Cerita perjalanan von Koenigswald dari Bandung ke Ngandong ini menarik, meskipun hanya dua halaman saja dalam bukunya. Kita bisa membayangkan kondisi Ngandong dan sekitarnya seperti apa. Dua jam jalan kaki dari Ngawi menembus hutan Kendeng. Bisa jadi film dokumenter yang menarik
Untuk sampai Ngawi saja harus naik dokar setengah jam dari stasiun terdekat (Paron). Asisten Residen di Ngawi kemana nih, kenapa tidak ada pengawalan seperti saat mengantar Hrdlicka ke Trinil
Di hutan Kendeng ketemu orang Kalang yang menurut orang Jawa saat itu keturunan kera, karena berekor (?). von Koenigswald sendiri tidak melihat perbedaan signifikan antara orang Kalang dan Jawa. Tapi dia menduga orang Kalang termasuk kelompok etnolinguistik yang lebih tua
Sepanjang perjalanan mereka hanya bertemu satu-dua kampung di bantaran Bengawan Solo. Di Kampung Ngandong sendiri hanya ada beberapa rumah. Satu-satunya orang yang benar-benar tinggal di kampung adalah mantri Dinas Kehutanan yang menjaga gerobak kayu. Masih ada kantornya
Rumah ini dijadikan laboratorium dan tempat pengumpulan fosil sementara, sebelum dikirim ke Bandung. Lokasi ekskavasi tidak jauh dari kantor tersebut, sekarang jadi tegalan tebu. Ada dokumentasinya di penelitian Ngandong yang terakhir (Yan Rizal et al 2020)
Dari situs Ngandong kalau melihat ke seberang Bengawan Solo ada situs penting lainnya, yang tidak sempat diteliti waktu itu, karena keburu krisis ekonomi. von Koenigswald dipensiun dini karena semua warga Jerman harus segera angkat kaki. The rest is history...
Setelah tidak menjadi pegawai Jawatan Geologi, von Koenigswald mulai penelitian mandiri sejak 1934. Mulai dari Sangiran, Bandung, Mojokerto dan Pacitan, menemukan gigi early Homo sapiens di Punung (yang hilang di museum). V. K. di Punung, Juni 1936
Penelitian von Koenigswald yang penting tapi lambat follow-up. Pegunungan Sewu, dgn jejak manusia sejak 300 ribu tahun lalu. Hunian tetap di Song Terus sejak 80 ribu tahun lalu, Tabuhan 60 ribu tahun lalu. Ini bikin was-was ilmuwan Eropa-sentris
Mau dibilang buatan Homo erectus, mereka kadung yakin erectus sudah punah. Mau dibilang buatan sapiens, terlalu dini keberadaannya. Dilema.
Anda-anda yang masih muda dan berminat mengungkap misteri ini, belajarlah analisis paleoproteomik. Hanya ini yang bisa membuka banyak sekali misteri manusia purba yang hidup di wilayah tropis.
Inti dari ocehan ini sebenarnya tentang status Homo soloensis dan manusia di pegunungan Sewu itu. Apakah keturunan sejenis erectus, early sapiens, atau sebenarnya 'southern Denisovan' yang sedang dicari para peneliti dunia itu
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Contoh perawakan fisik tidak bisa jadi pijakan yang kuat: Liangdao, Man Bac, Mai Da Dieu, Mai Da Nuoc, Gua Cha, Gua Harimau, Nikobar, secara genetik ikut 'Austronesian' dan 'Austroasiatic farmers'
Contoh lain, ketika sekuensing genome Rampasasa, dari 32 sample dipilih 10 berdasarkan tinggi badan yang rata² lebih pendek. Ternyata garis maternalnya sebagian dari petani Neolitik daratan Asia. Hanya satu garis maternal lokal. Akhirnya tidak menemukan yang dicari
13 Juni 1932, the discovery of Ngandong Skull VI (now known as Ng 7). Panudju recognized the skull as hominin, stopped the excavation and carefully covered it with sand and marked the place with leaves, giving ter Haar and von Koenigswald the chance to witness it in situ
"Ter Haar began to dig carefully with his hands, while I took photographs. Unfortunately, I was so excited that most of the shots were under-exposed... the cranium itself was still embedded in the gravel." von Koenigswald, in Meeting Prehistoric Man (1956)
It was the first excavation of a human skull at which von Koenigswald had personally assisted, and turned out to be almost complete of the calvariae. He photographed Ngandong VI in place on 19 June 1932, surrounded by 17 non-hominin specimens
'We aren’t even sure when the Denisovans died out, with limited DNA evidence even suggesting they may have survived in New Guinea or its surrounding islands until 15,000-30,000 years ago.' sciencefocus.com/science/deniso…#Sahul#Denisovan
Jejak keturunan Sahul Denisovan masih lebih tinggi di daratan Papua Nugini dibanding kepulauan sebelah timurnya (New Britain). Sejauh ini, tertinggi di area Utara (Madang), Papua Barat (Kombai/Korowai) dan pegunungan Timur PNG.
Kemungkinan tinggi: Una-Ketengban-Yali
Jejak keturunan Sahul Denisovan absen di populasi Wallacea, membuktikan sharing keturunan genetik / uniparental markers dengan Australo-Papuan bukan produk migrasi ke arah barat pada periode Holocene, seperti yang diklaim barudak linguistik.
Franz Weidenreich tidak pernah ikut menemukan fosil di Jawa, hanya menganalisis ketika diungsikan ke Amerika. Holotype Meganthropus ditemukan thn 1941, paratype 1936 & 1939 dst. No 3 = No 7. Fosil mana ditemukan pada abad ke-18?
1 November 1980. Fossils of three human teeth and the left part of a mandible with two molars on it were found by Huang Wanpo of the IVPP at Longtandong in Hexian county, eastern China. All the hominin fossils were found in layer 4, dated between 387-437 Kya (could be younger)
Only two Early Pleistocene Sangiran specimens
(S6a and S9) are thicker than the Hexian mandible. Few EP Sangiran specimens (S5, S8, and S9) have a corpus thickness similar to Hexian mandible. But wait, those are all #Meganthropus 😕 doi.org/10.1002/ajpa.2…
Two Asian fossil assemblages with similar lower second molar crown diameters to Penghu 1, Hexian and older Sangiran, include three M²s (PA837, S4, S27) of comparable crown length and breadth to the Denisovan molar doi.org/10.1038/ncomms… (supp. note)