ENSUN BURUNG Profile picture
Apr 28, 2021 β€’ 154 tweets β€’ 19 min read β€’ Read on X
π™Ώπ™΄π™»π™΄πšƒ π™°πšˆπ™°π™· π™Όπ™΄πšπšƒπš„π™°

#bacahoror
#bacahorror
#threadhorror

( Demi keamanan identitas asli korban, nama dan daerahnya sudah om samarkan )

(Gambar hanya Ilustrasi)
Sebut saja namaku Winda, aku baru berusia 19 tahun ketika menikah dengan Robet (bukan Robert), laki2 berusia 18 tahun yang ku kenal melalui panggilan acak yang sering ku lakukan.
Dari telpon acak itu berlanjut pada perkenalan, hingga membuat nyaman satu sama lain nya.

Dan sampailah pada suatu hari, ketika diam2 Robet mendatangiku ke pulau kalimantan.
Aku yang tidak menyangka akan bertemu dengan nya secepat itu tentu saja sangat terharu. Aku bahagia, senang. Entahlah perasaanku sangat berbunga2 kala itu.
Hubungan kami berjalan dengan sangat baik dari waktu ke waktu. Dan tepat di bulan desember 2012 Robet datang kembali menemuiku bersama dengan kedua orang tuanya.

Ibunya sangat anggun dan cantik,
Ayahnya juga Tampan, bertubuh tinggi tegap dengan otot kekar yang menambah gagah penampilan beliau.

Mereka tidak hanya datang untuk bertamu, tetapi juga untuk melamarku.
Aku senang mendengar keinginan kekasihku itu, dan kedua orang tuaku tentu saja menyetujuinya. Mereka menyerahkan semua keputusan padaku. Ya, aku tentu saja mau.
Rencana lamaran besar2an pun sudah di rundingkan. Uang 'Jujuran' sebesar 200 juta rupiah sudah di persiapkan.

Dan dengan sangat cepat berita uang jujuran ku yang sangat mahal itu pun menyebar ke seluruh desa.
Ada yang mencibir keluargaku, dan ada juga yang memuji. Masih banyak lagi omongan2 orang yang sangat tidak pantas untuk ku ceritakan disini.

Dan kalau andai waktu bisa di ulang kembali, aku tidak ingin menikah dengan Robet. Namun Sungguh sebuah penyesalan yang
Sangat terlambat untuk di sesali, karena semuanya sudah terjadi.

---------
Singkat cerita, hanya 1 minggu setelah lamaran kami langsung menikah. Waktu yang lumayan singkat bagiku.
Lalu setelah kami menikah, aku di boyong ke Tempat asal suamiku, Robet.
Pada awal nya hubungan kami sangat harmonis. Keakraban antara aku dan kedua mertuaku berjalan baik2 saja. Hingga suatu ketika, saat itu aku yang sedang mencuci piring di dapur di datangi oleh
Ayah mertuaku. Beliau menanyakan beberapa hal tentang kehidupan ku sewaktu di kalimantan.
Tidak ada yang aneh, kami mengobrol layaknya ayah dan anak. Tertawa dengan sangat nyaring adalah kebiasaan kami berdua.
Dan tanpa ku sadari ayah mertuaku menghembuskan asap rokoknya ke arah wajahku hingga membuat aku batuk2.

"Maaf, maaf. Aku tidak sengaja." Ucapnya

Kepalaku tiba2 pusing. Dan seketika semuanya menjadi gelap.
( Mohon maaf, om mau ngiklan bentar, kali aja ada yang berminat akar bajakah obat alami untuk Mengobati Kanker, stroke, darah tinggi dll. Bisa hubungi om rasth di - 0856 5403 7262. Akarnya baru di cari, masih sangat segar.
Atau kalau ada yang berminat sama minyak2 asli kalimantan om ada beberapa jenis. Untuk penglaris usaha, penarik rejeki, memikat pasangan, agar tidak selingkuh dll. Juga ada yang untuk penghelat (memagari/menjaga) tempat usaha, rumah atau diri sendiri dari hal2 yang tidak
Di inginkan. Bagus juga untuk nagih hutang, berurusan dengan orang yang susah di ajak bicara/meluluhkan orang yang keras kepala. Kalau minat hubungi melalui DM atau WA om : 0856 5403 7262 )
Saat aku tersadar, semua orang menatapku dengan lekat.

"Ke, kenapa.?"

"Seharusnya aku yang tanya padamu. Kamu kenapa bisa sampai pingsan. Kamu sakit?" Tanya Robet dengan raut wajah yang khawatir
"Sstthh.. Ambilkan air untuk istrimu. Jangan di cecar dengan pertanyaan2 dulu." Tegur ayah mertuaku

-----
Sejak hari itu, aku jadi sering melamun, pikiran ku bisa tiba2 menjadi kosong. Dan suka terbayang dengan ayah mertuaku sendiri.
Tok tok tok.. Pintu kamarku di ketuk, membuyarkan lamunanku.

Saat pintu terbuka, dada ku seketika berdegup hebat.
Ayah mertuaku berdiri di depan pintu sambil memegang beberapa keping obat.
"Bisa minta tolong win. Tolong bikinkan aku teh hangat. Badanku rasanya capek sekali." Katanya

Saat aku ke dapur, ayah mertuaku mengikuti dari belakang, suara langkah kakinya membuatku ketakutan.
Namun ada perasaan aneh juga yang ku rasa.

Saat aku sedang membuat teh, Ayah mertuaku tiba2 saja menepuk bahuku dengan sangat keras. Membuat gelas teh yang ku pegang hampir terjatuh.
"Kau paham maksudku kan.?" Bisiknya membuatku takut

"A, apa. Maksudnya.?" Kataku balik bertanya

Raut ketakutan di wajahku jelas sekali ia lihat. Hingga membuatnya dengan cepat mengambil gelas teh itu lalu berjalan pergi.
Aku menghela nafas panjang.

Hari2 berlalu, sikap ayah mertuaku mulai berubah. Dari yang awalnya hangat, kini dingin bahkan tak membalas sapaanku.
Hingga suatu hari, beliau tak pulang selama 3 hari berturut2. Ibu mertuaku di buat khawatir dan panik.

Dan saat aku sedang berdoa malam itu, dari arah jendela ada beberapa benda yang seperti di lempar oleh seseorang dengan sangat keras.
Kebetulan suamiku belum pulang, karena masih sangat sibuk dengan proyeknya.

Aku mencoba membuka tirai dan perlahan2 melihat dari balik kaca ke arah luar. Dari balik pohon kamboja itu aku melihat seperti ada sebuah bayangan hitam yang sedang menatap kearahku.
Nafas ku bergemuruh, aku seketika panik dan takut. Cepat2 ku tutup tirai jendela itu kembali. Aku duduk di ujung tempat tidur sambil terus berdoa.
Praaang.... Sebuah suara mengagetkan ku dari arah luar kamar. Segera ku tutupi tubuh hingga wajahku dengan selimut. Kututup rapat2 kedua mataku. Tiba2 tubuhku terasa berat seperti ada yang menindih dari balik selimut.
Perlahan tapi pasti, dadaku mulai terasa sesak.

Dan anehnya saat aku ingin membuka selimut yang menutupi tubuhku, selimut itu malah melilit tubuhku dengan sangat erat.
"Winda, winda!! Banguunn!!" Ujar suara Robet yang entah sejak kapan ia sudah berada di kamar.

Nafas ku terengah2 ketika selimut sudah di tarik oleh suamiku.
"Kamu mimpi buruk?" Tanya Suamiku seraya memelukku

Aku yakin itu bukan mimpi, karena sedari tadi aku belum sedikitpun memejamkan mataku.
Kejadian2 aneh terus berlanjut, mulai dari jendela yang di lempari batu, atau suara benda pecah di luar kamar, dan sesuatu yang selalu menindih tubuhku ketika mataku terpejam.
Tidak hanya sampai di situ. suatu malam di saat tanpa sengaja aku berpapasan dengan ayah mertuaku yang sedang mengambil air di dapur. Matanya lekat menatapku. Lalu pergi begitu saja.
Aroma parfum nya membuatku gelisah.
Ada apa ini.? Kenapa dengan perasaanku.?!

Aku mencoba untuk tetap tenang dan mengendalikan semua perasaan aneh ini.

Saat aku kembali masuk kedalam kamar, aku menemukan secarik kertas yang bertulisan aneh dan sama sekali tidak ku mengerti berada di atas tempat tidur.
Namun anehnya setelah aku membaca tulisan itu sampai habis, kepalaku mendadak pusing. Rasa panas seperti membakar tubuhku.

Lalu untuk beberapa saat kemudian aku jatuh tak sadarkan diri.
Saat aku terbangun, ibu mertua dan ayah mertuaku duduk di dekatku. Terlihat jelas ke khawatiran dari raut wajah ibu mertuaku. Namun tidak dengan ayah mertuaku. Wajahnya begitu santai dan acuh.
"Nanti kita periksa kerumah sakit ya Win. Kamu kok akhir2 ini sering sekali pingsan. Mama khawatir." Kata ibu mertua

"Paling menantumu itu hamil ma." Ujar ayah mertuaku menyela pembicaraan kami
Tidak, tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku hamil sementara suamiku sangat jarang sekali di rumah. Batin ku menolak perkataan ayah mertuaku
"Oh iya ya. Ah. Aku sampai lupa. Ya sudah kalau begitu nanti kita cek ke dokter." Ujar ibu mertuaku dengan sangat antusias

"Kamu istirahat ya nak, jangan banyak gerak. Karena kalau beneran hamil, nanti janinmu juga ikut capek."
Saat mereka keluar dari kamarku, aku melihat senyuman aneh dari ayah mertuaku. Entah apa maksudnya. Yang pasti aku mulai takut dengan nya.
--------
"Hay win." Sapa seorang wanita yang sedang lewat bersepeda di depan rumah

"Hay sa."

Salsa, adalah temanku sejak kali pertama aku ikut dengan suamiku. Dia juga orang kalimantan, cuma berbeda daerah dengan ku.
Orang nya ramah dan baik.

"Ikut jalan2 yuk win." Ajaknya

"Tapi."

"Sudah. Jangan ragu2 yuk cepetan."

Saat aku mau keluar pagar, ayah mertuaku yang ternyata sedari tadi memperhatikan aku langsung menghampiri.
"Mau kemana win.?" Tanya nya

"Mau jalan2 sebentar sama Salsa." Jawabku

"Selamat pagi om, bolehkan om aku ajak Winda jalan2."

"Selamat pagi.
Oh ya sudah, kalau begitu. Hati ya win. Jaga kandungan mu." Ujar ayah mertuaku yang seketika membuatku risih
Setelah jauh dari rumah, salsa mulai mengajakku mengobrol.

"Kamu hamil Win.?"

"Mm..."

"Beruntung ya kamu punya ayah mertua seganteng itu. Sudah ganteng baik lagi. Perhatian sama menantu. Gak kaya aku. Punya mertua galak banget. Dikit2 di marahi." Potong Salsa cepat
"Tapi sa. Aku. Merasa seperti ada yang aneh dari setiap gerak gerik mertuaku. Apalagi tatapan nya saat menatapku."

"Ya wajarlah. Kamu kan menantu satu2 nya. Sudah pasti kamu sangat di perhatikan. Lagi pula mertua menatap kita memangnya gak boleh. Coba kalau kamu jadi aku
Yang setiap hari di pelototi terus sama mertua, mm, rasanya tuh kaya gimana gitu ya."ujar Salsa tertawa

Winda menghela nafas panjang, ia mencoba untuk tidak berprasangka buruk lagi pada mertuanya.
Menjelang pukul 12 siang, aku dan Salsa pulang kerumah mertua masing2.

