1 Keluarga tak mau direlokasi, walau sdh disediakan tanah & material rumah, dgn alasan dpt wangsit tuk menjaga desanya yg tenggelam akibat abrasi.
Sang kepala keluarga namanya Rukani (55), istri bernama Pasijah (50), serta 2 anaknya tetap bertahan di desa Bedono, Sayung, Demak.
"Diparingi tanah teng cedak ratan, Ken mbangun pun disediani pasir, semen, bata, artane sejuta. Tapi kula boten purin." Ungkap Pasijah.
Sang istri mengaku sdh dpt wangsit agar tetap berada di puing2 rumahnya dan menjaga desanya, meski kini sejauh mata memandang hanya pohon bakau
Utk menyambung hidup, mereka membuat persemaian bibit mangrove/bakau. Bibit yg sdh siap tanam biasanya dipesan oleh dinas kelautan, para pemerhati lingkungan, maupun warga pesisir dari berbagai tempat di Jateng. Tiap bibit dihargai Rp500-1000.
"Hasile kangge maem sekeluarga. Ngge sangu lare sekolah, kalih ngge tumbas pulsa. Sakniki sekolahe ngge hp kedahe wonten arta ngge tumbas pulsa." Tutur Pasijah sambil menyorongkan kayu ke dlm tungku.
Selain membuat persemaian bibit mangrove, sang suami juga menjadi mencari ikan yg hasilnya dijual ke pasar Sayung dan juga dikelilingkan ke tiap kampung.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh