OM RASTH Profile picture
May 4, 2021 β€’ 164 tweets β€’ 20 min read β€’ Read on X
𝙳 𝙾 πš‚ 𝙰

#bacahorror
#bacahoror
#threadhorror

( Cerita ini di tuliskan, bukan untuk menyindir atau menyinggung pihak manapun, bila ada kesamaan nama tokoh dalam cerita, Om ucapkan maaf yang sebesar2nyaπŸ™ )
(Gambar hanya ilustrasi) Image
Kisah yang akan om ceritakan ini, sudah mendapat izin dari narasumber. cerita2 seperti ini sudah banyak terjadi di kalangan masyarakat. Tapi yang om tulis kali ini merupakan pengalaman dari salah satu orang, yang tidak mau di sebut kan nama nya.
Oke, kita mulai ya.

---------------

Beberapa ibu2 yang sedang memilih2 ikan dari pedagang ikan keliling rupanya sedang asyik menggunjing dengan raut wajah serta tatapan yang sepertinya sangat tidak suka pada keluarga yang sedang mereka bicarakan.
"Suaminya gak kerja, tapi beli ikan, ayam, tiap hari. Mana setiap tahun lahiran. Hii." Ujar salah satu ibu2 yang memakai daster berlengan panjang

"Iya buuu.. Mending kalau anaknya hidup. Nah ini mati terus. Saya curiga, jangan2. Pesugihan, anaknya di jadikan tumbal."
Sahut ibu2 yang memakai perhiasan paling besar di antara ibu2 lain nya

Si ibu2 tukang sayur cuma bisa menghela nafas panjang, saat mendengar para pembelinya malah asyik mengghibah.
Terlihat seorang wanita yang tengah hamil tua berjalan kearah si tukang Sayur. Wajahnya teduh dan penuh keramah tamahan.

"Saya beli ayamnya yang ini aja bu. Sama sop2an dan kentang 3 buah. Jadinya berapa ya.?" Kata si wanita hamil
"Kalau ayamnya yang ini kena 3 kilo bu, sekilonya 50 ribu besar soalnya. Jadi tambah ini, sama ini. Semuanya 167 ribu bu."

Si wanita langsung mengeluarkan dompetnya yang berisi sangat banyak sekali uang seratus ribuan.
"Ini bu, kembalian nya ambil aja." Kata si wanita sembari tersenyum

"Iya bu, ambil aja. Untung itu di kasih kembalian. Kalau sama kami kan sering di tawar. Maklumlah suami kami kami ini kan susah, kerja keras banting tulang. Bukan nya nguyang..!" Ujar salah satu ibu2 di sana
Dengan nada menyinggung

Tapi si wanita hamil tetap tersenyum, dengan sangat sopan ia meninggalkan tukang sayur dan ibu2 yang masih berkata2 kasar dan menyinggung yang di tujukan untuknya.
"Tuh kan bu ibu. Apa saya bilang. Pesugihan pasti itu." Ujar ibu2 setelah si wanita yang tengah hamil pergi

"Sudah ah bu, jadi tidak ini beli sayurnya? Saya mau lanjut ke seberang lagi, 'bajaja' (jualan keliling)" Ujar si tukang sayur
"Ahh. Ini saya beli tempe saja.!"

-----
Keluarga yang sering di bicarakan oleh ibu2 itu adalah keluarga Inas dan Yumi, mereka sudah lumayan lama berumah tangga hanya saja memang anak mereka selalu meninggal, kalau tidak keguguran, meninggal di dalam kandungan atau
Meninggal setelah beberapa saat di lahirkan. Inas selaku kepala keluarga di keluarga tersebut, memanglah tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia kebanyakan menghabiskan waktu di dalam rumah atau jalan2 dengan istrinya.
Di lihat dari sudut pandang warga terutama ibu2, kelihatan nya aktivitas yang di lakukan oleh Pasangan Inas dan Yumi sangatlah membosankan. Yumi pun tak pernah ikut kumpul2 dengan ibu2 di kampung. Karena ibu2 di sana bersikap sangat tidak baik dengan nya. Begitu juga dengan
Suaminya. Namun saat banjir besar yang menenggelamkan sebagian rumah warga dan saat musibah2 lain nya terjadi. keluarga Inas lah yang paling pertama memberikan bantuan seperti sembako dan makanan lain nya.
Tetapi kebaikan mereka itu tidak lah cukup untuk menghilangkan semua
Dugaan yang mengatakan mereka melakukan pesugihan.

--------
Suatu hari di kampung seberang di adakan sebuah acara pernikahan Kai/kakek Kamis dan seorang gadis muda berusia 25 tahunan yang berasal dari kota. Beberapa kampung termasuk yang di tinggali oleh pasangan Inas dan Yumi
Heboh membicarakan pernikahan kakek tersebut. Bahkan ada yang dengan tega berkata seperti ini pada si wanita yang menjadi istri kakek kamis.
"Ah, palingan maunting (mengharapkan) harta orang tua itu kan. Jujur saja, mana ada wanita cantik muda seperti kamu ini mau menikah dengan laki2 renta macam itu kalau bukan untuk hartanya.!"
Omongan orang2 seperti itu tidak hanya dari desa kakek kamis berasal, tapi juga dari desa2 lain nya yang tau tentang pernikahan tersebut.
Malah parah nya banyak yang menyerang si wanita itu saat bertemu di pasar atau pun jalanan. Dan tidak sedikit yang mendoakan
Si wanita macam2.

