OM RASTH Profile picture
Nov 23, 2021 179 tweets 21 min read Read on X
KIRIMAN SANTET MENJELANG HANTARAN

"Pernikahan kalian hanya akan membawa malapetaka! Kesialan !Sebaiknya sudahi saja hubungan mu dengan laki2 itu.!" Ujar Nini Siam dengan mata yang melotot

#bacahorror
#bacahoror
#threadhorror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Namaku Rianti, aku di besarkan dalam sebuah keluarga yang masih sangat kental dengan hal2 yang berbau mistis.

Kakekku seorang pemilik lahan perkebunan karet yang cukup besar, bisa di bilang beliau adalah orang terkaya di kampung.
Orang2 bilang kakekku melakukan pesugihan kera, sehingga bisa sesukses sekarang. Kalau nenekku dia memiliki rumah jahit yang lumayan besar dan memiliki 6 karyawan di kota.
Sementara orang tuaku sendiri, memiliki usaha rotan, karet, rumah makan dan hotel. Semuanya berjalan lancar malah semakin bertambah maju.

Aku anak ke tiga dari 4 bersaudara. Kakakku yang paling tua berkuliah di sebuah kota di pulau jawa. Dia juga memiliki kekasih
Yang merupakan seorang artis yang sangat cantik, aku sendiri bingung bagaimana bisa seorang artis cantik seperti itu mau menjadikan kakakku yang wajahnya pas2an sebagai kekasih.
Tapi dari yang aku dengar, katanya kakakku di berikan sebuah warisan oleh kakek yakni ilmu pelet, yang bisa menaklukan siapapun target yang di incar oleh si pemiliknya.
Kalau kakak keduaku dia berkuliah di daerah kalimantan selatan. Dia adalah sosok yang sederhana dan tak banyak mau. Namanya Diana (samaran).

Sementara aku, masih duduk di bangku SMA. Dan adik laki2ku masih Duduk di kelas 6 sekolah dasar.
------
"Rianti.." Panggil Nenek

"Ya nek." Jawab Rianti

"Raihan mana? Belum pulang?" Tanya nenek

"Gak tau, tapi kayanya memang belum pulang." Jawab Rianti sembari menoleh kearah jam yang terpajang di dinding
"Ya sudah. Coba kamu jemput dia gih. Sekalian belikan nenek sate di warung yang ada di depan pasar itu ya. Biasanya jam2 segini sudah buka." Kata Nenek seraya memberikan selembar uang seratus ribuan pada Rianti yang penampilan nya masih acak2an
Dengan langkah sedikit kesal, Rianti lantas berlari kearah kamarnya untuk mengganti baju yang ia kenakan.
Dengan menaiki sepeda motornya Rianti menuju ke rumah teman Raihan, karena sepulang sekolah tadi anak itu memang berpamitan main ke rumah teman nya, tapi sampai
Sore, dia belum juga pulang.

Setelah menjemput adiknya, Rianti lanjut menuju pasar untuk membelikan pesanan neneknya tadi.
------
Malam itu selepas makan, kakekku mendadak sakit. Tubuh tuanya terjatuh kelantai dengan darah yang terus mengalir melalui telinga.
Sebagian tubuhnya membiru. Membuat semua orang yang berada di rumah menjadi sangat panik, terlebih lagi saat itu Ayahku sedang tidak ada di rumah.
Akhirnya aku dan Raihan lah yang di suruh untuk memanggil dokter.
Malam itu begitu sunyi, bahkan suara2 jangkrik yang biasanya ada di sekitar halaman rumah kami pun tak terdengar sama sekali.

Bulu kuduk ku tiba2 merinding ketika Raihan menunjuk kearah atap, di sana terlihat sesosok perempuan dengan gaun putih lusuh tengah
Melayang2 dengan posisi membelakang.

Dengan tergesa2 aku langsung melajukan motorku keluar dari halaman rumah.
"Itu tadi apa kak?" Tanya Raihan

Aku terdiam tak bisa menjawab, meski aku tau kalau yang baru saja kami lihat itu adalah hantu.
Sekitar 15 menit dari rumah, akhirnya mereka berdua tiba di rumah dokter yang di jadikan sebagai tempat prakteknya.

Singkatnya setelah kami tiba di rumah, kakekku masih dalam keadaan seperti orang yang tak sadarkan diri.
Namun kedua matanya melotot menatap langit2 dan mulutnya ternganga.

Kata dokter yang memeriksakan keadaan kakekku, beliau terkena serangan jantung. Tapi pernyataan dokter tersebut di bantah keras oleh nenek.
Nenek bilang kalau kakekku tidak ada riwayat penyakit jantung. Dan malam itu juga aku kembali di suruh untuk menemui dokter yang sering kakekku datangi. Jujur aku hampir saja menolak, karena jarak yang sangat jauh untuk sampai ke klinik dokter tersebut.
Tapi nenekku memohon sambil menangis, membuat aku dan Raihan mau tak mau harus pergi juga.

Di perjalanan kami berdua hanya saling diam dengan pikiran yang kacau.
"Kak. Aku takut." Ucap Raihan membuat bulu kudukku lagi2 berdiri

"Takut apa sih? Kamu tuh laki2 masa sama jalanan gelap gini aja takut!"

"Di belakangku rasanya kaya ada orang kak. Sesak. Gak bisa gerak." Kata Raihan lagi

Deg.. Deg.. Jantungku berpacu dengan sangat
Cepat setelah mendengar perkataan adikku.

