"Aku Cinta Kamu, Sekarang Matilah.."

Kisah tragis bunuh diri seorang remaja 'HANYA' melalui sebuah handphone, dan didorong oleh kekasihnya sendiri.

Inilah The Massachusets Suicide Texting Case.

[A THREAD & TRIGGER WARNING!]
Kasus 'pembunuhan' ini amat tidak biasa.

Jika ada sebuah kasus pembunuhan atau bunuh diri, mungkin selalu bercerita mengenai alat yang digunakan, dan apa motif yang menyertainya.

Apa motifnya? Tidak tahu. Adakah bekas yang tertinggal?

Apa senjatanya? Kata-kata.
Percayakah kamu, bahwa huruf dalam barisan kata-kata dapat membunuh; bahkan dalam jaringan nirkabel?

Susunan kata-kata jarak jauh melalui pesan singkat dan telepon saja dapat mendorong orang untuk melakukan bunuh diri.
Cerita ini begitu pilu dan menyesakkan. Semuanya mengambang, dan dorongan yang amat tidak biasa.

Tarik nafasmu, biarkan cerita aneh ini mengalir layaknya tulisan misteri Agatha Christie atau Sir Arthur Conan Doyle.
Sebelum menyelam dalam cerita, saya menyarankan untuk hati-hati dalam membaca kasus ini, karena begitu sensitif. Jika kamu merasa tidak nyaman, silahkan tinggalkan tulisan ini.
Semuanya dimulai dari seorang remaja laki-laki berumur 18 tahun bernama Conrad Roy III. Sosoknya dikenal begitu pintar di sekolahnya hingga lulus mendapat GPA 3.88; pun ia aktif dalam dunia olahraga sekolah, tepatnya ia adalah seorang atlet baseball remaja.
Seringkali, ia merasa dan terlihat memiliki kecemasan sosial yang tinggi. Conrad takut untuk masuk ke sekolah dan ke dalam kelas. Semua karena suatu alasan.
Satu hari di tahun 2012, Roy pergi mengunjungi kerabat keluarganya di Florida, Amerika Serikat.

Di sana, ia tak sengaja melirik dan berkenalan dengan seorang wanita bernama Michelle Carter. Roy merasa memiliki koneksi dan banyak kesamaan dengan Carter.
Perkenalan itu berganti dengan pertukaran kontak dan beberapa pertemuan. Meski berada di satu kota yang sama, tapi jaraknya cukup berjauhan satu sama lain, sekitar satu jam jaraknya untuk saling bertemu. Karena itulah, mereka cukup jarang bertemu.
Layaknya remaja di zaman informatika, komunikasinya begitu intensif melalui pesan singkat, telepon, dan chat online.
Semakin saling mengenal, Roy seringkali mengeluh dan bercerita mengenai permasalahan yang tengah dialami. Rupanya, ia merasa takut karena suatu hal. Ia dan Carter terkoneksi karena satu hal yang sama.
Roy bercerita bahwa ia seringkali terpikir ingin bunuh diri. Bahkan Roy sempat overdosis karena percobaan bunuh diri setelah orangtuanya bercerai.
Carter layaknya seseorang yang begitu menaruh perhatian pun ingin sekali mengajak Roy ke terapis atau ke Rumah Sakit Jiwa yang didatangi oleh Carter. Ia mendorong Roy untuk terus meminta pertolongan profesional.
Satu hal yang membuat Roy dan Carter merasakan hal yang sama adalah karena keduanya tengah berjuang melawan depresi. Carter tengah dalam pengobatan anoreksia, dan Roy dengan rasa ingin bunuh dirinya tadi.
Ketika Roy gelisah dan terpikir untuk bunuh diri, ia selalu bercerita kepada Carter. Carter terus meyakini Roy bahwa bantuan profesional adalah jawaban paling tepat.

Tapi semua berubah ketika bulan Juni berganti Juli.
19 Juni, 2014.

