OM RASTH Profile picture
Dec 18, 2021 192 tweets 25 min read Read on X
PENGLARANG KAWIN MAYIT

"Penglarang ini sangat berbahaya, bila mayat itu tidak benar2 perawan/perjaka, maka nyawamu menjadi taruhan!!"

#bacahorror
#bacahoror @bacahorror
#threadhoror

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Penglarang/panglarang adalah semacam ilmu sesat dan jahat untuk mengunci jodoh seseorang agar tidak bisa menikah bila tidak di sembuhkan. Bagi kami di sini penglarang bukan lagi hal baru yang mengejutkan, karena hampir setiap desa ada saja orang2 yang terkena penglarang.
Ciri2 umum terkena penglarang yang bisa di lihat oleh orang sekitar atau bahkan si korban sendiri adalah, Bila kita menyukai/mencintai orang lain, orang itu tidak menyukai/mencintai kita. Dan bila ada orang yang menyukai/mencintai kita, tapi kita nya yang tidak menyukai/mencintai
Dia. Begitulah seterusnya.

---
Akhir tahun 1999, di sebuah desa kecil yang ada di pulau kalimantan (untuk detail tempat dan nama orangnya akan om ganti/samarkan, sesuai keinginan narsum)
Saat itu sedang ramai2 nya para warga 𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘸𝘢𝘩 (semacam masak besar untuk
Acara)
Di sana ada seorang gadis yang ikut membantu mengupas bawang, ia berbaur bersama ibu2 yang juga sedang menguliti rempah2 seperti sereh/serai, laus/lengkuas, janar/kunyit, tipakan/jahe dan lain lain nya.

Seorang pemuda desa yang tengah membantu mengurah
Isi 𝘥𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 (semacam panci besar) nampak sesekali melirik pada gadis manis tersebut.
Hingga akhirnya tatapan mata mereka beradu. Membuat si pemuda menjadi begitu salah tingkah.
Menjelang maghrib, barulah bumbu2 itu selesai di buat. Maklumlah saat itu orang2 masih menggunakan cobek batu untuk menghaluskan rempah2, tapi justru itulah yang membuat rasa masakan jaman dulu sangat enak.
Ibu2 yang pulang dari 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬𝘨𝘢𝘸𝘪 (membantu keluarga yang punya acara)
Masing2 di berikan seplastik 𝘴𝘢𝘺𝘶𝘳 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘬 dan ikan asin goreng.
Mereka pulang dengan suka cita setelah seharian membantu keluarga yang akan mengadakan acara.
-----
"Ma, kita makan sama2 ya." Ujar Rahmi pad ibunya yang sedang membuat bakul dari rotan

"Kamu makan saja duluan. Aku tidak lapar." Jawab si ibu dengan nada yang sedikit ketus
Memang semenjak Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu, hubungan antara Rahmi dan sang ibu menjadi renggang. Apalagi ketika Rahmi menolak di jodohkan dengan Burhan, lelaki kaya raya di desa mereka yang mempunyai sawah luas, tanah berhektar2 dan memiliki toko daging
Di pasar, yang sehari bahkan bisa menghabiskan 1-2 ekor sapi.
Pasar itu terletak cukup jauh dari desa. Dan Burhan adalah orang pertama yang memiliki perahu mesin terbesar di desanya untuk mengangkut sapi2 itu ke padang rumput yang ada di seberang desa mereka.
Namun dengan mudahnya Rahmi menolak pinangan laki2 kaya itu dengan alasan bahwa ia tidak ingin di madu.

Rahmi masih ingat jelas perkataan ibunya sewaktu itu,

"Lebih baik kau di madu tapi bergelimang harta di bandingkan jadi istri satu2nya tapi miskin melarat 7 turunan!!
Kelak kau akan menyesali keputusan mu itu Rahmi !!"ujar ibunya dengan suara yang bergetar menahan amarah yang hampir saja meledak tak terbendung
Beralih pada masa sekarang, Rahmi menghela nafas panjang, ia sudah tak kaget lagi mendengar jawaban sang ibu.

"Ya sudah, kalau begitu nanti mama makan ya. Ini sayur dan lauknya saya taruh di atas meja."
Gadis manis dengan kulit 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘬𝘶𝘯𝘪𝘯𝘨 dan rambut ikal mayang tersebut berjalan menuju kamarnya yang sudah tak memiliki pintu, dan hanya di pasang bekas karung sebagai pengganti pintunya yang sudah rusak.
Namun isi kamarnya nampak bersih dan rapi, beberapa 𝘵𝘢𝘱𝘪𝘩 bermotif bunga2 (sarung wanita) nampak terlipat rapi di dalam lemari yang juga tak lagi berpintu. Dan di sana juga ada mesin jahit peninggalan ayahnya yang sering ia gunakan untuk menjahit kain menjadikan nya sebuah
Pakaian.

----
Malam itu sunyi, Hening.. Orang2 yang biasanya ada berlalu lalang di jalan, malam itu tak kelihatan sama sekali.

Rahmi melangkah menaiki tangga jamban, ia rupanya baru saja selesai mandi dan masih mengenakan 𝘵𝘢𝘱𝘪𝘩 sebatas dada.
Saat ia berjalan melewati barisan pohon kelapa di 𝘵𝘦𝘸𝘢𝘯𝘨 (pinggiran sungai) terlihat ada seseorang yang berdiri di tengah kegelapan. Rahmi terperanjat, hampir saja ia gayung tempat sabun yang ia bawa terjatuh andai Rahmi tak segera menahan nya.
"Maaf, maaf, aku sudah mengagetkan mu."ucap orang tersebut perlahan2 mulai berjalan kearah Rahmi berdiri

"Ah.. Mm. Kau benar2 mengagetkan ku." Ucap Rahmi ketika pemuda itu mendekatinya

"Maaf, sebenarnya aku sudah sedari tadi ingin berbicara denganmu." Ujar si pemuda
Masih menatap lekat pada Rahmi, tatapan nya begitu tajam seakan menusuk sampai kedalam. Membuat Rahmi sedikit kikuk dan lebih memilih untuk mundur beberapa langkah.
"Perkenalkan, namaku Ados. Aku keponakan nya pak Zaidi (pak Zaidi adalah orang yang akan membuat acara itu) aku dari desa yang lumayan jauh dari sini." Ujar Pemuda tersebut seraya membungkuk kan tubuhnya
"Lalu kau di sini buat apa? Mau mandi? Emm.. Tapi bukan nya pak Zaidi juga punya jamban?"

"Begini, begini. Sebenarnya aku kemari karena ingin berkenalan denganmu, mmm, maksudku ingin berteman denganmu. Bisakah?? Mm maksudku bolehkah??" Ujar pemuda yang mengaku bernama
Ados itu salah tingkah

"Ya, tapi tidak malam2 seperti ini kan? Apalagi sekarang kau menungguku disaat aku baru selesai mandi. Rasanya aneh saja kalau hanya ingin berteman sampai melakukan hal seperti ini."
Ujar Rahmi lalu berjalan pelan meninggalkan Ados, namun pemuda itu tak pantang menyerah, ia malah terus mengikuti Rahmi tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Kau ini kenapa hah?? Kalau sampai di lihat orang kau mengikutiku begini, aku yang akan kena gibah!! Kau paham kah tak??!!" Bentak Rahmi
"Aku hanya ingin berteman denganmu."

