Thread by @mwv_mystic

APAKAH NABI MUHAMMAD PERNAH MEMBUNUH LAWAN SAAT PERANG?

an islamic thread

Nabi Muhammad bin Abdullah shalallahu alaihi wa salam, merupakan Rasul terakhir yang dipercaya oleh umat Islam. Ibadah, sikap, tindak tanduk, dan kebiasaannya ditiru oleh pengikutnya sejak beliau masih hidup hingga ratusan tahun setelah beliau wafat.

Dari sekian banyak ajaran Islam, terdapat sebuah ibadah yang disebut jihad di jalan Allah. Banyak orang mengeneralisasikan jihad sebagai perang yg mengangkat senjata serta penumpahan darah bagi orang orang yang tidak beragama Islam. Padahal sejatinya tidak demikian.

Namun, stigma Islam sebagai sebuah agama yang menghalalkan darah penganut agama lain terus diserukan oleh para pembencinya hingga era sekarang. Nabi Muhammad sendiri dikatakan merupakan pembantai kaum kaum yang ia perangi dengan dalih jihad. Lantas benarkah Rasul pernah membunuh?

Jawabannya : PERNAH

Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam, selama hidupnya memimpin banyak peperangan. Namun begitu, beliau
Shalallahu alaihi wa salam tidak pernah membunuh musuhnya dengan tangannya sendiri kecuali 1 orang, dan inipun terjadi secara tidak langsung.

Apa maksudnya "tidak langsung"? Berikut kisahnya.. Orang pertama dan satu satunya yang dibinasakan oleh tangan Rasulullah

Perlu digaris bawahi, penghilangan nyawa dalam Islam memiliki tanggungan yang berat. Berbeda agama saja belum cukup menjadikan darah seseorang itu halal.

Bahkan jika seorang muslim membunuh kaum musyrikin yang terlibat perjanjian, yang hidup berdamai dengan muslimin, dan berada dibawah naungan pemerintahan yg sama dengan kita, justru membunuh musyrikin seperti
dalam kondisi ini menjadi dosa besar dan dijauhkan dari surga Allah..

Hanya ada 1 golongan kafir yang halal
darahnya, yakni kafir harbi, mereka yang memang dengan sengaja mengangkat senjata dan berperang terhadap muslimin, selain dari golongan ini, maka umat muslim dilarang dan haram untuk mengusiknya.

Dalam sejarah, memang benar Rasulullah pernah membunuh satu orang kafir yang bernama Ubayy bin Kholaf dalam momentum perang Uhud.

Ibnu Taimiyyah berkata:
"Nabi adalah orang yang paling sempurna dalam keberanian yang memang diperlukan oleh para komandan perang. Beliau tidak pernah membunuh dengan tangannya langsung kecuali Ubayy bin Kholaf. -

-Beliau membunuhnya pada perang Uhud dan beliau tidak pernah membunuh seorangpun dengan tangannya sebelum peritiwa itu dan tidak pula sesudahnya (Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyyah vol 8 hlm 78)

Lalu apa yang diperbuat Ubayy bin Kholaf sampai sampai Rasulullah yang selama ini dikenal tidak pernah menyakiti fisik lawannya secara langsung dan berada di garda terbelakang pasukan perang sampai turun tangan membunuh orang ini?

Kisah detailnya terdapat dalam Mushonnaf Abdur Rozzaq.

"Sesungguhnya Uqbah bin Abi Mu'aith dan Ubayy Ibnu Kholaf bertemu, maka 'Uqbah bin Abi Mu'aith berkata kepada Ubayy bin Kholaf, yang mana mereka berdua ini adalah sahabat dekat di masa jahiliyah.

Saat itu Ubayy bin Kholaf bercerita bahwa ia mendatangi Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasul menawarinya Islam.

Ketika 'Uqbah mendengar hal itu dia berkata: "Aku tidak ridho kepadamu sampai engkau mendatangi Muhammad kemudian kau ludahi wajahnya dan engkau-

caci maki dia serta engkau dustakan." Namun keinginan itu tidak pernah terpenuhi. Sewaktu terjadi Perang Badar, perang pertama umat Islam yang dipimpin Nabi, 'Uqbah bin Abi Mu'aith justru ditawan diantara para tawanan perang.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk mengeksekusi Uqbah. Maka 'Uqbah berkata: "Hei Muhammad!, apakah aku dibunuh diantara orang-orang ini?"

Nabi menjawab: "Iya".

Dia bertanya: "Kenapa?",

Nabi menjawab: "Karena kekufuranmu, kefajiranmu, dan kesombonganmu terhadap Allah dan Rasulnya".

Lalu Uqbah bertanya lagi "Kemudian siapa yang mengurus anak-anak?"

Nabi lalu menjawab: "Neraka",

maka Ali pun maju berdiri menuju kepadanya kemudian memenggal kepala Uqbah.