Pelan2 aku arahkan kaca spion untuk melihat bagian belakang, ada kibasan kain putih tepat berada di belakang Raihan. Yang membuat aku kaget dan kehilangan fokus pada jalan, akhirnya kami berdua pun terjatuh. Bruuukkk..
"Pulang kak, aku takut." Ujar Raihan mulai menangis dengan sesekali meringis

"Kamu tuh ya! Ini gara2 kamu tau! Kita jatuh gara2 kamu ngomong yang tidak2!" Bentakku emosi
Dengan tangan dan kaki yang masih gemetar aku berusaha bangkit. Kakiku rasanya sakit sekali.

"Cepat naik!" Lagi2 aku membentak Raihan

Dengan kaki yang sedikit pincang, Raihan langsung naik keatas motor, terdengar beberapa kali ia meringis kesakitan.
Setelah beberapa saat melewati jalanan sunyi itu, mereka berdua pun sampai di persimpangan jalan yang mengarah ke jalan besar dan ramai.

Lalu lalang orang2 membuat hatiku sedikit tenang. Namun entah dari mana munculnya sepanjang jalan tersebut aku terus2an mencium bau dupa
Yang sangat menyengat.

(Ilustrasi dupa) Image
"Kamu mencium bau dupa gak?" Tanyaku pada Raihan

"Gak ada bau apa2." Jawab Raihan singkat

Aku menghela nafas beberapa kali, berharap bau dupa yang kian menyengat itu hilang dari penciumanku.
Untungnya klinik yang aku tuju masih buka dan terlihat ada beberapa orang di sana.

Tanpa menunggu antrian aku langsung masuk ke ruangan dokter, seorang perawat nampak menatapku dengan tatapan yang tak suka.
"Maaf saya masuk tanpa menunggu antrian. Saya kemari karena.." Ucapku lalu menceritakan maksud kedatanganku ke klinik tersebut
Setelah itu aku di suruh untuk menunggu di luar.

Di luar, aku melihat luka di sikut dan kakiku. Darahnya sudah mulai mengering. Begitupun dengan luka yang di miliki adikku.
Dari arah seberang jalan, ku lihat seorang perempuan tengah menatap kearahku dan Raihan. Namun ketika sebuah mobil melintas, perempuan itu menghilang.
"Kamu lihat perempuan tadi?" Tanyaku seraya menunjuk ke seberang jalan

Raihan menanggapi pertanyaan ku dengan menggelengkan kepala.

"Memangnya siapa?" Tanya Raihan
"Entahlah, tapi wajahnya sepintas mirip sekali dengan pacar kak Dody (samaran)" Jawabku

Tidak lama kemudian dokter itu keluar dengan membawa tas berisi peralatan2nya.
"Ayo." Ajak dokter tersebut seraya memasang helm nya

Kami mengendarai motor secara beriringan. Tentu saja aku dan Raihan merasa lega dan tidak terlalu takut lagi untuk melewati jalanan gelap sebelumnya.
Sesampainya di rumah, dokter itu langsung memeriksakan keadaan kakekku yang masih seperti sebelumnya.

Untuk beberapa saat dokter tersebut terdiam, lalu bergantian menatap kami.
"Semuanya normal dan sehat, sama sekali tidak ada tanda sakit jantung atau apapun. Sepertinya ini bukan penyakit medis, dan saya tidak bisa menangani ini." Ujar dokter pelan

"Sudah ku duga." Gumam nenek

Lalu nenek bergegas menarik tanganku,

"Antar nenek."
Tanpa banyak bicara aku lantas mengikuti saja kemauan nenekku. Beliau mengarahkan aku menuju ke sebuah jalanan setapak dengan pemandangan pohon2 karet di sepanjang jalan.
3 kilometer masuk menyusuri jalanan tersebut kami akhirnya tiba di sebuah rumah yang sangat tinggi dan panjang, mirip seperti rumah betang (rumah adat suku dayak)

"Rumah siapa ini nek?" Tanyaku

Tanpa menjawab pertanyaanku, nenek langsung berjalan menuju kearah tangga
𝘓𝘦𝘮𝘱𝘢𝘯𝘨.

Dengan hati2 nenek menaiki tangga tersebut.

"Rianti.. Sini!" Panggil beliau setelah sampai di atas

Dengan langkah sedikit ragu, aku pun menghampiri nenek.
Seorang nenek2 keluar setelah nenekku mengetuk pintu tersebut berkali2.

"Siam. Suamiku terkena santet." Ujar nenek tanpa basa basi yang membuatku sedikit melongo
"Oh.. Jadi nini ini dukun." Batinku

Nenek yang di panggil Siam itu langsung mempersilahkan kami masuk.

Di rumah itu rupanya ada banyak orang2 yang entah berasal dari mana.
Beberapa di antaranya terlihat sedang sakit parah.

Nini siam mengajak nenekku ke sebuah ruangan, di ruangan itu terdapat gantungan bunga2 dan beberapa kepala hewan yang di jadikan pajangan dinding.
Aku duduk bersandar di pojokan sambil menatap kearah nenekku.

Terlihat nini siam duduk sambil merapal kan bacaan yang sulit ku mengerti artinya.
Lalu saat asap dari perapin yang di nyalakan oleh ninu siam mengepul, terasa ada angin yang sangat dingin berhembus di sekitarku. Sampai2 bulu kuduk ku seketika merinding.
Lalu ninu siam menyentuh tangan nenekku dan seketika tubuh nenekku mengejang untuk beberapa saat.

"Ya Tuhan.. Nek. Nenekk!" Seketika aku panik dan berlari kearah nenekku berusaha untuk menyadarkan beliau
Namun beberapa saat kemudian, setelahnya nenekku mengumpat dengan kata2 yang cukup kasar sambil menyebutkan satu nama seseorang yang entah siapa aku pun tak tau.
"Sekarang kau mau bagaimana? Di hilangkan saja atau di kembalikan?"

