waKHIDun Profile picture
Jan 4, 2022 130 tweets 16 min read Read on X
“Surya.. surya.. kamu dimana nak..” ucap istriku yang panik ketika melihat surya sudah tidak ada disamping kami.

“sudah bu jangan panik begitu, bapak yakin surya belum jauh dari sini”
“tapi surya masih anak kecil pak, aku takut surya kenapa-kenapa” ucap istriku sembari menolah nolehkan kepalanya

“mari masuk dulu saja buk, tidak baik jam segini teriak-teriak diluar. Takut menganggu tetangga” ucapku
Kamipun memutuskan untuk masuk kedalam rumah dan ketika istriku sedang berupaya memasukkan kunci guna membuka pintu, tiba-tiba terdengar suara barang jatuh dari dalam.
“pakk.. jangan-jangan ada maling dirumah kita” tanya istriku

“sudah buk, cepat buka pintu dan bapak mau ambil balok kayu dulu disamping rumah”
Setelah membuka pintu kami berjalan perlahan kearah dapur sembari bersiap-siap akan resiko terburuk, tepat beberapa langkah sebelum kami sampai ke dapur tiba-tiba terdengar suara anak kecil sedang tertawa.
“pak.. bapak dengar suara barusan?” tanya istriku sembari berbisik lirih

“iyaa buk, bapak dengar dengan jelas”

Tiba-tiba..
“simbah uyut.. mbah uyut..”
silahkan untuk teman-teman yang ingin membaca duluan silahkan mampir di karyakarsa

karyakarsa.com/wakhidnurrokhi…
yen wani ojo wedi-wedi, yen wedi rasah wani-wani.

selamat membaca lurr..
sehat selalu ngihh..
bismillah, yok lanjut
yen wani ojo wedi-wedi, yen wedi rasah wani-wani
Terdengar suara surya dan ketika kami sampai di dapur, betapa kagetnya kami ketika melihat surya disana dan didampingi sosok nenek yang saat itu pernah aku lihat ketika surya masih bayi.
Nenek itu seperti sedang mengobrol dengan anakku surya, walaupun sosok nenek itu tidak mengeluarkan suara namun surya seperti paham dengan apa yang disampaikan olehnya.
“siapa kamu.. pergi kamu jangan pernah ganggu anakku!!” teriak istriku
Kami berdua melihat sosok nenek itu dan setelah mendengar teriakan istriku, sosok nenek itu tiba-tiba langsung menoleh kearah kami. Nenek dengan rambut putih menggunakan berkebaya dan menggunakan jarik melihat kami dan menunduk sembari tersenyum dengan begitu sopannya.
Entah maksudnya apa akan tetapi dari kejadian itu kami mempunyai anggapan bahwa nenek itu tidak mempunyai niatan jahat kepada surya.
Setelah sosok itu sempat melontarkan senyuman sebelum ia menghilang seperti kepulan asap yang tertiup angin dan betapa kagetnya kami,
disaat sosok itu menghilang tercium aroma semerbak bunga yang begitu harum dan aromanya sangatlah tidak asing di hidungku yang seolah aku sangat familiar sekali dengan bunga ini.
Tidak mau berpikir terlalu jauh tentang aroma bunga apakah itu, aku langsung berlari menghampiri surya.
“kamu tidak apa-apa le?” tanyaku
Surya pun mengeleng yang menandakan dia tidak kenapa-kenapa. Setelah itu kami memutuskan untuk membawa surya ke kamar dan menidurkannya dikarenakan hari sudah larut malam.
“pak tadi itu siapa?” tanya istriku ketika selesai menidurkan surya
“bapak sepertinya tidak asing dengan sosok nenek itu buk, tapi bapak tidak ingat dengan detail siapa sosok nenek itu.
“jadi kamu pernah lihat sosok itu sebelumnya?” tanya istriku sembari menatapku dengan serius