Carter: 
Tapi Rumah Sakit Jiwa akan akan membantumu. Aku tahu kamu nggak berpikir seperti itu, tapi kalau aku boleh bilang, kalau kamu berikan mereka kesempatan, mereka bisa menolong hidupmu.
Carter:
Sebagian dari diriku ingin kamu ngelakuin sesuatu dan gagal, supaya kamu bisa meminta bantuan.

Roy:
Mereka nggak ngebantu sama sekali. Aku yakin.
Carter:
Terus apa yang pengen kamu lakuin? Terus ngomong aja dan nggak ada tindakannya, dan setiap hari ngomong kalau kamu ingin bunuh diri? Atau kamu bakal nyoba dan menjadi lebih baik?

Roy:
Aku nggak bisa ngerasa lebih baik, keputusanku udah final.
23 Juni, 2014.

Carter:
Cara apa yang kamu ingin lakuin buat ngelukain diri kamu sendiri?

Roy:
Pokoknya adalah. Aku belum tahu.

Carter:
Please, jangan lakuin itu.
Roy:
Aku benci diri aku sendiri. Aku selalu benci diriku. Aku nggak akan pernah ngeliat diri aku sebagai orang baik, aku jauh dari kata itu.

Carter:
Terus apa yang kamu dapet dari ngelukain diri kamu sendiri? Nggak ada! Malah bikin semuanya memburuk!
Roy:
Itu bikin rasa sakitnya hilang, seperti yang kamu bilang.

Carter:
Rasa sakitnya akan hilang sementara, tapi pas kamu selesai, kamu bakal ngerasa nyesel, dan bahkan lebih buruk!
Juni pun berganti Juli.
Sebelum beralih kepada cerita di bulan Juli, ada baiknya sedikit throwback saat Roy membuat sebuah video yang diunggah ke media sosialnya.

Ia bercerita dengan putus asa mengenai perdebatan sengit di kepalanya.

Tertanggal 13 Juni 2014.
"Aku yang sampah nggak baik ini nggak akan pernah berhasil. Aku nggak punya kehidupan, nggak akan pernah punya anak, dan nggak akan pernah belajar." ujar Roy dalam videonya.
Raut wajahnya begitu murung, menampakkan kesedihan yang tak lagi dapat dibendung. Ia merasa kehilangan harapan.

Matanya berkaca-kaca.

"Aku anak yang baik dan berbakti kepada orangtua. Tapi itu sampai pada poin ketika.. Mungkin aku terlalu baik." tutup Roy pada video itu.
Juli pun datang, merubah semuanya; menghilangkan sesuatu yang tidak akan pernah kembali.
7 Juli, 2014:

Roy:
Kalau kamu ada di posisiku, jujur, apa yang bakal kamu lakuin?

Carter:
Aku bakal minta tolong. Tapi itu kalau aku, ya. Waktu aku punya permasalahan serius kayak gitu, insting pertamaku adalah untuk meminta tolong. Karena aku nggak bisa ngelakuin ini sendiri.
Di sini, Carter nampak goyah. Di hari itu juga, mereka berbicara bagaimana Roy bisa menggunakan karbondioksida untuk membuatnya mati perlahan.

Carter:
Masih banyak cara buat karbondioksida. Coba deh kamu Google..

Roy:
Omg.

Carter:
Kenapa?

Roy:
Generator portable. Itu dia!
Dalam satu hari, semuanya benar-benar berubah.
8 Juli, 2014:

Carter:
Jadi, kamu yakin nggak mau bunuh diri malam ini?

Roy:
Maksudnya gimana?

Carter:
Kayak, apa kamu nggak mau bunuh diri malam ini?

Roy:
Aku nggak tau. Nanti pasti aku kabarin.
Carter:
Karena aku bakal nemenin kamu kalau kamu mau bunuh diri malam ini.

Roy:
Hari lain juga nggak ada salahnya.

