Ya, itu keren, tapi tidak mengejutkan. Sebab, klub Chelsea memang dimiliki Roman Abramovich, tapi pemilik stadion dan hak atas nama Chelsea FC adalah SUPORTER melalui Chelsea Pitch Owners (CPO).
Mantap SUPORTER Chelsea
A Thread
Abramovich bukan pemilik segalanya di Chelsea. Dia pemilik klub. Tapi, stadion berstatus menyewa. Bedanya dengan Manchester City yang menyewa ke Pemkot, Chelsea menyewa ke suporternya sendiri alias CPO.
Suporter memiliki saham atas CPO. Dan, CPO memiliki hak atas stadion, lapangan, dan nama klub. Kepemilikan di tangan CPO itu sejak 1997 serta berlaku selama 199 tahun. Jadi, Abramovich tidak bisa berkuasa sepenuhnya.
Maksudnya, Abramovich boleh saja punya banyak uang untuk bangun stadion baru. Tapi, kalo CPO tidak bersedia, maka gagal. Abramovich bisa saja ngotot pindah, tapi harus ganti nama klub, tidak boleh memakai nama Chelsea FC.
Siapa saja pemilik saham di CPO? Banyak. Ada sekitar 13.000 fans di Inggris dan total 23.000 fans sedunia. Stamford Bridge diklaim sebagai satu-satunya stadion di Inggris yang dimiliki suporter.
Ada banyak nama tenar yang terdaftar sebagai pemilik CPO. Yang teranyar adalah Thomas Tuchel. Selain dia, ada Frank Lampard, Antonio Conte, Jose Mourinho. Selain itu, yang berstatus sebagai Presiden CPO adalah John Terry.
Nih, ketika Tuchel diresmikan sbg salah seorang pemilik saham di CPO. Dia menerima sertifikat dan beberapa kompensasi lain.
Sampai saat ini, beberapa mantan pemain yang tercatat sebagai pemilik saham di CPO adalah Pat Nevin, Steve Clarke, Marcel Desailly, Jimmy Floyd Hasselbaink, David Webb, Dennis Wise, dan Ray Wilkins.
Apakah kalian, supporter Chelsea di Indonesia bisa jadi pemilik saham dari CPO? Bisa. Silakan daftar saja di situsnya. Soal apa saja yang bisa didapatkan sebagai pemilik saham, bisa dicek juga di situs tersebut. Oh iya, harga saham dimulai dari 25 pounds atau sekitar Rp 502.000.
Terus bagaimana kok bisa supporter memiliki saham atas CPO? Singkatnya, pada awal 1990-an, pemilik properti Stamford Bridge dan sekitarnya bangkrut. Ken Bates lalu mengambil alih kepemilikan.
Tentu saja butuh dana besar mengambil alih stadion itu. Nah, saat itulah CPO dibentuk untuk menggalang dana. Para suporter pun ambil bagian membeli saham. Hingga kini, klub Chelsea berstatus menyewa ke CPO.
Agar tidak salah paham, membeli harga saham di CPO tidak kemudian akan mendapat dividen pada setiap akhir tahun. Kompensasinya berbeda. Dlm bentuk sertifikat khusus, tanda tangan pemain, ataupun hak suara, dll
Masih banyak yang pengen dijelaskan, tapi kelewat panjang melalui cuitan. Hikmahnya, kalo di Indonesia, suporter mau galang dana untuk bikin stadion, menarik. Bisa saja diwujudkan dg skema mirip ini.
Atau, mungkin suporter pengen mengambil alih klub. Bisa juga dengan skema mirip ini. Bayangkan deh, ada berapa banyak suporter Persebaya, atau Persib, atau Persija, atau Arema yang bersedia menanam saham Rp 100 ribu?
Kalau saja ada 100 ribu orang yang mau nanam saham Rp 100.000, maka akan terkumpul dana sebesar Rp 10.000.000.000. Kira2 duit segitu cukup gak buat akuisisi klub? Kalo belum cukup mungkin dg menaikkan harga atau memperluas jumlah pemegang saham.
Logikanya, dengan jumlah penonton di stadion yang rata2 mencapai 30 ribuan ke atas. Dengan harga tiket per laga Rp 50.000 atau lebih, sepertinya mengumpulkan Rp 100.000 dari 100.000 suporter bukan mustahil. Bahkan bisa jadi ada satu org bersedia beli lebih dari satu lembar saham
Sebenarnya ada skema lain yg tidak kalah menarik dan masuk akal terkait cara suporter bisa memiliki klub. Kita bahas besok aja ya. Udah berbuka puasa untuk area Surabaya dan sekitarnya nih. 🙏
Oh iya, inilah alasan kenapa beberapa tahun lalu Abramovich ingin bikin stadion baru di tempat lain gagal. Soale gak sampe 70 persen yg setuju pindah stadion. Kuat lah suporter Chelsea ini. Masak sih suporter di Indonesia gak mau niru 😎
Btw, di podcast ini aku jelasin juga soal skema lain suporter bisa memiliki sebuah klub.
Kisruh di Old Trafford dan Respons Manchester United
Kalo baca pernyataan klub, sikap mereka tenang dan pada paragraf kedua bagaikan memahami kegelisahan suporter. Tapi, paragraf ketiga patut jadi perhatian. Hukuman kepada fans yg kisruh di stadion bisa sangat berat.
