Kalau ribut dengan pelanggan,
Walaupun kita menang,
Pelanggan tetap akan lari.
Kalau ribut dengan rekan sekerja,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi semangat bekerja dalam tim.
Kalau kita ribut dengan boss,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi masa depan di tempat itu.
Kalau kita ribut dengan keluarga,
Walaupun kita menang,
Hubungan kekeluargaan akan renggang.
Kalau kita ribut dengan guru,
Walaupun kita menang,
Keberkahan menuntut ilmu dan kemesraan itu akan hilang.
Kalau ribut dengan kawan,
Walaupun kita menang,
Yang pasti kita akan berkurang jumlah kawan.
Kalau ribut dengan pasangan,
Walaupun kita menang,
Perasaan sayang pasti akan berkurang.
Kalau kita ribut dengan siapapun,
Walaupun kita menang,
Kita tetap kalah…
Yang menang cuma ego diri sendiri,
Itu hanyalah kemenangan semu!
Yang susah adalah mengalahkan ego sendiri.
Namun, jika kita mampu menaklukkan diri sendiri, maka ia adalah pemenang sejati.
Apabila menerima teguran, tidak perlu marah, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Istilah2 Sakral Yang Telah Dinodai & Dicuri Oleh Perompak Bertopeng Agama
Hizbut Tahrir Indonesia adlh ormas pemberontak bertopeng agama & pengasong khilafah memang sdh dibubarkan oleh pemerintah. Tetapi gerakan & ideologi mereka msh ada dan terus bergentayangan di sekitar kita.
Mereka lebih mengemas diri dengan simbol-simbol agama untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat. Inilah liciknya pemberontak dengan kedok agama untuk membuat keributan di Indonesia yang sudah aman dan damai, negeri nan indah yang diakui dunia internasional.
Keindahan tak melulu hanya melulu penampilan dan rupa yang cantik. Deretan huruf dan rangkaian kata juga merupakan jenis keindahan yang mampu menghadirkan ‘sense of beauty’ yang menyejukkan dan mampu menyihir pembacanya ke alam lain.
Sedari awal, organisasi yg didirikan oleh para kiai pesantren ini berupaya memperkuat substansi & praksis keagamaan dlm membangun bangsa & negara secara bersama-sama. Substansi yang terkandung dalam Pancasila telah sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang perlu diperjuangkan.
Pancasila dirancang sebagai ideologi pemersatu sehingga substansinya harus mampu mengakomodasi seluruh rakyat Indonesia yg terdiri dari berbagai macam suku, agama, etnik, dan lain-lain.
Substansi ini yg perlu digali
sehingga Pancasila dapat diterima sebagai asas.
Nasionalisme itu bukti cinta dan syukur kita kepada Tuhan.
Bagaimana mungkin warga negara yang lahir di Indonesia, KTP pun jelas berpenduduk di wilayah yang berada di NKRI, serta mencari nafkah di Indonesia, namun ia tidak mau mengakui pilar-pilar kebangsaan Indonesia.
Ada yg tak mau mengakui Pancasila & UUD'45.
Ada yg tak mau hormat kpd sang saka merah putih.
Yg terkini ada yg tak mau ikut menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' yg dianggap bukan tradisi mereka, dan merasa bahwa itu hak mereka, krn menganggapnya itu mulut mereka sendiri.
Ironisnya, hal itu muncul dari tokoh-tokoh yg memiliki pengikut banyak, dan suaranya bisa mengandung unsur ajakan. Padahal yg namanya tokoh masyarakat dan tokoh agama seharusnya jauh lebih paham dan mengerti betapa pentingnya sebuah nasionalisme.
Dahulu...
Saat masih sekolah dasar (SD) setiap kali nenek selesai masak, beliau menyuruh saya mengantar makanan untuk minimal dua orang tetangga di kanan kiri rumah. Nenek tak pernah memberikan makanan sisa untuk tetangga.
Memang tidak setiap hari beliau memberi makanan, paling seminggu dua atau tiga kali. Setelah saya sekolah SMP, ibu bilang pada saya tentang kebiasaan nenek;
"Ingat ya Nak, kalau niat mau memberi makanan pada tetangga, beri yang baru kita masak, bukan yang sudah sisa dengan alasan dari pada dibuang. Tetangga yang hidupnya susah itu bukan tempat sampah!"
Guru Ngajiku
Mungkin guru ngajiku seorang ustadz yang sederhana.
Tidak rupawan, tidak ahli ceramah, tidak bergaji.
Tidak punya gelar pendidikan.
Tidak dikenal banyak orang.
Tidak pernah tampil di TV, radio dan koran.
Penampilannya sering dianggap kampungan.
Di mata dunia, beliau tidak diperhitungkan.
Tapi jasa-jasa luar biasa dari guru ngajiku tidak bisa dinilai dengan apapun.
1. Jika iman adalah jalan keselamatan, ketenangan dan kebahagiaan dunia akhirat, guru ngajiku adalah orang yang menanamkannya padaku.
2. Jika isi otak, hati dan jiwa manusia lebih utama daripada isi perut manusia. Guru ngajiku adalah orang yang telah mengisi ilmu dan ruhiyah otak, hati dan jiwaku.