Thread by @BakarSmith

"Tepi Yang Tak Bertepi"

Perjalanan manusia menuju Tuhan adalah perjalanan yang tanpa akhir dan tanpa batas, sebab manusia berjalan menuju Tuhan yang tak terbatas dan tak terhingga. Zat Ilahi adalah hakikat yang tak terbatas dan tak terhingga.

Jika pun digambarkan ada akhir dari perjalanan manusia, batasan tersebut bukan dari sisi Tuhan namun dari sisi hamba itu sendiri. Biar bagaimana pun, Tuhan tak terbatas dan hamba terbatas.

Adapun perjalanan menuju Tuhan, bukan perjalanan ke luar diri, namun perjalanan ke dalam diri dan melalui diri.

Perjalanan ini bukan suatu perjalanan dimana manusia akan sampai di suatu tempat, lalu Tuhan dapat ditemukan di tempat tersebut.

Oleh karena Tuhan senantiasa bersama manusia. Kita selalu berada dalam pelukan Ilahi. Tak ada satu saat pun kita terpisah dari Tuhan.

Dan Tuhan sendiri yang menjelaskan hal ini kepada manusia;

". . . dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya [50:16]",
". . . Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada . . . [57:4]
". . . maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah . . . [2:115].

Jadi saat bermunajat, berdoa, berharap, dan mengingat Tuhan serta yakin kepada Tuhan, semuanya ada dan terjadi di dalam diri manusia.

Maka tak perlu teriak-teriak memanggil Tuhan. Adab memanggil Tuhan justru mesti dibarengi dengan kekhusyuan dan kerendahan diri.

Firman Allah swt, "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai [7:205].

Kata Maulana Rumi:

Aku sangat dekat,
Aku mungkin terlihat jauh.
Aku sangat menyatu denganmu,
Aku mungkin terlihat terpisah.
Terlihat di tempat terbuka,
Aku tampak tersembunyi,
Aku muncul sangat diam,
karena Aku selalu berbicara denganmu.

~ Muh. Nur. Jabir ~