Kalau di Kamboja ada Killing Tree, di Indonesia ada Hemelboom atau "Pohon Surga", tepatnya di Ereveld, Ancol, Jakarta.
Pohon yang kini tersisa batang dan dahannya ini merupakan lokasi eksekusi 200 serdadu Belanda dan pribumi pro Belanda oleh tentara Jepang era Perang Dunia II
Kalian pernah kepikiran rekreasi sejarah ke pemakaman ga mwvers? Mungkin masih belum banyak yang kepikiran ya. Terlebih, pemakaman terkesan angker dan suram.
Salah satu lokasi pemakaman yang bersejarah sekaligus bisa untuk rekreasi yg edukatif ini ada di Ereveld, Ancol. Ereveld sendiri adalah pemakaman yang dikelola dan dibiayai perawatannya oleh Belanda langsung walaupun berada di Indonesia.
Yang dimakamkan disini biasanya adalah para petinggi dan tentara Belanda yang meninggal di Indonesia, maupun penduduk pribumi pro Belanda.
Ereveld sendiri ada di banyak lokasi, salah satunya yg kita bahas kali ini adalah Ereveld di Ancol.
Salah satu spot yg bersejarah disini, adalah keberadaan pohon mindi mati yang hanya tersisa potongan batang dan dahannya saja lalu diawetkan dan diberi nama "Hemelboom" atau yg jika diartikan, berarti "Pohon Surga".
Hemelboom ini menjadi saksi bisu eksekusi setidaknya 200 orang tentara Belanda dan rakyat sipil pro Belanda oleh tentara Jepang dalam periode perang dunia II.
Tulang belulang dan pusara para korban baru dicari setelah Jepang hengkang dan perwakilan Belanda datang untuk mencari tentaranya yg hilang. Salah seorang tukang sapu yg bisu dan tuli jadi juru kunci penemuan lokasi pembantaian ini dikarenakan ia sering melihat rombongan tentara-
-Jepang yg membawa tentara Belanda dan pribumi untuk dieksekusi di dekat sebuah pohon mindi di tengah rawa rawa yang kini menjadi lokasi Ereveld Ancol berada.
Di batang pohon tersebut terdapat prasasti bertuliskan Hemelboom (pohon surga) yang memuat penggalan puisi “For The Fallen” karya seorang penyair Inggris, Laurence Binyon yg isinya :
"They shall not grow old (mereka tidak akan menjadi tua)
As we that are left grow old (seperti kita yg tersisa menjadi tua)
Age shall not weary them (usia tidak akan melelahkan mereka)
Nor the years condemn (atau tahun tahun yang mengutuk)
At the going down of the sun and in the morning (saat terbenamnya matahari dan di pagi hari)
We shall remember them (kita akan mengingat mereka)
We shall remember them” (kita akan mengingat mereka)
(Antjol, 1942-1945)
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, dikenal sebagai tokoh yang sangat dekat dan sempat hendak membuka hubungan antara Indonesia dengan Israel. Hal ini membuat beliau mendapatkan sebutan "Sahabat Israel dari Dunia Islam".
Saat itu banyak orang yg mengecam Gusdur sebagai antek Zonis, namun sebagian lagi yakin Gusdur memiliki siasat dan maksud tersendiri dibalik sikap baiknya pada Yahudi Israel.
Gw percaya, sebuah foto memiliki energi residual tertentu yg bisa bikin kita gelisah, mual, atau tiba2 nangis padahal gatau konteks dibaliknya. Fotonya aja yg ngasih "cerita" dengan hanya kita lihat..
2 foto yg menurut gw paling emosional banget dgn hawa yg berbeda adalah ini :
Tanpa baca komentar yg lain, apa yg kalian rasain waktu liat foto pertama dan kedua? Coba sebutin apakah ada sesuatu yg kalian rasakan dari foto itu dan apa kejadian di baliknya. Nanti 20.30 gw jelasin satu satu, tapi coba rasa rasain dulu aja
Kita mulai dari yang kanan dulu ya, itu adalah foto kamar mandi di dalam Bunker Kaliadem, Merapi, Yogyakarta. Ada 2 org terjebak di dalam bunker itu saat menyelamatkan diri saat Merapi meletus tahun 2006 lalu.
Di Kamboja, terdapat sebuah pohon yang disebut "Killing Tree". Dahulu, saat terjadi pembantaian rakyat oleh Khmer Merah, pohon ini digunakan sebagai tempat eksekusi bayi dan anak anak dari para tahanan.
Bayi bayi tersebut akan dihantamkan ke pohon tersebut hingga tewas
Disebutkan, alasan eksekusi terhadap bayi dan anak anak ini dikarenakan pasukan Khmer Merah khawatir, kelak akan timbul gelombang balas dendam dan pemberontakan dari anak anak ini saat mereka telah dewasa.
Tepat di samping Killing Tree tersebut, terdapat sebuah pemakaman masal yang diisi oleh rangka manusia yang masih bayi dan balita. Mereka adalah para korban yang dihabisi dan ditemukan jasadnya berceceran di sekitar pohon tersebut.
AKHIR TRAGIS HAKIM SYAFIUDIN KARTASASMITA AKIBAT "MENGGANGGU" KELUARGA CENDANA
a thread
Syafiuddin Kartasasmita, lahir di Jakarta pada 5 Desember 1940. Beliau yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini kerap mengadili perkara-perkara besar yang "berisiko tinggi", karena menyangkut nama nama penting dan berkuasa.
Hakim Syafiuddin pernah menangani perkara dugaan korupsi terkait yayasan milik Sang Smiling General. Tak ayal, hakim yang satu ini memang disebut sebut sebagai “spesialis" kasus-kasus terkait Orde Baru.
Bukan gw, tapi rekan kerja dosen. Tugasnya ngecek suhu dan pressure tanki2 raksasa tempat pengolahan bahan kimia. Seharusnya, tanki ini dihilangkan trap gasnya, baru bisa dibuka. Saat itu doi lupa cek, main buka aja, meledak. Badannya kelempar ke udara, nyampe tanah udh ga utuh
Lebih detailnya, jadi tugasnya mendiang ini adalah pengawas operator gitu Dia ngecek suhu dan pressure tanki ini keliling. Biasanya, semua tanki pas dia cek udah ready buat dibuka. Tapi doi tetep rajin ngecek2in walaupun udah tau pasti udah ready.
Nah pas hari H ini, entah kenapa dia ga ngecek. Posisi tangkinya gede ya, yg ada tuas putarnya gitu diatasnya dan posisi dia berdiri tepat di atas tuas itu. Kejadiannya udah lama, karena dosen gw yg cerita inipun udah sepuh.
Mohon ijin mau share pengalaman, sekaligus kebingungan yang sampai sekarang saya rasakan. Karena jujur saya orangnya rasional dan sumpah dari dulu gapernah dapet gangguan sama sekali,
walaupun udah sering ikut kegiatan kemah ataupun diklat, tapi baru kali ini saya jadi agak percaya sama hal seperti itu dikarenakan rasional saya tidak bisa menjelaskan apa yg saya alami sendiri..