Di dalam rumah ternyata kedua mertuaku sudah menungguku di meja makan. Disana terdapat banyak sekali makanan yang enak2.
"Yuk win makan dulu." Ajak ibu mertuaku sambil tersenyum menggandengku untuk duduk

"Mama masak sebanyak ini.?"

"Iya. Sengaja. Spesial buat kamu." Katanya

Ayah mertuaku juga terlihat tersenyum, tak bisa ku pungkiri, kalau senyum nya memang begitu sangat manis.
Ketampanan nya seolah berlipat ganda ketika ia tersenyum.

"Ma, Robet kok gak pulang2 ya." Tanyaku

"Astaga. Oh iya mama lupa. Tadi dia telpon. Katanya sedang sibuk, dia keluar kota win. Mungkin minggu depan baru pulang."
Aku sedikit lega mendengarnya.

Saat kami sedang makan, tiba2 telepon berbunyi.

Ibu mertuaku bergegas berjalan kearah telepon dan sepertinya itu adlah telepon dari orang yang sangat penting.
"Maaf ya, kalian lanjutkan saja makan nya. Mama mau ketemuan sama rekan bisnis. Muaaahh." Ujar ibu mertuaku seraya menciumku
Sepeninggal pergi ibu mertua. Aku dan ayah mertuaku makan sambil diam2an.

"Win. Apa kamu ada merasakan sesuatu yang aneh.?" Tanya ayah mertua tiba2
Aku mengerutkan keningku.

"Aneh seperti apa.?" Tanyaku

Ayah mertuaku tersenyum, lalu menggeleng.

Setelah selesai makan, aku langsung masuk ke dalam kamar karena aku tak di perbolehkan mencuci piring kotor bekas makan tadi.
Aku mengunci rapat2 pintu kamarku, jujur meskipun aku sudah berusaha untuk tidak berburuk sangka pada mertuaku, namun entah kenapa sulit sekali rasanya meyakinkan hal itu pada hati kecilku ini.
Sampai malam hari, tak ada tanda2 kedatangan ibu mertuaku. Udara sangat dingin di karena kan hujan yang sangat deras malam itu.
Berkali2 aku mencoba memejamkan mataku, namun entah kenapa saat aku sudah menutup mataku, aku merasakan sebuah hembusan nafas yang sangat dekat
Dengan wajahku. Bau2 aneh juga tercium di sekitar kamar.
Bau bunga yang sangat harum, memenuhi ruangan. Lampu tiba2 mati2, aku diam di atas tempat tidur tanpa berani kemana2.
"Winda.."

"Winda.."

Suara dari pojok tergelap kamarku terdengar beberapa kali memanggilku.

Suaranya mirip Ayah mertuaku, namun rasanya tidak mungkin ayah mertuaku bisa masuk kedalam kamar. Karena pintu kamar sudah ku kunci dengan rapat sebelumnya.
Praaang.... Sebuah suara mengagetkan ku dari arah luar kamar. Segera ku tutupi tubuh hingga wajahku dengan selimut. Kututup rapat2 kedua mataku. Tiba2 tubuhku terasa berat seperti ada yang menindih dari balik selimut.
Perlahan tapi pasti, dadaku mulai terasa sesak.

Dan anehnya saat aku ingin membuka selimut yang menutupi tubuhku, selimut itu malah melilit tubuhku dengan sangat erat.
"Winda, winda!! Banguunn!!" Ujar suara Robet yang entah sejak kapan ia sudah berada di kamar.

Nafas ku terengah2 ketika selimut sudah di tarik oleh suamiku.
"Kamu mimpi buruk?" Tanya Suamiku seraya memelukku

Aku yakin itu bukan mimpi, karena sedari tadi aku belum sedikitpun memejamkan mataku.
Kejadian2 aneh terus berlanjut, mulai dari jendela yang di lempari batu, atau suara benda pecah di luar kamar, dan sesuatu yang selalu menindih tubuhku ketika mataku terpejam.
Tidak hanya sampai di situ. suatu malam di saat tanpa sengaja aku berpapasan dengan ayah mertuaku yang sedang mengambil air di dapur. Matanya lekat menatapku. Lalu pergi begitu saja.
Aroma parfum nya membuatku gelisah.
Ada apa ini.? Kenapa dengan perasaanku.?!

Aku mencoba untuk tetap tenang dan mengendalikan semua perasaan aneh ini.

Saat aku kembali masuk kedalam kamar, aku menemukan secarik kertas yang bertulisan aneh dan sama sekali tidak ku mengerti berada di atas tempat tidur.
Namun anehnya setelah aku membaca tulisan itu sampai habis, kepalaku mendadak pusing. Rasa panas seperti membakar tubuhku.

Lalu untuk beberapa saat kemudian aku jatuh tak sadarkan diri.
Saat aku terbangun, ibu mertua dan ayah mertuaku duduk di dekatku. Terlihat jelas ke khawatiran dari raut wajah ibu mertuaku. Namun tidak dengan ayah mertuaku. Wajahnya begitu santai dan acuh.
"Nanti kita periksa kerumah sakit ya Win. Kamu kok akhir2 ini sering sekali pingsan. Mama khawatir." Kata ibu mertua

"Paling menantumu itu hamil ma." Ujar ayah mertuaku menyela pembicaraan kami
Tidak, tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku hamil sementara suamiku sangat jarang sekali di rumah. Batin ku menolak perkataan ayah mertuaku
"Oh iya ya. Ah. Aku sampai lupa. Ya sudah kalau begitu nanti kita cek ke dokter." Ujar ibu mertuaku dengan sangat antusias

"Kamu istirahat ya nak, jangan banyak gerak. Karena kalau beneran hamil, nanti janinmu juga ikut capek."
Saat mereka keluar dari kamarku, aku melihat senyuman aneh dari ayah mertuaku. Entah apa maksudnya. Yang pasti aku mulai takut dengan nya.
--------
"Hay win." Sapa seorang wanita yang sedang lewat bersepeda di depan rumah

"Hay sa."