“bapak ngak mau bahas itu buk, tidur aja yaa.. bapak capek nyetir” jawabku sembari menganti pakaian dan berisap untuk tidur.
Malam itu kami benar-benar dibuat binggung, bagaimana bisa seorang anak kecil bisa masuk kedalam rumah sedangkan posisi saat itu rumah masih dalam keadaan terkunci?
Kami juga dibuat heran lagi dikarenakan kejadiannya bisa secepat itu, seingatku waktu itu aku hanya berbincang singkat dengan istriku disamping pagar dan tiba-tiba surya menghilang dari pandangan kami dan dengan anehnya dia sudah berada di dapur.
Hari itu terasa begitu singkat, mungkin karena kami yang terlalu banyak kegiatan sehingga terasa hari ini begitu cepat berlalu. Semenjak kejadian malam itu surya menjadi sedikit berbeda, serta mulai banyak kejadian aneh yang muncul.
Pernah disuatu hari lebih tepatnya ketika aku sedang menjaga toko, waktu itu surya sedang bersamaku dikarenakan ibunya sedang menghadiri rapat PKK di rumah bu rt. Sore itu cuacanya sangat cerah dan tanpa ada tanda akan adanya turun hujan.
“kulonuwun, permisi pak” tiba-tiba ada seorang bapak yang umurnya berkisar 60 an datang ke toko meuble kami.

“mari pak silahkan, mau cari apa ngih?” sambutku
“maaf nak, bapak bukan mau membeli barang tapi mau mengajak Kerjasama untuk ekspor ke Taiwan dan beberapa negara tetangga” ucapnya sembari menutup mulutnya dikarenakan beberapa kali bapak itu batuk
“oh silahkan duduk dulu pak, sebentar saya ambilkan minuman dulu”
Disaat aku mengambilkan minum untuk kakek itu, tak sengaja aku melihatnya seperti sedang menaburkan sesuatu dilantai toko. Namun kala ituaku tidak menghiraukan tentang apapun, positif thinking aja pikirku kala itu.
Setelah aku mengambilkan sebotol minuman dingin dan 1 toples camilan ringan, aku langsung menyajikannya di meja tamu. Oh iya jadi toko ku itu memiliki semacam ruangan semacam ruang tamu,
baik mereka kan membeli atau tidak akan tetap selalu kami anggap mereka adalah tamu tanpa mempunyai anggapan untuk mereka membeli daganganku.
“monggo silahkan diminum pak” ucapku
“waduhh terimakasih pak, malah merepotkan”
“walah tidak apa-apa pak, disini kami mengutamakan service kepada tamu yang entah mau membeli ataupun tidak” terangku
“ngihh pak, teriamakasih. Saya minum ya..” ucap bapak itu
“silahkan-silahkan”
Namanya adalah pak wiyanto, dia mengajakku untuk bekerjasama dalam hal jual beli meuble, dia ingin menjadikan tokoku sebagai supliernya. Tanpa berpikir panjang akupun langsung mengiyakan ajakannya. Entah mengapa aku seperti tidak ada keraguan dengan ajakannya.
Sore itu kami berbincang seperti layaknya dengan pelanggan-pelangganku. Mulai dari menanyakan harga kursi sampai menanyakan harga almari, sampai waktu dimana anakku berteriak dari ruang samping.
“huaaaaaaa..”
“pergiii… lungooo”

Teriak surya dari dalam ruangan samping sebelah meja kasir, akupun langsung memeluknya sembari bertanya
“ada apa nak, kenapaa?”
“simbahh dipukul sama ituuu” ucapnya singkat sambil menunjuk pojok ruangan
“simbah? Simbah siapa nak” tanyaku pada surya sembari memerhatikan sudut ruangan yang ditunjukknya
Anakku surya tidak menjawab dan tak berselang lama dia terjatuh karena hilang kesadaran. Ku angkat lah surya dan berniat ingin kubawa ke kamar atas, namun aku baru teringat kalau tadi ada tamu.
Disaat aku hendak meminta ijin kepada tamuku untuk membawa anakku ke kamar terlebih dahulu, tiba-tiba bapak itu sudah tidak ada disana dan hanya tersisa rokok kemenyan yang masuh menyala dan mengepulkan asap yang aromanya sangat menganggu.
“lahhh bapaknya tadi mana ya? kok tiba-tiba hilang” pikirku

