AMALAN AGAR CERDAS, KUAT INGATAN, MUDAH MENGHAFAL
.
Kadang suatu ilmu susah nempel di benak kita, atau seorang anak atau pelajar susah menghafal, sebentar-sebentar lupa.
Maka selain dibarengi giat belajar, Sayyidina Qutbil Wujud AlHabib Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid (Simthudduror) mengajarkan:
.
Yaitu meletakkan tangan kanan di atas kepala setiap kali selesai sholat sambil membaca ayat Al A'la
(Sabbihisma) dari awal dan ketika sampai pada ayat ke-6 "Sanuqriuka fala tansaa"
.
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰ
.
Diulang 7X dan lanjutkan hingga selesai surah.
.
Kemudian di tambah ayat dibawah ini:
.
*فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَع َ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ
.
"FA FAHHAMNAAHAA SULAIMAANA WA KULLAN ATAYNAA HUKMAN WA 'ILMAN WA SAKHKHORNAA MA'A DAAWUUDAL JIBAALA YUSABBIHNA WAT THOIIR" (1x).
.
Jika di terapkan untuk anak yang belum bisa baca maka orang tuanya yang baca, sambil tangan kanannya diletakkan pada kepala si anak, maka InsyaAllah akan mudah menyerap ilmu, gampang menghafal dan kita atau anak kita menjadi cerdas.
.
Wallahu A'lam
.
Guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok yg intens berziarah kubur. Bahkan setiap datang ke suatu tempat, yg pertama kali ia datangi adalah makam atau kuburan.
Pernah suatu ketika ia melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia dan langsung mencari makam orang pertama dalam lintas sejarah Suku Aborigin.
Makam2 orang penting dan berjasa dari yg paling terkenal hingga yg tidak pernah dikenal masyarakat, pernah Gus Dur kunjungi.
Bagi Gus Dur, interaksi orang yg masih hidup tidak hanya dgn orang2 yg masih berada di atas bumi, tetapi juga manusia2 di bawah liang lahat yg telah dipanggil Sang Kuasa.
Berziarah ke makam orang2 mulia bagi Gus Dur adalah sebuah keistimewaan spiritual.
Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu, setelah tamu-tamu pamit pulang, ketika datang seorang tua berpakaian petani, seperti baru saja mentas dari sawah.
Begitu sampai pintu rumah, dia buka tudung kepalanya dan dengan berjongkok dia mendatangiku.
Aku buru-buru mendapatkannya dan 'mendudukkannya' di sebelahku.
Dengan sangat sopan, dia memperkenalkan dirinya. (MasyaAllah, aku kaget setengah mati. Inikah tokoh yang selama ini diceritakan orang dengan berbagai sebutan, seperti Kiai Khos, Kiai Nyentrik, 'Kiai jalanan',
bahkan ada yang terang-terangan menyebutnya sebagai Wali? Kiai yang sering menolong orang dengan menyamar sebagai orang lain?). Selain ingin bersilaturahmi, tamu istimewaku itu minta izin
Ingatkah Anda pada lagu Bimbo "Ada Sajadah Panjang Terbentang"? Kalau anak milenial gak tahu lagu ini, itu wajar. Tapi generasi sebelum mereka pasti akrab dengan lagu itu. Biasanya tiap bulan puasa, lagu rohani itu sering ditanyakan di televisi.
Gus Nadir pernah menulis begini tentang lagu itu: "Lagu itu membuat saya merenung akan hubungan saya dengan Allah swt. Saya ingin tahu bagaimana sebenarnya posisi saya di sisi Tuhan."
Seorang sufi berkata, “jika Anda ingin tahu bagaimana posisi Anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati anda!”
"Saya pun mencoba melihat ke dalam hati saya. Bisakah saya merasakan Tuhan hadir di hati saya? Entahlah….Saya memang bukan seorang sufi.
Ibn Arabi yang dijuluki syekh terbesar dalam dunia tasawuf mengaku tiga kali ditemui oleh Nabi Khidr. Ijinkan kami untuk menceritakan ulang pertemuan pertama Ibn Arabi, yang digelari Doctor Maximus (Doktor terhebat) di Eropa pada abad pertengahan,
dengan Nabi Khidr, yang dalam al-Qur’an dikisahkan menjadi gurunya Nabi Musa.
Ibn Arabi saat itu masih nyantri pada gurunya Syekh ‘Uryabi di Sevilla, Spanyol. Syekh ‘Uryabi menceritakan kepada Ibn Arabi bahwa ia bertemu Rasul dalam mimpi.
Rasul kemudian mengungkapkan rahasia mengenai satu tokoh yang memiliki kedudukan yang tinggi. Ibn Arabi sebenarnya tidak mengenal langsung tokoh yang dianggap tinggi maqamnya tersebut, namun ia mengenal salah satu saudara tokoh itu.
Syahdan, ada kiai NU ahli qoidah fiqih yang sedang mencarikan menantu untuk untuk salah satu dari dua anak gadisnya, yang pertama jelek dan yang kedua cantik. Setelah melakukan proses pencarian yang teliti dengan berbagai pertimbangan,
akhirnya, ditemukanlah sosok ideal. Pria beruntung tersebut, sebut saja Gus Gaul yang intelek, ahli debat dengan kumis tipis nan romantis bertengger di atas bibirnya. Pada saat yang tepat, dipanggillah Gus Gaul itu ke rumah kiai tersebut. .
Kiai: "Gus.... njenengan mau saya nikahkan dengan putri saya, berkenan kan njenengan?" tutur Kiai sambil menyerutup kopi.
Gus : "Insyaallah, Kiai, karena saya sudah saatnya menikah." .