Salsa, adalah temanku sejak kali pertama aku ikut dengan suamiku. Dia juga orang kalimantan, cuma berbeda daerah dengan ku.
Orang nya ramah dan baik.

"Ikut jalan2 yuk win." Ajaknya

"Tapi."

"Sudah. Jangan ragu2 yuk cepetan."

Saat aku mau keluar pagar, ayah mertuaku yang ternyata sedari tadi memperhatikan aku langsung menghampiri.
"Mau kemana win.?" Tanya nya

"Mau jalan2 sebentar sama Salsa." Jawabku

"Selamat pagi om, bolehkan om aku ajak Winda jalan2."

"Selamat pagi.
Oh ya sudah, kalau begitu. Hati ya win. Jaga kandungan mu." Ujar ayah mertuaku yang seketika membuatku risih
Setelah jauh dari rumah, salsa mulai mengajakku mengobrol.

"Kamu hamil Win.?"

"Mm..."

"Beruntung ya kamu punya ayah mertua seganteng itu. Sudah ganteng baik lagi. Perhatian sama menantu. Gak kaya aku. Punya mertua galak banget. Dikit2 di marahi." Potong Salsa cepat
"Tapi sa. Aku. Merasa seperti ada yang aneh dari setiap gerak gerik mertuaku. Apalagi tatapan nya saat menatapku."

"Ya wajarlah. Kamu kan menantu satu2 nya. Sudah pasti kamu sangat di perhatikan. Lagi pula mertua menatap kita memangnya gak boleh. Coba kalau kamu jadi aku
Yang setiap hari di pelototi terus sama mertua, mm, rasanya tuh kaya gimana gitu ya."ujar Salsa tertawa

Winda menghela nafas panjang, ia mencoba untuk tidak berprasangka buruk lagi pada mertuanya.
Menjelang pukul 12 siang, aku dan Salsa pulang kerumah mertua masing2.

Di dalam rumah ternyata kedua mertuaku sudah menungguku di meja makan. Disana terdapat banyak sekali makanan yang enak2.
"Yuk win makan dulu." Ajak ibu mertuaku sambil tersenyum menggandengku untuk duduk

"Mama masak sebanyak ini.?"

"Iya. Sengaja. Spesial buat kamu." Katanya

Ayah mertuaku juga terlihat tersenyum, tak bisa ku pungkiri, kalau senyum nya memang begitu sangat manis.
Ketampanan nya seolah berlipat ganda ketika ia tersenyum.

"Ma, Robet kok gak pulang2 ya." Tanyaku

"Astaga. Oh iya mama lupa. Tadi dia telpon. Katanya sedang sibuk, dia keluar kota win. Mungkin minggu depan baru pulang."
Aku sedikit lega mendengarnya.

Saat kami sedang makan, tiba2 telepon berbunyi.

Ibu mertuaku bergegas berjalan kearah telepon dan sepertinya itu adlah telepon dari orang yang sangat penting.
"Maaf ya, kalian lanjutkan saja makan nya. Mama mau ketemuan sama rekan bisnis. Muaaahh." Ujar ibu mertuaku seraya menciumku
Sepeninggal pergi ibu mertua. Aku dan ayah mertuaku makan sambil diam2an.

"Win. Apa kamu ada merasakan sesuatu yang aneh.?" Tanya ayah mertua tiba2
Aku mengerutkan keningku.

"Aneh seperti apa.?" Tanyaku

Ayah mertuaku tersenyum, lalu menggeleng.

Setelah selesai makan, aku langsung masuk ke dalam kamar karena aku tak di perbolehkan mencuci piring kotor bekas makan tadi.
Aku mengunci rapat2 pintu kamarku, jujur meskipun aku sudah berusaha untuk tidak berburuk sangka pada mertuaku, namun entah kenapa sulit sekali rasanya meyakinkan hal itu pada hati kecilku ini.
Sampai malam hari, tak ada tanda2 kedatangan ibu mertuaku. Udara sangat dingin di karena kan hujan yang sangat deras malam itu.
Berkali2 aku mencoba memejamkan mataku, namun entah kenapa saat aku sudah menutup mataku, aku merasakan sebuah hembusan nafas yang sangat dekat
Dengan wajahku. Bau2 aneh juga tercium di sekitar kamar.
Bau bunga yang sangat harum, memenuhi ruangan. Lampu tiba2 mati2, aku diam di atas tempat tidur tanpa berani kemana2.
"Winda.."

"Winda.."

Suara dari pojok tergelap di kamarku terdengar beberapa kali memanggil namaku.

Suaranya mirip Ayah mertua, namun rasanya tidak mungkin ayah mertuaku bisa masuk kedalam kamar. Karena pintu kamar sudah ku kunci dengan rapat sebelumnya.
Cahaya kilat menyambar sampai menembus kaca jendela kamar, ku lihat sesosok hitam yang tengah berdiri sangat dekat dengan tempat tidur. Aku memalingkan wajahku sampai menghadap dinding. Aku sama sekali berani menatap kearah sosok tersebut.
Namun pundak terasa dingin sekali, seperti sesuatu yang menempel di pundakku.

Aku yakin itu adalah tangan, tangan yang sangat dingin.