Carter:
Kamu jangan nunda lagi, lah. Itu aja yang terus kamu lakuin.
Carter bahkan sampai mencari tahu bagaimana caranya agar bunuh diri yang tidak menyakitkan, dan cenderung sukses. Ia juga membujuk Roy agar tidak lagi menunda-nunda bunuh dirinya.
"Menggantung dirimu itu nggak sakit, dan hanya membutuhkan berapa detik, kalau kamu melakukannya dengan benar." ujar Carter.
Carter lanjut menulis:

"Kamu harus buktiin kalau aku salah. Karena aku mikir kayaknya kamu nggak bener-bener pengen bunuh diri. Yang kamu lakuin terus undur waktu aja. Katanya mau lakuin itu kemarin, tapi kamu nggak pernah lakuin."
Roy pun sudah mantap dengan pilihannya untuk mengakhiri hidupnya menggunakan karbonmonoksida.

Carter:
Gimana, apa generator nya udah ada?

Roy:
Belum, nih. Ahaha.

Carter:
TERUS KAPAN KAMU DAPETINNYA?
11-12 Juli, 2014.

"Mungkin aku orang yang terlalu sensitif. Aku mau keluargaku tau kalau nggak ada yang mereka bisa lakukan. Aku terperangkap di dalam pikiranku sendiri." tulis Roy.
"Aku bakal seneng kalau mereka nggak ngerasa bersalah karena ini. Karena aku punya perasaan kalau ini bakal bikin mereka depresi di antara orangtua dan adik perempuanku. Aku overthinking semuanya.. Sialan. Aku harus berhenti mikirinnya dan bunuh diri." lanjut Roy.
"Aku pikir orang tuamu tau kalau kamu lagi di titik terendah. Aku nggak bilang mereka mau kamu bunuh diri, tapi aku rasa mereka bakal nerima. Mereka tau nggak ada yang bisa mereka lakuin. Mereka nyoba menolong, semuanya juga begitu." balas Carter.
"Tapi ada satu titik di mana nggak akan ada satu orangpun yang bisa nolong kamu, bahkan diri kamu sendiri, dan kamu telah menyentuh titik itu, dan aku yakin orang tuamu tau kalau kamu lagi ada di titik itu,
Kamu sendiri yang bilang kalau ibumu ngeliat permasalahan bunuh diri di komputermu, dan dia nggak ngomong apa-apa tuh. Aku pikir dia tau apa yang ada di pikiranmu, dan dia sudah bersiap-siap." tulis Carter panjang.
Carter pun menulis:

"Kalau kamu bunuh diri, semua orang akan sangat bersedih. Tapi itu sementara, dan akan kembali melanjutkan hidupnya lagi seperti biasa. Keluargamu akan mengerti mengapa kamu melakukan bunuh diri."
"Aku nggak mau menyakiti siapa-siapa di dalam prosesnya..

Maksudku, waktu mereka buka pintunya, semua karbon monoksida akan keluar, dan mereka nggak bisa melihat atau menciumnya, siapapun yang ngebuka pintunya." balas Roy.
"Mereka bakal melihat generator, dan tau kalau kamu meninggal karena karbon monoksida." balas Carter dengan cepat.
"Hey, aku boleh minta tolong nggak?" lanjut Roy.

"Tentu." balas Carter.

"Kamu harus ada di sana untuk keluargaku :)"
"Conrad, tentu aku bakal ada di sana untuk keluargamu. Aku bakal membantu mereka semampu aku untuk melewati ini. Aku akan bilang mereka sehebat apa anak mereka dan kakak mereka ini."
"Aku nggak tau. Aku panik lagi. Aku overthinking." ujar Roy gusar.

"Aku pikir kamu mau ngelakuin ini. Waktunya pas dan kamu udah siap, kamu cuma harus bunuh diri! Kamu nggak bisa hidup kayak gini. Kamu cuma harus ngelakuin itu kayak terakhir kali kamu ngelakuin itu, (...cont)
dan jangan mikirin apa-apa lagi, langsung lakuin aja, sayang. Kamu nggak bisa ngelakuin ini setiap harinya." balas Carter.
"Aku mau. Tapi aku panik memikirkan keluargaku. Mungkin. Aku tak tahu." kata Roy.