"Kembalikan saja! Biar dia tau rasa!" Jawab nenekku terdengar sangat marah

Jantungku berdegup sangat kencang ketika telur yang berada di atas sebuah piring kecil tiba2 pecah seperti terkena lemparan batu
Sayup2 ku dengar bisikan halus suara seorang perempuan menyebut kata ATEY berkali2. Lalu setelah itu tercium bau getah/bau khas pohon pisang yang sangat menyengat.
Dan tiba2 pandanganku seketika buram setelah kurasakan ada sesuatu yang menabrak tubuhku dengan sangat keras.

Entah itu mimpi atau tidak, yang pasti aku melihat Diana. Dia tengah duduk dengan seorang laki2 berpakaian adat suku dayak jaman dulu.
Diana tersenyum dan menatapku sambil berkata.

"Kamu adalah titian yang akan menjadi penerus. berhati hatilah." Ucap Diana sebelum mereka berdua menghilang dalam kabut yang cukup tebal
Saat aku berpaling, aku melihat seorang lelaki tua renta berjenggot putih dengan penampilan serba hitam. Laki2 tua renta tersebut tersenyum sinis menatapku.
Lalu kemudian sesuatu yang sangat aneh terjadi, aku mengeluarkan benda tajam yang tiba2 saja berada di tanganku. Dan langsung menebaskan nya kepada laki2 tua renta itu hingga ia tewas bersimbah darah.
Darah segar mengenai wajahku, rasanya aneh. Tapi entah kenapa aku menyukainya.

------

Aku terbangun dengan mata melotot menatap sekitarku. Ku lihat nenek menatapku sambil tersenyum.
"Baguslah kau sudah siuman. Semalam kau kecapean. Maafkan nenekmu ini ya, yang sudah menyuruh2 kau dan Raihan kesana kemari." Ucap nenek
"Kakek gimana?" Tanyaku pelan

"Kau tak perlu risaukan tentang kakek. Dia akan baik2 saja."

--------
Seminggu setelah kejadian itu, kakekku kini sudah sehat seperti sediakala.

Tetapi ada yang aneh pada diriku, karena aku selalu bermimpi hal yang sama setiap malamnya.
Bahkan sampai membuat aku menjadi tak berani tidur.

---
Sore itu aku sengaja pulang lebih awal, aku mendengar percakapan antara kakek dan nenekku di ruang makan dengan sesekali membentak.

"Aku terpaksa menggunakan nya lebih awal karena nyawamu berada dalam bahaya!!" Ujar nenek
"Tapi dia belum matang!! Kalau terjadi apa2 padanya bagaimana???!!" Balas kakekku

Hening.. Tiba2 tanganku tak sengaja menjatuhkan perapin di atas meja hingga membuatnya pecah dan abunya berhamburan di lantai.
Aku bergegas lari menjauh agar tak ketahuan oleh mereka.

"Kira2 apa yang mereka bicarakan? Siapa itu? Belum matang apanya??" Beberapa pertanyaan wara wiri di kepalaku
(Yang berminat bajakah untuk mengobati kanker, tumor, stroke, mempercepat pengeringan luka dan masih banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan. Yang berminat bisa hubungi om Rasth melalui DM atau WA di - 0856 5403 7262 Image
Atau ada yang berminat minyak minyak asli pedalaman kalimantan, om punya beberapa, ada saluang mudik, perkasih, raja penunduk, raja pemikat, 7bidadari, pengasihan, pelet pangkanang, dan minyak untuk ke wibawaan.
Adapun khasiat nya, mulai dari
Penglaris, membuat orang2 disekitar kita kasian dan tidak tega mau berbuat jahat. Menundukkan lawan bicara. Pemikat lawan jenis dan untuk memancarkan aura positif dalam diri kita, membuat kita lebih berwibawa di pandangan orang yang bertemu dengan kita. Kalau berminat bisa
Hubungi om Rasth melalui DM atau WA di - 0856 5403 7262 , dan bisa juga untuk konsultasi dan saran atau curhat berbayar seikhlasnya.)

"Rianti.. Kau menguping??" Tanya Nenek dengan tatapan aneh
"Eng.. Aku, aku baru datang. Memangnya nenek membicarakan apa??" Jawabku sedikit terbata

"Bukan apa2."

---
Malam nya, aku membiarkan lampu kamar tetap menyala. Aku jiga menghidupkan musik dengan pelan untuk pengantar tidurku.
Namun saat aku sudah mulai terlelap, tiba2 muncul sosok perempuan dengan baju putih dan senyum menyeringai. Kami berada di dalam sebuah ruangan hitam dan berputar2.
Pelan namun pasti perempuan itu semakin mendekat padaku, dn aku rasakan sekujur tubuhku bagai mati rasa. Tak bisa di gerakkan.
Lalu entah bagaimana aku terbangun dengan keringat dingin membanjiri tubuhku, ada nenek di ujung ranjang yang masih menekan jempol kakiku.
"Rianti." Tanya nenek setelah aku menarik nafas

"Aku mimpi nek." Ucapku

"Kau ketindihan." Ujar nenek seraya beranjak dari duduknya
-------
Keesokan harinya, kakak keduaku pulang tanpa mengabari kami.

Ya, dia Diana.

Senyumnya terlihat aneh tak seperti biasanya.