"PERGIIIII!!!!" teriak ku ketakutan, tubuh ku benar2 bergetar hebat karena saking takutnya
"Kumohon jangan ganggu aku.." Kataku terisak

Clik.. Lampu kembali menyala, seiring dengan cahaya lampu yang menerangi seisi kamar. Tangan yang menyentuh pundak ku tadi menghilang.
Perlahan lahan aku menengok kearah belakang,

Aaaaaaaa!!!! Jerit ku ketakutan, sebuah kepala tanpa badan tepat berada di depan wajahku
"Winda.. Winda.. Buka pintu nya win. Apa yang terjadi di dalam,?" Ujar suara ayah mertuaku berusaha mendobrak pintu kamar
Saat pintu berhasil di buka paksa, ayah mertuaku langsung menggendong tubuhku dan membawaku keluar kamar.

Karena ketakutan, tanpa sadar aku memeluk erat ayah mertuaku.

Beberapa saat setelah aku sudah mulai tenang, Ayah mertuaku menggenggam tanganku, kurasa tangan nya begitu
Gemetar.

"Ada apa win.?" Tanya ayah mertua

"A. Ada. Ada hantu dikamar kami." Ucapku terbata2
"Di rumah ini tidak ad hantu. Tapi semenjak kau datang kesini aku juga mulai merasakan hal yang tidak biasa. Mungkinkah orang tua mu memberikan mu sesuatu seperti jimat atau pegangan lain nya?"
Deg.. Aku baru ingat dan langsung melirik kearah gelang ku. Gelang pemberian orang tuaku yang selalu aku pakai sampai saat ini.

"Winda, kau jujur saja apa kau membawa sesuatu yang berisi.?" Tanya mertuaku lagi
"Hanya gelang ini. Tapi saya tidak yakin kalau gelang ini yang ada isinya." Jawabku pelan

"Coba lepaskan sebentar, ayah mau liat."

Setengah ragu, aku melepaskan juga gelang yang terpasang di tanganku. Ku serahkan gelang tersebut pada ayah mertua.
"Gelang ini memang ada isinya win. Sebaiknya aku simpan. Tidak baik kamu memakai gelang yang ada isinya seperti ini."

"Yasudah win, untuk malam ini kamu istirahat di sini saja ya. Biar ayah jaga."
Aku membaringkan tubuhku di atas sofa, namun jantung ku masih belum tenang. Seperti ada sesuatu yang masih mengganjal. Tapi entah itu apa. Saat tanpa sengaja aku melirik kepada ayah mertuaku, dia langsung mengalihkan pandangan nya ke tempat lain.
Setelah kejadian malam itu, jujur aku takut jika harus tidur di kamar sendirian. Namun semenjak saat itu juga aku sudah tak pernah mengalami hal2 yang menurutku aneh.
Tapi beberapa hari setelahnya, aku mulai merasakan sesuatu yang lain pada ayah mertua. Aku tau ini salah. Tapi aku tidak bisa melawan perasaanku sendiri.

Perlahan2 Hubungan cinta yang salah mulai terjalin di antara kami.
Perselingkuhan dalam satu atap yang terjalin antara menantu dan ayah mertua berlangsung hingga aku benar2 hamil. Dan antara suami juga ibu mertua tidak ada mengetahui tentang semua ini.
Setiap malam aku selalu menangis dan menyesal, aku bahkan berkali2 bertekad untuk menyudahi hubungan terlarang dan haram ini. Namun setiap kali aku bertemu pandang dengan ayah mertua, pesonanya tak pernah bisa aku tolak.
Singkat cerita, berbulan2 telah berlalu. Kini kehamilan ku sudah sangat besar dan hanya tinggal menunggu hari kelahiran nya saja.

Sore itu, suamiku datang setelah berhari2 tidak pulang. Ternyata ia datang bersama orang tua dan paman ku.
"Kejutaaann.." Ujar suamiku

Aku syok dan gugup melihat kedatangan mereka. Karena seperti yang aku tahu. Pamanku adalah seorang dukun yang cukup terkenal hebat di kampungku.
Aku takut kalau semua skandal yang telah aku dn ayah mertua lakukan akan di ketahui oleh suami dan juga orang tuaku.

Ayah mertua dan ibu mertua menyambut hangat keluargaku, mereka saling berpelukan dan bertanya kabar.
"Kamu senangkan win. Ini semua ide nya mama. Bahkan kami bertiga merahasiakan ini padamu." Ujar ibu mertua seraya memelukku hangat
"Mama tau rasanya melahirkan tanpa kehadiran orang tua. Makanya mama suruh Robet menjemput orang tuamu." Lanjutnya lagi

Dadaku semakin sesak terasa. Aku kecewa pada diriku sendiri yang dengan tega mengkhianati suami dan ibu mertuaku.
Aku berjalan tergesa ke arah kamar. Dan tidak lama setelah itu ayah mertua yang juga kekasih gelapku mengikuti ku masuk kedalam kamar.
Ia berdalih untuk menenangkan aku pada orang2 di bawah.

"Kenapa kau diam saja saat mama menyuruh Robet menjemput orang tuaku.?!" Kataku pelan
"Apa alasanku melarangnya.? Itu kan orang tuamu. Bagaimana bisa aku menentang kehendak Istriku."

"Itu pamanku, dia orang pintar di desa. Aku takut kalau semua ini akan terbongkar." Isakku masih menahan agar suara ku tidak terdengar sampai bawah
"Aku juga tidak menyangka kalau dia akan datang kemari. Makanya kau bersikaplah seperti biasa. Jangan menunjukkan apapun yang mencurigakan. Agar hubungan kita tetap aman." Bisiknya seraya memelukku, aku terisak dalam pelukan nya.
Tiba2 pintu terbuka dan di luar sana sudah berdiri ibu mertua, robet juga orang tua dan pamanku.