Mendengar kabar terbunuhnya Uqbah, Ubayy bin Kholaf sang sahabat, naik pitam dan berkata: "Demi Allah, aku benar-benar akan membunuh
Muhammad!". Ubayy mengumumkannya ke orang orang dengan semangat membara.

Hingga ucapan itupun akhirnya sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mendengar Ubayy yang bersumpah akan membunuh beliau, Rasul bersabda : "Bahkan akulah yang akan membunuhnya, Insya Allah".

Saat itu ada seorang laki laki yang mendengar Rasulullah saat mebgucapkan kalimat tersebut. Kemudian orang ini pergi menemui Ubayy untuk menceritakan apa yang ia dengar dari Rasul.

"Ubayy, Ketika Muhammad diberitahu tentang apa yang kau katakan bahwa kau akan membunuhnya, dia berkata: "Bahkan akulah yang akan membunuhnya InsyaAllah",
Ujarnya kepada Ubay.

Mendengar informasi ini, terlihat wajah ketakutan dan panik Ubayy. la kemudian berkata: "Aku menyumpahi demi Allah, apakah engkau benar benar mendengarnya berkata seperti itu??"

Laki laki tadi menjawab: "Ya".

Ubayy benar benar terguncang dan ketakutan. Biarpun belum beriman dan membenci Muhammad, tapi seluruh penduduk Mekkah tau, jika Muhammad mengucapkan satu ucapan, ucapan itu akan menjadi kenyataan cepat ataupun lambat.

Tatkala terjadi Perang Uhud, maka Ubayy bin Kholaf keluar bersama orang-orang musyrik untuk memerangi Rasul. Dia sangat menginginkan kematian Rasul terjadi hari itu dan kemudian berusaha untuk mencari kelengahan Rasul agar bisa menyerang dan membunuhnya.

Ketika Ubayy mendekat, seorang lelaki dari kalangan kaum muslimin menghalangi antara dia dan Rasulullah. Saat Rasul menyadari kehadiran Ubayy dan melihat Ubay dihalang halangi pasukan muslimin tadi, beliau lantas berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Biarkan dia (Ubayy)"

Ubayy pun berlari ke arah Rasulullah dengan menghunuskan pedangnya. Rasul lalu mengambil sebuah tombak pendek, kemudian beliau membelahnya. Rasul lalu mundur beberapa langkah dan melempar tombak pendek itu ke arah Ubayy dgn lemparan yang sangat kuat.

Lemparan itu mengarah lurus ke Ubbay. Saat itu Ubayy menggunakan baju perang full besi yang melindungi tubuhnya. Namun lemparan tombak kecil Rasulullah tadi berhasil mengenai bagian celah kosong antara penutup kepala dengan baju zirahnya.

Tombak tersebut tepatnya mengenai tulang selangkanya di bawah topi besinya dan di atas baju besinya.

Lukanya terbilang kecil dan tidak ada darah banyak yang keluar dari luka tersebut. Darah akibat tombak itu hanya menggumpal pada lubangnya seperti berupa goresan kecil benda tajam.

Maka Ubayy pun melenguh seperti lenguhan sapi jantan. Kemudian pasukan Quraisy mengevakuasinya dalam keadaan melenguh kesakitan.

Melihat hal ini, teman teman Ubayy
merasa aneh dan berkata: "Ini, Demi Allah, luka yang ada padamu hanya sebuah cakaran saja!"

Maka Ubayy bin Kholaf berkata: "Demi Allah seandainya Muhammad tidak menyerangku kecuali hanya dengan ludahnya, niscaya itu akan membunuhku. Bukankah Muhammad sebelumnya berkata: "Aku akan membunuhnya Insya Allah"??? -

-Demi Allah! seandainya luka yang aku derita ini diderita oleh orang-orang yang berada di Dzul Majah mereka pasti akan terbunuh!" ujar Ubayy masih panik dan berteriak teriak kesakitan.

Ubayy masih hidup selepas perang Uhud usai namun masih terus histeris dan ketakutan. Tak lama kemudian, sehari atau hari setelah perang terjadi, Ubayy akhirnya meninggal dunia. Luka kecil yang ia derita semakin parah dan akhirnya merenggut nyawanya.

Sekali lagi, ucapan Rasulullah terbukti, bahwa Ubayy tidak akan bisa membunuh beliau dan justru beliaulah yang atas izin Allah membungkam mulut sombong Ubayy bin Kholaf.

Dari Abu Hurairah "Rasulullah bersabda: "Allah sangat murka kepada suatu kaum yg telah memperlakukan Nabi-Nya seperti ini -seraya menunjuk ke gigi serinya yg cacat akibat perang Uhud-, Allah sangat murka kepada seseorang yg telah dibunuh oleh Rasulullah dijalan Allah"(Bukhari)