Org2 ini knp suka membatasi diri sendiri dgn dua pilihan yg aslinya gak “mutually exclusive” tapi seolah2 cuma boleh milih salah satu?
Contoh: bersyukur vs berusaha dapat lebih.
Seolah klo org bersyukur = gak berusaha dapat lebih. Org yg berusaha dapat lebih = gak bersyukur.
Contoh: bersyukur vs berusaha dapat lebih.
Seolah klo org bersyukur = gak berusaha dapat lebih. Org yg berusaha dapat lebih = gak bersyukur.
Kita tuh ya bisa bersyukur & menikmati yg kita punya sambil ttp berusaha utk meraih yg lebih baik.
Kita tuh ya bisa makan Indomie dan bilang, “Alhamdulillah terima kasih Gusti Allah, hari ini saya msh bisa makan. Ya Allah mudahkan rejeki hamba & semoga besok bs makan rendang.”
Kita tuh ya bisa makan Indomie dan bilang, “Alhamdulillah terima kasih Gusti Allah, hari ini saya msh bisa makan. Ya Allah mudahkan rejeki hamba & semoga besok bs makan rendang.”
Bersyukur dan berharap/berusaha lebih itu gak kudu milih satu. 😁
Contoh lain, lebih baik nangis di dalam Lamborghini daripada ketawa di atas motor honda.
Lha ngapa gak berharap ketawa di atas Lamborghini aja sih?
Contoh lain, lebih baik nangis di dalam Lamborghini daripada ketawa di atas motor honda.
Lha ngapa gak berharap ketawa di atas Lamborghini aja sih?
Kata adalah doa katanya. Yo mending milih yang penak-penak wae lho. Yang ultimate gitu lah istilahnya.
Kaya dan bahagia itu juga gak “mutually exclusive” kan ya? Kayaknya ya gak harus milih salah satu kan? 💁♀️
Kaya dan bahagia itu juga gak “mutually exclusive” kan ya? Kayaknya ya gak harus milih salah satu kan? 💁♀️
Nah terus katanya juga nih ya, semua berawal dari pikiran.
Kalau hidup kita rasanya kok sempit, jangan-jangan awalnya dari pikiran kita yang kita sempit-sempitin sendiri. Jangan-jangan lho ya... 😌
Kalau hidup kita rasanya kok sempit, jangan-jangan awalnya dari pikiran kita yang kita sempit-sempitin sendiri. Jangan-jangan lho ya... 😌
Pikiran yang cupet-cupet gini tuh juga sering bikin kita jadi gampang suudzon.
“Dia tuh ambisius banget kayaknya. Pasti kurang bersyukur.”
“Wah orang kaya nih. Pasti kurang bahagia.”
Lho ya belum mesti. Nggak usah sok tau juga sih kitanya. 😝
“Dia tuh ambisius banget kayaknya. Pasti kurang bersyukur.”
“Wah orang kaya nih. Pasti kurang bahagia.”
Lho ya belum mesti. Nggak usah sok tau juga sih kitanya. 😝
Kayak dulu pernah ada tuh kasus seorang suami yang baik banget ama istrinya dan ngasih istrinya hadiah rada mahal, terus ada yang ngatain, “kalau royal ngasih-ngasih gitu biasanya ada apa-apanya di belakang.”
Lho ya jelas ada apa-apanya, jelas ada duitnya. Piye sih? 🤣🤣
Lho ya jelas ada apa-apanya, jelas ada duitnya. Piye sih? 🤣🤣
Laki-laki baik dan setia juga gak mutually exclusive dengan gak punya uang kan ya?
Gak pasti kalau dia setia = bokek dan kalau bokek belum pasti setia juga kan? 🤣
Kadang aku merasa heran dengan pemikiran yang demikian. 🤦♀️
Gak pasti kalau dia setia = bokek dan kalau bokek belum pasti setia juga kan? 🤣
Kadang aku merasa heran dengan pemikiran yang demikian. 🤦♀️
Iya, aku paham kadang kita merasa "tdk berhak" dpt sesuatu yg terlihat sempurna.
Di dunia ini gak ada yg sempurna. Tp ya ga perlu nambahi dgn mempersempit perspektif kita. Yg tdk "mutually exclusive" alias tdk hrs milih salah satu, ya gak kudu dipaksa cuma bisa milih salah satu.
Di dunia ini gak ada yg sempurna. Tp ya ga perlu nambahi dgn mempersempit perspektif kita. Yg tdk "mutually exclusive" alias tdk hrs milih salah satu, ya gak kudu dipaksa cuma bisa milih salah satu.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