"Conrad. Aku udah bilang kalau aku bakal jagain mereka. Semua orang akan jagain mereka untuk ngeyakinin kalau mereka nggak sendiri, dan mereka bakal bantu keluarga kamu untuk ngelewatinnya,
Kita udah ngomongin ini, mereka akan baik-baik aja dan nerima ini. Orang yang bunuh diri nggak banyak mikir kayak gini, mereka langsung ngelakuin aja." bujuk Carter.
Semakin lama, Roy kembali mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Ia berniat untuk membatalkannya. Semua demi keluarganya.
"Jadi aku kira kamu nggak bakal ngelakuin itu. Semuanya percuma. Aku bingung, padahal kayaknya kamu udah siap dan sudah bertekad." tulis Carter.

"Suatu saat bakal aku lakuin. Aku nggak tau apa yang aku tunggu lagi.. Tapi aku udah nyiapin semuanya." balas Roy.
“Nggak, Conrad, nggak. Harusnya semalem bunuh dirinya. Kamu terus nunda-nunda dan bilang kamu bakal ngelakuin itu, tapi nggak pernah kamu lakuin. Selalu akan begini kalau kamu nggak bertindak.” ujar Carter.
“Kamu cuma nyusahin diri kamu sendiri aja dengan nunda, kamu harus ngelakuin itu pokoknya.” tegas Carter.
“Apa kamu mau bunuh diri sekarang?” tanya Carter.

“Emangnya udah telat, ya? Aku nggak tau, di luar udah mulai terang. Aku akan tidur. Love you, aku bales besok ya.” tutup Roy.
"Nggak jadi? Mungkin ini waktu terbaik karena semua orang lagi tidur. Pergi aja ke mana pake truk kamu. Dan nggak ada orang di luar sana, karena ini waktu yang aneh." balas Carter ketika Roy sudah tidak lagi dalam genggaman handphone-nya.
"Kalau kamu nggak bunuh diri, kamu nggak bakal ngelakuin itu. Dan yang kamu bisa bilang cuma kamu bakal bunuh diri besok, tapi mungkin kamu nggak akan pernah ngelakuin itu." tutup Carter.
“Kamu cuma harus ngelakuin itu Conrad atau aku bakal nyari bantuan. Kamu terus ngelakuin ini setiap hari.”

"Oke, aku bakal bunuh diri hari ini." Roy sudah memantapkan diri.

"Janji?"

"Aku janji, sayang. Aku harus ngelakuinnya sekarang."

"Kayak, sekarang banget gitu?
"Kemana aku harus pergi? :(" tanya Roy bingung.

"Kamu nggak bisa langgar janji kamu, ya. Kamu bisa pergi ke tempat parkir yang sepi atau sejenisnya." ujar Carter memberi saran.
13 Juli 2014 pun datang, hari yang merubah segalanya.

Conrad pergi menyetir ke parkiran Kmart, dan langsung menghubungi Carter.

"Aku akan pergi sekarang." tulis Roy mengabarkan.
"Okay. Kamu bisa lakuin ini." tulis Carter memberi semangat.

"Okay, aku hampir sampai."

"Aku nggak bakal tidur sampai kamu masuk ke mobil dengan generator yang nyala." ujar Carter.
Itu adalah pesan terakhir yang Conrad kirimkan sebelum kepergiannya. Di sela-sela itu, Michelle Carter menelpon Roy selama 46 menit, dan lagi, menjadi orang terakhir yang mendengar Roy masih hidup.
Setelah telepon itu mati, Carter langsung mengirim pesan singkat kepada temannya, Samantha, seolah Carter adalah pihak yang begitu khawatir akan keadaan sang kekasih.
"Sam, Roy baru nelpon, kedengaran ada suara berisik kayak mesin, dan aku ngedenger orang mengerang, seperti seseorang yang sedang kesakitan. Roy nggak jawab-jawab waktu kupanggil namanya. Aku terus berada di telepon itu sekitar 20 menit, dan cuma suara mesin itu yang kudengar”
Detik berganti menit, dan menit berganti jam. Waktu terus berlalu, hingga akhirnya keluarganya merasakan suatu hal yang aneh: Ketiadaan Roy.

