Banyak diantara kita yang menjadi anak KOS, entah karena alasan kerja ataupun kuliah. Namun dengan adanya pandemi, banyak sekali KOS yang ditinggalkan oleh para penghuninya. Entah karena adanya WFH, Kuliah daring atau bahkan karena ibu kos yang bawel ketika menagih setoran.
Bisakah kalian membayangkan, ruang kamar kos yang ditinggalkan beberapa hari, minggu, atau mungkin berbulan-bulan?
Bukan hanya cicak dan laba-laba yang membuat sarang, mungkin diantaranya ada mereka yang tak terlihat mulai menghuni disana.
Coba kalian pikirkan, apakah kamar itu benar-benar kosong? Ataukah hanya penghuninya saja yang tak terlihat?
Halo lur, pada kesempatan kali ini mas wakhid ingin membagikan salah satu kisah horror yang dialami langsung oleh mas rafi. Dia membagikan pengalamnnya ketika sedang menghuni kos yang sudah 3 bulanan tidak dia tempati karena ditinggal pulang kerumah orang tua.
Yah karena pandemi jadi tidak ada kegiatan kampus, jadi saya memilih untuk pulang saja “ ungkap mas rafi.
Penasaran dengan apa yang terjadi dengan KOS mas Rafi yang ditinggal lama dimasa pandemi seperti ini?
Jangan-jangan kisah mas rafi ini juga banyak dialami oleh kalian?
Sebelum masuk ke ceritanya, boleh lah minta Retweet dan like nya hehe, kalau mau follow juga boleh.
Bismilah..
Yen wedi rasah wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi.
mari kita masuk ke ceritanya...
Assalamualaikum
Perkenalkan namaku rafi (nama samaran) disini saya ingin membagikan pengalaman ketika menghuni kosan yang sudah lama saya tinggalkan karena adanya pandemi covid 19.
Waktu itu selama 3 bulan saya tidak menempati kosan dan saya pulang kerumah, karena waktu itu saya mikir “untuk apa lah di kosan, udah ngak ada kerjaan dan ngak ada kegiatan di kampus juga” dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang kerumah saja.
Ketika dirumah selama 3 bulan saya merasa suntuk, ngak ada kerjaan sama sekali, ternyata sama aja seperti di kosan. Oleh sebab itu aku putuskan untuk Kembali pulang ke kosan dan pada saat saya mengambil keputusan itu, ada penolakan dari orang tua.
Orang tua tidak setuju kalau saya pulang ke kosan karena untuk apa di kosan sendirian. Setelah aku pulang ke kosan di daerah Bandung, ternyata memang benar dugaan dari orang tuaku, yap benar aku sendirian di kosan dari sekitar 15 kamar yang ada disana.
Hari pertama sampai hari kedua aku dikosan masih terasa seperti biasa saja. Dihari ketiga, bibi yang sering beres-beres kosan menyapaku,
“pulang aa’?”
“iya bi saya pulang”
“ohh, sendiri aja?” tanya bibi lagi,
“ iya sendiri” jawabku.
Lalu kutanya Kembali
“ini tetangga belum pada pulang ya bi?”
“belum aa, mungkin karena covid paling, jadi dikosan ngak ada kerjaan” jawab bibi.
“iyasih bi, bibi ngak kerja lagi?” sambungku bertanya
pada bibi,
“engga aa, bibi terakhir kerja waktu sebelum covid”
“ohh gitu, terus bibi kerja lagi disini?” tanyaku
“engga aa, Cuma ngecek aja sama bersih-bersih aja”
“oh iya bi, sok atuh mangga bi lanjutin aja” ucapku menutup percakapan dengan bibi
“iya aa” jawabnya.
Saat itu tidak ada apa-apa dan tidak ada permasalahan.
Besoknya ada hal yang menganggu diriku, diwaktu itu ada sesuatu yang seolah sedang berjalan. Pada mulanya saya kira tetangga atau warga sekitar yang memasuki area kos an dan bagiku itu tidak apa, karena saya tidak mengubris dan kepo terhadap hal itu.
Akan tetapi saya melihat dari jendela, seperti ada sesorang yang sedang berjalan berlalu Lalang.
Setelah kejadian itu, saya menelpon teman untuk datang ke kos an untuk menemani sembari membahas tentang kos an dan kegiatan lainnya. Pada waktu itu kondisi masih biasa saja dan tidak ada masalah yang menganggu.
Keesokan harinya, bibi bertemu dengan saya lagi dan bilang,
“aa berani disini?”
“berani bi, yakali ngak berani” jawabku
“saya disini juga bayar, terus kalau udah bayar dan
ngak dipakai kan sayang gitu kan”
“oh iya sih aa, yaudah ati-ati aja aa” ucap bibi
“iya bi, siapp”
Setelah itu, lebih tepatnya pada malam harinya saya main ke café bersama teman. Saat itu juga kebetulan juga membahas tentang hal mistis. Setelah pulang dari café, saya masuk gerbang. Oh iya, jadi didepan gerbang kos itu kan ada semacam tower.