Hingga suatu hari, terdengar kabar kalau kakek kamis meninggal. Dan bukan nya prihatin atau berbelasungkawa orang2 yang tidak suka malah dengan tega menyebar gosip yang tidak2 tentang kematian si kakek.
Hingga seminggu selepas itu, Si wanita jandanya si kakek di temukan tewas gantung diri di dalam rumah oleh anak sambungnya.
Saat kabar kematian itu menyebar, orang2 yang dulu mengkata2i si wanita bulan nya sadar, malah mengatakan : untung dia mati, coba kalau tidak habis harta kalian itu.

Tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Cerita kembali berfokus pada keluarga Inas,
Malam itu, istrinya Yumi akan segera melahirkan. Dan inas mau tak mau harus meninggalkan istrinya sendirian di rumah untuk memanggil Bidan.
Bidan itu kebetulan tinggal di ujung desa, cukup jauh jaraknya dari rumah Inas.

"Aku panggil bidan sebentar ya, kamu tunggu sebentar." Ujar Inas seraya mengambil senter dari dalam lemari
Setelah suaminya pergi, Perut Yumi semakin bertambah sakit.
Beberapa kali ia mencoba mengejan sendirian. Namun ia tenaganya tak cukup kuat tanpa dorongan bidan.
Tiba2 pintu kamarnya terbuka, terlihat seorang wanita berpakaian hitam masuk kedalam, yumi tak menaruh curiga sedikitpun pada orang tersebut.
Beberapa si wanita misterius yang dikira adalah bidan oleh Yumi, mengelus2 perutnya dari atas kebawah. Dan setelah nya ia mulai menyuruh Yumi untuk mengejan kuat2.
Namun karna tenaga Yumi yang sudah hampir habis, membuat nya tak sanggup lagi untuk mengejan.

Akhirnya orang tersebut memasukkan kepala nya kedalam tudung yang menutupi bagian pinggang kebawah milik Yumi,
Terasa sekali kuku orang itu sangat oanjang dan sakit ketika memasukkan jari2 untuk mengecek bayinya Yumi.

"Aduuuuuhhhh, sakiiiiittt... Jangaaaann.. aduuuuhhhh.." Rintih Yumi
Namun orang itu sepertinya tak mempedulikan rintihan Yumi. Ia tetap asik mengorek2 si bayi yang masih berada di dalam perut.

Sekuat tenaga nya yang tersisa, Yumi berusaha menendang orang tersebut. Namun berkali2 di tendang, orang itu tetap tak mau pergi.

"Sakiiiitt.." Teriak
Yumi

Cukup lama Yumi menahan sakit perut yang sudah di rasa sangat tak wajar itu. Hingga akhirnya suara ramai2 di luar rumah terdengar.
Inas dan dua orang bidan kampung masuk ke dalam rumah.

Dan saat mereka masuk kedalam kamar Di mana Yumi berada.
Orang yang tadi berada di tengah kaki Yumi langsung berlari.
"Astaga.. Kejaaarrrr mahluk itu...!!!" Teriak Bidan

Tangan Sosok itu penuh darah, saat ia terjun dari jendela ke tanah.

Inas ikut terjun dari jendela, namun kakinya terkilir saat sampai tanah. Akhirnya sosok itu tak terkejar lagi.
"Sial!!" Umpat Inas

Sementara di dalam rumah, terdengar rintihan istrinya sampai keluar. Rintihan nya begitu memelas.
Saat Inas masuk kedalam kamar, ia melihat dua bidan itu masih berusaha membantu mengeluarkan si bayi. Berkali2 Yumi di beri air rendaman sirih, namun bayinya seperti masih enggan untuk keluar.
Setelah perutnya di elus2 dan di dorong oleh bidan, barulah sang bayi yang sangat di tunggu2 kelahiran nya itu keluar.

Beberapa saat bayi itu tak juga kunjung menangis, bahkan nafas nya melemah.
Bidan pembantu, langsung mencaluk (jari dimasukan kemulut sampai muntah) mulut si bayi dan mengucup hidung si bayi bertujuan agar air tetuban yang sempat terminum oleh bayi akan bisa keluar. Dan setelah beberapa kali melakukan pertolongan pertama pada anak Inas dan Yumi, akhirnya
Bayi tersebut bergerak dan nafas nya kembali teratur.

"Syukurlah." Gumam si bidan

Akan tetapi, meskipun keadaan nya sudah stabil, bayi tak juga menangis

"Ada luka di bagian kepalanya ma." Ujar bidan yang lebih muda
"Ubun2 nya kena??"

"Tidak ma."

"Yang penting tidak kena ubun2."