"Kan tadi aku sudah bilang 'YA' apa kau tuli ??"

"Tapi kau belum memperkenalkan namamu padaku."

"RAHMI.. NAMAKU RAHMI. Sekarang kau sudah tau kan?! Nah kalau begitu lekas pergi dari sini!!"
"baiklah Rahmi, ku harap besok bisa bertemu denganmu lagi." Ujar Ados tersenyum

"Dasar aneh." Gumam Rahmi seraya melangkah pergi setelah Ados meninggalkanya
---
Susana malam remang2 di sinari cahaya bulan yang sudah hampir sempurna.
Kriiieett suara pintu kayu yang sudah berlubang di makan rayap itu berderit saat di buka.
Bungkusan nasi di atas meja masih terlihat rapi, sepertinya sang ibu belum juga mau memakan makanan yang Rahmi bawa tadi.

Rahmi mengangkat lampu pelita yang ada di atas meja, dan membawanya kedalam kamar.
Saat ia sedang mencari2 pakaian nya, ia mendengar suara ketukan dari jendela yang mengarah ke halaman samping rumah yang di penuhi dengan kurungan ayam milik si ibu.
Rahmi perlahan2 mulai membuka 𝘴𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬 (palang kayu) di jendelanya,
Kreess.. Kresss.. Suara seperti gesekan2 yang berada di luar jendela.

Semula Rahmi mengira suara2 itu merupakan ulah dari pemuda aneh yang ia temui tadi. Namun nyatanya ketika pintu terbuka, berdiri sosok
Berbalut kain putih lusuh yang di bagian hidungnya masih lagi menempel kapas. Itu pocong!!

Braaakkk.. Jendela itu ia tutup dengan keras, membuat Ibunya kembali menegurnya dengan nada yang ketus.
Bagi ponakan2 yang berminat madu hutan asli. Bajakah untuk mengobati kanker, tumor dll. Atau minyak2 asli kalimantan nya, mulai dari pelet pangkanang, minyak kewibawaan, raja pemikat, raja penunduk, minyak melati pembuka aura, perkasih, saluang mudik, minyak rejeki, 7 bidadari ImageImage
Dan pengasihan. Bisa langsung hubungi om rasth melalui WA - 0856 5403 7262, atau melalui DM pun bisa.
Atau buat yang mau sekedar konsultasi/minta saran dan curhat berbayar, silahkan WA saja, di jamin aman. Image
(Mohon maaf sebelumnya, kalau tidak suka silahkan skip saja. Jangan meninggalkan komentar buruk di lapak saya. Mohon untuk saling menghargai🙏🙏🙏🙏)

"Kenapa lagi itu mi??!!" Suara ibunya dari kamar sebelah

Rumah mereka memang tidak terlalu besar, hanya berukuran
5x7m.

Rahmi tak menjawab, jantungnya masih berdetak tak karuan.

Suara2 yang sama masih terdengar di luar. Kali ini di ikuti suara seperti robekan kain.

Dengan tangan yang gemetar ia berusaha untuk mengunci jendelanya kembali.
-----

Pagi harinya, Rahmi sudah berada di rumah pak Zaidi untuk bantu2.
Ibu2 yang sedang menggoreng bawang tersebut, rupanya sedang asyik2 ghibah.
Mereka membicarakan tentang anak si tuan rumah yaitu pak Zaidi yang konon katanya di ketahui sudah hamil duluan sebelum menikah.

Dan saat sedang asyik2 ghibah, istri pak Zaidi muncul dari dalam rumah. Sontak saja ibu2 tersebut secara spontan langsung mengalihkan pembicaraan.
"Itu kambing nya sudah di 𝘵𝘢𝘵𝘢𝘬/𝘯𝘦𝘵𝘦𝘬 (potong2) belum??" Ujar ibu2 itu menunjuk kearah dandangan yang di gunakan untuk menaruh daging kambing
"Sudah." Jawab yang lain nya juga nampak gugup

"Rahmi.."

"Iya bu." Jawab Rahmi ketika istri pak Zaidi memanggilnya

"Sini ikut saya sebentar."

Rahmi perlahan berdiri, ia menyapu2 tangan nya pada 𝘵𝘢𝘱𝘪𝘩 yang ia kenakan sebelum menghampiri Bu Inun.
Rupanya wanita itu membawa Rahmi untuk masuk kedalam rumah menemui Ados yang duduk di apit oleh orang tuanya.

Saat ia di suruh duduk, Rahmi memang sudah tak enak hati.

"Ada apa bu??" Tanya Rahmi sedikit terbata
"Sebentar ya." Ucap bu Inun seraya berjalan kearah ruangan dapur miliknya

Dan dari sana keluarlah ibunya Rahmi, dengan raut wajah cerah tak seperti biasanya.
Rahmi semakin kalut, ia seakan2 sudah tau maksud dan tujuan orang2 itu.

Setelah mengobrol ke hulu ke hilir lumayan lama, akhirnya ayah dari Ados mulai menyatakan maksudnya.
Jaman dulu di sini memang kalau sudah suka, langsung lamar dan menikah. Hanya sedikit saja yang mengenal kata pacaran.

"Saya tidak mau menikah." Jawab Rahmi yang membuat ibunya seketika melotot
"Apa lagi alasanmu hah?? Ados ini bujang, pekerja keras dan yang pasti dia sangat sayang padamu!!" Bentak ibunya tak dapat menahan amarahnya yang meluap2 setelah mendengar jawaban dari Rahmi
"Tapi saya tidak suka di jodoh2kan. Saya akan menikah hanya dengan orang yang saya sukai."

"Laki2 seperti apalagi yang kau cari hah?? Yang beristri yang duda dan sekarang yang bujang mau melamar mu kau masih saja menolak.!! Apakah kau mencari laki2 seperti pujung???"
"Mama tidak akan mengerti, saya hanya tidak ingin menikah untuk saat ini."

"Jelas saja aku tidak mengerti, pemikiran mu itu !!" Sahut ibunya geram
Tiba2 Rahmi mulai merasakan sakit di kepalanya, rasa sakit yang sama ketika duda tempo hari itu melamarnya. Rahmi mulai memegang kepalanya, hingga saat ia akan beranjak, tubuhnya Ambruk di hadapan semua orang yang berada di rumah tersebut.
Ibunya hanya melirik sekilas, lalu hendak keluar meninggalkan Rahmi. Wajah Ados sangat terlihat cemas, ia berusaha menyadarkan Rahmi. Ujung2 jari Gadis itu juga terasa sangat dingin sekali.
"Bu, ini Rahmi benar2 𝘴𝘪𝘶𝘱/𝘵𝘶𝘫𝘢𝘩 (pingsan)." Ujar bu Inun

Mendengar perkataan bu Inun, ibunya Rahmi seketika panik.

Ados ke sana kemari mencari minyak angin, setelah minyak angin di dapat, Ados izin untuk memijit kepala Rahmi. Wajah pemuda itu sangat tulus.
Ibunya Rahmi sangat menyayangkan pemuda sebaik itu batal jadi menantunya.

Beberapa saat kemudian, Rahmi mulai sadar. Gadis itu mengerjab2kan matanya dan saat ia melihat wajah Ados, Rahmi lantas langsung bangun.
-----
Malam itu Rahmi seperti biasanya, ia baru saja pulang mandi dan berjalan pulang ke rumah.
Langkahnya terhenti ketika sayup2 mendengar suara lirih memanggil namanya dari arah belakang.
Rahmi memegang erat2 gayungnya, lalu perlahan2 menoleh kebelakang.
Nafasnya langsung terasa sesak ketika melihat sosok pocong yang berdiri hanya beberapa meter darinya sekarang.
Rahmi berlari sekuat tenaganya menghindari pocong tersebut. Namun ketika ia menoleh lagi ke belakang, pocong itu masih mengejarnya, tapi anehnya pocong itu tidak melompat2 seperti kisah2 yang pernah ia dengar.
Ia bergerak seolah diterbangkan angin, wussshh.. Dan melesat cepat mengejar Rahmi.

Bruuuukkkk... Aaaaaaaaaa....
Teriak Rahmi ketika tubuhnya terjatuh dan menimpa akar pohon yang membentang di tanah.
Semuanya menjadi gelap..

Suhu tubuh Rahmi sangat panas, ia terserang demam setelah kejadian malam itu.
Wajahnya pucat dan terus menerus gelisah.
Ia masih terbayang2 saat2 terakhir sebelum ia tak sadarkan diri, ujung kaki pocong itu mengambang dan tak menyentuh tanah, bahkan ujung 𝘳𝘶𝘮𝘶𝘵-𝘳𝘶𝘮𝘶𝘵 kain nya pun sama sekali tak tersentuh oleh tanah.
"Pocong itu.." Gumam Rahmi

(Ilustrasi) Image
----
"Saya rasa Rahmi ini seperti terkena sesuatu yang membuatnya sulit untuk menerima lawan jenis. Kalau menurut saya, apa tidak sebaiknya dia di obati dulu??" Ujar ibunya Ados kala itu

"Ma.." Panggil Rahmi membuyarkan lamunan sang ibu
"Kenapa lagi teriak2 begitu?? Mau menyusu??" Sahut ibunya dengan nada ketus

"Itu nasi di dalam panci kok basi??" Tanya Rahmi

"Hah? Basi? Baru tadi siang ku masak." Ujar ibunya seraya beranjak dari duduk
Dan anehnya ketika ibunya membuka tutup panci, rupanya nasi tersebut tidak basi sama sekali.

"Ih. Kau ini Mi.! Berbohong tidak kira2!!"

"Tadi nasinya saya lihat memang basi ma."

"Basi matamu! Aroma 𝘱𝘶𝘥𝘢𝘬 (pandan) nya nyengat begini di bilang basi."

(Dulu disini orang2
Suka sekali nanak nasi di kasih daun pandan, untuk menambah wangi nasinya nanti setelah masak)

Rahmi terdiam, ia tak bisa berkata2. Apa yang ia lihat tadi benar2 berbeda dengan apa yang ibunya lihat.
---
Dari luar terdengar suara seseorang mengucapkan salam, saat tau siapa yang datang, Rahmi cuma mengintip dari jauh. Ibunya terlihat sangat akrab sekali dengan pemuda itu.
----
Keesokan harinya, setelah pulang dari mencari sayur dan umbut2an di pinggiran hutan Rahmi bertemu Ados yang sedang memperbaiki pintu rumah mereka. Pemuda itu sekilas melebarkan senyumnya ketika Rahmi menatapnya.
"Ngapain sih dia?" Batin Rahmi seakan tak terima pemuda itu terus2an mencari perhatian pada ibunya yang tentu nanti akan membuat dia semakin di benci oleh sang ibu
Setelah meletakkan sayur pakis dan umbut2 yang ia dapat, Rahmi bergegas mandi ke sungai. Karena ia sudah merasakan gatal2 𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨 di sekujur tubuhnya.
Selesai mandi dan berpakaian, barulah Rahmi mulai menyiangi sayur pakis dan juga umbutnya.

Umbut 𝘫𝘪𝘸𝘢 tersebut terlebih dulu ia 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘩𝘪 (di rebus untuk mengurangi rasa paitnya) sebelum di goreng.
Sementara untuk bumbu pakis, Rahmi menghaluskan 10 biji
Cabe dan bawang putih. Tak lupa Ia juga menggoreng ikan asin 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘢𝘯 dan membuat sambal limau. Aroma masakan Rahmi membuat Ados meneguk liur.
Setelah siap makan, rupa2nya Ados pun juga dia ajak makan oleh sang ibu. Membuat Rahmi sedikit kesal. Namun karena perutnya juga terasa lapar, akhirnya mereka pun makan bertiga dengan sangat lahap.
Tak henti2nya Ados memuji rasa masakan Rahmi, tapi gadis manis itu cuma diam dan malah memasang muka yang tak suka.

-----
Malam itu, ibunya Rahmi tidak ada di rumah. Entah kemana beliau pergi sama sekali tak memberitahu Rahmi.
Rintik2 hujan di keheningan malam itu membuat Rahmi gelisah. Ia bahkan tak bisa menutup matanya, meski ruangan kamarnya itu sudah terpasang 4 buah lampu pelita di setiap sudutnya.
"Mama kemana ya? Kenapa belum pulang juga?" Gumam nya gelisah dan hampir menangis

Kriieeett... Tap tap.. Suara derit pintu terbuka dan suara langkah kaki terdengar mondar mandir di luar kamar. Membuat Rahmi semakin was2.

Apa mungkin itu ibunya? Tapi, tapi kenapa
Langkahnya seperti itu?

Dukk dukk dukk.. Suara itu sangat keras dan mengagetkan Rahmi. Mirip seperti ketukan namun...

Dengan perasaan campur aduk, Perlahan2 Rahmi memberanikan diri untuk mengintip dari celah lubang yang berada di samping jendela.
Rahmi melihat sosok putih 𝘣𝘢𝘫𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘨 itu tengah menghantamkan kepalanya ke jendela kamar Rahmi.

Seketika Detak jantung Rahmi berpacu dengan cepat, ia menutup wajahnya dengan selimut.
Rahmi menangis ketakutan, untuk bersuara saja ia sudah tak mampu dan saat2 seperti itu ia hanya bisa berharap kalau ibunya cepat pulang.
Sementara suara di luar jendela dan di depan pintu kamarnya semakin menjadi.

