Kisah Nyata 4 Orang Remaja yang ingin sekali menjadi Indigo. Namun semuanya berakhir dengan kematian.
( Gambar Hanya Ilustrasi )
Sebelum memulai ceritanya, Marilah luangkan waktu sebentar untuk mendoakan 3 remaja yang menjadi korban. Semoga mereka tenang di alam sana, dan semoga mereka di berikan Rahmat oleg Allah SWT. Aamiinπ€²
--------
Cerita ini om tuliskan setelah mendapat izin dari Narasumber.
Kisah ini bermula pada keempat Remaja, 3 perempuan dan satu laki2. Mereka adalah sahabat sejak kecil sampai usia mereka sudah menginjak 14 tahun.
"Dit, bagaimana yang itu.??" Tanya Lani
"Yang mana.?" Tanya Adit nampak lupa
"Yang itu dit. Masa kamu lupa." Timpal Tine
"Ohh.. Yang itu. Iya, aku kemarin sudah di kasih tau kamal." Ujar Adit akhirnya sambil menepuk jidatnya
"Kalian siapkan kaca sama lilin ya. Nanti bawa ke rumahku. Malam ini aman orang tuaku tidak ada di rumah." Lanjut Adit
"Yakin bakal berhasil.? Setauku mata batin itu tidak bisa dibuka kalau tidak dengan orang yang paham dengan masalah itu." Ujar Sari
"Yakin gak yakin, yang penting kita coba."sahut Tine
"Ya sudah, kalau begitu aku pulang dulu ya teman2. Nanti malam aku langsung kerumah Adit." Kata Lani sebelum melenggang pergi
Satu persatu remaja itu pun pulang kerumah masing2.
---
Malam harinya, masing2 dari mereka membawa plastik hitam berisi beberapa lilin dan cermin.
Setiba nya di rumah Adit, terlihat Kalau Adit sudah menunggu mereka di teras rumah.
Setelah berbincang2 sejenak, lalu mereka langsung menuju ke sebuah kamar yang sudah tidak pernah di gunakan lagi yang berada di bawah tangga.
Kamar nya sudah cukup bersih, karena tadi sebelum teman2 nya datang, adit sudah terlebih dulu membersihkan nya sendirian.
Mereka sangat ingin bisa melihat hantu di karenakan terobsesi dengan buku2 hantu yang sering mereka baca.
Mereka begitu penasaran dengan wujud hantu yang sesungguhnya.
Lampu ruangan itu di matikan setelah lilin berhasil mereka nyalakan.
"Siap.?" Tanya Adit
"Siap!!" Jawab ketiga teman perempuan nya penuh semangat
Lalu adit membagikan selebaran kertas yang bertuliskan tata cara membuka mata batin berikut dengan mantranya.
"Jadi caranya cuma seperti ini???" Tanya Tine sedikit ragu
"Ikuti saja apa yang sudah di tuliskan." Ujar Adit
Satu persatu mereka mulai fokus pada pada tulisan dan cara untuk membuka mata batin.
Hampir satu jam mereka duduk diam dan fokus.
Tiba2 salah satu lilin padam.
Besok om lanjutkan, kepala masih agak pusing.
Lani kaget, hingga membuat kaca di depan nya jatuh dan teman2 nya juga tentu ikut kaget.
"Kenapa lan.?!" Tanya Tine
"Lilin nya mati.!"
"Ah, mungkin angin." Sahut Adit
"Mungkin juga nafasmu dit." Ujar Sari
2 sampai 3 kali mereka mencoba, tapi selalu saja ada yang membuyarkan konsentrasi mereka.
Hingga jam sudah menunjukan pukul 12 malam, mereka tetap masih terus mencoba.
Sampai pada saat mereka sudah benar2 lelah.
Dan merasa gagal atas percobaan yang mereka lakukan.
"Sepertinya memang tidak bisa membuka mata batin tanpa bantuan orang yang ahli." Ucap Sari
"Nanti kapan2 kita coba saja lagi."
Dengan mata yang sudah sangat berat, mereka berempat membereskan ruangan tersebut lalu tidur.
Pagi2 sekali bahkan adzan subub pun belum berkumandang. Lani, Sari dan Tine pun pulang kerumah masing2.
Saat berpisah di jalan dengan teman2 nya. Barulah hal2 aneh mulai terasa.
