Salah satu adab minum adalah dilarang bernapas di dalam wadah dan juga dilarang meniup-niup saat minum. Adab ini kadang tidak diperhatikan oleh kita karena ingin buru-buru segera menikmati minuman yang sedang panas.
Padahal menunggu sebentar atau tanpa meniup-niup, itu lebih selamat bahkan lebih sehat, karena perlu diketahui bahwa saat meniup-niup seperti itu, sejatinya udara yang kita keluarkan adalah udara yang tidak bersih (karbon dioksida). Dengan alasan inilah Nabi melarangnya.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata, “Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?”
Lanjutan hadis 👇🏻
Beliau bersabda, “Tumpahkan saja.” Ia berkata, “Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan napas.” Beliau bersabda, “Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat minum) itu dari mulutmu.” (HR. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3: 26).
Perlu diketahui, saat meniup minuman, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida yang dilepaskan bereaksi dengan partikel air (H2O) di dalam minuman dan menghasilkan pembentukan asam karbonat (H2CO3).
Jika kita mengonsumsi minuman yang mengandung Dalcooam H2CO3 (asam karbonat), itu dapat menyebabkan keasaman dalam darah menjadi lebih asam daripada pH dalam darah. Kondisi ini disebut asidosis.
Efeknya adalah napas menjadi lebih dalam dan lebih cepat ketika tubuh mencoba mengurangi kelebihan asam dalam darah dengan menurunkan karbon dioksida. Selain itu, ginjal mencoba menetralisir kondisi tersebut dengan mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin.
Akan tetapi, ketika di dalam tubuh menggunakan H2CO3 dalam jumlah besar, ginjal tidak lagi berfungsi karena asidosis parah.
Semoga kita bisa mempraktikkan adab sederhana ini untuk tidak meniup dan bernapas dalam gelas saat minum.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Benarkah bahwa lebaran anak yatim itu jatuh pada tanggal 10 Muharram atau yang lazim kita sebut hari Asyura?
Simak penjelasannya dalam thread berikut:
Hadits yang kami sertakan dalam gambar di atas menjadi motivatasi utama masyarakat untuk menyantuni anak yatim di hari Asyura. Sehingga banyak tersebar di masyarakat anjuran untuk menyantuni anak yatim di hari Asyura.
Bahkan sampai menjadikan hari Asyura ini sebagai hari istimewa untuk anak yatim.
Namun sayangnya, ternyata hadits di atas statusnya bermasalah dan mendapat kritikan dari ulama ahli hadits.
Ada anjuran berpuasa pada tanggal 9 Muharram besok (Rabu, 18 Agustus 2021) berdasarkan riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang punya keinginan berpuasa pada hari kesembilan Muharram (tasu’ah) sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut;
👇🏻
(1/2)
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata, …
Sebagian orang ada yang mengkhususkan puasa di akhir bulan Dzulhijjah dan awal tahun Hijriah. Inilah puasa yang dikenal dengan puasa awal dan akhir tahun. Dalil yang digunakan adalah hadis dalam gambar berikut.
Lalu bagaimana penilaian ulama pakar hadis mengenai riwayat ini?
1. Adz Dzahabi dalam Tartib Al Mawdhu’at (181) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan gurunya –Wahb bin Wahb- yang meriwayatkan hadis ini termasuk pemalsu hadis. 2. Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah (96) mengatan bahwa ada dua perawi yang pendusta yang meriwayatkan hadis ini.
3. Ibnul Jauzi dalam Mawdhu’at (2/566) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan Wahb yang meriwayatkan hadis ini adalah seorang pendusta dan pemalsu hadis.
Sebagaimana disebutkan oleh mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah, beberapa poin dalam gambar yang kami sertakan berikut menjadi sebab seseorang bisa mudah terkena sihir.
[a thread]
Sedangkan orang yang senantiasa berdzikir, rajin ibadah, dan perhatian dengan dzikir-dzikir yang ada dasarnya (tuntunannya), maka asalnya ia selamat dari gangguan sihir. Orang yang istiqamah menjalankan hal-hal tersebut akan selamat dari penguasaan setan.
Beda halnya dengan yang gemar maksiat dan lalai dari mengingat Allah, sangat rentan sekali mendapatkan gangguan dan was-was setan.
Hal ini sebagaimana tercermin dalam surah Az-Zukhruf ayat ke-36.
Doa yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam guna meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:
“’AUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMATI MIN KULLI SYAITHONIN WA HAAMMATIN WA MIN KULLI ‘AININ LAAMMATIN" (HR. Bukhari, no. 3371).
Dalam hadits (yang kami sertakan dalam gambar di atas), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, dulu bapak kalian yaitu Nabi Isma’il dan Ishaq meminta perlindungan pada Allah dengan doa tersebut.
Yang dimaksud dengan berlindung dengan kalimat Allah adalah Alquran, ada pula yang menyatakan nama dan sifat Allah. Kalimat Allah sendiri disifatkan dengan sempurna karena tak mungkin dalam nama Allah terdapat sifat kekurangan dan aib seperti pada kalam manusia.