"Rahmi." "Rahmii." Suara parau dan lirih memanggil2 namanya berulang2 kali
Rahmi semakin ketakutan, ia meremas selimutnya dengan sangat kuat, seakan tak ingin kalau selimut itu terlepas dan terbuka dari wajahnya.
Braaaaaakkkkk... Duuaaarrr....

Suara mirip pintu yang di banting dengan sangat keras, membuat tubuh Rahmi 𝘵𝘢𝘭𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨 (karena efek kaget).

Lalu setelah itu, Hening..
---
Sementara di tempat lain, Ibunya Rahmi rupanya saat itu sedang berada di sebuah rumah lelaki tua dengan telinga yang cukup panjang tidak seperti telinga orang pada umumnya.

(Gambar ilustrasi google) Image
Lelaki itu mengisyaratkan pada laki2 yang lebih muda untuk mendekat lalu kemudian mereka berdua berbicara dalam bahasa daerah yang tak di mengerti oleh Ibunya Rahmi dan orang tua Ados.
"Anak ibu, terkena penglarang. Tapi bukan penglarang seperti yang sering kita tahu. Ini lebih berbahaya. Dan sangat sulit di sembuhkan." Ujar lelaki tersebut menerjemahkan bahasa daerah mereka ke bahasa Ibunya Rahmi
Mendengar hal itu ibunya Rahmi seketika menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Matanya mulai berkaca2.
Ibunya Ados segera menenangkan,

"Lalu apa ada cara untuk menghilangkan penglarang itu??" Tanya ayah Ados
Sesaat kemudian laki2 tua itu dan si laki2 muda mulai berbicara lagi, kali ini mereka berdua sepertinya sedang berdebat. Itu bisa bisa di ketahui dari intonasinya.

"Maaf sebelumnya, kata Ayah saya bisa saja di sembuhkan, tapi resiko nya besar dan tingkat kegagalan nya
Pun sangat tinggi." Ujar si laki2 muda

"Apa resikonya?"

"Nyawa."
Ayah Ados menatap kepada istrinya dan ibunya Rahmi secara bergantian.

"Nyawa siapa?" Tanya ibunya Rahmi kemudian

"Anak ibu. Karena ini bukan sembarang penglarang, dan sangat sulit untuk disembuhkan." Ucap si lelaki muda kembali mengulang kata2nya
"Ya tuhan. Separah itu kah??" Gumam ayah Ados

"Lalu bagaimana baiknya ?" Tanya ibu Ados pada ibunya Rahmi yang nampak masih sangat syok

"Aku tidak bisa membuat keputusan sekarang. Biarkan aku berpikir dulu. Karena ini menyangkut nyawa anakku." Ucapnya bergetar
Saat di perjalanan pulang, ibunya Rahmi terus memikirkan bagaimana sikapnya selama ini pada Anak gadisnya itu.

"Maafkan mama mu ini Rahmi." Isaknya
Wanita setengah baya tersebut berjalan dengan tergesa di tengah malam yang sunyi, hanya suara jangkrik dan kodok yang masih terdengar saling bersahut2an satu sama lain nya.
Tanah di sekitar jalanan terasa becek karena di guyur hujan, dan rintik2 air hujan yang tadinya singgah di dedaunan mulai terusir ke tanah.
Saat sampai di rumahnya, Ibu nya Rahmi lantas langsung masuk ke dalam kamar anak gadis nya itu, dan terlihat Rahmi sedang berbaring dengan tubuh yang terbungkus selimut.
"Rahmi.."

Perlahan2 Rahmi membuka matanya, ia kaget bercampur senang ketika sang ibu memeluknya untuk pertama kali setelah sekian lama tak saling berbaikan.
"Mama kenapa?"

"Mama minta maaf Rahmi, mama sudah banyak salah padamu." Ucap ibunya terisak

"Ma, mama tidak pernah salah sama saya. Saya memang pantas di perlakukan seperti itu, karena saya anak yang durhaka, selalu membantah perkataan orang tua. Tidak pernah menurut."
Kata Rahmi dengan suara yang serak

"Kita berobat ya nak. Nanti kita berobat ya."

"Berobat?? Tapi, tapi saya tidak sakit apa2 ma."

Ibunya menarik nafas panjang, ia diam saja, nampaknya ia enggan untuk menceritakan apa yang terjadi pada Rahmi.
2 hari sudah setelah kepulangan nya dari rumah lelaki tua itu, namun Ibunya Rahmi belum juga dapat memutuskan apa ia harus membawa Rahmi berobat dengan resiko nyawa tersebut atau membiarkan Rahmi perawan sampai ke tua.
Tentu itu adalah pilihan yang sangat sulit baginya.
Kemudian terlintas ide yang ia rasa bisa menjadi jalan tengah untuk masalah tersebut. Yaitu pelan2 membuat Rahmi menyukai Ados.
Karena yang ia tau jika terkena penglarang itu akan membuat si korban sulit menerima orang yang benar2 tulus menyayanginya. Dan jika Rahmi bisa
Menerima cinta Ados maka penglarang itu mungkin saja secara otomatis akan menghilang. Itulah yang di pikirkan oleh ibunya Rahmi.

"Nak, mama mu ini sudah tua. Rasanya mama ingin sekali mempunyai menantu dan juga cucu." Ucap ibunya Rahmi ketika
Sedang minta di carikan uban pada Rahmi

Gadis manis itu hanya diam, tak menanggapi sama sekali.

"Rahmi, mama sayang sama kamu nak. Mama tidak ingin kalau sampai mama mati nanti, tidak ada siapa2 yang menjagamu. Setidaknya kalau mama mati nanti, mama bisa tenang kalau kamu sudah
Punya keluarga sendiri."

Rahmi menghela nafas panjang, ia menatap ayam2 yang tengah asyik mengais makanan dari daun2 yang menutupi remah2 dedak.

"Saya belum menemukan orang yang tepat ma."

"Ados itu pemuda yang baik, rajin dan sayang sekali sama kamu Mi. Cobalah kau buka
Sedikit hatimu untuk menerimanya. Setidaknya sebagai teman agar kau tau lebih jauh tentang kepribadian anak itu."

Rahmi terdiam, matanya masih liar menatap ayam2 yang berada di tanah.

Tapi ia benar2 menerima nasihat dari ibunya.
Dan saat Ados datang ke rumah nya, Rahmi menyambut pemuda itu dengan sedikit lebih baik dari hari2 sebelumnya.

Tentu Ados yang merasa kalau Rahmi sudah mulai membuka hati untuk dirinya menjadi sangat senang sekali.
Semakin hari kedekatan keduanya menjadi semakin akrab, bahkan tak segan2 Ados juga pelan2 mulai merenovasi rumah Rahmi.