Sari, Tine dan Lani merasa ada seseorang yang terus mengikuti mereka.
"Lagi menunggu siapa dek?" Tanya Tine pada seorang anak kecil yang sedang berdiri di tengah jalan
Anak itu tetap asyik dengan sesuatu di tangan nya, tanpa mempedulikan pertanyaan Tine.
"Kecil2 sudah sombong. Gimana gedenya." Sungut Tine seraya berjalan pergi
Dan di saat itulah anak itu mendongak kan kepalanya ke arah Tine yang ternyata adalah anak tetangganya yang dulu meninggal karena tenggelam.
"Aaaaaaaaaa... Hantuuuu.." Teriak Tine lari sekencang2 nya ke arah rumah
Nafasnya ngos2an saat sudah sampai di depan rumah.
Rumahnya sudah sepi, mungkin kedua orang tuanya sudah pergi kepasar untuk berjualan.
Ia mengeluarkan kunci rumah dari sakunya, saat pintu terbuka. Ia melihat kedua orang tuanya yang masih ada di rumah.
Kedua nya duduk tanpa mengeluarkan suara. Wajahnya pucat dan ruangan itu juga berbau.
Tine Heran, kenapa ia tak di marahi, padahal ia sudah pergi semalaman.
"Ma." Sapa Tine
Kedua orang tuanya serempak memalingkan wajahnya, namun darah mengucur dari kepala si ayah. Membuat Tine ketakutan dan segera masuk ke dalam kamarnya.
Hal yang sama terjadi pada Sari, Lani dan juga Adit.
Saat sari masuk kerumahnya melalui jendela, ia melihat Adiknya yang sudah meninggal berdiri di hadapan nya. Membuat Sari ketahuan dan di marahi habis2an oleh ayahnya.
Lani, aman karena sudah izin pada orang tuanya untuk tidur di rumah Tine. Tapi ia juga melihat pak majid yang baru 3 hari meninggal sedang duduk di depan rumahnya.
Sementara Adit, ia melihat sesosok perempuan cantik berusia 25 tahunan memakai dress putih dan rambut yang panjang
Sosok itu mencoba berkomunikasi dengan Adit. Namun adit tidak bisa memahami apa yang di maksudkan oleh sosok tersebut.
Tak ada sedikit pun rasa takut di wajah Adit saat melihat sosok tersebut. Karena hari iru orang tuanya akan pulang, Adit langsung mengerjakan
Pekerjaan rumahnya, mulai dari mencuci pakaian, piring, dan mengambil air ke sungai. Lalu mandi, berpakaian, juga makan.
( Yang berminat sama akar bajakah obat alami untuk mengobati kanker, darah tinggi, stroke dll.
Dan minyak2 asli kalimantan,
Yang berminat sama akar bajakah obat alami untuk mengobati kanker, darah tinggi, stroke dll.
Dan minyak2 asli kalimantan.
Om punya beberapa minyak, buat pagar diri. Memikat pasangan bisa juga agar tidak selingkuh dll. membersihkan tempat usaha dll. Penglaris berbagai macam jenis
Usaha. Kalau minat bisa hubungi om rasth di DM atau WA: 0856 5403 7262 )
Setelah melakukan semua tugas rumah dengan sangat rapi, Adit masuk kedalam kamarnya. Membaca buku2 hantu yang sebelumnya ia pinjam pada wahab, tetangganya.
Di salah satu halaman buku itu juga terdapat tata cara membuka Indra keenam, karena sebenarnya semua orang sudah memiliki indra keenam sejak lahir hanya indra keenam itu akan tertutup dengan sendirinya ketika usia sudah berada di atas 5 tahunan, atau bahkan tidak sampai
5 tahun.
Dan orang2 yang dengan indra keenam/mata batin nya yang masih terbuka sampai ia dewasa mereka itulah yang di sebut dengan Indigo. Seseorang yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata dan berkomunikasi.
Indra keenam sendiri mempunyai tingkatan, ada orang yang hanya
Bisa melihat mereka saja tanpa bisa berkomunikasi. Ada juga yang hanya bisa mendengar suaranya saja. Dan ada juga yang mampu melihat, menyentuh, juga berkomunikasi dengan mereka sama seperti kita berkomunikasi dengan manusia. Tapi Biasanya kalau sudah di tingkat atas
Baru bisa seperti itu.
