Bayangin kamu turun dr wahana itu. Jalan ke perbukitan di foto itu. Ke lembah yg tak ada namanya (bukan Cileungsi, El Paso, Greenwolves atau nama2 lain pemberian penghuninya). Rebahan, berteriak & lengang. Kelengangan yg sdh bermilyar2 tahun di tempat itu
Suasana spt ini adalah paling pas utk berfilsafat..mempertanyakan eksistensi dirimu (dan segalanya).
Kemiripannya dgn tempat asalmu (bumi) begitu menenangkan sekaligus mengerikan.
Kenapa?
Kemiripannya begitu menipu
Tp kengeriannya juga menenangkan.
Kenapa?
Tak ada tempat serupa yg terangkau teknologi manusia kini yg mirip bumi.
Tp ya bukan bumi. Jadi mirip wong Ngawi di Venezuela yg saat ketemu wong Jowo Suriname merasa begitu dekat tp dia tetap BUKAN indonesia!
Mirip jika kamu ditinggal mati kekasihmu & kamu terombang-ambing antara ingin melupakannya & rasa kangen yg menghebat, kamu pun mencoba mendekati saudara kembarnya.
Dia begitu mirip tp dia bukanlah si Dia.
Si Dia adalah dirinya sendiri sekaligus dirimu!
Keterbatasanmu sekaligus ketakberhinggaanmu. Kamu sementara sekaligus abadi.
Kamu terikat sekaligus bebas. Hanya saja pd situasi seperti ini, kebebasanmu lebih merisaukanmu daripada keterikatanmu (pada bumi asalmu)
Kamu MERASA sudah berjalan begitu jauh justru pada saat kamu MENYADARI bahwa terlalu sedikit langkahmu di alam semesta.
Satu perasaan yg tak kau dapati selama di bumi
Jika saat berada di planet baru perasaan gembira lebih mendominasimu karena MENGAMATI sesuatu yg baru dari pada diselimuti perasaan galau karena MENGALAMI sesuatu yg asing, maka kau berbakat jd saintis.
Jika sebaliknya, kau lebih pas jd filosof atau seniman
Apapun itu (pengalaman atau pengamatan), ini tetaplah menggairahkan. Orang2 suka berkata bahwa tidur adalah kematian kecil atau latihan mati. Tp bagiku perjalanan ke ruang angkasa (misal ke planet baru), lebih mirip latihan mati
Di atas sana, universal love lebih mudah dicari: cinta pd pengetahuan, kemanusiaan & peradaban..
Dan kamu mulai melihat perkelahian antarbangsa atau antaragama di bumi sbg kebodohan2 ala penghisap candu yg ketagihan...
Dan pd para manusia penjelajah pertama ke Mars kelak, inilah puisi untukmu, "Do not go gentle into that good night. Old age should burn & rave at close of day. Rage, rage against the dying of the light..." (Dylan Thomas) …duq-vusf-wordpress-com.translate.goog/2019/03/20/tha…
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Palestina sudah merdeka. Israel & sekutu2nya yg tdk mengakui. Sekarang kasusnya adalah pengakuan kedaulatan antara keduanya & perebutan wilayah serta ibu kota. Indonesia merdeka gak realistis krn bambu runcing?
Aku lbh percaya dongeng kancil nyuri timun.
Waktu era Bung Karno, hubungan Israel & Palestina adalah hubungan penjajah & jajahannya. Setelah KTT Rabin, Arafat & Clinton, Palestina sdh merdeka. Sebagian negara mengakui, sebagian tidak. Wis biasa! Israel-Palestina sekarang spt Indonesia-Belanda 1945-49
Gak percaya Palestina sdh merdeka? Masalahnya kini Israel belum ngakui (spt Belanda belum ngakui Indonesia sampai 1949), Hamas tak mengakui hak hidup Israel (Indonesia gak sampai minta Belanda lenyap dr muka bumi) & rebutan ibu kota officeholidays.com/amp/holidays/p…
Ini bukan fakta baru..& bahkan sudah sering diucapkan bahkan o/ pemimpin2 Palestina. Tp fakta ini tak pernah diterima karena tak emosional.
Pokoknya ini harus spt Islam VS Kristen + Yahudi + Komunis.
Titik didih emosinya di situ
Fakta bahwa sebagian pemimpin Palestina itu Kristen & Marxis atau Nasionalis Progresif (PLO itu anggota Sosialis Internasional) yg dari dulu banyak didukung Blok Timur (Khususnya Soviet & Jerman Timur) juga RRC itu bakal merusak skenario adonan emosinya
Pokoknya kata mereka ini harus Islam VS Kristen + Yahudi + Komunis...
Karena itu dalam soal Palestina VS Israel, saya lebih suka solusi kepala dingin yaitu solusi 2 negara demokratis yg berdampingan secara damai
Negara yg siap utk maju, pasti membangun ini. Ini berbasis foton (partikel cahaya). Sementara di Swedia, @sandokokosen sedang meriset hardware komputer kuantum berbasis sirkuit superkondukif
Sudah kusiapkan buku komputer kuantum khusus hardware-nya utk dibaca putriku (berbasis foton, sirkuit superkonduktor, ion-trap, berlian dll). Meskipun dia lebih suka belajar software & pengenalan algoritma kuantum (Deutsch-Josza, Shor, Grover & Vazirani)
Indonesia ini besar, tuips...Masa' gini2 aja kita ributnya?
Minimal ekonomi kita harus 5 besar lah, supremasi teknologi kita 5 besar lah..Juga kampus2 kita ada yg masuk 10 besar dunia lah (minimal untuk subyek2 spt pertanian, zoologi & biologi laut)
Relativitas Umum VS Mekanika Kuantum. Sampai kini gak bisa akur. Padahal keduanya secara eksperimen terbukti benar.
Bisa akur jika ada yg cari tahu ada apa di dalam Lubang Hitam (Black Hole).
Tp segalanya (ruang, waktu, cahaya & apapun) tak berbekas di sana
Satu2nya yg menggambarkan apa yg terjadi di Lubang Hitam adalah film fiksi ilmiah #Interstellar. Di sana Cooper masuk ke alam 4 dimensi (Tessaract) di mana ruang & waktu berlapis2 secara vertikal & horizontal spt di apartemen & masa lalu/depan spt kamar2nya
Saat di Tessaract (alam 4 dimensi), Cooper dapat instruksi dr makhluk 5 dimensi u/ kirim pesan ke makhkuk 3 dimensi (putrinya, Murphy) memecahkan Gravitasi Kuantum (paduan Relativitas Umum & Mekanika Kuantum!). Mungkin makhluk 5 dimensi itu Einstein & Bohr!
Salah satu akar konflik sosial di kalangan orang dewasa adalah mereka memelihara ketidaktahuan & kemelekatan (fanatisme) masa kanak2nya tapi tak merawat rasa ingin tahu dari masa itu...
Saat kecil di desaku, aku main ke rumah sahabatku. Saat ke rumahnya kulihat gambar seseorang membawa kambing kecil, kulihat kemudian patung orang itu dipaku kedua tangannya ke sebuah tiang, dgn rasa penasaran aku tanya, "Apa dia dihukum krn mencuri kambing?"
"Apa arti tulisan 'INRI' di kayu itu?". Orang tuanya yg mendengar lantas njawab, "Dia disalib karena orang itu mau menyelamatkan domba...".
Aku cuma mbatin "Oh dia dihukum orang jahat karena berbuat baik". Tak semua orang suka kita berbuat baik