Namun aku enggan untuk berpikir lebih jauh dikarenakan ada keadaan yang lebih penting, yah benar sekali keadaan surya.
Singkat cerita malam pun tiba dan surya juga belum sadar dari pingsannya. Kami benar-benar dibuat khawatir dengan keadaannya, beribu pikiran negatif selalu ku tepis dari kepala ini dan berharap anaku akan segera sadar.
paak ini gimana keadaan anak kita?” tanya istriku panik melihat surya terbaring diatas kasur

“sudah buk gapapa, insyaallah surya tidak kenapa-kenapa”

“tapi pak..”
“sudahh sekarang ibuk tidur saja, biar bapak yang jagain surya”

“ngihh pak” ucapnya singkat sembari menganggukan kepala tanda setuju dengan perintahku
Keesokan harinya, tepatnya hari itu adalah hari selasa surya sudah sadar dari pingsannya. Namun keanehan terjadi padanya, ia seolah ketakutan dengan apapun yang ada disekitarnya sembari berucap.
“perrrgii”
“pergiiii jangan ganggu kami”
Selama kurang lebih selama 1 bulanan surya menjadi anak yang seperti itu, sampai suatu ketika aku teringat untuk meminta saran dari bapakku di kampung. Saat itu juga aku memutuskan untuk menelpon bapak di rumah,
“assalamualaikum, bagaimana kabarmu pak? Sehat ngih?” ucapku sebagai kalimat pembuka obrolan kami malam itu
“walaikumsalam nang, alhamdulillah bapak ibuk sehat”
“ngapunten, maaf pak roy mau tanya”
“tanya opo nang?”
“jadi begini pak, akhir-akhir ini surya mengalami hal aneh yang tidak masuk akal pak. Dia seperti ketakutan padahal sebelumnya dia adalah anak yang periang.” Jelasku singkat
“coba besok bapak tanyakan mbah marsono dulu ya nang” jawab bapak
“ngih pak, ya pak. Yaudah sekian dulu ya pak, salam buat ibuk. wassalamualaikum” ucapku
“ya nang, walaikumsalam”
Obrolanku dengan bapak dengan telepon aku akhiri dan akupun berniat untuk tidur dikarenakan besok akan ada kegiatan penting,
besok toko ku mendapatkan kunjungan dari salah satu pejabat negara yang berniat membeli beberapa meuble untuk mengisi kantor cabang yang letaknnya tidak jauh dari daerahku.
Keesokan paginya
Pagi itu udara terasa begitu segar dan semoga juga dengan nasib di hari ini, ucapku dalam hati selepas menunaikan sholat subuh. Setelah sholat aku dan istriku membersihkan toko dikarenakan nantinya sekitar jam 9 pagi toko kami akan kedatangan tamu agung.
Sunandar, beliau adalah salah satu pejabat di daerah di tempatku tinggal saat ini.

