Banyak pertanyaan hasil tes antibodi paska vaksinasi. Saya selalu jawab "Alhamdulillah, sudah cukup, yang penting sudah ada". Belum ada kesepakatan berapa yang cukup. Bahkan seandainya "rendah sekali" pun, tetap bersyukur sudah ada sel memorinya.
"Kok beda-beda satuannya?"
Karena beda metode pengukuran walau targetnya sama, satuannya bervariasi. WHO menetapkan standar, satuannya BAU/mL. Muncul angka konversi setiap metode. Maka hitung dulu konversinya, menjadi BAU/mL, baru dibandingkan.
"Sebenarnya butuhnya berapa sih?"
Belum ada kesepakatan. Yang ada baru laporan awal. Untuk mencegah gejala ringan pada angka 18 BAU/mL. Pada penelitian tersebut, dirinci lagi per jenis gejala, tapi kisarannya memang pada angka 18 BAU/mL tersebut.
Untuk mencegah infeksi tanpa gejala, belum ada yang berani memastikan. Untuk mengukurnya, perlu pemeriksaan langsung "serum ditemukan dengan virus hidup, seberapa mampu menghambatnya". Metodenya disebut PRNT (Plaque Reduction Netralization Test).
Terjadi infeksi, bila virus berjumlah minimal tertentu. Bila dikurangi sampai sekian % nya, maka infeksi dapat dicegah. Namanya PRNT. Tidak harus 100%, ada yang melaporkan cukup 30%. bahkan cukup 20%. Tentu saja, semakin tinggi, risikonya semakin kecil.
Pada sebuah laporan awal, untuk mencapai 50% PRNT diperlukan kadar 54 BAU/mL. Untuk mencapai 90% PRNT diperlukan sekitar 77 BAU/mL. Tapi itu semua masih laporan awal. Belum dapat dipastikan.
Satu hal penting, dari beberapa laporan awal tersebut, yang dibutuhkan sebenarnya tidak tinggi sekali. Tidak harus sampai ribuan apalagi puluhan ribu. Maka ada baiknya kita tidak gelisah hanya karena hasil tetangga sebelah kok tinggi sekali.
Mangga. Nuwun.
@ TDA 29/9/2021
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Perhitungan saya, berbasis data harian BNPB 22-28/9/2021:
Angka positivitas (PR) Jakarta 0,89% Luar Jakarta 11,52% (keterangan rinci di gambar).
Usul, 80 rb PCR/hari dari 851 lab selama 3 pekan, diikuti tracing-treatment, Angka Positivitas akan benar-benar terkendali.
Aminn.
Tes antigen positif, 99,99% PCR nya positif. Kalau beda, masalahnya di alat atau caranya. Bila tes antigen negatif, cukup besar kemungkinan PCR nya positif. Terutama bila kontak erat atau gejala khas.
Bila tes antigen positif, segera ditindaklanjuti, tidak perlu menunggu hasil PCR. Sebaliknya bila tes antigen negatif, baru ditindaklanjuti dengan tes PCR sebelum memutuskan simpulan akhir. Hal ini termuat eksplisit dalam Kepmenkes 3602/2021.
Setelah suntikan pertama, sekitar hari ke 12, antibodi mulai terbetuk. Masih sedikit sekali. Setelah suntikan kedua di hari ke 14 baru meningkat. Hari ke 28 baru mencapai level proteksi terhadap covid bergejala.
Proteksi yang diharapkan dari vaksin covid saat ini adalah mencegah gejala bila terinfeksi covid. Jadi memang masih berisiko terinfeksi, tapi menurunkan risiko mengalami gejala berat. Risiko gejala bagi yg tanpa vaksin sebesar 3x lipat.
Apalagi di hari-hari sebelum 28 hari, maka risiko terinfeksi dan timbul gejala, masih tinggi. Maka tetap harus sangat hati-hati sampai terinfeksi.
Setelah banyak yang tervaksinasi, dapat diperoleh data lebih lengkap ttg daya proteksi vaksin covid.