"Anak kami tidak kenapa2 kan ma.? Baik2 saja kan.? Kok tidak suara tangisan nya." Ujar Inas
"Tidak apa2, tolong di mandikan dulu anaknya, di bersihkan nanti juga nangis sendiri." Ujar bidan yang tua seraya menyuruh bidan yang lebih muda untuk memandikan si bayi
Dan benar saja, setelah terkena air dingin. Si bayi langsung menangis. (Jadi disini kalau bayi baru lahir apalagi kalau lahir nya malam, mandinya langsung dengan menggunakan air dingin/air sungai) tujuan nya biar bayi kuat dan tahan dingin, tidak akan sakit.
Setiap harinya akan mandi menggunakan air dingin. Tidak peduli walaupun cuaca sedang hujan. Makanya anak2 di pedalaman kalimantan jarang sekali sakit2an meski main nya hujan2an panas2an malam dan siang di hutan. Tapi tidak semua orang tua yang menerapkan hal ini
Pada bayi mereka, terlebih di jaman sekarang ini.

Oeeee... Oeeee.. Inas nampak tersenyum dan terus memandangi anak nya. Ia begitu bahagia dan merasa seperti mendapatkan harta karun yang tak ternilai harganya.
( Yang berminat sama akar bajakah untuk obat. Dan minyak2 asli kalimantan, bisa Langsung DM atau WA om Rasth- 0856 5403 7262

Om punya beberapa minyak, buat pagar diri, membersihkan tempat usaha dll. Pelaris usaha, dan untuk memikat lawan jenis. Juga menundukan lawan bicara) Image
Setelah semuanya bersih Inas di minta untuk menguburkan ari2 anaknya. Dengan cekatan Inas menyiapkan wadah untuk tambuni anaknya yang terbuat dari anyaman bambu, tak lupa juga ia menaruh sebungkus besar garam, beserta pulpen juga kertas, sedikit bedak dan gincu( karena anaknya
Perempuan, kalau laki2 biasanya diganti dengan minyak rambut tancho ) dan bambu tamiyang yang ujung2nya sudah di potong runcing.
Setelah itu, bidan meminta di temani ke sungai untuk membuang darah2 bekas lahiran istri nya Inas. Agar tidak mengundang kedatangan mahluk2 yang tidak diinginkan seperti panguluh (manusia jadi2an) dan juga kuyang.
Saat berada di sungai, Inas seperti tak tenang. Sementara bidan tadi masih mencuci dengan di terangi oleh cahaya obor.
Tiba2 bahalai (jarik) yang masih ada bekas darah Yumi itu di tarik oleh sesuatu dari dalam air. Tarikan nya begitu kencang dan kuat.
Membuat si bidan ikut tercebur ke sungai. Inas yang menyaksikan kejadian aneh itu langsung ikut terjun kedalam sungai untuk menyelamatkan
Si bidan.
Sayangnya meski pun si bidan sudah berhasil di selamatkan, tapi bahalai yang berdarah itu hilang di bawa mahluk yang menarik nya kedalam air tadi.
"Bahalainya. Masih ada darah istrimu." Ujar si bidan gemetar antara takut dan cemas

Mereka berdua langsung kembali kerumah Inas, karena takut terjadi apa2 pada Yumi.
Sesampainya di rumah, Rupanya Yumi sudah di bersihkan, dan ia masih terlihat lemas dan pucat.

Perlahan2 ia menceritakan semua yang ia alami saat akan melahirkan tadi pada suaminya.
"Sudah, jangan di pikirkan lagi, yang penting sekarang kamu dan anak kita sudah aman dan baik2 saja." Ucap Inas

------
Keesokan harinya, Pagi2 sekali bidan sudah merebus Kalakai atau Lambiding/pakis merah untuk sayur Yumi makan. Sekalian juga untuk menambah darah.
Namun baru satu suap saja, Yumi sudah berhenti.

"Perutku sakit sampai kebawah pusar. Sakit sekali. Perih. Seperti di sayat2." Ucapnya Lirih
"Alah, pura2 itu bu. Kita2 lahiran mana ada yang diganggu seperti itu." Ujar ibu2 yang sedang berkumpul di sungai, saat mendengar cerita dari bidan yang membantu proses kelahiran anak Inas dan Yumi
"Jangan menuduh seperti itu bu, tidak baik. Lagi pula di daerah kita ini memang ada banyak mahluk2 seperti itu."

Dengan menunjukan raut wajah mengejek ibu2 yang paling banyak memakai perhiasan itu berkata.

"Bukan menuduh ya, tapi saya bicara kenyataan nya. Mereka itu
Cuma pura2, selama saya tinggal disini dan sudah berapa orang anak yang saya lahirkan disini tidak ada tuh yang nama nya diganggu mahluk2 halus. Ya karena saya kan tidak melakukan pesugihan makanya aman."
Si bidan itu hanya bisa menghela nafas. Menyesal ia bercerita saat tau di dengar oleh ibu2 tersebut. Omongan mereka hanya bisa buat panas kuping. Kalau di lawan, mereka makin menjadi2. Di diamkan sama saja.
----
Malam itu, gelagat Yumi sudah sangat aneh sekali. Ia meracau tak biasa. Bertingkah seperti sedang mengambil sesuatu yang tak terlihat dengan mata terpejam.