“wah pak ini mejanya bagus-bagus ya?” ucap pak sunandar
“alhamdulillah pak. Ya beginilah kami pak, karena kualitas yang kami utamakan disini”
“wah bagus pak, boleh ya besok 2 minggu lagi saya kesini sekaligus mau mencari buat isi kantor baru saya” ucapnya
“wah monggo pak, saya sangat berterimakasih sekali malahan”
“wahh sama-sama pak”
Itulah percakapanku 2 minggu yang lalu dengan beliau, waktu itu beliau tidak sengaja mengalami pecah ban di depan tokoku. Sembari menunggu ganti ban bapak itu masuk kedalam toko, dan sesekali memperhatikan produk yang kami jual.
Singkatnya pak Sunandar telah datang dan membeli sangat banyak unit untuk keperluan kantor barunya. Namun tadi sempat ada sedikit kejanggalan yang terjadi, dimana ada salah seorang laki-laki paruh baya yang seolah seperti iri dengan apa yang kuperoleh pagi tadi.
Namun tak ingin terlalu memikirkan yang tidak-tidak akupun menepis segala pikiran negatif yang timbul kala itu.
Semenjak kejadian di hari itu, toko semakin ramai oleh pengunjung, bahkan sampai dari luar kota pun datang untuk membeli meuble ditempat kami.
Hal ini mengakibatkan perkembangan yang sangat pesat pada usaha kami ini, kami bisa menambah jumlah produksi dan juga menambah karyawan untuk membantu mengurusi toko.
Beberapa minggu berlalu setelah kejadian itu, hari ini pak wiyanto datang ke toko dengan membawa 1 truk besar guna membawa beberapa dagangan kami yang nantinya akan dikirim ke Taiwan dan beberapa negara tetangga.
Namun kejanggalan mulai terasa sekitar 1 bulan setelahnya, dimana uang transferan belum masuk dan ketika aku tanyakan kepada pak wiyanto beliau hanya menjanjikan tanpa ada kepastian.
Disini kami mulai sedikit kewalah dalam hal perputaran modal karena kerjasamaku dengan pak wiyanto, namun dengan begitu aku masih tidak putus asa dan fokus mengembangkan toko.
13 tahun telah berlalu
Setelah kejadian itu toko kami menjadi toko meuble terbesar dan terlengkap yang ada di kota ini. Namun semuanya berubah semenjak hal tu terjadi. Mungkin kalian tidak akan pernah percaya dengan hal seperti ini,
namun apakah kalian ingat dengan kondisi dimana surya menjadi anak yang penakut? Yah kali ini kalian akan menemukan jawaban atas kejadian berpuluh tahun yang lalu.
Pagi itu hujan sangat deras yang disertai gemuruh petir menyambar. Bukan tanpa alasan namun memang jika melihat perkiraan cuaca, hari ini memang akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang di daerah sini.
“permisi pak, ini nanti toko akan tetap buka seperti biasa atau bagaimana ya” tanya Darman, dia adalah salah satu pegawai tokoku yang berasal dari kampung halamanku.
“wahh kayaknya kalau cuaca seperti ini mendingan dibuka separuh saja man” ucapku
“ohh ngih pak siap”
Oh iya sampai hampir lupa, kalian pasti penasaran kenapa Darman bisa menjadi pegawaiku bukan? Jadi ini masih ada kaitannya dengan peristiwa Surya kala itu.
Jadi darman adalah anak dari mbah Kasan Kobro, beliau adalah orang hebat dari desa Bangun yang tak lain dan tak bukan adalah kampung halamanku.
Waktu itu lebih tepatnya ketika aku mudik lebaran, aku mengajak anakku dan istri untuk pulang ke kampung halamanku. Kami singgah cukup lama disana, ya 2 mingguan lah kurang lebih kami mudik kala itu.
Halal bihalal menjadi salah satu budaya orang Indonesia ketika hari raya idul fitri, begitupun di desaku “Desa Bangun”.
Dikarenakan desaku ini terletak jauh dari pusat kota dan ditambah dengan warga yang masih sangat tradisional, mengakibatkan momen halal bihalal menjadi waktu yang sangat berkesan.
Setiap rumah menyuguhkan hidangan terbaiknya, mulai dari ketupat, opor ayam kampung, dan lain sebagainya. Aku sekeluarga berkunjung ke rumah mbah Kasan untuk halal bihalal dan entah sebuah kebetulan atau tidak,
setibanya kami di rumah beliau tiba-tiba mbah kasan menatap surya dengan tatapan yang sangat sinis dan mengintimidasi. Hal itu membuat aku sedikit merasa jengkel tadinya.
“anakmu oleh kui seko ndi roy” tanya mbah kasan
(“anakmu mendapatkannya darimana roy”)
“dapat apa mbah? Aku mboten paham”
“ada yang mengirim sesuatu untuk keluargamu dan hanya anakmu yang bisa melihatnya saat itu”
Aku pun seolah tersambar petir mendengar ucapan mbah Kasan barusan dan bagaimana tidak, ternyata selama ini surya tidak sedang dalam gangguan mental namun ternyata dia sedang diganggu oleh sosok tak kasat mata.
“wis sudah-sudah, nanti mbah bantu buat mengusirnya”