Keluarga pun panik dengan ketiadaannya Roy di hari itu. Mereka sampai melapor kepada kepolisian untuk mencari keberadaannya.
Layaknya orang yang kebingungan atas Roy yang menghilang tanpa kabar, Carter bertanya kepada adik Roy, Lynn Roy.

"Hai, Conrad ke mana ya? Dia kok nggak ada kabar?"
Saat Roy ditemukan di dalam truk oleh keluarganya dan polisi, Michelle Carter masih mengirimkan SMS kepada keluarga Roy.

Layaknya orang kehilangan, ia berduka begitu dalam seperti banyak orang lainnya atas kehilangan Conrad Roy.
"Aku sangat menyesal. Conrad sangat berarti bagiku.." tulis Lynn Roy, berusaha menghibur Carter.

Carter berlaku seperti kematian Roy sebuah kejutan yang nggak pernah dibayangkan orang lain.
Entah kenapa, Carter kembali mengirim pesan ke temannya Samantha sekali lagi untuk mengungkapkan sebuah pengakuan dosa.
“Sam, kematiannya adalah salahku. Sejujurnya aku bisa berhentiin Roy waktu aku teleponan dengannya, dan dia bisa keluar dari mobilnya karena karbon monoksidanya mulai bekerja dan ia ketakutan. Yang aku lakukan malah menyuruhnya balik ke dalam mobil..” tulis Carter.
Waktu pemakaman pun tiba. Carter datang ke pemakaman Roy.

Carter duduk dekat dengan keluarga Roy, dan berlaku seperti seseorang yang begitu sedih ditinggal mati kekasihnya dengan cara yang tak biasa.

Carter menangis terisak-isak pilu.
Dua bulan kemudian, Michelle Carter membuka acara donasi untuk mengenang dan menghormati Conrad Roy di daerah tempat Carter tinggal, Plainville. Anehnya diselenggarakan bukan di daerah tempat Conrad tinggal.
Musim gugur pun tiba, saatnya Carter diinvestigasi oleh kepolisian. Tapi, persidangan tidaklah pernah mudah. Karena semuanya begitu janggal.

Apa motif Carter?
Dalam penyelidikan pun terdapat penemuan-penemuan baru. Selain perceraian orang tuanya, ada hal lain yang membuat Conrad Roy berniat untuk bunuh diri.

Ia diduga merupakan korban kekerasan pemukulan oleh ayahnya, dan dilecehkan secara verbal oleh kakeknya.
Mengenai kelanjutan persidangannya dan bagaimana putusan serta alasan dibalik perilaku aneh Carter akan dilanjut nanti pagi lagi yaa.

Sampai jumpa pagi nanti!
Investigasi musim gugur pun tiba. Satu persatu diwawancarai, dan tibalah giliran Carter diwawancarai di sekolahnya.

“Di hari itu, apa kamu ngerasa berbicara nggak dengan Roy?” tanya Detektif Gordon.