Niat baik pemuda itu sempat di tolak baik2 oleh Rahmi, namun Ados tetap bersikeras kalau itu murni keinginan nya menolong sebagai sahabat, bukan karena
Mengharapkan imbalan atau sejenisnya.

Itulah yang membuat Rahmi tidak bisa menolak.

Dan selama merenovasi rumah itu, kedekatan keduanya semakin terasa.
Sekilas jika melihat mereka orang2 pasti berpikir kalau keduanya adalah pasangan suami istri yang sangat bahagia. Namun nyatanya tidak seperti itu.
--
Senyuman di wajah Rahmi akan menghilang di kala malam mulai menjelang.
Karena semakin lama, sosok pocong itu malah semakin sering menampakan wujudnya yang sangat menyeramkan itu pada Rahmi.
Bahkan pernah suatu malam ia terbangun dengan tubuh yang tidak bisa di gerakkan. Di samping tempat tidur nya berdiri sosok pocong itu lagi.
Membuat Rahmi menangis dalam ketidakberdayaan nya .

Untung saja ada seekor kucing yang tengah mengejar tikus dan tak sengaja mencakar kaki Rahmi, dan itulah yang membuatnya bisa tersadar dari gangguan tersebut.
----
"Kau tau, sejak hari itu aku sering kali di ganggu sosok pocong. Aku selalu mendengar suaranya memanggil lirih namaku. Dan aku merasa, kalau pocong itu selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi." Cerita Rahmi pada Ados yang duduk di atas potongan kayu api
Yang sudah di jemur

"Kau percaya tidak, kalau seseorang yang sangat menginginkan kita tapi kita menolaknya, dia akan dendam bahkan bisa mengunci jodoh kita. Dan itu di sebut penglarang."
"Maksudmu??" Tanya Rahmi tak mengerti

"Intinya aku rasa ada yang dendam padamu dan mengunci jodohmu agar kau menjadi perawan tua."

"Apa iya? Tapi aku tidak terlalu yakin dengan hal itu. Karena aku merasa aku baik2 saja. Hanya saja aku memang belum lagi menemukan
Jodoh yang sesuai untukku."jawab Rahmi

Ados menghela nafas panjang, tangan nya meraih bulu ayam yang terbang tertiup angin.

"Lalu kau rasa pocong itu kenapa bisa sampai mengganggumu seperti itu?" Tanya ados kemudian
Rahmi terdiam, ia memikirkan sebab pocong tersebut terus mengganggunya.

"Mungkin karena aku menginjak kuburan nya atau bisa juga karena aku melakukan sesuatu yang buruk tanpa sadar, lalu memancing kemarahan nya padaku." Jawab Rahmi
Ados menggeleng sambil tersenyum.

"Mereka tidak akan semudah itu menganggu kita (manusia) kalau tidak ada apa2nya."

"Lalu menurutmu kenapa aku selalu di ganggu?"
"Itu karen... Aw.. Aduh.." Belum selesai Ados menjawab pertanyaan dari Rahmi, ia tiba2 saja merasakan sakit yang teramat sangat di bagian kepalanya
Hidungnya yang mancung, mulai mengeluarkan darah segar.
Membuat Rahmi langsung panik dan berteriak memanggil ibunya.

Mengira Ados hanya mengalami mimisan biasa, Ibunya Rahmi lantas memasukkan daun sirih di hidung Ados untuk menghentikan darah yang terus menetes keluar.
Namun sampai hampir setengah jam darah di hidung Ados masih terus menetes hingga membuat pemuda itu menjadi lemas dan pucat.
Beberapa orang warga yang lewat, di mintai tolong oleh ibunya Rahmi untuk membantu mengangkat tubuh Ados dan membawanya ke rumah pak Zaidi.
Pak Zaidi dan Bu Inun kelihatan sangat panik sekali kala itu. Mereka yang termasuk orang berada itupun langsung membawa Ados pulang ke desanya dengan menaiki perahu motor. Dan Rahmi pun ikut serta mengantar pemuda tersebut.
Sesampainya di rumah Ados, orang tuanya langsung membawanya ke rumah si lelaki tua bertelinga panjang.

Di rumah itu Ados di baringkan di atas kain hitam dan tubuhnya di 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘪 dengan limau nipis.
Bagian hidung yang berdarah di 𝘬𝘶𝘤𝘶𝘱 (di sedot) oleh si lelaki tua
Sampai sebuah benda keluar dari dalam hidung Ados.

Benda itu mirip tanah, namun nampak hidup. Dan setelah di bacakan mantra2 benda itu seketika berubah menjadi robekan kain kaci
"Suaminya marah." Ujar si laki2 muda menerjemahkan bahasa si lelaki tua
"Su suami?? Suami siapa???" Tanya ibunya Ados

Si lelaki muda kembali berbicara dalam bahasa daerah mereka dengan si lelaki tua yang merupakan ayahnya tersebut.
"Suami dari perempuan itu." Tunjuk si lelaki muda ke arah Rahmi yang seketika menjadi perhatian kedua orang tua Ados

Rahmi yang bingung campur kaget setelah mendengar perkataan si lelaki muda langsung membantah,

"Maksudmu suami siapa?? Jangan sembarang menuduh,
Aku saja belum pernah menikah."

"Secara nyata kau memang belum menikah, tapi secara gaib, kau sudah mempunyai suami. Dia lah yang selalu mengikuti mu kemanapun kau pergi. Apa kau tak menyadarinya?"
Rahmi terdiam, ia mengerjab2kan matanya. Ia masih belum mengerti perkataan si lelaki tersebut.

"Singkatnya saja, kau terkena penglarang kawin mayit. Kau sudah di nikahkan oleh seseorang dengan mayit. Seseorang yang menyimpan dendam padamu. Dan sejak saat itu
Di mulai, kau tak bisa bila di sukai ataupun menyukai seseorang. Kalau pun ada yang memaksa menyukai atau kau sukai orang itu akan di ganggu oleh suamimu. Dan mungkin saja selama ini kau sudah pernah melihat wujud dari suamimu itu kan? Sosok berbalut kain putih atau yang biasa
Di sebut pocong."

Rahmi tertegun seakan tak percaya. Tapi bila ia pikir2 lagi perkataan orang itu memang benar adanya selama ini bila ada yang ingin melamarnya, pasti ia akan melihat penampakan pocong yang menyeramkan.
Percakapan mereka terpotong karena si lelaki tua mulai membacakan sebuah doa dalam bahasa yang tak mudah di pahami, tapi alunan doa itu mirip seperti nyanyian.
Perlahan2 Rahmi merasakan seluruh tubuhnya merinding.
Hawa dingin menyergap tubuhnya, ketika si lelaki tua berkali2 membunyikan gelang gemerincing di atas tubuh Ados yang masih terbaring.
Sebuah jeruk nipis segar di putar2 di atas dahi Ados, dan itu di lakukan berkali2.