“wahhh meturnuwun, terimakasih ngih mbah” ucapku
Waktu itu setelah kami hendak melanjutkan halal bihalal ke rumah warga desa yang lain, mbah kasan berpesan padaku.
“yen wis titi wancine lewat pantarane anakmu, sesok koe bakal ucul seko niat elek e poro manungso sing gawe awakmu sakiki soro”
(besok jika sudah tiba saatnya lewat perantara anakmu, kamu akan terlepas dari niat jelek orang-orang yang ingin membuatmu sekarang sengsara)
“maksudnya apa ya mbah? Kok saya belum begitu paham denga napa yang mbah ucapkan” tanyaku
“wis kamu akan tau jawabannya sendiri kelak” jelasnya singkat
Kamipun melanjutkan halal bihalal kerumah warga yang lain dan singkat cerita kamipun kembali ke perantauan. Kembali ke hiruk pikuk kota metropolitan yang dengan segala keramaiannya.
Beberapa tahun berlalu dan seiring berjalannya waktu surya lama-kelamaan sudah berangsur membaik. Darisanalah aku seperti mempunyai hutang budi dengan mbah Kasan,
sampai suatu ketika aku mendapatkan info kalau Darman barusaja lulus dari SMK dan sekarang menganggur dirumah dikarenakan tidak melanjutkan Pendidikan dengan alasan keterbatasan biaya.
Mendengar kabari itu akupun langsung mempunyai niatan untuk menyuruh Darman untuk ikut bekerja di toko meubleku ini,
yah walaupun aku tak bisa menjanjikan gaji yang besar setidaknya aku bisa sedikit membantu perekonomian mbah Kasan dengan cara membantu darman mendapatkan pekerjaan.
Kita kembali ke pagi itu, hujan begitu derasnya dan disertai angin kencang mengakibatkan kami tak bisa ambil resiko dengan membuka toko secara keseluruhan.
Hujan turun dengan deras dari pagi hingga sore menjelang, oleh sebab itu tidak ada satupun pengunjung yang datang di hari ini. Kamipun menutup toko dengan perasaan yang sedikit murung dikarenakan tidak ada pemasukan sama sekali hari ini.
Hari itu telah berlalu, keesokan paginya cuaca begitu cerah semoga saja akan banyak pengunjung datang ke toko kami. Itulah harapanku di hari yang cerah ini, namun lagi-lagi sampai kami tutup toko masih tidak ada satupun orang yang datang ke toko kami.
Kejadian ini berlangsung kurang lebih selama 1 bulan penuh, dengan begitu bisa kalian ketahui bahwa pemasukan kami nol sedangkan pengeluaran terus menerus.
Mambayar biaya listrik, biaya makan, biaya roy kuliah dan tentu saja membayar gaji karyawan. Sampai suatu ketika aku benar-benar merasa putus asa dengan apa yang telah terjadi saat ini, bahkan aku sampai pernah terbesit pikiran untuk mengakhiri hidup.
“duhh gusti, apalagi cobaan yang kau berikan pada kami?” ucapku selepas menutup toko malam itu.
Banyak sekali kejadian akhir-akhir ini, mulai dari istriku yang tiba-tiba sakit dalam yang mengakibatkan 1 bulan sekali harus datang ke dokter untuk cek rutin.
Ditambah lagi dengan tanggungan biaya kuliah Surya yang harus dibayarkan. Sore itu aku memutuskan untuk menelpon bapak di kampung, aku benar-benar merasa muak denga napa yang telah terjadi.
“aku nek ngene terus yo iso edan pak! Nangkene tuntutan urip akeh ning penghasilanku sakiki malah minuse sing akeh. Ngertio ngene aku ora Kerjasama karo pak wiyanto yen ngerti akhire ngene iki. Saiki yen ngene iki kahanan e, aku raiso bayar kuliah bocah-bocah pak” ucapku
(“aku kalau seperti ini terus bisa gila pak! Disini tuntutan hidup banyak tapi penghasilanku saat ini minusnya yang banyak. Tau gini aku tidak Kerjasama dengan pak wiyanto jika harus berakhir seperti ini” ucapku)
“wis ngene wae le, kae bapak nang deso due sawah 2 iring. Tulung kui mbok openi wae, bapak ketoke umure wis ora sue meneh le..” jawab bapak singkat
(“sudah gini aja nak, itu bapak di desa punya 2 petak sawah. Tolong itu kamu rawat saja, umur bapak kayaknya sudah tidak lama lagi nak..” jawab bapak singkat)
“ampun ngoten niku pak, lha mbak parni nandi? kok iso-isone bapak loro malah raono ketoke bocah kui? Padahal saben sasi bapak riyin mesti kulo kirimi arto nge biaya perawatan e njenengan.” Kataku
(“jangan ngomong gitu pak, emangnya mbak parni kemana? Kok bisa-bisanya bapak sakit seperti ini malah ngak kelihatan anaknya?” ujarku)
“wis rapopo le.. adimu kae sakiki malah milih lungo ninggalke bapak. Yo kurang luih wis ono 6 sasi kepungkur.” Ucap bapak
“sudahlah tidak apa nak.. adimu sekarang memilih pergi meninggalkan bapak. Ya kurang lebih sudah ada 6 bulan yang lalu” ucap bapak)
“wah jan rakalap tenan bocah siji kaee, awas wae sesok nek ketemu!” ucapku geram