Kedua bidan yang masih membantu mengurus Yumi juga bayinya sudah merasa
Kalau akan terjadi sesuatu pada Yumi.

Dan ternyata perasaan mereka benar, sekitar pukul 2 dini hari, Yumi menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Matanya renggang dan mulutnya juga sedikit terbuka.
Kedua bidan itu langsung mencoba untuk lebih dulu membersihkan darah2 yang ada di kasur dan memindahkan jenazah ke tempat yang lebih bersih.
Namun mereka berdua saja rupanya tak mampu untuk mengangkat tubuh Yumi yang sangat berat tersebut, padahal tubuhnya kecil dan kurus tidak mungkin seberat itu.
"Maaf, bisa tolong bantu kami mengangkat tubuh jenazah istri kamu Nas,?" Ujar bidan yang lebih tua

Masih dengan keadaan menangis dan gemetar, Inas berusaha mengangkat tubuh istrinya yang sudah menjadi mayat.
Ia merasa tubuh istrinya masih panas sama seperti hal nya hawa manusia hidup.

"Ma, yakin kalau istri saya sudah meninggal. Ini badan nya masih panas." Ujar Inas berharap kalau istrinya masih bis hidup
"Maaf, nas. Tapi istrimu memang sudah meninggal. Kalau masalah hawa tubuhnya, hm, uma tidak enak menjelaskan nya." Ucap bidan
Setelah semuanya bersih, barulah orang2 di panggil untuk membantu membaca Yasin sampai pagi dan jenazah siap untuk di mandikan.

"Baru tau kalau mereka itu beragama islam. Karena selama disini tidak pernah sekalipun ke masjid iya kan bu." Ujar salah satu ibu2 seraya menyenggol
Ibu2 di sampingnya

"Sudah ah, orang yang sudah meninggal jangan di omongin. Kasian."

Menjelang pukul 4 dini hari, di saat ibu2 yang lain nya masih membaca yasin secara bergantian. Tiba2 ibu2 yang mengenakan jilbab berwarna ungu terong menjerit kaget sambil menunjuk
Ke bagian kaki jenazah.

"Kakinya bergerak naik!"

Namun ibu2 yang lain nya sama sekali tak melihat adanya pergerakan pada kaki mayat yang di tutupi dengan kain itu.
"Kalau ngantuk, istirahat saja bu. Nanti gantian baca yasin nya." Ujar yang lain

"Tidak, tadi kakinya memang bergerak. Aku melihatnya sendiri."

Salah satu ibu2 membuka penutup kaki mayat, tetapi kakinya masih kaku, walau memang agak sedikit tegak.
Mereka saling bertatapan satu sama lain, lalu cepat2 menutupi kembali kaki mayat dengan kain.

Perasaan mereka yang berada di sana sudah tidak enak. Apalagi saat bau2 amis menyengat hingga membuat perut menjadi mual.
Untungnya hal aneh itu mereka alami hanya satu jam lebih sedikit, karena kemudian dari masjid terdengar suara Adzan subuh.

Pertanda pagi sudah hampir tiba.
Mereka bergantian untuk melakukan sholat subuh.
Setelah itu, tempat pemandian jenazah mulai di persiapkan.
Bapak2 juga mulai ikut membantu mengambil air ke sungai untuk keperluan memandikan jenazah.
Saat jenazah di mandikan, kejadian aneh kembali di rasakan oleh para tukang pemandi jenazah. Bagian kaki Yumi tegak dan kaku, sulit untuk di benarkan.

(Kurang lebih seperti ini ilustrasinya) Image
Mata dan mulutnya juga tidak bisa di rapatkan, hingga membuat air banyak yang masuk melalui mulut jenazah yang terbuka.
Menurut orang2 ciri2 mata dan mulut mayat yang renggang tak bisa di tutup seperti itu sedang menunggu seseorang untuk dia jemput. Entah itu suami, anak, orang tuanya ataupun juga pihak keluarga si mayit.
Dan ciri2 kakinya yang tegak itu konon pencirian kalau ia kelak akan bangkit lagi dalam wujud yang berbeda, wallahualam.
Selesai di mandikan, jenazah pun langsung di kafani. Ketika akan mengikat tali pocong di bagian kaki jenazah tiba2 tercium bau busuk menyeruak, membuat orang2 saling pandang satu sama lain dengan penuh kebingungan.
Namun mereka tetap melanjutkan prosesnya meskipun bau busuk semakin menyengat.

Saat jenazah di masukkan kedalam keranda dan di tandu menuju area pemakaman, Langkah demi langkah terasa semakin bertambah berat.
Keringat membasahi baju para penandu jenazah di pagi yang mendung itu.

Jenazah semakin bertambah berat di setiap langkah menuju liang lahat.
Inas terlihat menangis sesenggukan sambil menggendong anak bayinya.

Di belakang nya, beberapa ibu2 juga terlihat sedang asik menggosip, membicarakan tentang keanehan2 yang terjadi pada jenazah.
Setelah jenazah selesai di kebumikan. proses pembacaan talqin pun di mulai.

Angin berhembus sangat dingin menyengat tulang sepanjang pembacaan Talqin.