7 buah limau nipis itu di belah oleh si lelaki muda, dan anehnya isi jeruk nipis yang tadinya segar, kini menjadi layu dan berbau busuk. Membuat orang2 yang berada di sana terperangah.
Tiba2 ada angin yang sangat kencang menghantam pintu dan jendela rumah tersebut. Membuat si lelaki tua nampak geram.

Ia berdiri dan mengambil sebiji telur ayam kampung, telur itu ia dekatkan pada bibirnya lalu sambil berjalan kearah pintu ia membacakan sesuatu pada telur
Tersebut. Dan kemudian melemparkan nya halaman rumah..
Duaaarr.. Telur itu meledak seperti petasan. Dan anehnya angin yang sebelumnya ribut, kini seketika menjadi tenang kembali.
Rahmi pun melongo setelah melihat fenomena yang tak biasa itu.

Ados masih tak sadarkan diri, ketika ia di mandikan dengan air rendaman mayang. Namun beberapa jam kemudian pemuda itu mulai perlahan sadar.
Wajahnya begitu pucat.

"Untuk kebaikan dia, biarkan lah sampai sembuh nanti disini. Karena kalau di bawa pulang, ayah saya takut akan terjadi sesuatu yang lebih lagi dari pada ini. Karena suami dari perempuan itu sudah tau kalau istrinya juga sudah mulai timbul rasa
Terhadap laki2 ini." Ujar si laki2 muda

"Heh, bisakah kau jangan sebut suami atau istri, aku risih tau tak?"

"Maaf, tapi memang begitu lalu mau bagaimana lagi." Ujar si lelaki muda

Akan tetapi ia akhirnya menunduk setelah di tatap tajam oleh si lelaki tua.
Laki2 tua tersebut mulai berbicara dengan nada yang mirip seperti orang bergumam.

"Ayahku mengatakan, kau mau bagaimana sekarang? Apa penglarang itu di biarkan saja atau di hilangkan."

"Kalau di hilangkan bisa??" Ujar Rahmi

"Bisa, tapi resikonya nyawamu, kalau kita gagal."
Rahmi terdiam lagi, itu pilihan yang berat baginya. Bila di iyakan lantas bagaimana jika nanti gagal, maka itu sama halnya bunuh diri. Tapi kalau ia tak mencoba, berarti dia rela sampai ke tua tak akan pernah bisa memberikan menantu ataupun cucu pada ibunya.
Rahmi menarik nafas panjang,

Lalu dengan mantap ia memutuskan untuk mencoba menghilangkan penglarang tersebut. Karena banyak hal yang membuatnya harus mencoba itu, terutama ibunya.
Setelah orang tua Ados pulang, Rahmi di ajak untuk mencari daun sawang di pekuburan oleh si laki2 muda. Di sana mereka bercerita tentang banyak hal.
"Kalau misalkan nanti gagal, berarti aku akan mati?" Tanya Rahmi lirih

"Jangan terlalu memikirkan kemungkinan terburuknya."
Daun sawang itu di bawa pulang lalu di letakkan di bawah2 pintu dan jendela.

Kain kaci (kain kafan) sudah dipersiapkan terbuka di atas lantai. Beserta dengan bunga2 khas pemakaman.
"Ii itu kain kafan untuk apa?" Tanya Rahmi

"Untukmu."

"Berarti aku pasti mati???" Ujar Rahmi setengah menjerit

"Ssstttt.. 𝘚𝘶𝘯𝘺𝘪-𝘴𝘶𝘯𝘺𝘪 (diam/pelan2). Nanti ayahku marah. Kain kafan itu akan di gunakan untuk membungkus mu, agar kamu bisa bertemu dengan su..
Mmm maksudku pocong itu."ujar Si laki2 muda yang tak di ketahui namanya tersebut

"Hah?? Ih. Aku tidak mau kalau harus bertemu dengan hantu itu lagi. Melihatnya nya saja membuatku sakit, dan demam." Ujar Rahmi
"Kau ini. Kalau sampai ayahku mendengar ucapan mu itu, sah2 saja dia pasti tak akan membantumu."

"Tapi aku tidak mau bertemu sosok itu lagi!! Dan bukan nya kita ingin menghilangkan penglarang itu, yang berarti tidak akan pernah lagi membuat ku melihat pocong itu."
Belum sempat menjelaskan lebih rinci, si lelaki muda sudah di panggil oleh ayahnya. Rupanya ia disuruh untuk memberikan ramuan penambah darah pada Ados.
Rahmi duduk berselunjur kaki di pelataran rumah yang hanya memiliki lebar 1 meteran tersebut. Matanya jauh menatap ke langit, memikirkan apa yang sedang menimpa dirinya.

Kenapa orang begitu tega padaku?? Rintih batin nya
---
Sekitar pukul 9 malam, ibunya Rahmi dan orang tua Ados sudah berada di rumah tersebut sejak 2 jam yang lalu.
Sebelum di kafani, Rahmi terlebih dulu di mandikan oleh si lelaki tua.
Lalu setelah itu, ia di perlakukan layaknya seperti orang meninggal, dengan di bantu oleh ibunya Ados, Rahmi di pakaikan kain kafan.

Rasanya begitu sangat deg2an bagi Rahmi.
Kemudian setelah itu, tubuh nya di oleskan dengan minyak wangi yang berbau sangat aneh. Perlahan2 Rahmi mulai merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya, ketika si lelaki tua mulai membacakan doa2.
Tubuh Rahmi dari ujung kepala hingga kaki di 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘸𝘢𝘳𝘪 (maaf tidak ada terjemahan karena om gak tau apa bahasa indonesia nya di tampung tawari itu)
Dan setelahnya Rahmi merasakan tubuhnya seperti di tarik dengan sangat kuat.
Bangun2 ia sudah berada di sebuah perumahan yang sangat mewah. Dan anehnya di setiap rumah itu tertulis nama2 pemiliknya. Dan Rahmi di bawa oleh seorang laki2 muda yang sangat tampan ke sebuah rumah yang bertuliskan Ayung,
Laki2 itu sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Namun Rahmi bisa menangkap raut kesedihan pada wajah lelaki itu.

Lalu saat si lelaki menunjuk ke arah depan, tiba2 rumah2 mewah tadi seketika berubah menjadi kuburan.
Nafas Rahmi turun naik, ia menjerit sekerasnya ketika si lelaki tampan di hadapan nya berubah menjadi sosok pocong yang menyeramkan, pocong yang selama ini mengganggunya.
---
Tubuh Rahmi yang masih berada dalam kain kafan itu bergetar hebat, dan membuat si laki2 muda terkejut setengah panik.
"Berikan pelepah pisang itu padanya!" Suruh si lelaki tua

Pelepah pisang berukuran kecil tersebut di letakkan di atas tubuh Rahmi, lalu si lelaki tua melanjutkan dengan memberikan lagi minyak aneh yang sebelumnya di kepala Rahmi.
Tubuh Rahmi kembali tenang, sementara ibunya yang duduk di sudut ruangan hanya bisa menangis dan berdoa.