"Kau sudah di bawa ke rumah nini Siam?" Tanya nya pelan saat aku berada di dapur untuk membuat susu
"Kakak tau juga tentang nini siam??" Tanyaku sedikit agak kaget

"Ya, tentu saja aku tau. Dia itu dukun, sudah banyak orang2 yang datang dari luar daerah untuk bertemu dengan nya. Dia bisa mengobati penyakit non medis dan juga membuatnya." Jawab Diana
"Kakak sudah tau kalau kakek terkena santet ?"

"Sudah bukan hal baru. Kehidupan keluarga kita memang tak jauh2 dari santet, guna2, parangmaya dll yang berbau mistis. Makanya itu yang membuatku enggan untuk pulang ke rumah." Tutur Diana
"Lalu sekarang kakak pulang ada tujuan apa ?"

"Aku ingin meminta restu dari abah dan mama, karena kekasihku bermaksud untuk melamar ku." Jawab Diana seraya mengambil sebiji pisang mahuli yang terletak di atas piring
"Eh, itu kan sajen yang nenek buat. Kenapa di makan ?"

"Untuk di labuh ke sungai kan? Ini pasti makanan untuk 𝘣𝘶𝘢𝘺𝘢." Ujar Diana seperti tak peduli dan dengan lahapnya memakan pisang tersebut
Keluarga mereka memang mempunyai peliharaan buaya gaib yang di sebut Datu dalam banyu. Buaya itu sudah beberapa kali menyelamatkan anak dan cucu nenek yang pernah tenggelam di sungai. Konon buaya itu sudah berlumut dan sangat tua sekali, namanya pun di rahasiakan
Dan hanya penerus lah yang boleh mengetahui namanya. Menurut pengakuan nenek, Nenek adalah penerus ke 6 dari keluarga kami yang terpilih untuk memberikan sajen pada buaya tersebut. Dan jika nenek sudah meninggal, buaya itu akan memilih salah satu anak nenek yang
Akan menjadi penerus selanjutnya.
(Bagi sebagian ponakan yang berasal dari kalsel-kalteng mungkin sudah tau tentang buaya peliharaan ini atau bahkan masih ada yang memeliharanya. Karena keluarga om dari pihak ibu masih mempunyai peliharaan seperti itu. Dan dari ayah om
Ada juga.)

------
Malam itu, kami berkumpul di ruang keluarga sambil menonton televisi yang menyiarkan berita.

Kakek dan nenek nampak sangat fokus pada layar televisi sehingga mereka tak mendengar ketika Diana mulai menceritakan maksud dari kepulangan nya.
"Menikah?? Sama siapa??" Tanya ayahku

"Bukan menikah bah, tapi lamaran dulu. Mungkin minggu ini kalau abah mama izinkan, dan pernikahan nya kemungkinan bulan depan." Ralat Diana
Setelah mendengar suara ayahku yang lumayan keras, barulah kakek dan nenek melotot menatap Diana.

"Kenapa mau cepat2 menikah?? Apa kamu tidak mau menyelesaikan kuliah dulu??" Tanya nenek
"Aku tetap kuliah nek, karena kuliahku masih bisa terus di lanjutkan walaupun aku sudah menikah."

"Ya maksudku, apa suamimu tidak melarang kalau kau kuliah. Pendidikan itu penting cu, selagi ada biaya kau harus terus lanjutkan pendidikan mu setinggi2 nya. Kalau perlu
Keluar negeri pun tak masalah. Karena kalau kau tak sukses dan sugih, orang2 di sekelilingmu tak akan menghargai keberadaan mu. Contohlah pengalaman hidup kakek mu ini dulu. Bukankah kami sudah sangat sering ceritakan." Ujar nenek dengan nada suara yang terdengar
Menahan emosi

"Aku tau nek. Aku paham. Tapi memang sungguh, calon suami diana itu sama sekali tak melarang kalau aku melanjutkan kuliahku. Dan katanya dia yang akan mengambil alih untuk membiayainya."
"Memangnya kerja apa calon mu itu?? Calo tanah? Punya toko? Atau pemborong??" Tanya kakek dengan sedikit menekan nada bicaranya

"Dia seorang polisi kek."

"Polisi?? Tidak, tidak. Kau tak boleh menikah dengan nya. Kau tau kehidupan polisi kan?? Lihat itu si Adim
Dia punya istri 3 selain si wati. Padahal apa kurang nya si wati itu, sudah lah cantik, baik bisa cari uang sendiri, memberikan anak yang banyak pada suaminya tapi balasan si polisi adim itu apa??! Mana suka bikin ulah. Tilang sana sini
2 bulan yang lalu malah menggerebek gudang ku katanya ada barang haram disitu." Ujar kakek mulai emosi

"Itu oknum polisinya saja yang salah dan tak bertanggung jawab. Adim itu memang kelakuan dasar nya seperti itu, walau misal dia bukan polisi pun yang namanya kelakuan
Buruk ya tetap buruk kek. Jangan pukul rata semua polisi seperti itu. Itu cuma ulah oknum nya saja dan ulah oknum polisi seperti itulah yang membuat nama kepolisian di pandang buruk oleh masyarakat. Di dunia ini masih banyak kok polisi baik dan jujur, salah satunya calonku."
Tutur Diana sembari tersenyum

"Aku tetap tak suka. Dan menurutku polisi2 sekarang ini rata2 begitu. 2 bulan yang lalu si adim dkk itu menawarkan keadilan sebelum gudangku diobrak abrik. Harga keadilan yang dia tawarkan untukku saja 10 juta lebih. Jelas aku tak mau bayar
Karena aku tau usaha ku ini dari awal di bangun sampailah sekarang tak pernah aku menyembunyikan barang haram!! Dia pikir aku ini bodoh yang mau2nya di peras seperti itu. Mereka itu tak ubahnya preman yang menggunakan seragam!! Dan aku tegaskan sekali lagi, aku tidak
Ingin cucu2ku menikah dengan polisi!!"ujar kakek sebelum meninggalkan ruang keluarga