Indigo adalah sebuah kemampuan istimewa. Tapi terkadang juga bisa menyiksa, apalagi kalau berurusan dengan mahluk2 yang usil dan jahat. Dan tidak bisa mengendalikan rasa takut pada mereka.
Saat adit masih asyik membaca buku2 tersebut. Perempuan itu berdiri di dekat tempat tidur Adit.
"Kau siapa.?" Tanya Adit
Hening..
Tak ada suara apapun. Hanya gemerisik angin yang masuk melalui jendela kamar.
"Adiiiittt..." Panggil beberapa orang dari luar rumah
Dengan sedikit malas, adit melangkah keluar kamar.
Saat pintu rumah di buka, ternyata yang memanggilnya tadi adalah teman2 nya.
Tanpa di suruh masuk, ketiganya masuk ke dalam rumah adit.
Mereka menceritakan pengalaman nya masing2 saat pulang dari rumah adit.
"Aku juga melihat hantu. Tapi bukan keluarga kami atau pun tetangga. Seorang perempuan kira2 seusia dengan kakaknya wahab.
Berada di rumah ini. Dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Tapi aku tidak paham sedikitpun."ujar Adit
"Itu berarti usaha kita tadi malam berhasil.?" Tanya Sari, Lani dan Tine bersamaan
"Iya."
"Mulai sekarang kita harus lebih melatih penglihatan kita. Supaya kita bisa berkomunikasi dengan mereka." Lanjut Adit
Setelah jam menunjukan pukul 1 siang, mereka pun pamit pulang pada adit.
Hari hari yang di jalani keempat remaja itu kini berbeda. Malam dan siang sellu saja berhadapan dengan hal2 tak kasat mata. Mereka juga mulai di ganggu dan di usili.
Sampai Sari, Lani dan Tine jatuh sakit karena ulah dari sosok2 hantu tersebut. Berbeda dengan halnya Adit yang memang pencinta hal2 mistis. Ia justru senang dan mulai mengasah kemampuan nya.
Hingga berbulan2 telah berlalu. Kini adit sudah bisa berkomunikasi langsung dengan mahluk2 tak kasat mata yang berada di sekitarnya.
"Aku sudah tidak kuat Dit. Mereka sangat menyeramkan. Aku mau menutup kembali mata batinku. Aku tidak mau dianggap gila terus." Ujar Lani di setujui oleh Tine dan Sari. Di suatu hari
"Aku tidak tau cara menutup mata batin." Ujar Adit
"Dan bukan nya kalian yang paling bersemangat dulu.? Makanya jangan takut. Mereka tidak akan menyakiti kalian."
"Arwah adikku selalu ada di kamarku. Menatapku dari malam hingga pagi. Aku tidak nyaman dengan keadaan ini dit."
"Sama aku juga sering di ganggu."
"Tapi aku juga sungguh2 tidak tau cara menutup kembali mata batin."
Mendengar jawaban Adit, ketiga teman perempuan nya itu pergi tanpa pamit. Perselisihan terjadi diantara keempat sahabat tersebut.
Hingga membuat mereka tak lagi saling sapa. Sampai di suatu hari. Kabar duka datang dari Tine, remaja perempuan itu di kabarkan meninggal gantung diri di dalam kamarnya, setelah menceritakan apa yang telah terjadi
Pada orang tuanya.
Mayatnya di temukan setelah 24 jam tergantung.
Awalnya orang tua Tine tak ada yang curiga saat akan berangkat kepasar. Namun saat sore harinya mereka pulang dan melihat keadaan rumah yang tetap seperti sebelum di tinggalkan tadi pagi alias tidak
Di bersihkan. Langsung lah orang tuanya mengetuk2 kamar Tine, namun tak ada jawaban. Berkali2 di panggil dan di gedor pintunya, tetap tak ada sahutan dari dalam.
Membuat ayahnya langsung berinisiatif untuk membuka paksa kamar anak gadis nya itu.
Setelah terbuka, orang tuanya seketika histeris melihat tubuh anaknya sudah tergantung diam kaku tak bergerak.
Ayahnya langsung berusaha menahan kaki Tine agar tak menggantung, berharap anaknya masih bisa di selamatkan.
Setelah kejadian mengenaskan itu, keluarga Tine menjadi sangat membenci Adit karena menganggap Adit dan dua teman nya sudah mengajarkan sesuatu yang buruk untuk Almarhum
Tine.