Dan singkatnya, seusai itu. Satu persatu orang2 pulang kerumahnya masing2.
Yang masih berdiri di dekat makam Alm. Yumi hanyalah Anak dan Suaminya.

Dan saat ia akan pergi, suara jeritan panjang terdengar disekitar pemakaman.
Inas mengedarkan pandangan nya kesekeliling area pemakaman, namun tak ada siapapun di sana. Hanya suara gemerisik daun yang di tiup oleh angin. Menciptakan bunyi yang membuat bulu kuduk merinding.
Malam hari pertama setelah kematian Yumi. Dari sore hingga sehabis isya rumahnya di datangi banyak orang yang diundang untuk manurun tanah.
Selepas acara tahlilan, orang2 pulang ke rumahnya masing2, begitu juga dengan kedua orang bidan yang telah membantu persalinan Alm.Yumi
Dan tinggalah Inas dan anak nya yang masih bayi di rumah. Semakin malam, suasana semakin dingin dan sepi.
Hanya sesekali terdengar suara kretek benda di dapur, yang kemungkinan sedang ada tikus yang memakan bekas2 makanan tadi.

Inas meletakkan anaknya di atas kasur, dan ia juga ikut merebahkan diri di samping anaknya.
Saat tengah malam, Inas terbangun karena merasa sangat kehausan.
Perlahan2 ia melepaskan pelukan nya pada tubuh si bayi. Ia berjalan pelan kearah dapur untuk mengambil air.
Namun saat ia baru saja akan menenggak air putih tersebut, anaknya menangis dengan sangat kencang di dalam kamar. Buru2 ia meletakkan gelas itu ke atas meja dan berlari kearah kamar.
Usss usss... Inas berusaha menenangkan anaknya. Ia memeluknya sambil berkata, tidak apa2 nak. Abah ada disini.
Namun tangisan bayinya malah semakin kencang, bahkan sudah parau.
Setelah beberapa saat tak mampu mendiamkan tangisan anaknya, Inas sampai menangis. Ia sangat sedih dan terpukul. Kesedihan karena kehilangan istri dan gagal menenangkan anaknya menjadi satu.
Hingga akhirnya sekitar pukul 1 atau2 dini hari, barulah anaknya berhenti menangis dan langsung tertidur.

Inas masih menggendong anaknya, karena takut jika di taruh di kasur, anaknya akan kembali terbangun.
Ia duduk bersandar di dinding, matanya menatap gambar ia dan istrinya yang terpajang di dinding. Hingga tak terasa air mata kembali mengalir dari kedua sudut matanya.
Pikiran nya kembali melayang ke beberapa waktu sebelum istrinya meninggal.

"Andai waktu itu bisa di ulang kembali. Aku tidak akan meninggalkan mu sendirian malam itu." Batin Inas
------------
Malam itu merupakan malam maniga hari tahlilan di rumah Inas.

Inas duduk di atas kasur sambil menggendong anaknya.
Dan pada saat bidan masuk kedalam untuk menggantikan inas menjaga anaknya, ia berjalan ke dapur untuk mengambil sesuatu.
Namun saat ia tiba di pintu penghelat antara dapur dan lorong kamar kosong di rumahnya, ia mendengar ibu2 di dapur yang tengah membicarakan tentang kejadian2 aneh yang sudah 2 malam ini di rasakan oleh beberapa warga dan mengkaitkan semua itu dengan keanehan pada jenazah
Yumi 3 hari yang lalu.
Mereka seakan menuduh kalau Yumi sudah menjadi arwah penasaran dan mulai meneror warga.

Braaaakkkk... Inas membanting gelas tepat diatas makanan yang sudah tersusun rapi.
"Dasar mulut2 api!! Kalian2 ini selalu saja membicarakan orang lain. Tanpa pernah bercermin!!
Sudah benarkah hidup kalian.?!
Atau apakah kalian mendapatkan harta yang berlimpah setelah berghibah ria??!!!" Bentak Inas dengan raut wajah penuh kemarahan
Ibu2 yang berada di sana menjadi terdiam dan menunduk, ada beberapa diantaranya langsung keluar dari dapur melalui pintu belakang. Karena malu telah di bentak seperti itu oleh tuan rumah.
"Aku bertanya pada kalian. Apakah keluargaku pernah mengganggu kalian.? Sehingga kalian selalu menyenggol2 keluarga ku.?!! Tolong jelaskan apa yang salah dari keluargaku!!! Apaaa.??!!!"
Beberapa bapak2 mencoba menenangkan Inas, agar lelaki itu tak berbuat lebih jauh lagi. Karena ibu2 di dapur itu sudah benar2 sangat ketakutan.
Sejurus kemudian, inas membubarkan orang2 yang berada di rumahnya. Hingga menyisakan kedua bidan yang masih berdiri di dekat pintu kamar.

"Kalian juga boleh pulang." Ujar Inas seraya mengambil bayinya
Setelah rumahnya sudah sepi, Inas menangis sesenggukan.

Sampai tengah malam ia tak bisa tidur, perasaan nya masih di penuhi emosi karena ibu2 yang menyebut istrinya telah jadi hantu.
Tiba2 terdengar suara ketukan dari luar rumah. Ketukan nya begitu sangat nyaring dan terdengar sampai ke dalam kamar.