“Um, aku nggak ngerasa kontak-kontakan." jawab Carter.
"Emang kami berbicara melalui telepon malam hari sebelum tanggal 12, tapi seperti telepon yang digantung, nggak ada pembicaraan apa-apa. Nggak terlalu aku pikirin.” tambah Carter menjelaskan.
Tapi polisi merasa cerita Carter penuh dengan kejanggalan. Ceritanya lompat-lompat dan dipenuhi dengan lubang. Polisi tidak mempercayai cerita Carter, dan mulai lah telepon genggamnya diperiksa. Mereka lebih tertarik dengan temuan-temuan pertukaran pesan di antara Carter dan Roy.
Dalam penyelidikannya, polisi menemukan lebih dari 1000 pesan di antara Roy dan Carter yang sudah dihapus, dan dalam proses pemulihan data untuk dokumen penyelidikan.
Namun, dalam persidangannya, bukti-bukti ini mengganjal untuk hukuman yang akan diberikan nantinya. Apakah ini pembunuhan, ataukah ini bunuh diri?
Menurut kuasa hukum Carter, yakni Joseph Cataldo dan Daniel Marx merasa, kata-kata Carter sendiri nggak mamu membunuh, dan masuk kedalam free speech dalam Amandemen Pertama. Kuasa hukumnya beranggapan bahwa Roy sendiri yang sudah mencoba bunuh diri sebelumnya.
Bahkan percobaan bunuh diri itu jauh sebelum mengenal Carter. Saat kejadian pun, posisi Carter satu jam jauhnya dari tempat kejadian, dan hadir secara virtual.
Mereka juga meminta untuk hakim memeriksa bahwa Roy mengonsumsi antidepresan citalopram, di mana dalam boksnya ada peringatan bahwa obat ini dapat membuat penggunanya memiliki perasaan ingin bunuh diri yang meningkat. Tapi hal ini ditolak oleh hakim.
Hakim terus berpegang teguh pada bukti video Roy yang diunggah ke media sosialnya, juga pada rekaman telepon terakhir di antara Roy dan Carter.

"Aku takut. Aku akan keluar dari mobil sekarang." ujar Roy membuka pintu mobil dengan amat sangat ketakutan.
"Jangan, kamu harus kembali ke mobil sekarang!" jawab Carter.

Roy yang sempat ketakutan dan tengah gusar untuk membatalkan rencananya ini kembali ke dalam mobil. Menunggu gas merenggut nyawanya perlahan.
Bukti baru terus bermunculan. Setelah 1000 pesan itu dihapus, ternyata Carter mengirim lebih dari 80 pesan lagi setelah Roy meninggal di mobil.

Pesannya berhubungan dengan ia yang pura-pura khawatir, dan juga meminta maaf tidak bisa menyelamatkan Roy.
Persidangan ini memakan waktu yang amat sangat lama. 4 Februari 2015, Michelle Carter didakwa atas pembunuhan yang tidak disengaja. Ia disinyalir membantu orang untuk bunuh diri.

Tapi cerita ini tidak selesai sampai di sini saja.
Dalam ruang sidang Massachusetts, tiga tahun setelah pemeriksaan pertama, Michelle Carter telah berumur 20 tahun.

Kasus yang sempat membuat ramai di tahun 2014 ini, kembali mengemuka di tahun 2017.

5 Juni 2017, persidangan dimulai.
Saat sidang, Carter terlihat tenang dalam diamnya, tidak terlihat emosional.

Pembelaan dari sisinya dilakukan oleh salah satu psikiatris, Peter Breggin.
"Michelle tidak berpikir bahwa yang dilakukannya adalah tindak kriminal.. Dia menganggapnya bahwa ia menemukan jalan untuk membantu pacarnya," ujar Dr. Peter Breggin.
Tapi teori ini dibantah oleh Jaksa.

Jaksa melalui temuan-temuannya mengatakan bahwa Carter putus asa mendapatkan teman dan perhatian. Carter merasa mendapatkan perhatian ketika Roy terus berbicara mengenai keinginan untuk bunuh dirinya. Karena Carter merasa menjadi penting.
16 Juni 2017.

"Nyonya Carter, silahkan berdiri" ujar hakim.