Si lelaki tua membisikkan sesuatu di dekat telinga Rahmi. Lalu kembali menampung tawari tubuh Rahmi.

Cukup lama setelah itu Rahmi tak juga kunjung siuman, meski sudah
Beberapa kali di panggil namanya.

Suasana menegang, angin kencang yang menghantam atap rumah tersebut menimbulkan suara yang sangat gaduh.
Api perain yang di gunakan untuk membakar gaharu tiba2 mati begitu saja. Saat pintu rumah terbuka dengan sangat keras terlihat sosok pocong tengah melayang2 di depan2 pintu.
Membuat si lelaki muda menundukkan kepalanya.

Sebuah pelepah pisang diambil oleh si lelaki tua, dan beberapa kali di pukulkan ke lantai sampai hancur. Dan anehnya pocong itu akhirnya menghilang.
(Ilustrasi) Image
Uhuuukkk.. Rahmi batuk setelah di berikan air dari dalam 𝘬𝘶𝘱𝘢𝘬 𝘸𝘢𝘭𝘶𝘩 (tempat minum yang terbuat dari labu yang dikeringkan sesudah isi buahnya di keluarkan)
Si lelaki muda bergegas membuka ikatan kain kafan tersebut, Rahmi terlihat lemas dan syok berat.ia gemetar ketakutan.

"Siapa nama nya??" Ujar si lelaki muda bertanya pada Rahmi
"Nama siapa?" Ujar Rahmi balik bertanya

Si lelaki muda nampak memandang ayahnya, mereka kembali berbicara dalam bahasa daerah yang tak di mengerti.
Setelah keadaan Rahmi sudah mulai tenang, barulah ia kembali menanyakan tentang nama si pocong yang merupakan suami gaib dari Rahmi.
"Ayung, aku melihat nama itu di rumahnya."

"Ayung." Gumam si lelaki tua mengulang kembali nama yang di ucapkan oleh Rahmi
------
Pagi harinya..

Hari itu keadaan Ados sudah lumayan membaik, meski ia masih merasakan lemas di sekujur tubuhnya.
"Ayahku bilang, kalau dia mengetahui pemuda itu. Karena dulu dia pernah berobat disini." Ujar si lelaki muda

"Tapi bukan nya ini sudah berakhir? Aku sudah terbebas dari penglarang itu kan?"
Si lelaki muda menggeleng pelan,

"Belum, tadi malam itu hanya awal nya saja. Kita justru harus membongkar makam pemuda yang kau lihat semalam, lalu mengambil semua benda milikmu yang sudah di letakkan seseorang di dalam sana. Benda yang membuatmu menjadi terikat dengan
Sosok itu."

Rahmi menunduk lemas, ia kira semuanya sudah berakhir. Tapi nyatanya proses itu baru saja di mulai.

"Tapi kita akan lebih mudah, karena ayahku tau siapa pemuda itu, kita hanya perlu membongkar kuburan nya saja." Lanjut si laki2 muda
Hari itu si laki2 tua berangkat seorang diri, entah mau kemana.

Dan saat pulang, ia membawa kabar yang kurang mengenakkan. Rupa2nya di daerah pemakaman si pemuda yang bernama Ayung tersebut, ada orang yang baru saja meninggal.
Dan mereka tidak bisa langsung membongkar kuburan milik Ayung, ketika ada yang baru di kuburkan di sekitarnya. Entah karena apa.
Dan mereka harus menunggu setidaknya sampai 3 hari..

Dan selama itu pula lah, Rahmi harus di kurung di dalam rumah itu,
Singkatnya 3 pun berlalu.

Malam itu dengan di bantu oleh ayahnya Ados, mereka bertiga berangkat menuju kuburan dimana jasad Ayung di makamkan.
Rintik2 hujan membuat suasana malam itu menjadi lebih dingin dari biasanya. Mereka berdua mulai menggali, sementara si lelaki tua, dengan santainya duduk di salah satu pohon tumbang yang ada di tengah pemakaman.
Ketika 𝘱𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 sudah terasa, mereka berdua lantas memanggil si lelaki tua. Dan ketika di buka, nampak posisi tulang belulang Ayung sudah berpindah. Dan di sampingnya ada sebuah buntalan pocong kecil yang ketika di buka berisi celana dalam, rambut dan juga gambar
Yang merupakan milik Rahmi.

Si lelaki tua menyuruh si lelaki muda untuk mengembalikan posisi tulang belulang tersebut lalu kemudian segera menutup kuburan nya kembali.
Setelah mereka selesai dengan tugasnya, si lelaki tua lantas membakar semua barang2 tersebut. Dan kemudian menyiramkan air di atas pusara makam Ayung.
Api yang membakar benda2 itu menjadi sangat besar padahal saat itu sedang gerimis.

----
Di sepanjang perjalanan ayah nya Ados mencium bebauan aneh yang tidak diketahui dari mana asalnya.
Saat akan menegurnya, si laki2 muda menggeleng. Mengisyaratkan untuk tetap diam dan tak menegur apapun.
Sesampainya di rumah, si lelaki tua langsung menyuruh Rahmi untuk mengganti pakaian nya dengan kain hitam yang sudah di rendam di dalam air jeruk nipis.
Rahmi lalu di mandikan di dalam lingkaran kain hitam. Bagian kepala, tangan, kaki dan punggung nya juga di pukul dengan satu tangkai mayang sampai butiran2 bijinya terlepas.
Setelah selesai mandi, Rahmi di berikan wewangian dari kemenyan, dan di suruh untuk meminum air kelapa muda.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya si laki2 muda

"Rasanya jauh lebih baik sekarang."
"Untungnya ritual kita tak di ganggu oleh orang yang mengenakan penglarang padamu. Kalau tidak, aku tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi padamu." Ujar si lelaki muda
"Ini, kau makan selama 7 hari berturut2. Dan di setiap kau memakan nya 𝘩𝘢𝘬𝘦𝘬𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 terlebih dulu." Lanjutnya seraya memberikan sesuatu yang mirip seperti buah namun hitam seperti arang, dan bau nya sangat tidak nyaman sekali
----
7 hari telah berlalu, keadaan sudah jauh lebih baik. Kini Rahmi tak pernah lagi melihat penampakan2 pocong di sekitarnya. Dan keadaan Ados juga semakin baik,
Dan rencana nya bulan depan mereka akan di nikahkan.

-----
Konon Ayung adalah seorang pemuda desa yang berwajah tampan dan berperawakan bagus. Dia juga pekerja keras dan sangat di sayang oleh orang tuanya.
Namun nasib tak selamanya bagus, Ayung terserang sebuah penyakit yang perlahan mulai menggerogoti tubuhnya. Hingga membuatnya menjadi sangat kurus bagai tengkorak hidup. Ia juga pernah berobat pada si lelaki tua, namun karena sakitnya itu bukan dari gangguan, santet dll
Si lelaki tua tak bisa menolongnya. Dan pada saat itu rumah sakit berada sangat jauh dari desa tersebut. Hingga lama tak terdengar lagi kabarnya, dan ternyata Ayung sudah meninggal.
Dan kemudian mayatnya di manfaatkan untuk hal2 yang tidak baik. Karena memang semasa hidupnya
Ayung di kenal tak pernah dekat dengan perempuan mana pun.