Dengan langkah pelan ia berjalan ke arah pintu.
Saat pintu terbuka, terlihat sesosok putih melayang2 di depan pintu.
Membuat Inas kaget dan ketakutan. Cepat2 ia menutup pintu dan bersembunyi kedalam kamarnya.
Inas memeluk anaknya dengan sangat erat di atas kasur sambil menutup kedua matanya.
Krek krek. Suara gagang pintu yang berusaha di buka dari luar.
"Biarkan aku menggendong anakku." Ujar suara dari arah luar

Inas seketika membuka matanya saat mendengar suara tersebut.

Ia diam untuk memastikan lebih jauh, apakah suara itu benar2 milik istrinya atau bukan.
Namun berkali2 di dengar suara itu tetap tak berubah.
Sampai2 akhirnya Inas memberanikan diri bertanya.

"Kau kau itu Yumi?" Tanya nya dengan hati2 deg2an, antara takut, bingung dan senang.
"Iya, aku Yumi. Tolong Bawa kemari anakku. Aku ingin sekali memeluknya."balas suara tersebut
"Tidak, kau sudah mati." Ujar Inas seraya memeluk anaknya lebih erat lagi

"Sebentar saja. Aku ingin sekali memeluknya."

"Tapi kau sudah..."

Braaakkk.. Pintu terbuka dengan sangat keras, sosok Yumi terlihat seperti melayang2 memasuki kamar tersebut.
"Jangan, jangan sentuh anak kita yum. Kamu sudah mati.!" Ujar Inas takut

"Jangan takut, aku tidak bermaksud menyakiti kalian. Aku sangat menyayangi kalian." Ucap Yumi lirih terdengar
"Tidak. Pergi.. Pergi dari sini.!!" Ujar Inas bergetar

Dan wushh... Sosok Yumi akhirnya menghilang.

Tubuh imas gemetar ketakutan, keringat dingin membasahi tubuhnya.
Nafasnya juga tak beraturan.

Keesokan harinya, sekitar pukul 9 pagi. Kedua bidan yang pernah membantu Yumi melahirkan datang kerumah Inas untuk mengecek si bayi.
Dan saat mereka masuk kedalam rumah, terdengar suara tangisan parau anaknya Inas.

Inas terlihat berbaring di kasur sebelah anaknya dengan keadaan tubuh menggigil.
Tubuhnya sangat panas.
"Tolong, tolong jaga anakku untuk hari ini." Ujar Inas dengan suara bergetar

"Iya nas, iya. Kamu tenang saja," Kata bidan yang lebih tua
Seharian itu, Inas terbaring sakit di kamarnya setelah sebelumnya melihat penampakan hantu yang sangat mirip dengan sang istri.

Sore harinya ia mencoba untuk bangun, karena kedua bidan yang mengasuh anaknya akan segera pulang kerumah mereka masing2.
"Kamu yakin bisa nas.? Kalau tidak, begini saja. Aku akan membawa anakmu kerumah. Besok ku bawa lagi kemari."

Inas berpikir sejenak, karena merasa tubuhnya masih gemetar dan juga kepalanya sangat pusing
Akhirnya ia menyetujui usul dari bidan tersebut.
Setelah itu dua orang bidan itu pergi membawa anaknya, Inas kembali masuk kedalam kamar dan berbaring.
Pikiran nya jauh menerawang mengingat kejadian tadi malam. Ia tak menyangka jika yang di bicarakan ibu2 itu benar adanya.
Tapi apa sebabnya yang membuat Yumi menjadi hantu.

Tengah malam, inas terbangun karena mendengar suara tangisan bayi di kamar sebelah.
Semakin lama suara tangisan bayinya semakin nyaring. Inas bangun dan seketika mengerutkan keningnya. Karena seingatnya kedua bidan sudah membawa serta anaknya, lalu bayi siapakah yang menangis di dalam rumahnya itu.
Penasaran, Inas langsung berjalan keluar kamar. Ia coba menempelkan telinganya di depan pintu kamar sebelah.

Ternyata tak hanya suara tangisan bayi, tapi juga ada suara perempuan yang tengah bersenandung lembut.
Deg. Deg. Jantung inas berpacu lebih ceoat setelah mendengar suara tersebut yang tak lain adalah suara istrinya.

Dengan tangan gemetar, Inas mencoba membuka pintu untuk menyelamatkan anaknya dari Yumi yang telah menjadi hantu.
Braaakk... Pintu terbuka, terlihat Yumi yang tengah menggendong anak mereka.

"Yu, lepaskan anakmu yu. Jangan bawa dia. Aku mohon. Dia adalah satu2nya yang ku punya sekarang." Isak Inas
"Aku tidak menyakitinya. Aku berusaha menjadi ibu yang baik untuk anakku." Kata sosok Itu

"Tapi, tapi lihatlah kau sekarang. Kau bukan lagi seorang manusia Yu."