"Pengadilan sudah meninjau bukti-bukti, dan menerapkan hukumannya, karena Anda bersalah atas dakwaan yang menuduh Anda dengan pembunuhan tidak sengaja dari Conrad Roy III."
Hakim Lawrence Moniz mengatakan, ia bersalah karena Roy sudah tidak ingin bunuh diri dengan keluar dari truk, namun Carter terus membimbingnya untuk terus masuk ke dalam mobilnya. Namun, Carter belum ditahan.

Keluarga Roy pun merasa senang dengan putusannya.
3 Agustus 2017.

Michelle Carter dihukum 2,5 tahun penjara, dengan 15 bulan masa percobaan. Tapi kuasa hukum Carter mengatakan untuk menunda penahanan Carter, sampai semua opsi banding pengadilan selesai.

Hal ini dikabulkan oleh Hakim dengan syarat.
Syarat yang diajukan adalah Carter dan keluarga harus menjauh terlebih dahulu dari keluarga Roy.
Berselang dua tahun, tepatnya 6 Februari 2019, pengadilan mengatakan tindakan Carter dianggap tindakan kriminal dan masuk tindak pidana.
Hukuman penjara 15 bulan Carter akan ditegakkan dalam waktu dekat. Sisa dari hukuman 2½ tahun ditangguhkan, diikuti oleh masa percobaan lima tahun.
Tak lama berselang, 11 Februari 2019, Carter akhirnya ditahan atas perintah hakim untuk melaksanakan 15 bulan tahanan percobaan.

Carter pun mengajukan pembebasan bersyarat untuk keluar lebih cepat dari penjara.
Pengacara Carter tetap gigih mempertahankan substansinya, hingga membuat sebuah petisi ke Mahkamah Agung Amerika pada Juli 2019.

Pengacaranya masih beranggapan bahwa semuanya ini memang keinginan Roy, dan Carter tidak bersalah karena dilindungi free speech.
Belum lagi menurut pengacaranya, hal ini dilakukan ketika Carter masih remaja.

Tetapi Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak petisi itu.
23 Januari 2020, Michelle Carter dibebaskan dari penjara, tiga bulan lebih cepat dari dakwaan karena dianggap berperilaku baik.

Atas perbuatannya ini, Carter berada dalam penjara selama 11 bulan dan 12 hari dari yang seharusnya selama 15 bulan.
Awalnya Michelle Carter bisa dipenjara selama 20 tahun, meski tuntutan dari keluarga Roy adalah seumur hidup.
"Anakku penting. Dia penting. Akan selalu penting.." ujar sang Ibu, Lynn Roy, dalam wawancara dengan reporter CBS News, Erin Moriarty.
Mari melihat sejenak pada kata-kata awal tulisan ini, percayakah kamu kalau kata-kata memiliki kekuatan besar?

Ibu Roy, Lynn Roy percaya. Kata-kata memiliki kekuatan besar; kata-kata bisa merubah semuanya, termasuk kehidupan seseorang.
Serangkaian tulisan ini dibuat untuk memperingati #WorldMentalHealthDay, tentang bagaimana kamu seharusnya berhati-hati dengan setiap perkataanmu, lebih perduli terhadap kesehatan mental seseorang.

Be kind.
Kalau kamu sedang merasa ingin bunuh diri, meski terbesit sedikit saja, segeralah minta bantuan kepada profesional.

Untuk pembaca yang pernah memiliki pengalaman baik dengan psikolog, psikiater, atau mungkin ingin berbagi pengalaman, silahkan reply tweet ini.
Kisah tragis ini sempat diadaptasi ke berbagai media lainnya, seperti film televisi Conrad & Michelle: If Words Could Kill yang dirilis oleh Lifetime.
Acara Dateline NBC yang memiliki judul episode Reckless juga pernah memuat kasus ini dan mewawancarai kedua belah pihak pengacara, serta keluarga dari Conrad Roy.
HBO juga merilis dokumenter berisikan dua episode berjudul I Love You, Now Die: The Commonwealth vs Michelle Carter.
Universal Cable Productions juga menggarap serial televisi The Girl From Plainville yang dibintangi oleh Elle Fanning dan akan rilis di Hulu.
Di tahun 2021, band SKYND juga membuat lagu berjudul Michelle Carter, yang menceritakan mengenai kasus ini.

