“Sebab rahmat dari Allah engkau bersikap lemah-lembut kepada mereka. Seandainya engkau kasar dan keras hati (jahat), mereka akan pergi meninggalkan engkau. Maafkanlah mereka. Mohonkan ampun untuk mereka.
Bermusyawarah lah dengan mereka dalam berbagai perkara. Jika engkau sudah punya kebulatan tekad, tawakal lah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang tawakal.” (QS. Ali Imran: 159).
Modal dakwah: 1. Rahmat (kasih-sayang). 2. Pemaaf. 3. Doa mohon ampun untuk masyakarat. 4. Musyawarah (demokratis). 5. Tawakal.
Jika lima modal ini anda penuhi, maka anda akan menjadi tuntunan. Yang kasar, mudah marah, mudah membenci dan memprovokasi, tidak akan jadi tuntunan, tapi hanya jadi tontonan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Halo Pak Taufik. Saya salah satu audiens waktu bapak ceramah di syukuran kantor baru saya di SCBD Mei lalu.
Ceramah bapak jadi awal saya mengenal Islam yang berbeda dengan apa yang saya tahu selama ini. Yang mana Islam seperti itu membuat saya mogok mempercayai Allah.
Setelah ceramah Bapak, saya jadi banyak baca kajian yang selow dan ilmiah seperti Pak Quraish, Gus Mus, alm.Gus Dur, alm. Nurcholis Majid, alm. Jalaluddin Rakhmat, dan Pak Haidar Bagir.
Menurut saya, kita harus tahu dulu siapa Ustadz Khalid Basalamah. Apa aliran keagamaannya. Kita tidak boleh menolak orang atas dasar tidak suka atau benci.
Khalid ini termasuk ustadz Salafi-Hijazi: prinsipnya adalah melakukan purifikasi Islam, tapi mereka tidak anti terhadap pemerintah. Jangankan menentang, nyinyir terhadap pemerintah saja haram menurut pandangan Salafi-Hijazi ini.
Sejak subuh tadi, saya teringat satu bait syair yang sangat saya hapal sejak di pesantren dulu. Bait syair ini ada di dalam kita Matan Zubad, karya Ibnu Ruslan Asy-syafii:
وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ – أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ
"Setiap orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amal-amalnya akan ditolak, tidak akan diterima."
Dulu kami memahaminya sangat sederhana: bahwa orang ibadah tanpa ilmu, maka ibadahnya sia-sia.
Ternyata makna bait syair ini tidak sesederhana itu. Ini menunjukkan betapa pentingnya orang beragama didasari oleh ilmu-ilmu keagamaan yang benar.
Tapi didasari ilmu, keberagamaan menjadi gersang dan tidak menyenangkan.
Abu Mas’ud Al-Anshari berkata, “Ada orang datang kepada Nabi Saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak jadi ikut melaksanakan shalat subuh (berjamaah) karena lamanya shalat yang dilakukan oleh fulan bersama kami.’
Nabi tampak tidak suka kemudian bersabda, ‘Wahai manusia, di antara kalian sungguh ada orang-orang yang membuat orang lain lari...
Barangsiapa shalat bersama orang lain (sebagai imam), hendaknya ia meringankannya. Sebab, di antara mereka ada orang tua, orang lemah, dan orang yang memiliki keperluan.’” (HR. Ad-Darimi).
Diriwayatkan oleh Abdul Wahab ibn Abdul Majid Ats-Tsaqafi. Dia bercerita:
Aku pernah bertemu dengan tiga orang laki-laki dan satu perempuan yang sedang mengusung keranda berisi jenazah.
Aku lantas meminta perempuan itu tidak usah ikut mengusung, biar aku menggantikannya. Sesampainya di pekuburan, kami menshalati jenazah itu, kemudian menguburkannya. Selesai prosesi penguburan, aku bertanya pada perempuan tersebut, "Siapa jenazah itu?...
Mengapa hanya kalian berempat yang mengiringi penguburannya? Apakah kamu tidak punya tetangga?"
Perempuan itu menjawab, "Dia putraku. Tetangga kami banyak, tapi tidak ada yang mau mengiringi jenazah putra saya ini."
Bukan ular kepala dua, tapi kupu-kupu gajah; jenis kupu-kupu terbesar di bumi.
Kupu-kupu gajah adalah sejenis ngengat bertubuh besar yang menyebar di wilayah tropika dan subtropika Asia Tenggara.
Banyak ditemukan di kepulauan Nusantara. Dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai atlas moth.
Ngengat atlas kerap dianggap sebagai ngengat terbesar di dunia karena luas permukaan sayapnya yang mencapai 400 cm².
Rentang sayapnya pun termasuk salah satu yang terlebar, yaitu berkisar antara 25-30 cm. Tubuh ngengat atlas berukuran relatif kecil jika dibandingkan sayapnya dan lebih banyak aktif pada malam hari.