"Kenapa yah.? Winda kenapa menangis sayang." Ujar ibu mertua tanpa curiga sedikitpun ikut masuk dan memelukku
"Aku sangat terharu. Terima kasih banyak ma, yah." Kata ku dengan suara bergetar

-----
Malam harinya saat suami dan orang tuaku juga mertuaku masih mengobrol di bawah, pamanku naik dan masuk kedalam kamarku.
Beliau duduk di ujung tempat tidurku.

"Kemana gelangmu nak?" Tanya nya

Seketika aku gugup dan tak tau harus menjawab apa.
"Di ambil si itu kan.?"

"Kau tau, dari gelang itu aku selalu memantau mu. Sosok yang kau lihat tanpa kepala itu aku. Aku selalu berusaha untuk melindungi mu. Aku juga tau kau sudah terkena pelet oleh si dia. Kau kena karena kau melepaskan gelang itu. Dosa besar untuk
Seorang perempuan yang sudah bersuami berselingkuh apalagi sampai menghasilkan anak. Apalagi yang terjadi sekarang ini bukan hanya sekedar perselingkuhan biasa. Kau melakukan nya dengan ayah mertuamu sendiri. Ckckck."ujar pamanku yang seketika membuatku malu, marah campuraduk
Jadi satu.

"Dia sama sekali tidak memeletku. Aku memang menyukainya. Kami melakukan nya atas dasar suka sama suka." Jawabku dengan nada cukup tinggi
Tiba2, pamanku menamparku. Hingga membuatku pusing. Bekas tamparan nya juga terasa sangat panas.

Ia mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya. Dan meminumkan paksa isi botol tersebut padaku.
Aku menutup rapat2 mulutku.

"Lihat mataku winda!!!" Bentak paman

Aku berusaha menutup mata dan mulutku rapat. Namun begitu mataku tertutup sebuah wajah pucat dengan tatapan mengerikan nampak sangat jelas.
Akhirnya setelah lumayan lama, isi dari botol itu masuk habis kedalam mulutku. Karena hidung dan mulutku ditutup oleh paman, mau tak mau air itu akhirnya ku telan.
Baru beberapa saat saja setelah meminum air tersebut. Kepalaku mendadak panas, tulang punggungku terasa seperti di patah2. Sangat sakit dan menyakitkan. Membuat aku mengerang2 dan menjerit kesakitan.
"Ada apa ini.??!!!" Ujar ayah mertuaku diikuti oleh suami, ibu mertua dan juga orang tuaku.

Paman tak menjawab, ia tetap fokus padaku. Pada bagian punggungku.
Dari hidungku mengalir darah segar, mimisan itu tak berhenti meskipun sudah ku sapu dengan selimut.

Sementara punggungku masih sakit dan panas.
Tiba2 bayi di perutku juga bereaksi, perutku terasa mau pecah saat bayiku menendang2 dengan sangat keras.
Teriakan ku semakin nyaring, rasa sakit itu rasanya tak mampu lagi ku tahan.

Seseorang melepaskan celana ku dan menggantinya dengan selimut. Ternyata bayiku akan segera lahir.
Orang2 di ruangan itu menatapku dengan tatapan panik dan khawatir. Suamiku juga tidak terlihat berada di kamar ini.
Semuanya terjadi begitu cepat, aku tidak ingat detail waktu proses lahiran yang sangat menyakitkan itu terjadi. Namun yang pasti, saat bayi tersebut lahir, rasanya plong, dan semua sakit yang tadi aku rasakan hilang bersama kelahiran anak ku.
Namun sayang keadaan bayi itu sangat mengkhawatirkan, sebagian tubuhnya berwarna biru seperti lebam. Dan bagian tengkoraknya juga menonjol di beberapa bagian.
Anakku itu meninggal beberapa saat setelah di lahirkan.
Braaaaakkkkk....

"Bangsattt..!!! Kau membunuhku anakku.!!!" Teriak ayah mertua lalu menghajar paman

Perkelahian di antara keduanya tak dapat di di lerai lagi.
Sampai pada saat keduanya sudah terluka barulah robet datang bersama dokter dan beberapa perawat.

Robet bingung dengan perkelahian antara pamanku dan ayahnya.
Ia mencoba melerai namun tanpa sengaja Robet terkena tusukan oleh ayahnya sendiri.
Keris kecil yang selalu ayah mertuaku bawa itu kini memakan korban.
"Robeeettt..." Isakku

Ku lihat ibu mertuaku menangis tersedu2 di dekat tubuh robet yang terluka.

Ia marah, sangat2 marah pada suaminya.

"AKU TAU KAU SEDIH KEHILANGAN CUCU KITA!! TAPI INI SEMUA SUDAH KEHENDAK TUHAN!! TIDAK ADA YANG BISA KAMU SALAHKAN ATAS SEMUA ITU.!!"
Bentak ibu mertua

Ayah mertuaku juga terlihat menangis di samping tubuh robet,

"A, aku. Tidak. Apa2." Ucap robet menahan sakit
Pamanku terduduk bersandar di dinding, ia tak menyangka kalau semuanya akan seperti ini.

Saat tubuh Robet di bawa keluar rumah untuk diantar ke rumah sakit, pamanku membisikkan sesuatu padaku.
"Anak itu sebaiknya tidak pernah di lahirkan. Lebih baik dia mati sekarang dari pada hidup hanya untuk menanggung malu dan terjebak dalam sebuah lingkaran dosa tak berujung. Yang kalian perbuat."

Aku menangis terisak. Aku sangat menyesali semua perbuatanku, yang sangat hina.
Tak henti2nya aku mengutuk diriku sendiri. Aku sangat menyesal.

