan datang.
Jika kalian terjebak, kalian akan terjebak dalam situasi mana yang terlanjur menjadi panutan masyarakat.
Di saat itu, masyarakat mengagumi dan menjadikan kalian sebagai orang yang terpercaya. Padahal, diri kalian sendiri belumlah benar. Kalau itu sampai terjadi, kalian akan terlena dan kehilangan kontrol.