"Itu oknum kek, contoh oknum polisi yang tidak baik. Dan cobalah kakek lihat kasus anak Beru yang di perkosa itu, sampai sekarang pelakunya masih di tahan kan. Itu salah satu bukti
Kalau tak semua polisi yang hanya mementingkan uang. Masih sangat banyak polisi2 di sini yang jujur dan baik. Jangan hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga."kata Diana
-------
4 hari setelah perdebatan kakekku dan Diana yang tak sepemikiran/sependapat. Ada seorang laki2 yang sangat tampan dan perawakan nya begitu gagah datang ke rumah.
Diana nampak menyambut hangat laki2 tersebut. Setelah melihat keakraban keduanya aku bisa menyimpulkan bahwa laki2 itu adalah calon suami Diana.
"Dek, tolong panggilkan abah ya." Suruh Diana terdengar sangat manis, karena jarang2 aku dengar dia memanggilku dengan sebutan adek
Karena hari itu ayahku berada di toko, akhirnya mau tak mau aku terpaksa harus menggunakan motor untuk ke sana.

Dari dalam terlihat ibu dan nenek keluar dengan senyum yang manis, menurutku.
Di perjalanan menuju toko ayahku, aku masih senyum2 sendiri karena memikirkan bagaimana nanti kalau mereka berdua sudah menikah. Pasti akan jadi pasangan yang serasi. Dan aku akan mempunyai keponakan yang lucu.
Di perjalanan, aku berpapasan dengan mobil kakek.

"Mau kemana cu??" Tanya kakekku

"Mau ke toko abah kek. Anu, itu pacarnya kak Diana datang." Jawabku
Alis kakek yang sudah mulai memutih itu terlihat mengerut.

"Oh. Ya sudah. Hati2."

---
Saat aku dan ayahku masuk ke dalam rumah, ku dengar dengan jelas kakek ku sedang mengeksekusi calon kakak ipar ku dengan berbagai pertanyaan.
Tapi laki2 itu sangat tenang dalam menjawab pertanyaan jebakan dari kakekku yang sudah sangat banyak makan uyah peksin (begitu katanya yang selalu dia lontarkan bila kami tak menuruti perkataan nya)
Dan akhirnya sebuah tawa menghias di bibir kakekku.

Nampaknya ia sudah menarik ucapan nya kemarin terhadap calon suami kak Diana.
---
"Tapi kau harus ku bawa ke rumah nini siam. Aku ingin siam 𝘮𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪 (semacam seperti meramal atau membaca garis tangan)" Ujar nenek saat kami berada di dalam kamar
"Oke lah, terserah nenek saja." Jawab Diana

Keesokan nya setelah calon suami kakakku pulang untuk mempersiapkan lamaran. Nenek, aku dan Diana di ajak ke rumah nini siam
Tak seperti kemarin, sekarang rumah beliau lengang. Tak ada orang satu pun.

"Siam. Aku datang kemari ingin kau 𝘮𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪 cucuku ini?" Ujar nenek tanpa basa basi
"Soal pernikahan??" Tanya nini Siam tersenyum

"Ya."

"Siapa nama laki2nya?" Tanya beliau menatap kepada Diana

"Noval." Jawab Diana singat
"Mmhh.." Ujar Nini Siam seraya menyentuh tangan Diana

Sesaat kemudian terasa kembali olehku angin dingin yang menusuk tulang.

"Pernikahan kalian hanya akan membawa malapetaka! Kesialan !Sebaiknya sudahi saja hubungan mu dengan laki2 itu.!" Ujar Nini Siam dengan mata yang
Melotot menatap Diana

"Maksudnya??" Tanya nenekku

"Ramalan2 seperti ini seharusnya tak boleh di percaya nek! Dia hanya mempebodohkan kita saja!" Ujar Diana
"DIANA!! jaga bicaramu sebelum tanganku ini menampar mulutmu!" Bentak Nenek yang seketika membuatku kaget
"Aku tak memaksamu untuk percaya bilanganku. Tapi jangan menyesal di kemudian hari. Sekarang pulanglah." Ujar Nini Siam seraya beranjak dari duduknya
Diana dengan muka merah padam menahan emosi bergegas keluar di susul aku dan nenek.

Di perjalanan pulang Diana dan nenek hanya diam tak bersuara, rasanya aku saat itu seperti berada di tengah2 orang asing yang tak saling mengenal.
Sesampainya di rumah, Diana langsung masuk kedalam kamar. Begitupun juga dengan nenek dan alhasil akulah yang diwawancarai oleh ibuku dan juga kakek.
Dengan sedikit tergagap aku menceritakan semuanya yang terjadi tadi dengan jujur.

Kakek ku mengerutkan keningnya, lalu kemudian menatap jauh ke langit2.
Malamnya kakek ku pergi tanpa berpamitan.

Nenek yang sedari pulang tak keluar kamar terlihat mengejar kepergian kakek namun langkahnya terhenti ketika beliau terjatuh di depan pintu.
Ibuku lah melihatnya pertama kali ketika terjatuh.

"Astaga ma, kenapa bisa sampai jatuh begini??" Tanya ibuku sangat panik

"Abah mu. Aku pergi mengejarnya, dia pergi entah kemana aku tak tau." Ucap nenek dengan suara bergetar
Sementara itu kakek ku sudah sampai di rumah Nini Siam. Rumah itu terlihat sepi dan ketika kakek sudah sampai di depan pintu, terlihat pintunya sudah di gembok semua.
--
Saat kami tengah membantu Nenek, tiba2 terdengar suara teriakan dari dalam kamar Diana. Membuat ayahku lantas berlari ke sumber suara.
Pintu kamar itu terkunci dari dalam, sementara suara teriakan Diana masih terdengar.