--------

Seminggu telah berlalu, namun Robet masih di rawat di rumah sakit, karena luka tusukan itu lumayan dalam.
"Winda, kisahmu sudah berakhir disini. Kau harus pulang bersama kami. Relakan robet. Ia pantas hidup bahagia dengan perempuan yang tulus dan setia padanya. Kehadiran mu disini hanya menciptakan kerusakan dan masalah." Ujar ibuku
Saat kami akan pulang, aku jujur mengatakan semuanya pada ibu mertua.
Ia sangat terpukul dengan perbuatan ku. Ia tak mau menyambut tanganku, bahkan ia membuang muka padaku, ia seperti sangat jijik melihatku.
Di perjalanan pulang, aku hanya bisa menangis dan menangis.

Aku terjatuh dalam lubang kesedihan yang pernah ku ciptakan. Lubang kesedihan nya sangat dalam dan dingin hingga tak sedikitpun cahaya semangat kehidupan mamou menembus ke dalam.
Hari2 ku lewati dengan penuh kesedihan. Air mata adalah teman dalam penderitaan tak berujung ini. Bahkan pernah beberapa kali terbersit dalam benakku untuk melakukan bunuh diri, tapi aku tau, jika itu ku lakukan aku hanya akan menambah masalah lagi.
---
Hingga suatu hari, Pamanku menjodohkan aku dengan seorang duda bernama Pontik. Ia siap menerima semua kesalahan yang pernah ku perbuat di masa lalu ku.
Pernikahan adat sederhana di langsungkan saat kami benar2 sudah merasa cocok satu sama lain.

Namun menjelang 2 tahun perkawinan kami, Robet kembali datang ke kampung ku.
Ia mengatakan kalau ibu dan ayahnya sudah meninggal 1 tahun yang lalu.

Ayahnya meninggal terjatuh dari balkon saat malam hari, ia di temukan sudah dalam keadaan tak bernyawa.
"Apa mungkin ini ulah paman?" Batinku

Lalu ibunya meninggal karena bunuh diri di dalam kamar mandi. Tak ada yang tau penyebab ibunya bunuh diri bahkan robet sekalipun.
"Ibumu tidak cerita.?" Tanyaku pelan, berusaha menahan air mata yang akan segera keluar

"Cerita, cerita apa.?"

"Jujur aku sangat terpukul karena kau pergi waktu itu Win. Aku masih sangat menyayangimu. Orang tuaku bahkan tidak menceritakan penyebab kepergianmu."
Setelah mendengar perkataan Robet, kini aku tak dapat lagi membendung air mataku. Aku menangis sesenggukan.

Ingin rasanya aku memeluk laki2 yang ada di hadapan ku ini, namun sekarang aku harus setia dan menjaga perasaan suamiku, Pontik.
"Semoga kau bahagia ya, Win. Jangan lupakan aku. Kapan pun kau mau kembali, aku selalu siap menerimamu." Ucap Robet sebelum pergi

-----------

Tok tok tok...

Krieeett..

"Apa paman yang membunuh orang tua Robet.?!" Tanyaku emosi
"Kau bodoh atau bagaimana, laki2 yang kau sebut mertua itu sudah menghancurkan kamu menghancurkan masa depanmu.! Apa dia masih pantas hidup di dunia ini setelah apa yang dia lakukan.!"

"Klau begitu bunuh winda juga.! Karena winda juga tidak pantas hidup di dunia ini!!"
"Cukup win, kau kira paman melakukan ini untuk siapa hah?!. Sekarang lebih baik kau pulang dan urus suamimu. Masa depan lebih penting dan Jangan pernah menengok pada masa lalu.!"
"Pergi saja bukankah sudah cukup, kenapa harus di bunuh.?!" Kataku

"KARENA DIA MASIH BERNIAT MEMILIKI KAMU WINDA.!! MANUSIA BEJAT SEPERTI ITU AKAN MELAKUKAN APA SAJA UNTUK MENDAPATKAN APA YANG DIA MAU.! KAU MENGERTI?!! SEKARANG PULAAANG..!!!" bentak paman
Aku mendengus kesal. lalu berjalan keluar rumah dan menutup pintu dengan penuh emosi.
-------
Sampai Winda melahirkan anak2 dari Pontik, ia sudah tak pernah lagi bertemu dengan Robet.
---
"Aku selalu berdoa untuk Robet, semoga dia bahagia dengan perempuan yang lebih baik dariku.
Dan semoga kisahku ini tidak pernah terjadi lagi pada perempuan2 lain."

Semoga ceritaku bisa menjadi pelajaran untuk setiap pembaca. Terima kasih sudah mau mendengarkan kisahku.
----SELESAI----

π™³π™Ύπ™½π™°πš‚π™Έ π™Ώπš„π™»πš‚π™° π™±π™Έπš‚π™° 𝙳𝙸 π™½π™Ύπ™Όπ™Ύπš 𝙸𝙽𝙸 - 0856 5403 7262

π™³π™Ύπ™½π™°πš‚π™Έ π™Όπ™΄π™»π™°π™»πš„π™Έ πšπ™΄π™Ίπ™΄π™½π™Έπ™½π™Ά, π™Έπš—πš’ πš—πš˜πš–πš˜πš› πš›πšŽπš”-450301013682538
π™±πšŠπš—πš” π™±πšπ™Έ-
π™°πšπšŠπšœ πš—πšŠπš–πšŠ- πšπšžπšπš’πšœπšžπšπšŠπš›πšŠ