Dan seiring berjalan nya waktu, 2 bulan setelah meninggalnya Tine. Sari di kabarkan menjadi gila dan sering membuat anak2 tetangganya hampir terluka. Sehingga dia di kurung dan tidak di perbolehkan keluar rumah lagi.
"Aku sangat takut sekali Dit." Isak Lani
"Aku menyesal." Lanjutnya
"Kamu harus melawan rasa takutmu itu Lan. Jangan biarkan mereka menguasai pikiranmu."
"Tidak bisa dit. Mereka datang dengan wujud yang sangat menyeramkan. Aku hampir gila menghadapi mereka."
Adit juga sangat sedih, karena ia tak bisa berbuat apa2 untuk teman2nya.
Ia juga sudah berusaha mencari cara kesana kemari, namun tak ada yang tau bagaimana caranya menutup permanen mata batin.
Malam itu, kabar menyedihkan kembali terdengar dari beberapa tetangga Adit. Yang mengatakan kalau ada seseorang yang meninggal terlindas truk.
Tubuh korban hancur dan tak terkenali.
Adit berlari kearah kecelakaan, namun ia terlambat, karena mayat rupanya sudah di bawa.
Namun ditempat kejadian Adit menemukan sisa baju yang sangat mirip dengan yang sebelumnya di pakai Oleh Lani.
"Tidak. Tidak. Semoga saja ini bukan lani." Batin Adit
Di seberang jalan, Adit melihat sosok Lani tengah berdiri terpaku menatap kearahnya. Saat ia berusaha mengejar, sosok itu malah menghilang.
Sepulangnya dari tempat kejadian, Adit tak bisa tidur semalaman hingga pagi menjelang.
Keesokan harinya,
Barulah ketahuan bahwa yang meninggal terlindas adalah benar2 Lani. Adit merasa sangat terpukul dengan kematian kedua teman2 nya.
Dan tidak berapa lama setelah kematian Lani, Kabar duka kembali datang Dari Sari. Ia meninggal setelah sebelumnya menangis terus menerus
Tanpa henti dan berteriak histeris sembari memanggil nama Tine dan Lani, ia meninggal karena membenturkan2 kepalanya pada tiang ulin, dan saat dia Akan di tolong, ia meninggal diperjalanan.
Sementara, Adit mulai takut karena ia terus di hantui oleh ke tiga teman2nya yang
Telah mati. Mereka mengajak Adit untuk ikut serta bersama mereka.
Saat orang tua Adit tidak ada di rumah, Rumah adit hampir saja kebakaran saat adit tertidur tapi untung nya Hantu wanita yang tinggal di rumah adit langsung bertindak membangunkan Adit
Dan api pun berhasil di padamkan.
Tapi gangguan2 tidak hanya sampai disitu, berkali2 adit hampir di buat celaka oleh mereka yang tak kasat mata. Dan berkali2 pula lah Adit di tolong oleh arwah si wanita.
Sampai akhirnya, mereka berdua akrab dan berkenalan satu sama lain.
Si wanita itu memperkenalkan dirinya bernama Kumala. Dia dulu meninggal karena di tombak oleh beberapa orang saat sedang mencari jamur. Entah apa penyebabnya. Tapi bisa jadi karena orang2 itu tidak sengaja dan
Mengira Kumala adalah hewan buruan.
Lalu karena mereka takut akan di hakimi oleh pihak keluarga kumala, mereka pun mengubur mayatnya di tanah tersebut yang sekarang adalah rumah Adit.
"Kau dendam pada mereka.?" Tanya Adit
Kumala tersenyum, bibir pucatnya dan senyum aneh itu membuat adit merinding.
"Aku tidak dendam. Dan aku tidak menyalahkan mereka. Aku suka dengan duniaku yang sekarang. Hanya saja...." Ucapnya sebelum hilang dari pandangan Adit
"Hanya saja apa kumala.?"
Hening...
Suara gemerisik angin yang meniup dedaunan kering terdengar sangat jelas.
Rintihan dan raungan 'mereka' menambah kelam suasana.
Adit berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air. Sosok bertubuh tinggi besar tengah berdiri di pojok ruangan menatap adit.
Adit menoleh dan seketika sosok itu menghilang.
Menyesal? Ya. Adit sangat menyesal. Kini kehidupan nya harus selalu di bayang2i oleh mereka yang tak terlihat.