Saya melihat ada tetangga saya menggunakan baju muslim dan menggunakan sarung putih dan dia seperti dada-dada (melambaikan tangannya) dan saya pun membalas dengan senyuman.
Saat itu hatiku terasa lega, ternyata tetangga saya sudah pulang. Saya masuk ke kamar dan bilang ke teman yang posisinya depan tower itu. Tak lama setelah kejadian itu, akupun mencoba menghubungi temanku itu via chat,
“aa udah pulang?”
“belum” balasnya
“belum? Saya melihat aa didepan tower”
“ahh masa, aku masih belum pulang ke bandung, ini lagi di bengkulu” balasnya
“hah iya? Serius aa, saya ngeliat aa didepan kamarnya aa loh barusan pakai baju muslim” sanggahku penuh penasaran
“ahh yang bener, saya masih di Bengkulu”
Setelah itu temanku ini mengirimkan sebuah foto yang menunjukkan kalau dia benar-benar ada di Bengkulu.
“Aduh saya ngelihat aa deh perasaan” tanyaku lagi
“ahh enggak kali” tegasnya.
Dari situ saya sudah ngak menghiraukannya lagi dan diwaktu itu tiba-tiba pintu kos diketuk 3 kali.
"tok..tok...tok..."
Saya mengira itu adalah ulah warga sekitar yang ngecek kos an. Akan tetapi, logikanya kalaupun ada orang yang mengetuk pintu setidaknya di jendela ada bayangan orang namun saat itu tidak ada.
Pada saat itu aku tidak menghiraukannya dan terlebih saya takut kalau misalkan itu adalah ulah dari orang jahat seperti maling atau penjahat lainnya.
Besoknya saya panggil teman saya untuk menemani di kos, disitu ada bibi juga. Waktu itu kita tidak mengobrol dengan bibi, dan kita hanya saling mengobrol dengan temanku.
Malamnya teman-temanku sudah pada pulang, waktu itu saya sedang mengerjakan tugas yah sekitar jam 1 malam. Setelahnya saya mendapatkan beberapa gangguan, speaker tiba-tiba mati padahal baterainya masih penuh dan pada saat itu pula, lampu kos utama mati.
Pada saat itu saya mengira hanya gangguan litrik, saya benerin dan ngak lama dan akhirnya menyala lagi.
Ketika lampu sudah nyala, tiba-tiba token listrik dari setiap kamar bunyi.
Padahal saya cek isi tokennya masih ada seribu, yang mana tidak mungkin token segitu tiba-tiba bunyi,
“nit..nit..nit..nit..”
begitulah kira-kira bunyinya,
Saya matiin lah satu-satu sembari mengecek token satu-satu ternyata masih pada penuh, mungkin karena selama 3 bulan tidak terpakai. Setelah normal Kembali saya memutuskan untuk masuk ke kamar lagi,
namun anehnya ketika tutup pintu tiba-tiba token berbunyi lagi.
Beberapa detik kemudian token listrik sudah tak berbunyi lagi, namun lampunya tidak ikutan mati. Pada saat itu saya tidak gubris dan memilih untuk lanjut mengerjakan tugas.
Namun tak berselang lama, engsel pintu kamar tiba-tiba bergerak dengan sendirinya
“grek..grek..grekk..”
Suara engsel pintu itu berbunyi sebanyak 3 kali, namun untungnya pada saat itu pintu sudah saya kunci.
Saya menelpon teman untuk datang ke kos, namun sayangnya tidak bisa karena waktu itu posisi kota bandung sedang gencar-gencarnya begal dan tindakan kriminal di jalanan.
“ditengah malah mana mungkin temanku berani keluar” ucapku, dan saat itu saya memilih untuk mencoba untuk tidur saja.
Di keesokan harinya temanku datang untuk menemani, posisi saat itu sekitar jam 9 malam. Disitu kita saling ngobrol dan akupun menceritakan kejadian yang kualami. Dia pun kaget dan tidak percaya dengan apa yang kusampaikan.
Sekitar jam 12 malam kita ngobrol dan merasakan kejanggalan itu bareng-bareng, dar sini yang kita rasakan adalah semacam suara Langkah jejak kaki dan juga suara ngobrol di samping kamar,
yang mana pada kenyataanya semua kamar sedang kosong dan ngak mungkin ada satu orang didalam kamar. Kalaupun dikamar sebelah ada penghuninya, pastilah terdengar suara motor didepan kos an saya.
Aku dan temanku memilih untuk tidak menggubris kejadian itu, sekitar jam 2 malam terdengar suara orang sedang mandi dikamar samping, dan itu membuat kami kena mental namun kami tetap memaksakan untuk tidur dan tertidur sekitar jam 3 pagi.
Pada saat itu, saya melihat ada sosok bayangan yang berdiri di depan jendela, seketika itu saya merasa kaget dan langsung membangunkan teman yang sedang menginap di kos. Anehnya ketika saya dengan teman melihatnya, tiba-tiba sosok bayangan itu hilang begitu saja.