π™³πš˜πš—πšŠπšœπš’ πš–πšŽπš•πšŠπš•πšžπš’ πšœπšŠπš πšŽπš›πš’πšŠ:
saweria.co/donate/Omrasth…
πš„πš—πšπšžπš” πšœπšŽπš–πšžπšŠ πšπšžπš”πšžπš—πšπšŠπš— πš—πš’πšŠ πš˜πš– πšžπšŒπšŠπš™πš”πšŠπš— πš‹πšŠπš—πš’πšŠπš”2 πšπšŽπš›πš’πš–πšŠ πš”πšŠπšœπš’πš‘ πš™πšŠπšπšŠ πšœπšŽπš–πšžπšŠ πš™πš˜πš—πšŠπš”πšŠπš—2πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™
πš‚πšŽπš–πš˜πšπšŠ πš”πš’πšπšŠ πšœπšŽπš–πšžπšŠ πšπš’ πš•πšŠπš—πšŒπšŠπš› πš›πšŽπš“πšŽπš”πš’, πšπšŠπš— πšœπšŽπš•πšŠπš•πšž πšπš’πš‹πšŽπš›πš’πš”πšŠπš—
π™ΊπšŽπšœπšŽπš‘πšŠπšπšŠπš—. πš‚πšŽπš”πšŠπš•πš’ πš•πšŠπšπš’ πš˜πš– πšžπšŒπšŠπš™πš”πšŠπš— πšπšŽπš›πš’πš–πšŠ πš”πšŠπšœπš’πš‘ πš‹πšŠπš—πš’πšŠπš”.

β€’ β€’ β€’

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
γ€€

Keep Current with ENSUN BURUNG

ENSUN BURUNG Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Mar 3
SANTET KANDIH

(Santet kuno kalimantan yang bisa berpindah kepada orang yang mencoba mengobatinya.)

Kiriman santet dari gayung lope pink.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar ilustrasi) Image
Teriakan dan rintihan kesakitan terdengar dari rumah bu Lisda. Wanita paruh baya itu memang sedang sakit. Tapi sakitnya itu bukan seperti sakit pada umumnya, semacam demam atau yang lain2.
Sakit yang diderita bu Lisda ini malah seperti gangguan kejiwaan, ia selalu berteriak dan merintih kesakitan, padahal orang lain tidak melihat penyebab yang bisa membuatnya merasa kesakitan.
Read 33 tweets
Jan 21
PESUGIHAN KUCING HITAM
(Lokasi dalam cerita, Kalimantan Selatan.)

Lagi2 Lina merasakan sakit yang luar biasa. Dan rasa sakit itu terus berulang

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustasi) Image
β€œIkam suah lah makan bakso yang di sana tu? nah disitu nyaman banar kam baksonya. Kuahnya nyaman pada kuah bakso yang lain. Pentolnya gin, berasa banar dagingnya.
(Kamu pernah gak makan bakso yang di sana itu? Nah disitu baksonya enak banget. Kuahnya lebih enak dari kuah2 bakso yang lain. Pentolnya juga, berasa banget dagingnya.)” ujar perempuan bernama Evi pada kedua temannya.
Read 32 tweets
Dec 25, 2024
Si Tulang Punggung

(NIAT MENCARI KERJA UNTUK BANTU KELUARGA, MALAH DIJADIKAN TUMBAL OLEH MAJIKAN.)
@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
Arfin merupakan seorang pemuda berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas 1 SMA.
Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, Anak nomor dua masih berusia 14 tahun, sementara anak yang bungsu baru berusia 9 tahun.
Meski bukan dari keluarga berada, tapi ayah dan ibunya selalu berusaha untuk menyekolahkan ketiga anak laki-laki mereka tersebut hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Read 35 tweets
Dec 14, 2024
NASI KUNING CU IPAU

β€œSebenarnya sudah lama Ipau sakit, sakitnya pun bukan sakit biasa. Dia terkena santet dari mantan suaminya."

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Cu Ipau, adalah seorang janda yang tidak punya anak. Beberapa tahun lalu ia diceraikan oleh suaminya dengan alasan karena selama 8 tahun pernikahan, Cu Ipau tak juga kunjung hamil. Sementara mertua dan keluarga besar suaminya terus menerus mendesak
supaya Cu Ipau hamil dan punya anak. Begitulah, sekilas kisah hidup Cu Ipau yang Iwan ketahui.

Iwan, seorang pemuda berusia 25 tahun, ia bekerja di sebuah toko hp yang lumayan besar dengan 10 karyawan yang tugasnya berbeda-beda.
Read 33 tweets
Nov 28, 2024
PELET DARAH HAID ( KISAH BARU )

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

Pernikahan baru seumur jagung, tapi sudah dihadapkan dengan ujian yang sangat banyak. Itulah yang dirasakan Eni, perempuan berusia 16 tahun Image
yang terpaksa harus menikah dikarenakan hamil duluan.

Saat itu, Eni masih sekolah kelas 2 SMA. Dan Roby kelas 3 SMA. Mereka berpacaran kurang lebih selama satu tahun. Eni berasal dari sebuah keluarga sederhana, ayahnya seorang buruh angkut di pasar, sedangkan ibunya berjualan
sayur keliling.

Sementara Roby dari keluarga yang bisa di bilang berkecukupan. Ayahnya seorang juragan karet, ia mempunyai beberapa hektar kebun karet yang masih aktif dan ia juga membeli karet-karet dari petani karet di daerahnya, untuk kemudian dijual lagi.
Read 31 tweets
Oct 26, 2024
SATU KELUARGA, DIJADIKAN TUMBAL OLEH ART NYA!

(Kisah Nyata)

β€œAstagfirullah..”ujar Rendi setelah ia melihat lidah amang Djatta memanjang dan menjilati darah ayam

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth Image
Semua nama dalam cerita sudah diubah.

2014 kalimantan selatan.

β€œUhuk.. Uhukk.. Wanda, ambil akan pang banyu putih gasan abah..(Wanda, tolong ambilkan air putih ” Ujar seorang laki-laki berusia 50 tahunan yang sedang duduk di depan TV
Wanda yang baru saja hendak berangkat kerja itu pun langsung kembali ke dapur mengambilkan air putih di dalam botol untuk sang ayah.

β€œNapa ikam lawan laki ikam jadi badahulu badudi tulaknya? (Kenapa kamu dan suamimu tidak berangkat bersama?)”
Read 39 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(