"Memang nya kenapa harus mayat orang yang belum kawin?" Tanya Rahmi

"Penglarang ini sangat berbahaya, bila mayat itu tidak benar2 perawan/perjaka, maka nyawamu menjadi taruhan!!" Ujar si lelaki muda
Menerjemahkan bahasa ayahnya

Rahmi menghela nafas panjang.
Ia tak menyangka ada orang yang senekat itu untuk membuatnya menjadi perawan tua. Sungguh kejam.
-----
2 bulan setelah kejadian itu Rahmi dan Ados akan segera di nikahkan. Dan kedua belah pihak keluarga masing2 pun sudah memutuskan tanggal dan bulan nya.
Dengan perasaan bahagia, mereka berdua mendatangi rumah si lelaki tua untuk mengundang mereka berdua ke acara pernikahan nya.
Namun sesuatu tak di sangka rupanya telah terjadi. Si lelaki tua meninggal sebulan setelah mengobati Rahmi. Menurut penuturan si lelaki muda, itu karena ia di serang secara gaib oleh dukun yang melakukan ritual penglarang kawin mayit tersebut.
Dan karena kurangnya ke hati2an atau mungkin karena sudah ajalnya, beliau meninggal dengan keadaan yang cukup tragis (disini tidak di ceritakan bagaimana keadaan si lelaki tua itu saat meninggal)
---SELESAI---

Mohon saweran nya ponakan2,
Buat nambah semangat om rasth jalan di tengah banjir.

Saweran pulsa - 0856 5403 7262

saweria.co/donate/Omrasth…
Untuk ponakan2 yang sudah nyawer, om doakan semoga selalu sehat dan dilancarkan rejekinya🤲🤲Aamiin Ya Rabbal Alamin

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with OM RASTH

OM RASTH Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @rasth140217

Apr 20
PENGANTIN

Nama orang dan tempat sudah diubah, untuk menjaga privasi dari narsum.

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar Hanya Ilustrasi) Image
"Cepat bah kamu ini lama sekali !!" teriak seorang ibu2 pada seorang pemuda berusia 16 tahunan

"Sebentar.. Ini baru selesai..." Jawab pemuda itu sambil berlari keluar kamar membawa tas yang tampak sangat penuh
"Kau bawa apa sebanyak ini ndi?" Tanya ibunya dengan alis mata mengerut menatap tas yang dibawa anaknya tersebut

"Kita kesana 1 minggu kan?? Aku bawa baju, celana, sabun, handuk topi, kacamata...."

"Ya sudah, cepat angkat, bawa keluar. Sebentar lagi travelnya datang.." Potong
Read 153 tweets
Mar 24
SANTET SIND'AH
(Santet Kiriman Kakak Ipar Perempuan)

@IDN_Horor
@ceritaht
@bacahorror
#ceritaseram
#basedontruestory
#threadhorror
#bacahorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Kepalaku benar2 sakit. Di bawa duduk saja rasanya seperti berputar2." Ucap Vivi pada suaminya, Rigen.

"Kalau begitu kamu istirahat saja. Jangan mengerjakan pekerjaan rumah dulu.
Nanti aku saja yang bereskan setelah pulang kerja."ujar rigen seraya mengelus kepala istrinya itu

"Terima kasih ya..."

"Sama2 sayangku.." Balas rigen seraya mencium kening istrinya lalu berpamitan untuk berangkat kerja
Read 190 tweets
Mar 16
HANTU SANDAH
Berasal Dari Perempuan Yang Memakai Ilmu Pirunduk

Sandah ini pernah menggemparkan kalsel tepatnya disalah satu/beberapa desa, pada tahun 2007an.

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
Nama desa maupun orang dalam cerita akan sebisa mungkin om ubah, agar tidak menyinggung beberapa pihak yang mungkin masih terkait dalam cerita.
_____

Beberapa orang lelaki berusia awal 30an, terlihat sedang mencari2 sesuatu di area pahumaan/sawah.

Mereka memakai senter dikepala dan membawa peralatan seperti wadah berukuran sedang yang memiliki tutup diatasnya. Wadah itu diikatkan pada pinggang mereka.
Read 97 tweets
Mar 8
PANGULUH SANG PEMANGSA DARI PEDALAMAN KALIMANTAN TENGAH

"Mereka memburu apapun yang bisa dimangsa. Bahkan mayat yang sudah dikubur pun tidak lepas dari ancamannya"

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhoror
#omrasth

(Gambar hanya pemanis) Image
Panguluh, adalah manusia jadi2an yang bisa merubah dirinya menjadi binatang.
Mereka dikenal sangat brutal ketika memangsa mayat maupun saat mengganggu wanita2 hamil dan melahirkan.
Mereka ada di desa2 pedalaman, kehulu dari muara teweh hingga atas purukcahu/murungraya.
Di desa om rasth sendiri (dihilir purukcahu, tapi masih masuk wilayah kabupaten murung raya) masih terdapat sangat banyak mahluk ini.
Di beberapa thread, om rasth sudah pernah menceritakan berbagai pengalaman tentang panguluh.
Read 181 tweets
Feb 24
BULIK

(Nama tempat dan tokoh sudah disamarkan.)

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahoror
#bacahorror
#threadhorror
#omrasth

(Gambar hanya ilustrasi) Image
2008.

Raut wajah pak budi terlihat murung, helaan nafasnya terdengar berat.

"Kita tidak ada pilihan selain pulang kekampung. Disini, dikota besar ini kita tidak akan bisa bertahan. Dan lagi uang tabungan kita sudah mulai menipis karena memaksa bertahan disini." Ujar pak budi
Ia menatap istrinya yang duduk disampingnya.

"Ya, aku setuju kalau kita pulang ke kampung saja. Mungkin dikampung kita bisa memulai usaha baru lagi."
Read 237 tweets
Jan 22
PELET CELANA DALAM

@IDN_Horor
@bacahorror
@ceritaht
#ceritahorror
#bacahorror
#threadhorror
#kisahnyata

(Gambar hanya ilustrasi) Image
"Eh sum, bujurankah rumah kosong dihiga wadah ikam tu ada yang mandiami sudah?
(Eh sum, betulkah rumah kosong didekat rumahmu itu sudah ada yang menempati?)" tanya yayah pada isum yang pada saat itu mereka sedang berada
Disebuah rumah yang akan mengadakan acara pernikahan

"Iih pinanya, pang rami kamarian urang bahangkut parabut kasitu. (Sepertinya iya, karena kemarin ramai orang mengangkut barang kerumah itu." jawab isum
Read 149 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(