Abu Mas’ud Al-Anshari berkata, “Ada orang datang kepada Nabi Saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak jadi ikut melaksanakan shalat subuh (berjamaah) karena lamanya shalat yang dilakukan oleh fulan bersama kami.’
Nabi tampak tidak suka kemudian bersabda, ‘Wahai manusia, di antara kalian sungguh ada orang-orang yang membuat orang lain lari...
Barangsiapa shalat bersama orang lain (sebagai imam), hendaknya ia meringankannya. Sebab, di antara mereka ada orang tua, orang lemah, dan orang yang memiliki keperluan.’” (HR. Ad-Darimi).
Dalam riwayat lain, Muadz ibn Jabal menjadi imam shalat Isya. Ia membaca surah panjang yang membuat seorang pemuda memisahkan diri (mufaraqah), kemudian melanjutkan shalat sendiri.
Peristiwa ini sampai kepada Nabi, kemudian Nabi menegur Muadz, “Apakah engkau ingin menjadi tukang fitnah (membuat orang enggan shalat berjamaah)?”
Ada pesan penting yang terkandung dalam hadis tersebut: betapa Nabi Muhammad Saw. sangat berkepentingan menjaga citra Islam. Nabi tidak ingin orang lari dari ajaran Islam, hingga dalam shalat seorang imam sangat dianjurkan untuk tidak memperpanjang bacaan ayat.
Mencitrakan Islam sebagai agama yang baik dan disukai oleh manusia itu menjadi prioritas. Nabi tidak suka pada sahabat (imam) yang memperpanjang bacaan ayat dalam shalat, karena hal itu nyatanya membuat orang menjadi enggan ikut berjamaah.
Ini baru soal memperpanjang bacaan ayat yang jika dilakukan oleh seorang imam pun tidak ada larangannya alias tidak berdosa. Namun, perbuatan itu dinyatakan sebagai sesuatu yang membuat orang lari dan menjadi tidak tertarik pada shalat berjamaah (ajaran Islam).
Bagaimana lagi dengan sikap dan perilaku orang-orang yang intoleran, ekstrim dan terbelakang yang sering mengatasnamakan Islam? Masih anda anggap biasa saja?...
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Diriwayatkan oleh Abdul Wahab ibn Abdul Majid Ats-Tsaqafi. Dia bercerita:
Aku pernah bertemu dengan tiga orang laki-laki dan satu perempuan yang sedang mengusung keranda berisi jenazah.
Aku lantas meminta perempuan itu tidak usah ikut mengusung, biar aku menggantikannya. Sesampainya di pekuburan, kami menshalati jenazah itu, kemudian menguburkannya. Selesai prosesi penguburan, aku bertanya pada perempuan tersebut, "Siapa jenazah itu?...
Mengapa hanya kalian berempat yang mengiringi penguburannya? Apakah kamu tidak punya tetangga?"
Perempuan itu menjawab, "Dia putraku. Tetangga kami banyak, tapi tidak ada yang mau mengiringi jenazah putra saya ini."
Bukan ular kepala dua, tapi kupu-kupu gajah; jenis kupu-kupu terbesar di bumi.
Kupu-kupu gajah adalah sejenis ngengat bertubuh besar yang menyebar di wilayah tropika dan subtropika Asia Tenggara.
Banyak ditemukan di kepulauan Nusantara. Dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai atlas moth.
Ngengat atlas kerap dianggap sebagai ngengat terbesar di dunia karena luas permukaan sayapnya yang mencapai 400 cm².
Rentang sayapnya pun termasuk salah satu yang terlebar, yaitu berkisar antara 25-30 cm. Tubuh ngengat atlas berukuran relatif kecil jika dibandingkan sayapnya dan lebih banyak aktif pada malam hari.
Salah satu cabang iman, dalam akidah Ahlusunnah wal Jamaah, adalah percaya akan adanya pertanyaan dua malaikat di alam kubur. Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya pada orang yang baru dikuburkan tentang akidah:...
siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Apa agamamu? Apa kitabmu? dll. Ada sebagian orang yang meyakini bahwa pertanyaan akan disampaikan dengan bahasa Arab.
Namun, dalam kitab ad-Durr Al-Farid fi Aqa’idi Ahli at-Tauhid (Syaikh Ahmad ibn as-Sayyid Abdurrahman an-Nahrawi), ditegaskan bahwa Munkar dan Nakir bertanya menggunakan bahasa orang yang bersangkutan.
Saya membaca Al-Qur’an. Saya buka surat Al-Baqarah. Isinya dibuka dengan klasifikasi tiga golongan. Golongan pertama, kaum mukmin, dijelaskan dengan empat ayat (2-5). Golongan kedua, kaum kafir, dijelaskan dengan dua ayat (6-7).
Golongan ketiga, kaum munafik, dijelaskan dengan 13 ayat (8-20). Kaum kafir terdiri dari dua golongan: kaum musyrik pagan dan musyrik Ahlul Kitab. Kaum munafik adalah mereka yang pura-pura memeluk Islam, padahal hatinya ingkar.
Mereka juga terdiri dari kaum musyrik pagan dan Ahlul Kitab. Ahlul Kitab, yang paling sengit memusuhi Nabi, adalah kaum Yahudi. Mereka keturunan Ibrahim, dari jalur Ya’qub, alias Israel. Alqur’an menyebut mereka sebagai Bani Israel.
Ada yang tanya: bolehkah kita berdoa (meminta) agar hal yang mustahil terjadi? Contoh: doa agar bisa terbang. Jarak yang seharusnya memakan waktu satu jam, kita meminta (berdoa) agar bisa menempuhnya hanya 20 menit. Dan lain-lain.
Jawab:
Dalam berdoa tidak boleh “kurang ajar” terhadap Allah. Abdullah ibn Mughaffal pernah mendengar putranya berdoa seperti berikut:
اللهم إني أسألك القصر الأبيض عن يمين الجنة إذا دخلتها . فقال: أي بني سل الله الجنة ، وتعوذ به من النار ، فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: إنه سيكون في هذه الأمة قوم يعتدون في الطهور والدعاء
Laki-laki itu lunglai. Menyandarkan badannya di bangku di sebuah taman. Hampir putus asa karena utangnya yang besar. Dia membayangkan perusahaannya pasti bangkrut. Dia tidak dapat berpikir lagi bagaimana cara melunasi utang-utangnya. Kesedihan yang sangat mendalam.
Tiba-tiba datang seorang kakek kepadanya. Kakek tua itu berkata, “Aku melihat dirimu sedang gelisah dan sedih sekali. Ada apa?”
Laki-laki itu lantas menceritakan masalah yang dia hadapi.
Kakek tua, “Aku pasti bisa membantumu keluar dari masalahmu…”
Kakek itu mengeluarkan selembar cek, menuliskan nama laki-laki itu, dan menuliskan sejumlah 500 ribu Dolar. Di bagian bawah cek itu ada tanda tangan dan nama “John D. Rockefeller”, orang kaya Amerika pada tahun 1839-1937 karena bisnisnya di bidang perminyakan.