"Tolooong!!!" Teriak Diana

"Buka pintunya Diana!!" Teriak ayahku dari luar pintu
"Rianti !! Cepat panggil arul.." Suruh ayahku saat aku baru saja tiba di depan kamar Diana

Aku kemudian lari lagi menuju kamar Kak Arul yang merupakan asisten Ayahku.
"Abah menyuruhku memanggil kakak karena pintu kamar kak Diana gak bisa di buka." Kataku setelah kak Arul membukakan pintu kamarnya
Rupanya dia baru saja selesai mengaji.

"Tidak bisa di buka bagaimana? Memangnya diana kenapa?" Tanya kak Arul yang tak bisa ku jawab
Saat kami sampai di depan pintu kamar, Kak Arul nampak juga ikut panik karena mendengar suara teriakan Diana yang tak henti2 mengatakan sakit.
"Kita dobrak saja pintunya rul." Ujar ayahku

Ayahku dan kak Arul bersiap2 untuk mendobrak pintu tersebut dengan kekuatan penuh.
Brrruuuukkk...
Pintu terbuka paksa setelah beberapa kali di dobrak.
Engselnya sampai patah rusak.

Diana tergeletak di lantai dengan keadaan yang membuatku ketakutan. Matanya melotot, ada luka seperti cakaran di sekujur tubuhnya. Luka2 itu terlihat jelas karena Diana
Saat itu hanya menggunakan baju tidur tanpa lengan dan celana yang sangat pendek. Di bagian kakinya yang putih terlihat ada bekas berwarna biru mirip seperti belas pukulan.
Ibu dan nenek ku histeris.

"Saya panggil dokter sekarang ya pak." Ujar kak Arul sebelum pergi

Ayah dan aku mencoba mengangkat tubuh Diana keatas ranjang, dan menutupi tubuhnya dengan selimut tipis.
Wajah ayahku terlihat begitu tegang, sambil sesekali beliau mengusap kepala kak Diana.

"Semua akan baik2 saja. Bertahanlah nak.." Gumam ayahku
Beberapa saat kemudian, terdengar sirine ambulan di luar rumah. Dan kak Arul masuk kedalam rumah bersama beberapa petugas ambulan.
Mereka langsung mengangkat tubuh Diana dan memasukkan nya kedalam ambulan. Di ikuti oleh kak Arul, ayah, ibu dan juga nenek.

"Tunggu kakek mu pulang." Ujar nenek
Aku menghela nafas panjang,
Hening, sunyi itulah yang ku rasakan.

Sekian menit aku duduk di depan jam dinding, melihat jarum2 jam itu berputar dan saling mengejar. Hingga tak lama kemudian terdengar suara aneh dari arah dapur.
Perlahan2 aku berjalan ke ruangan dapur. Ku lihat acil2 yang bekerja di rumah kami tengah memotong2 sesuatu di atas meja. Aku mengerutkan keningku, rasa bingung dan penasaran berkecamuk dalam pikiranku.
"Bukan nya acil sudah pulang dari jam 5 sore tadi?" Tanyaku pelan

"Aku datang untukmu." Jawab acil dengan suara serak, jelas itu bukan suara acil yang biasanya
Orang itu masih membelakangi ku dan masih terus memotong sesuatu yang tak bisa ku lihat karena terhalang oleh tubuhnya.

Saat acil tersebut menghentikan kegiatan nya, lalu menurunkan tangan nya yang masih memegang pisau, pisau itu penuh darah dan beberapa tetes darah
Terjatuh kelantai.
Aku lantas berjalan mundur, dan segera berlari ke luar. Tapi sosok lain menghadang ku. Wajahnya hitam legam dengan seringai menakutkan tepat di hadapanku.

Lalu sesaat kemudian aku merasakan sesuatu yang lain. Angin dingin yang tempo hari terasa lagi
Dan tiba2 saja suasana menjadi lain. Ruangan yang tadinya terang benderang kini menjadi gelap tanpa cahaya. Ku dengar suara beberapa orang tengah mengobrol. Perlahab2 ku ikuti suara tersebut yang mengarahkan ku kesebuah ruangan lain.
Seorang laki2 muda dan seorang wanita muda sedang melakukan sesuatu.

Tubuh laki2 muda tanpa baju itu mengkilat karena keringat.

Desahan nya begitu jelas terdengar. Perutku terasa kram, dan saat aku menoleh lagi ke arah keduanya. Si wanita muda tersebut berubah menjadi
Seorang wanita tua dengan rambut yang sudah memutih.

Dan alangkah terkejutnya aku begitu melihat wajah laki2 tersebut dengan sangat jelas.

"Kak Noval??" Gumamku

"Rianti.. Rianti.."

Suara kakek sayup2 menarikku kembali ke kesadaranku.
Aku menarik nafas panjang lalu menatap ke sekeliling.

"Kamu kenapa?? Kemana orang rumah??" Tanya kakekku seraya membantuku bangun
"Kak Diana tadi..."