A Thread
"Kami berterima kasih kepada polisi atas dukungannya dan akan membantu mereka dalam investigasi lanjutan".
Artinya, klub siap menyuplai data yg dibutuhkan polisi. Ingat, CCTV ada di mana2 dan tentu saja basis data penonton.
Ada banyak pelanggaran yg dilakukan dalam situasi suporter menyerbu lapangan. Bahkan, menginjak rumput stadion saja sudah jadi bagian yg berdampak hukuman berat. Sebab, ada regulasi berlapis yg mengatur itu. Apalagi yg merusak fasilitas
Benarkah kegagalan European Super League ini jadi kemenangan fans, sepak bola, ataupun UEFA?
.
Menurutku ini kemenangan dua sahabat: Agnelli dan Ceferin. Mereka berdua dapat yang mereka inginkan.
.
Ide Agnelli soal Swiss Model terpakai, UEFA bisa mengubah format UCL dg tenang.
Terus bagaimana dg para gembong Amerika yg jadi owner di klub-klub Premier League. Mereka pikir, ide ESL datang dari mereka. Demi terwujudnya bola Eropa ala bisnis Amerika. Bawa duit banyak. Mereka konseptor masa depan bola. Ternyata, ular punya agenda beda. Tetap ala Eropa.
Begitu menyadari bukan duit JP Morgan yg jadi daya tarik buat ular dari Italia, ya pada mundur teratur dong. Terus para fans yang heboh demo merasa ini kemenangan mereka. Maaf bung, ini kemenangan sistem baru untuk UCL dari ide si ular.
Saat publik bola disibukkan dg isu European Super League, pemecatan Jose Mourinho, jadi sedikit melupakan problematika bola lokal. Kalo soal lupa PSSI ultah sih ya udahlah. Di Surabaya, Persebaya bakal kebingungan nih. Sebab, harga sewa stadion naik 1.380 persen. Yuk kita bahas..
Ya, menurut sekretaris Persebaya Ram Surahman, berdasar pertemuan Komisi B DPRD Surabaya tadi, pemkot berencana menaikkan retribusi GBT menjadi Rp 444 juta untuk sekali pertandingan. Dulunya Rp 30 juta. Uwow.
Dg pemasukan yg rendah pada masa pandemi gini, itu biaya yg sulit digapai Persebaya. Kalau pun nanti udah boleh ada penonton, emang mau harga berapa tiket. Berat bung. Berat. Opsinya, cari stadion lain di luar Surabaya, bila ingin berhemat.
Saya pro dg European Super League. Saya dukung 12 klub yg melawan UEFA dan FIFA. Soal, alasan mengapa begitu, nanti deh dibahas di thread atau tulisan.
.
Intinya, saya gamau kayak aktivis Malang era 2000 yg demo nolak pembangunan MATOS, eh begitu mal jadi, ikut nongkrong juga.
Bagi yg kontra karena alasan breakaway league trus bandingin dg IPL, maka saya persilakan baca dan telusuri dulu jejak awal Premeir League di Inggris. Itu dulunya perlawanan thd FA loh.
Kalo ada yg sok meromantisasi kyak gini, juga kayaknya perlu menilik sejarah awal sepak bola modern. Ingat ya, sepak bola modern. Itu olahraga ningrat, dikuasai sekolah2 crazy rich Inggris. Kalo sejarah sepak bola sebelum era modern, ya bnyak klaim dan aturan ga jelas.
Komentator Seksis Gak Mutu
.
Kalo salah sebut nama pemain, udah biasa.
.
Salah identifikasi posisi, juga biasa.
.
Komen asal ya emang kebiasaan.
.
Tapi kali ini keterlaluan. Itu penghinaan terhadap penonton perempuan di tribun. Sangat seksis dan memalukan kau bung. 👎
Kadang saya pribadi suka bikin joke yg rada ngejek di tv, tapi umumnya bahas tim sepak bola. Yg saya pikir setiap orang punya persepektif masing-masing. Tapi, menghina kayak komen seksis gitu, menjijikkan ditampilkan di TV 👎
Aku denger aja ikut malu. Aku kurang paham sih siapa komentatornya. Tapi, akan makin memalukan kalo jurnalis. Selama ini sering sih kita denger komentator gak mutu, tapi ini levelnya bukan lagi gak mutu, melainkan menjijikkan. 👎
Ayo kita bahas soal gayamu yang menghakimi pak Dahlan Iskan.
.
Soal konten tulisan Corona, mungkin tak sepenuhnya aku setuju dg tulisan itu. Oke.
.
Tapi, kamu bukan bahas itu, kamu menghakimi tanpa pengetahuan. Sini kita bahas.
.
RAIMU KOYOK LEBIH TOP AE
Begini, ada beberapa tudinganmu yang menunjukkan kedangkalanmu. Dan, itu akan kubahas satu persatu di utas ini. Setelah itu bisa kita bahas soal –nyi ataupun terobosan bahasa. Tapi, itu ya silakan, karena soal selera dan ada landasan pikiran. Yg penting bahas tuduhanmu dulu.
Pertama, kamu tulis dampak dari penulis yang tidak mau diedit orang lain.
.
Pertanyaanku, apakah sepenuhnya kamu tahu itu. Atau cuma dengar aja dari orang lain? Ini kubantah. Sebab, aku pernah ngedit tulisan pak DI. Ya, edit, kebetulan soal sepak bola.