Makan, minum, tidur, sampai ia pada saat ia mulai kerja sosok itu tetap ada. Tahun ketahun, apalagi saat usia adit semakin bertambah dewasa. Sosok semakin banyak berada di sekitarnya.
Ada yang hanya sekedar mau berkenalan, dan ada pula yang ingin meminta pertolongan.
Mereka datang dan pergi silih berganti, tapi diantara mereka yang pergi ada beberapa sosok yang tetap memilih tinggal bersama Adit. Yaitu kumala dan beberapa yang lain nya.
___SELESAI___
Mohon saweran seikhlasnya, πππππ
Alhamdulillahπ€²π€²π€²π€²...
Donasi pulsa bisa di nomor ini : 0856 5403 7262
Donasi melalui rekening, Ini nomor rek-450301013682538
Bank BRI-
Atas nama- Rudisugara
Teriakan dan rintihan kesakitan terdengar dari rumah bu Lisda. Wanita paruh baya itu memang sedang sakit. Tapi sakitnya itu bukan seperti sakit pada umumnya, semacam demam atau yang lain2.
Sakit yang diderita bu Lisda ini malah seperti gangguan kejiwaan, ia selalu berteriak dan merintih kesakitan, padahal orang lain tidak melihat penyebab yang bisa membuatnya merasa kesakitan.
βIkam suah lah makan bakso yang di sana tu? nah disitu nyaman banar kam baksonya. Kuahnya nyaman pada kuah bakso yang lain. Pentolnya gin, berasa banar dagingnya.
(Kamu pernah gak makan bakso yang di sana itu? Nah disitu baksonya enak banget. Kuahnya lebih enak dari kuah2 bakso yang lain. Pentolnya juga, berasa banget dagingnya.)β ujar perempuan bernama Evi pada kedua temannya.
(NIAT MENCARI KERJA UNTUK BANTU KELUARGA, MALAH DIJADIKAN TUMBAL OLEH MAJIKAN.)
@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth
(Gambar Hanya Ilustrasi)
Arfin merupakan seorang pemuda berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas 1 SMA.
Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, Anak nomor dua masih berusia 14 tahun, sementara anak yang bungsu baru berusia 9 tahun.
Meski bukan dari keluarga berada, tapi ayah dan ibunya selalu berusaha untuk menyekolahkan ketiga anak laki-laki mereka tersebut hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Cu Ipau, adalah seorang janda yang tidak punya anak. Beberapa tahun lalu ia diceraikan oleh suaminya dengan alasan karena selama 8 tahun pernikahan, Cu Ipau tak juga kunjung hamil. Sementara mertua dan keluarga besar suaminya terus menerus mendesak
supaya Cu Ipau hamil dan punya anak. Begitulah, sekilas kisah hidup Cu Ipau yang Iwan ketahui.
Iwan, seorang pemuda berusia 25 tahun, ia bekerja di sebuah toko hp yang lumayan besar dengan 10 karyawan yang tugasnya berbeda-beda.
Pernikahan baru seumur jagung, tapi sudah dihadapkan dengan ujian yang sangat banyak. Itulah yang dirasakan Eni, perempuan berusia 16 tahun
yang terpaksa harus menikah dikarenakan hamil duluan.
Saat itu, Eni masih sekolah kelas 2 SMA. Dan Roby kelas 3 SMA. Mereka berpacaran kurang lebih selama satu tahun. Eni berasal dari sebuah keluarga sederhana, ayahnya seorang buruh angkut di pasar, sedangkan ibunya berjualan
sayur keliling.
Sementara Roby dari keluarga yang bisa di bilang berkecukupan. Ayahnya seorang juragan karet, ia mempunyai beberapa hektar kebun karet yang masih aktif dan ia juga membeli karet-karet dari petani karet di daerahnya, untuk kemudian dijual lagi.
βUhuk.. Uhukk.. Wanda, ambil akan pang banyu putih gasan abah..(Wanda, tolong ambilkan air putih β Ujar seorang laki-laki berusia 50 tahunan yang sedang duduk di depan TV
Wanda yang baru saja hendak berangkat kerja itu pun langsung kembali ke dapur mengambilkan air putih di dalam botol untuk sang ayah.
βNapa ikam lawan laki ikam jadi badahulu badudi tulaknya? (Kenapa kamu dan suamimu tidak berangkat bersama?)β