"Astaga. Sudah ku duga. Kemana mereka membawanya??" Potong kakek

"Ke rumah sakit." Jawabku singkat

"Kau ikut atau tinggal? Raihan belum pulang dari rumah jul kan? (Julfikar adalah pamanku)"

"Belum."
"Tapi badan Rianti rasanya lemas sekali kek." Lanjutku

Mendengar perkataan ku akhirnya kakek mengurungkan niatnya untuk menyusul yang lain ke rumah sakit. Beliau lalu membantuku untuk kedalam kamar dan membuatkan teh hangat untukku.
"Kau tadi melihat sesuatu dalam mimpimu?" Tanya kakek pelan

Aku mengangguk,

"Apa??" Desak kakek

"Aku melihat calon suami kak Diana bersama dengan perempuan muda yang dalam sekelip mata berubah menjadi nenek2."
Terdengar helaan nafas dari kakek. Wajahnya tiba2 berubah, tatapan nya juga terlihat liar penuh dengan emosi.

"Tidurlah, kakek akan menjagamu disini." Ucapnya kemudian
---
"Bagaimana keadaan Diana?" Tanya kakek

"Masih belum sadarkan diri. Subuh tadi Diana muntah darah begitu banyak." Ujar ayahku dengan raut wajah yang sangat lelah
"Lalu apa penyakitnya??"

"Entahlah, dokter sendiri belum berani memastikan apa penyakitnya."

"Ini pasti penyakit kiriman, santet! Karena Rianti melihat sesuatu tadi malam." Gumam kakek
"Rianti?? Jadi Rianti yang sekarang di...."

"Ssstttt... Jangan keras2!" Potong kakek

Aku yang sedari tadi mengintip begitu sangat penasaran dengan apa yang kakek rahasiakan.
"Rianti belum cukup umur untuk menjadi seperti itu bah. Seharunya jangan dulu." Ujar ayahku

"Ibumu yang melakukan nya. Sudah, jangan di bahas lagi. Cucuku itu kuat, aku yakin tidak akan ada terjadi sesuatu padanya."
Aku mulai mengaitkan mimpiku dan kejadian di rumah nini Siam. Setelah itu aku mulai mengalami kejadian2 aneh yang aku sendiri sulit mencerna nya.
-----
Diana sudah sadarkan diri di rumah sakit, namun keadaan nya sangat memprihatinkan.
Tubuhnya lemas dan sangat pucat sekali.
Ia juga mengalami kesulitan berbicara,
Beberapa kali dia mencoba mengajakku berbicara, tapi apa yang dia katakan sama sekali tak ku mengerti.
Namun ada perasaan lain ketika aku menyentuh tangan nya. Telapak tanganku terasa panas dan bayangan wajah seorang nenek2 tiba2 saja terlihat begitu jelas.
Diana masih berusaha berbicara meski aku tak memahaminya.
Mata Diana begitu sayu, ada setetes air mata yang jatuh di sudut matanya.

"Semoga kakak lekas sehat kembali." Ucapku sebelum pulang
-----
Kakek masih duduk di teras rumah nenek Siam, berharap wanita tua itu kembali dari bepergian.

Dan benar saja, menjelang malam sebuah motor singgah di halaman rumah dukun wanita itu.
Nini Siam berjalan menuju rumahnya dan tersenyum menatap kakek.

"Ada apa menungguku?" Tanya nya terkekeh

"Aku perlu bantuan mu. Cucu ku terbaring di rumah sakit, padahal tinggal beberapa hari saja menjelang lamaran. Apakah kira2 ada yang berbuat sesuatu padanya?"
"Sedari awal sudah ku katakan kalau laki2 itu tidak baik untuknya. Asal kau tau, laki2 itu adalah cucu dari musuh bebuyutan mu! Yang kau santet waktu dulu!"

Kakek terlihat berpikir sejenak, mengingat2 siapa gerangan orang yang di maksud oleh nini siam.
"Siapa?"

"Harto.. Laki2 yang kau santet 15 tahun lalu! Karena merupakan saingan usaha terberat mu. Nampaknya semudah itu kau melupakan kelakuan mu. Haha." Ujar Nini Siam
Di iringi gelak tawa yang mengerikan

"Oh, aku benar2 lupa." Gumam kakek

Malam itu juga, Nini Siam mulai beraksi.

Kepalaku mulai terasa berat setelah angin dingin berhembus di sekitarku.
Ruangan kamar ku menjadi berputar2. Dan dari sudut ruangan aku melihat sesosok
Perempuan dengan rambut panjang dan tubuh yang sangat tinggi,
Tengah berdiri menatapku.

Saat itu aku ingin sekali lari keluar dari kamar, namun kakiku tiba2 saja menjadi kram dan lemas.
Lalu saat sosok itu perlahan2 mendekatiku aku hanya bisa pasrah dan terus melotot menatapnya tanpa bisa bergerak sedikitpun.

--
Semburan darah yang keluar dari mulut nini Siam tepat mengenai wajah kakek.

Wanita tua itu terbatuk beberapa kali. Tangan nya yang sudah keriput
Terlihat gemetar sembari menutup mulutnya yang masih terus mengeluarkan darah segar.

"Bawa cucu mu kemari!! Cepat!!" Ujar Nini Siam setengah membentak
"Ta tapi.."

"Kalau tidak, kita semua akan mati!!"

Sementara itu, aku masih terus berusaha menggerakkan tanganku untuk mendorong sosok yang sudah berada tepat di hadapanku tanpa jarak sedikitpun.
Aroma tubuhnya mirip seperti daging gosong yang bercampur dengan nanah busuk atau danur.

Sayup2 ku dengar suara kak Arul tengah mengaji, dan perlahan2 mahluk itu mulai menjauh dariku. Sesaat kemudian setelah sosok menyeramkan tersebut hilang, aku mulai bisa mengendalikan
Tubuhku lagi.

Nafasku terasa lega walau aku masih sedikit syok dengan apa yang baru saja ku alami.