"Manusia atau bukan. Kasih sayangku pada kalian akan tetap sama. Dan Tak akan mungkin pernah berubah."
Inas tercekat, istrinya benar. Ia pun juga merasakan hal yang sama. Walaupun istri telah menjadi sosok hantu, namun ia senang telah melihat istrinya lagi.
Setelah menghela nafas panjang, inas akhirnya mau menerima kedatangan sosok hantu istrinya si rumah tersebut. Meski awalnya ia sangat ketakutan.
"Terima kasih." Ucap Yumi tersenyum, senyumnya dingin dan kaku terkesan menyeramkan

Tok tok tok.... Suara ketukan di pintu depan rumah terdengar berulang2.
Inas keluar meninggalkan hantu istrinya yang masih menggendong anaknya.

Saat pintu terbuka, terlihat Bidan yang berusia cukup tua berdiri dengan wajah menunduk.
Ia meremas2 tangan nya sendiri.

"Ada apa ma.?" Tanya Inas

"Inas, maafkan aku, maafkan aku. Tadi, tadi saat aku membuatkan kopi untuk anakmu ke dapur, dia ku tinggalkan di dalam kamar sendirian. Dan, dan saat aku kembali kedalam kamar anakmu sudah menghilang.." Isak bidan itu
Dengan nada bicara yang sangat gugup

Dan bertepatan dengan itu, terdengar suara tangisan bayi dari dalam kamar. Si bidan nampak kaget, tanpa permisi ia masuk untuk memastikan asal suara tersebut.
"Hahh.." Ujarnya terkejut

Si bidan menatap inas dengan mata melotot.

"Ba, bagai, bagaimana bisa." Gumamnya sebelum jatuh tak sadarkan diri
Inas gelagapan sendiri melihat si bidan yang pingsan. Ia takut kalau nanti akan banyak orang2 yang tau tentang istrinya.

"Aduh. Bagaimana ini. Kalau sampai semua orang tau. Mereka pasti akan menyuruhku mencari cara untuk mengusirmu." Kata Inas gugup
"Kau juga. Kenapa mengambil anak kita tanpa bilang padaku."

"Bagaimana caranya aku bilang padamu, kau saja sebelumnya takut padaku."

"Aduhhhh..."
"Ma. Ma. Bangun ma." Inas berusaha membangunkan bidan itu

Inas mengambil air putih ke dapur untuk di ciprat2kan pada dmsi bidan agar beliau segera siuman dari pingsan nya.
Setelah sadar, si bidan langsung berusaha berdiri karena takut.

"Ma. Aku mohon jangan ceritakan kejadian ini pada siapapun. Aku mohon. Aku tidak mau orang2 kembali menuduh kan yang tidak2 pada keluargaku." Ucap Inas memelas
"Ta, tapi."

"Aku mohon ma. Tolong aku. Cukup aku dan uma yang tau kejadian ini. Aku pun bingung, kenapa anakku bisa ada disini." Potong inas cepat

Setelah beberapa saat dan keadaan si bidan mulai tenang, ia pun menyetujui untuk tidak akan menceritakan kejadian
Malam itu pada siapapun.

Dan sejak malam itu juga, Inas bisa tidur sepanjang malam karena setelah seharian menjaga anaknya juga sambil bekerja dari rumah, malam harinya Sosok Yumi pasti akan datang menggantikan Inas untuk menjaga anaknya.
Dan akan pergi sebelum adzan subuh berkumandang.

Hari2 inas menjadi lebih baik karena kehadiran arwah istrinya meskipun mereka hanya bisa berkumpul di waktu malam hari.
Akan tetapi, setelah 2 bulan lebih menjalani malam2 seperti itu. Seminggu terakhir ini Yumi selalu datang terlambat. Jika di tanya ia selalu mengelak. Dan kadang2 wajahnya juga tiba2 berubah menjadi sangat menyeramkan.
Yang tentu saja membuat inas sering ketakutan.

"Waktuku sudah hampir habis, tepat di hari ke 100 setelah kematianku nanti. Aku akan pergi untuk selamanya." Ucap Yumi Lirih
Nampak sekali raut wajah sedihnya ketika mengatakan hal itu.
Begitu juga dengan inas.

"Kau akan pergi lagi.? Untuk yang kedua kalinya.?"
Wajah pucat Yumi menunduk sangat dalam.

"Kalau kau ingin pergi. Pergilah sekarang! Tak usah menunggu sampai seratus hari.!" Ujar Inas seraya pergi meninggalkan Sosok Yumi
Dan tanpa ia sadari, beberapa orang bapak2 yang sedang mencari Kodok mencoba mengintip ke dalam rumah inas. Mereka penasaran dengan apa dan siapa inas berbicara.
Saat menemukan lubang yang cocok untuk mengintip, merekanpun bergantian untuk melihat apa yang di lakukan inas di dalam.
Dan saat tiba giliran bapak2 yang agak polos, ia di kagetkan dengan penampakan wajah buruk di lubang itu.

"Aaaaaaa.... Hantuuuuuu..." Teriaknya seraya berlari meninggalkan teman2 nya
Bapak2 yang lain nya akhirnya juga ikut berlari karena takut di marahi oleh Inas.