Setelah kejadian itu saya dan teman saya waktu itu memilih untuk tidak tidur sampai pagi.
Keesokan paginya temanku ini pulang dan setelah itu saya memutuskan untuk beres-beres kamar. Setelah itu, lebih tepatnya agak siang saya main dan bertemu bibi ada disana dan itu lokasinya jauh dari letak kos. Saya melihat bibi sedang berjalan dan kusapa,
“bibi…”
“eh aa..”
“bibi apa kabar?” tanyaku
“baik” jawab bibi singkat
“hari ini ngak beres-beres kosan bi?”
“aduh aa, bibi mah udah berhenti kerja dari sebelum covid” jelasnya
“loh bukannya kemaren kita ngobrol di kosan?”
“hah ngobrol? Engga saya terakhir ke kosan itu sebelum covid aa, sekitar 3 bulan”
“hah bibi serius?” tanyaku memastikan
“iyah..”
“saya ngobrol loh sama bibi”
akupun masih ngeyel bahwa saat itu aku memang benar-benar bertemu dengan bibi dikosan.
“enggak aa, beneran. Saya terakhir kerja sebelum covid karena yang punya kosan ngak bisa gaji saya” jawab bibi
“bibi… demi apa??” akupun masih mencoba memastikan
“demi Allah”
“bibi jangan bohong bi, aa aja ngobrol sama bibi kemaren” ucapku
“aa ngobrol sama siapa emang?” bibi bertanya balik
“sama bibi!!” jawabku tegas
“enggak, bibi ngak ke kosan”
Dan disitu saya merasa gila,
“gak mungkin…”
“gak, ini ngak mungkin..”
Saat itu saya mencoba meyakinkan diri sendiri, gak mungkin bibi terakhir kerja sebelum covid, kan saya melihat bibi kemaren di kos an. Setelah kejadian itu saya memilih untuk tidak membahas hal ini lagi, saya memilih untuk bersikap bodoamat.
Sebenarnya masih banyak kejadian yang saya alami, namun saya berani untuk bercerita sampai sini saja. Karena ada beberapa faktor diantaranya adalah pesan dari orang tua, kalau misalkan mau pulang kerumah kosan harus dibersihkan terlebih dahulu.
Saya disini mengakui berbuat salah, karena sebelum pulang kerumah, saya dan teman-teman minum di kosan dan botolnya masih ada didalam kamar dan ditambah kamar yang kondisinya sangat berantakan.
Ada salah satu pesan juga dari orang tua, kalau sebelum pulang Kasur harus diposisikan berdiri. Dan pada waktu itu saya juga tidak mengubris pesan itu.
Entah ada keterkaitan antar pesan dari orang tua atau tidak, namun pada kenyataanya ketika saya tidur dikasur badan saya terasa engap padahal tidak ada asap rokok dan ditambah dengan muncul beberapa gangguan yang saya rasakan.
Dengan kejadian itu menjadi salah satu bahan evaluasi untuk diri saya sendiri bahwa kebersihan itu sangat penting.
sekian, semoga kalian bisa mengambil pelajaran dari kisah barusan.
terimakasih yang sudah menyempatkan mampir dan membaca.
semoga kalian yang membaca ini sehat selalu, dimudahkan rejekinya, yang sudah punya pasangan semoga lekas dihalalkan, dan yang belum punya semoga lekas menemukan jodohnya :)
sampai bertemu di thread selanjutnya..
saya ucapkan banyak terimakasih kepada semuanya yang sudah mendukungku untuk selalu berkarya,
“aku nek ngene terus yo iso edan pak! Nangkene tuntutan urip akeh ning penghasilanku sakiki malah minuse sing akeh. Ngertio ngene aku ora Kerjasama karo pak wiyanto yen ngerti akhire ngene iki. Saiki yen ngene iki kahanan e, aku raiso bayar kuliah bocah pak” ucapku
("aku kalau seperti ini terus bisa gila pak! Disini tuntutan hidup banyak tapi penghasilanku saat ini minusnya yang banyak.
KKN merupakan salah satu kegiatan yang banyak memberikan kenangan ketika Kuliah, namun bagaimana jika KKN dirumah yang sudah kosong selama 20 tahunan? bayangan untuk menikmati masa mengabdi pada masyarakat ketika KKN malah justru berubah jadi pengalaman seram dan mengerikan.
“Jadi sewaktu Zul membetulkan pembatas bambu itu, ada simbah-simbah yang waktu itu pernah aku lihat saat awal kkn dulu. Hari berikutnya aku makin kepo banget dengan rumah yang aku tempatin itu, akan tetapi aku belum mencoba untuk mencari tau, Pikirku “yah kunikmatin ajalah dulu”.
Malamnya temenku yang cowok pada nekat tidur dikamar yang sudah dilarang untuk dipakai itu, dan kejadian anehpun terjadi di malam selanjutnya..”