Barisan huruf dalam kata bukan hanya sekadar alat berkomunikasi biasa. Ia bisa bercerita, ia bisa membuat bahagia orang, dan ia bisa membunuh orang.

Kisah ini pula yang membuktikan kata-kata itu spesial dan memiliki kekuatan. Gunakan dengan baik.

Selesai.
Rest In Peace, Conrad Henri Roy III.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Era Indonesia

Era Indonesia Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @eradotid

8 Oct
Seperti tentara, tapi bukan. Inilah Kompen Cadangan.

Meski tidak digaji, tapi mendapat uang saku dan banyam fasilitasnya.

Kamu tertarik bergabung?
3.103 orang dilantin menjadi Komponen Cadangan TNI.

Apa sih Komponen Cadangan itu?
Begini penjelasannya tentang Komponen Cadangan menurut laporan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Read 8 tweets
7 Oct
Mengapa Menyebut Inggris Sebagai Negara Salah Sekaligus Benar

A THREAD
Pernahkah kamu mendengar atau bahkan kamu sendiri yang mengucapkan kalimat-kalimat seperti di bawah ini?

“Inggris menang Perang Dunia II bersama sekutu”

“Ratu Elizabeth II dari Inggris”

“PM Inggris Boris Johnson”

“Amerika Serikat adalah bekas negara jajahan Inggris”
Atau bahkan seperti ini:

“Pangeran William dari Kerajaan Inggris”

“Pernikahan Kerajaan Inggris antara Pangeran Harry dan Meghan Markle”

“Inggris keluar dari Uni Eropa”
Read 48 tweets
6 Oct
Serba-serbi daftar panjang pejabat di Pandora Papers

Apa dan kenapa kok bisa masuk paper ini? Siapa sih yang meneliti? Yang paling penting dan mendasar, apa sih Pandora Papers itu?

A Thread
Peran 600 jurnalis dari ratusan media membocorkan sekitar 12 juta file berupa dokumen, foto, dan email yang mengungkap harta tersembunyi, penggelapan pajak, hingga kasus pencucian uang.
Makannya jangan senang dulu kalau masuk list Forbes~
Read 27 tweets
6 Oct
Windows 11 datang membawa beberapa pembaharuan baru, salah satunya tampil lebih simpel.

Kini bisa download gratis secara legal, loh!

Kamu berminat nggak nih update ke Windows 11? Image
Banyak fitur barunya yang memanjakan gamer-gamer PC. Image
Aim-nya pengen memberikan pengguna rasa tenang dan nyaman.

Mari kita coba~ Image
Read 4 tweets
6 Oct
KSPI yang menjelma jadi Partai Buruh

Angin segar kah untuk perpolitikan Indonesia? Image
Pasca dilantik sebagai Presiden Partai Buruh periode 2021-2026 dalam Kongres Nasional IV, Said Iqbal mengatakan partai ini bukan partai dinasti. ImageImage
Siapa aja sih yang dilantik?

Berikut deretannya. Image
Read 8 tweets
30 Sep
Selama ini, sosok DN Aidit dianggap sangat laknat, kafir, dan keji.

Tapi ada sisi lain sejarah yang jarang dibahas oleh banyak orang. Ia pernah menjadi muazin, dan begitu peduli dengan masjid.

Inilah sisi lain dari sejarah Indonesia.

A THREAD
Banyak orang menganggap Aidit adalah seorang ateis dan begitu keji akibat narasi yang digaungkan setiap 30 September.

Tapi apa betul Aidit seorang ateis? Lalu apakah menjadi seorang komunis sama saja menjadi seorang ateis?
Menurut sang anak, Ilham Aidit, ayahnya begjtu peduli dengan masjid-masjid sekitar.
Read 18 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(