Sementara di dalam rumah, inas bergegas keluar rumah setelah lamat2 mendengar ada orang berteriak di luar.
"Heehhh. Siapa itu?!!!!" Teriak Inas, seraya berjalan ke tanah. Ia berkeliling rumahnya untuk mencari tau apa yang sudah di lakukan oleh orang2 tadi di sekitar rumahnya.
Saat ia menemukan wadah tempat kodok,
Inas nampak sangat kesal sekali dengan perlakuan orang2 yang sudah
Mulai berani mengintip dan memata2i nya.

----------
Sejak malam itu saat ia memarahi sosok istrinya sudah tak pernah terlihat lagi.
Namun kini malah warga yang mulai kena teror oleh arwah Yumi.

Mulai dari pintu yang di gedor2 dan bau busuk yang menyengat di sekitar rumah.
Dan ada pula yang sampai sakit karena di hantui oleh sosok yumi dijalan saat akan pulang.

Tidak hanya sampai disitu, menjelang hari ke seratus, Rumah2 warga semakin parah di ganggu oleh arwah yumi. Makanan apapun yang ada di dapur ataupun baru mereka masak akan
Langsung membusuk dan berulat.
Warga mulai resah dengan kejadian2 aneh yang mereka alami. Beberapa orang tua di desa itu di minta untuk berbicara baik2 pada Inas, agar mau mencari cara untuk mengusir hantu istrinya tersebut dari kampung mereka.
"Saya juga tidak tau caranya pak. Tapi saya yakin arwah istri saya tidak akan mengganggu orang yang tidak pernah mengganggu dia semasa hidupnya. Contoh seperti bapak. Apakah bapak pernah mengalami semua kejadian aneh itu.?"
Para tetua desa saling pandang satu sama lain, yang dikatakan inas memang benar. Karena selama teror arwah yumi di mulai, mereka sama sekali tak pernah merasa diganggu.
"Memang semua orang memiliki dosa nya masing2 yang akan mereka pertanggung jawabkan di hadapan tuhan. Tapi apakah pantas mereka bangga dengan dosa2 itu.?
Selama hidup disini keluarga saya selalu mendapatkan fitnahan2, kami di bilang pesugihan. Menumbalkan anak dll
Sebagainya. Dengan bangga mereka berghibah tentang fitnah keburukan keluarga kami. Orang2 itu Yang hanya menilai seseorang dari tampilan luarnya saja. Apa kesalahan kami pada mereka.?"

"Begini nak inas. Kalau masalah itu kami memang pernah dengar, kmi juga sudah mencoba
Mengingatkan agar mereka tidak terus2an menyebarkan berita2 yang belum pasti kebenaran nya. Tapi seperti yang nak inas ketahui, warga disini sangat senang membicarakan keburukan2 orang lain, mengomentari kehidupan2 orang lain. Itu sudah menjadi candu di sini. Kami sangat
Mengharapkan kalau nak inas ini mau memaafkan mereka."

"Saat istri saya sudah meninggal pun mereka terus saya membicarakan istri saya. Mengatakan hal2 yang tidak baik pada almarhumah. Sampai2 malam itu saya sudah tidak bisa lagi menahan emosi yang meluap2 di hati saya."
"Meminta maaf gampang, memaafkan juga mudah. Tapi apakah dengan kata maaf istri saya bisa hidup lagi." Ujar Inas dengan nada tinggi
Setelah berbicara panjang lebar, namun inas sama sekali tak mau menuruti permintaan tetua desa. Hingga akhirnya tetua desa tersebut pulang.

---------
Namun setelah hari ke 100 setelah kematian Yumi, desa itu kembali aman. Tak ada lagi gangguan2 dan tak ada kejadian2 aneh
Di rumah2 mereka.

Namun sayang, warganya terutama ibu2 sama sekali tak mengambil contoh dari apa yang sudah pernah mereka alami yakni di ganggu arwah orang yang mereka gosipkan.
Kini malah semakin parah, kesenangan gosip menggosip sudah mulai mencandui orang2 yang bahkan baru tinggal di sana.
Mereka tak sadar jika hanya dosalah yang akan mereka dapat akibat menggunjing orang lain.
Tepat di 107 hari, Anak inas meninggal karena sakit demam dan cacar.
Setelah anak nya meninggal Inas pergi dari desa tersebut dan tak pernah kembali kesana lagi.
Kenangan pahit, dan suram ada di desa tersebut. Ia sudah tak ingin berurusan dengan masalalu kelam nya di sana. Apalagi orang2 dengan orang2 di desa itu.

----SELESAI----
Silahkan klik salah satu link saweran buat lebaran seikhlasnya.

Donasi pulsa ini nomornya - 0856 5403 7262
Donasi melalui atm Ini nomor rek-450301013682538
Bank BRI-
Atas nama- Rudisugara
Dan donasi melalui saweria - saweria.co/donate/Omrasth…
Untuk semua ponakan2 yang
Sudah menyawer/donasi, om ucapkan terima kasih banyakπŸ™πŸ™ semoga Allah membals semua kebaikan kalian. Doa yang baik2 untuk kalian semua. Terima kasihπŸ™πŸ™πŸ™πŸ™
Mohon maaf lahir batinπŸ™πŸ™

β€’ β€’ β€’

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
γ€€

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 75 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(