Kriieett... Brakkk.. Pintu kamarku terbuka dengan keras. Terlihat kakek dengan raut wajah tegang masuk kedalam kamar lalu duduk di sampingku.
"Ikut kakek sekarang." Ajaknya

"Kemana? Ada apa?" Tanyaku

"Setelah semuanya selesai, kakek berjanji akan menceritakan nya padamu. Kakek janji." Ujar kakek bergetar
Mau tak mau aku terpaksa harus mengikuti ajakan kakek, di luar kami berpapasan dengan kak Arul yang masih mengenakan peci.

"Mau kemana kek?" Sapa nya pelan

"Keluar sebentar." Jawab kakek singkat
Dalam perjalanan kakek hanya diam dan fokus menatap lurus ke depan.

"Loh. Kok kesini kek???" Tanyaku heran

"Masuk saja, nanti setelah semuanya selesai. Kakek akan menceritakan semua rahasia keluarga kita padamu." Ujar kakek yang membuatku semakin bertambah penasaran
Saat aku masuk kedalam rumah Nini Siam, terlihat wanita tua tersebut tengah duduk bersandar dengan tangan yang masih memegang daun sawang.

Nafasnya terengah ketika kakekku membisikkan sesuatu padanya.
Perlahan2 Nini Siam kembali menghidupkan perapin di depan nya, ia juga meminum air dari dalam gelas yang terbuat dari kayu ulin hitam tersebut. Terlihat wajahnya sedikit meringis setelah itu ia muntah darah yang menghitam dan sudah menggumpal.
Saat ia menyeka mulutnya dengan telapak tangan, aku sedikit jijik dan perutku langsung mual.

"Kemari." Panggilnya padaku

Dengan gerakan pelan aku mendekat, lalu tiba2 saja tanganku di tarik.
"Jika kau melihat laki2 itu dan seorang wanita tua, langsung tebas mereka dengan senjata yang berada di tanganmu. Jangan lengah dan jangan biarkan mereka menyentuhmu!" Ujar Nini Siam membuatku mengerutkan kening tanda tak mengerti
"Maksudnya??"

Tapi pertanyaan ku di abaikan, lalu Nini Siam mulai membaca sesuatu yang ku dengar mirip sebuah mantra.
Perlahan2 kupingku terasa berdengung dan angin yang sangat dingin seperti membentur tubuhku dengan sangat keras sehingga seluruh ruangan menjadi gelap seketika.
Cukup lama aku berdiri di tempat gelap tersebut sampai2 mataku mulai terbiasa karenanya.

Sayup2 ku dengar suara seseorang tengah mengobrol dalam bahasa yang tak ku mengerti,
Jelas sekali ku lihat wanita tua itu dengan calon kakak iparku tengah mengobrol dan ketika mereka melihatku tatapan nya seketika berubah.

Mereka berjalan mendekatiku, aku yang masih belum sepenuhnya mengerti dengan situasi yang ku alami tersebut lantas berjalan mundur
Untuk menghindari mereka. Bagaimanapun peringatan dari nini siam masih ku ingat jelas.

Tiba2 saja si wanita melemparkan senjata tajam berupa parang tepat ke arahku, aku terkena di bagian lengan. Luka akibat parang itu sangat sakit sekali, namun anehnya tak berdarah
Sedikitpun.

Sayup2 ku dengar bisikan yang menyuruhku membalas serangan itu dengan menggunakan senjata yang berada di tanganku.
Dan saat ku lihat, ternyata benar adanya. Sebuah parang panjang dengan mata tajam yang mengkilat sudah berada di tanganku.

Tubuhku terasa ringan ketika aku melompat dan berusaha menyerang si wanita tua.
Dalam beberapa kali serangan aku berhasil merobohkan tubuh si wanita tua. Dan kini tinggalah aku dan calon kakak iparku saling berhadapan.
Lalu bayangan tentang kejadian beberapa waktu lalu terlihat jelas, membuatku kehilangan fokus.

"Kakek?!!" Gumam ku seakan tak percaya dan sreeeett..
Senjata yang di bawa Noval tepat melukai dadaku.

Aku hampir limbung, namun saat Laki2 itu akan menusukkan senjatanya padaku, aku lebih dulu menusuknya dengan senjata yang ku bawa. Lalu kami sama ambruk dan tak mengingat apa2 lagi.
--
Semuanya telah selesai, Keadaan Diana sudah pulih. Namun Rianti masih terbaring di atas tempat tidur selama berbulan2 untuk menyembuhkan luka akibat malam itu. Sampai kini dada Rianti pun masih terasa sakit sewaktu2 atau bila ia melihat daun sawang.
Dan kakek juga sudah menepati janjinya untuk menceritakan semua tentang rahasia keluarga mereka. Memang benar dulu kakek pernah bermasalah dengan beberapa saingan ataupun teman nya yang berkhianat hingga membuat kakek terpaksa harus melenyapkan mereka dengan mengirimkan santet.
Dan keluarganya juga memanfaatkan kelebihan Rianti untuk membalas kan kiriman santet dari musuh2 kakek. Namun ada beberapa rahasia lain nya yang tidak bisa di ceritakan olehnya.

"Aku sudah jera berurusan dengan santet." Gumam Rianti

----SELESAI----
Mohon donasi nya ponakan ponakan.

Donasi pulsa - 0856 5403 7262

Link donasi saweria.co/donate/Omrasth…

Walau seribu rupiah pun tak apa, om rasth sangat berterima kasih kepada ponakan2 yang sudi mendukung om sampai saat inim semoga rejeki kalian selalu lancar dan sehat selalu🤲🤲

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(