(wah emang ngak bener anak satu itu, awas saja besok kalau ketemu!” ucapku penuh amarah)
“Wis disisik yo le, bapak arep turu. Tulung sesok seloso koe muleh yo”

(“sudah dulu ya nak, bapak mau tidur dulu. Tolong besok hari selasa kamu pulang ya?”)
“enten nopo pak?”
(ada apa pak?)

“wis muleh o wae, sesok koe ngerti dewe” jawab bapak singkat sembari menutup telpon sore itu.
(“sudah pulang saja, besok kamu tau dengan sendirinya” jawab bapak singkat sembari menutup telepon sore itu)
Hari itu merupakan hari yang terasa sangat berat sekali bagiku, setelah beberapa lama aku menahan rasa ini dan pada akhirnya tak dapat kupendam lagi.
Ditambah lagi dengan ucapan bapak lewat telepon barusan menjadi sebuah tamparan buatku untuk segera pulang ke kampug dan meninggalkan segala penderitaan disini.
Banyak sekali hal mendorongku untuk segera pulang ke kampung halaman, mulai dari toko yang 1 bulanan taka da pembeli, tak bisa membayar gaji karyawan karena tabungan habis untuk biaya berobat istri setiap bulan dan ditambah lagi dengan kuliah surya yang tak bisa dibilang murah.
“buuk.. bapak mau ngomong”
“ada apa pak?” tanya istriku
“tadi sore aku menelpon bapak dikampung, beliau bilang kita disuruh pulang besok hari selasa. Sekaligus dimintai untuk menggarap lahan di desa. Gimana buk kalau kita menuruti permintaan bapak?” jelasku
“aku ikut keputusanmu saja pak, kalau mau ya ayo kalau tidak ya ngak apa” ucapnya
“mungkin kita perlu menata ulang hidup ini yang dimulai dari desa sendiri buk, gapapa ya?”
“ngihh pak”
Malam itu mungkin menjadi malam yang lumayan membuatku tertidur sedikit lebih lega daripada biasanya. Mungkin inilah jalan keluar terbaik yang ada dan lagipula tak masalah jika harus memulai hidup baru di desa.
Walaupun mungkin tak seramai kota namun disana jiwa akan lebih terasa damai dan sejahtera.
Keesokan paginya aku memberi informasi kepada para pegawaiku jikalau kami akan menutup toko ini dan memilih untuk pulang ke kampung halaman saja. Saat itu aku bisa melihat raut wajah sedih dari pegawai toko meubleku.
Yah tapi mau bagaimana lagi, sebenarnya aku masih sangat ingin memperkejakan mereka disini namun apa boleh buat keadaan memaksaku untuk berbuat demikian.
“sebelumnya saya mengucapkan banyak terimakasih untuk semuanya, terimakasih sudah menjadi bagian dari toko ini. Tapi maaf sekali bukannya saya mempunyai niatan untuk menyudahi ini semua,
namun keadaan memaksa untuk demikian adanya. Terimakasih atas kerja kerasnya selama ini” ucapku pada para karyawanku.
“Man kamu bantu untuk persiapan pulang ke kampung ya, dan jangan lupa juga nanti kamu tetap bantuin bapak ngurusin hal-hal yang ada di kampung ya” ucapku pada darman

