Thread by @meyysi

RAHASIA BACAAN GUS DUR SAAT ZIARAH KUBUR

Guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok yg intens berziarah kubur. Bahkan setiap datang ke suatu tempat, yg pertama kali ia datangi adalah makam atau kuburan.

Pernah suatu ketika ia melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia dan langsung mencari makam orang pertama dalam lintas sejarah Suku Aborigin.

Makam2 orang penting dan berjasa dari yg paling terkenal hingga yg tidak pernah dikenal masyarakat, pernah Gus Dur kunjungi.

Bagi Gus Dur, interaksi orang yg masih hidup tidak hanya dgn orang2 yg masih berada di atas bumi, tetapi juga manusia2 di bawah liang lahat yg telah dipanggil Sang Kuasa.

Berziarah ke makam orang2 mulia bagi Gus Dur adalah sebuah keistimewaan spiritual.

Di saat bertemu dan berkunjung dgn sebagian orang yg masih sarat dgn kepentingan duniawi, berkunjung ke makam bagi Gus Dur merupakan washilah untuk menemukan bongkahan solusi dari setiap persoalan, karena baginya orang yg sudah meninggal sudah tidak mempunyai kepentingan apapun.

Sekilas bisa dipahami bahwa ada interaksi metafisik antara Gus Dur dengan ahli kubur. Gus Dur memang disebut mampu berinteraksi langsung dengan sosok yg diziarahinya. Lalu, apa rahasia bacaan Gus Dur saat berziarah kubur?

Suatu ketika, KH Husein Muhammad Cirebon berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya Jakarta. Ia bertemu dgn salah seorang sahabat karib Gus Dur, Imam Mudzakkir.

Ia pernah mondok bersama Gus Dur ketika Lirap, Kebumen, Jawa Tengah dan di pesantren lain: Tebuireng, Tegalrejo, dan Krapyak.

Imam Mudzakkir yg juga sudah wafat pada 2017 lalu ini menceritakan kepada Kiai Husein bahwa apabila berkunjung atau berada di suatu daerah, Gus Dur selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke kuburan para wali dan ulama setempat.

Diceritakan Imam bahwa Gus Dur duduk cukup lama di pusara yg ia ziarahi. Paling tidak selama satu jam hingga satu setengah jam.

“Beliau membaca tahil lalu membaca sholawat tidak kurang dari 1.000 kali,” ungkap Imam Mudzakkir almarhum. (KH Husein Muhammad, Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015)

Dinyatakan oleh Imam, Gus Dur juga tidak pernah absen membaca shalawat setiap harinya.

Setiap hari Gus Dur membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 1.000 kali. Bagi Gus Dur, shalawat merupakan jalan pembuka segala2nya setiap seseorang melakukan kebaikan, termasuk ibadah.

Kebiasaannya berziarah kubur ke makam orang2 mulia setempat merupakan upaya Gus Dur menjaga peradaban. Jasad seseorang boleh saja dikatakan telah tiada, tetapi pemikiran, teladan, dan jasa2nya penting untuk selalu diingat.

Kearifan orang2 penting di suatu daerah bisa saja hilang ketika masyarakat sekitar telah melupakan sosoknya sehingga ziarah sbg pengingat mempunyai energi positif.

Ketika berkunjung ke Daerah Tuban, Jawa Timur, tentu saja Gus Dur tidak melewati untuk berziarah ke makam Mbah Bonang dan KH Abdullah Faqih Langitan. Namun, ada sebuah makam wali di daerah tersebut yg tidak banyak diketahui masyarakat, yakni makam Mbah Kerto.

Hal itu diceritakan oleh Prof DR Muhammad A S Hikam dalam Gus Durku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita (2013). Setelah Gus Dur mengunjungi makam Mbah Kerto, tidak sedikit masyarakat yg akhirnya mengetahui salah seorang wali di Tuban tersebut.

Sehingga kearifannya bisa digalih lebih mendalam sebagai teladan baik bagi generasi masa mendatang.

Sumber : NUOnline