“ohh ngih pak siap”
Hari itu aku membagikan beberapa bingkisan untuk para karyawanku, yah anggap saja sebagai hadiah salam perpisahan untuk mereka yang sudah bekerja dengan baik di toko ini.
Sabtu pagi kami berebanah barang untuk pindahan ke kampung dan minggu pagi kami berangkat menuju kampung halaman, desa Bangun. Perjalanan dari Jakarta menuju ke kampung halaman berkisar sekitar 8 jam jika menggunakan kereta. Selama perjalanan semua berjalan normal-normal saja,
sampai dimana aku sampai di stasiun wojo. Disana aku melihat sosok nenek berkebaya dan memakai jarik seperti sedang menunggu kedatanganku beserta keluargaku.
“simbah buyut itu pak!” ucap surya sembari mengacungkan tanggannya kea rah nenek itu
Darisitulah aku mempunyai kesimpulan bahwa yang melihat nenek itu tak hanya aku.
Namun anaehnya ketika aku hendak menghampirinya tiba-tiba ada seseorang menepuk pundakku dan mengalihkan pandanganku dari nenek itu.
“mas roy.. ini saya mas ratman” ucap ratman
“astagfirullah.. bikin saya kaget aja kamu man”
“hehehe ngapunten, maaf”
“bapak gimana man?” tanyaku
“udah ayo langsung pulang saja mas, biar mas tau sendiri” jelasnya sintkat dan kangsung membawakan barang bawaan kami dan engangkutnya kedalam mobil.
Dari stasiun menuju ke rumah kami memakan waktu sekitar 30 menitan, yah wajar saja lumayan lama, karena jalanan di daerah kami masih sangat memprihatinkan.
“duarrrr”
Kurang lebih tinggal 2 km dari desa, tiba-tiba mobil yang kami tumpangi mengalami pecah ban dan mengharuskan kami turun.
“waduh pakk maaf.. malah pecah ban disini” ucap ratman sembari melihat ban sebelah belakang yang Meletus

“wahh gapapa man, buk .. lee ayo jalan aja. Udah deket banget kok ini, sambil liat-liat kondisi kampung kan” ucapku
Disepanjang perjalanan menuju rumah, aku sesekali melihat kondisi sekeliling dan alangkah senangnya ternyata masih asri seperti dahulu kala walaupun sudah mulai banyak rumah baru.
Sampailah kami di pintu masuk desa bangun, disana terlihat pohon besar disamping sumur tua namun masih sangat terawat, benar sekali tebakan kalian.. ini adalah sumur keramat yang konon katanya lewat perantara airnya bisa menjadi obat dan bisa mengabulkan hajat.
Lanjut part 4, kembang sekar kemutih

“Aroma wangi bunga ini seperti aku sudah tidak asing dengannya, namun aku lupa nama bunga dan darimana asalnya” ucapku beberapa tahun lalu yang dimana saat itu aku sedang berada di perantauan, lebih tepatnya di toko meuble.
Sekar kemutih, bunga yang dari dulu hingga sekarang tak pernah mati walaupun dilanda kekeringan hebat yang terletak disamping sumur keramat di batas desa Bangun.
selamat membaca :)
sampai berjumpa di part 4

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with waKHIDun

waKHIDun Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Wakhidnurrokhim

Sep 1, 2023
“Tragedi Perkemahan Jogja tahun 2016”

A thread.

#bacahorror Image
“Mik pie? Meh sido dilekasi kapan?” (Mik gimana? Jadinya mau dimulai kapan?)

tiba-tiba dari belakang sosok laki-laki berbadan kekar mendekat. Dia adalah Candra.
Miko menarik nafasnya dalam, sembari menajamkan telinganya, memastikan bahwa adzan sudah berkumandang..

Entah kenapa malam itu seperti tidak ada angin yg berhembus sama sekali, hal itu berimbas suara adzan dari pemukiman yang jauh dibawah bukit ini menjadi samar terdengar.
Read 122 tweets
Oct 11, 2022
"TUMBAL KEMAH "

kisah viral yang menceritakan sebuah kegiatan perkemahan akhir tahun oleh salah satu SMK di Sleman. Pada umumnya perkemahan akan meninggalkan kisah menyenangkan, tapi pada cerita ini justru sebaliknya.

Sebab urusannya dengan NYAWA!

#threadhorror @bacahorror_id Image
dengerin ini dulu ya..
7 april 2016

Sore itu nampak tengah berbaris dengan rapi anak kelas 10 dan 11, mereka adalah siswa dari salah satu smk kenamaan yang ada di kota Jogja.
Read 138 tweets
Oct 4, 2022
KARMA | PART 6 [ TAMAT ]

part ini adalah part terakhir dari rangkaian cerita karma, pada part ini kalian akan menemukan alasan mengapa hendra dkk mengalami gangguan yang selama ini menimpa mereka.

selamat membaca.

#threadhorror #bacahorror Image
Sebelumnya di part 5.

Tepat sekitar jam 2 dini hari, akhirnya hendra sudah sampai dirumah. Dengan mengendap-endap, hendra mencoba masuk melalui jendela kamarnya. Sebab ibunya tak tau menau perihal kepergiannya malam ini.
Ia masuk dengan mengendap, membersihkan kakinya di kain yang tergeletak di lantai lalu hendra mulai memejamkan mata dengan hati yang sudah tenang tentunya, "akhire masalah ini selesai juga" ucapnya.
Read 265 tweets
Sep 30, 2022
"Teror Hotel Lembang"

(bagaimana jadinya jika tujuan kalian menginap untuk beristirahat namun karena kehadiran mereka, justru sebaliknya, kengerian, ketakutan dan kepanikan justru menyelimuti malam)

- a thread -

#threadhorror #bacahorror Image
halo lur..

mumpung ujan-ujan gini, wakhid jadi pengen bagiin cerita horor nih hehehe..

ini cerita singat, ya semoga bisa menghibur ya.
sambil menunggu hari selasa uploud part terakhir "KARMA", kalian bisa baca ini dulu.
kisah ini terjadi pada tahun 2016, dialami sendiri oleh kakak saya yang bernama andi.

seperti apa kisah lengkapnya?

"yen wedi ojo wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi"

selamat membaca..
Read 186 tweets
Sep 27, 2022
KARMA | Part 5
“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”

- a thread -

@ceritaht @bacahorror_id
#bacahorror #threadhorror Image
sudah selasa malam nih, saatnya update cerita..

part 5 ini adalah pintu menuju ke penyelesaian masalah yang sudah dihadapi oleh hendra dkk.

bismillah..
yen wedi ojo wani-wani, yen wani rasah wedi-wedi.
Sebelumnya di part 4.

"ndra.. Nanti malam awakdewe diajak bapakku moro nang omahe mbah joyo, gelem yo" (ndra nanti malam kita diajak ke rumahe mbah joyo, mau ya) ucap andre sambil mengupas kuaci.
Read 130 tweets
Sep 19, 2022
KARMA | Part 4

“karena sejatinya makhluk yang hidup itu pasti akan mati, tapi aku hanya berharap semoga kami semua tidak akan mati malam ini.”

- a thread -

@ceritaht @bacahorror_id

#bacahorror #threadhorror Image
Sebelumnya di part 3.
"cokkk andre ngopo iki.." teriak reno.
Karena pandangan hendra dan yang lain terlalu fokus dengan apa yang terjadi diluar rumah,
tanpa mereka sadari ternyata andre sudah berdiri, menghadap tembok dengan posisi tangan seperti mencubit dan terus mencubit tembok.

Tanggung jawab..

Tanggung jawab koe poro bocah wingi sore..
Read 182 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(