UTAS.
PARA DEWA ORBA.
Selamat malam Indonesia Raya.
Kali ini saya akan cerita suasana di instansi pemerintah pada era ORBA.
Ini bukan maksud untuk mendiskreditkan siapa2, tapi sbg pengetahuan dan pembelajaran kita semua demi masa mendatang yg lebih baik. No hard feeling. OK? 😊
Jadi begini. Di era Orba yg serba otoriter, pemerintahan diisi oleh pejabat2 yg 'direstui' penguasa. Baik di pusat maupun daerah. Sampai kepala daerah setingkat bupati/walikotapun harus atas restu penguasa. Meski mekanisme pemilihannya terlihat demokratis melalui pemilihan DPRD.
Itu di wilayah atau daerah saja begitu ketat. Apalagi di tingkat pusat. Di Departemen (sekarang kementerian) atau instansi pusat lainnya. Pemimpin dan pejabat2 kuncinya pasti drop2an dr pusat.
Anda boleh saja pendidikan tinggi, cerdas, pintar, jujur, baik hati dan suka menolong, tapi kalo gak punya 'koneksi' atau beking ya wasallam. Terima nasib saja.
Dan saat itu ada sebuah kebijakan sakti yang disebut dg Dwi Fungsi ABRI. Intinya adalah tentara/polisi dimungkinkan mengisi jabatan2 sipil, tanpa harus meninggalkan status kemiliterannya. Dan kebijakan ini dihapus pd saat pemerintahan #GusDur.
Nah kebijakan Dwi Fungsi ABRI ini pada pelaksanaannya tidak hanya 'dimungkinkan' tapi jadi seperti 'kewajiban, shg sebagian besar jabatan sipil diisi oleh militer. Dari tingkat atas sampai bawah. Militer jadi warga negara kelas wahid. Sipil kelas embek.
Jadi jangan heran kalau dimana2 instansi pemerintah yang melayani rakyat itu militer.
Gak penting capable atau tidak, yg penting militer. Banyak Babinsa yg merangkap jadi lurah atau kepala desa. Runyam.
Kebijakan ini semua demi apa yang disebut oleh Pak Harto dg: Demi stabilitas nasional dan kesinambungan pembangunan.
Nah sekarang saya akan cerita apa yg terjadi di kantor saya saat itu, Sekretariat Negara RI. Sebuah kantor yg cukup penting dalam menjalankan tata negara/pemerinrahan karena kantor ini adalah pendukung utama administrasi kepresidenan selain Sekretariat Kabinet.
Oya saya lupa. Saat itu, semua aparat pemerintah wajib identik dg fungsionaris Golkar. Miring2 sedikit, lewat! Wasallam. Kembali ngarit.
Gak penting anda pintar atau berprestasi, yg penting loyal thd Golkar. Just coblos Golkar, and you would be happy.
Biadanya Ketum Golkar itu Menteri Sekretaris Negara. Jadi kalau ada pegawai Setneg yg gak Golkar itu mirip penderita penyakit menular. Dijauhi semua orang.
Dan jangan coba2 nyoblos selain Golkar. Pasti ketahuan. Karena selain hari coblosan itu hari kerja, bukan hari libur, nyoblosnya di kantor.😭😭😭
Sebaliknya jika anda macak hardlinernya Golkar, masa depan cerah terbentang.
Ada saat itu salah satu asisten menteri yang kerjaannya tidur tiap kali di acara kampanye. Kerjaannya cuma ngemil suguhan kqcang. Lalu pas Mensesneg selaku Ketum Golkar pidato, dia tertidur. Tapi pas pengumuman kabinet, dia ditunjuk jadi Jaksa Agung!
Semua orang takjub. Hebat benar!
Pas kampanye tidur aja dia jadi Jaksa Agung. Gimana kalau bangun. Bisa2 jadi Wapres!
Kembali ke unit kerja saya saqt itu.
Saat itu pimpinan saya seorang tinggi dan perwira menengah yang sangat 'tentara'. Baik wujud fisiknya maupun perilakunya. Galaknya naudzubillah.
Kumisnya baplang dan ukuran telapak tangannya seukuran sesisir pisang ambon.
Saya sering nekat memberanikan diri mendebat komandan saya ini meski tentu saja saya selalu kalah. Dia yg lebih berwenang dr saya.
Saya tahu bahwa sebenarnya beliau yg ini orang baik, hanya memang beliau sebenarnya tidak menguasai sama sekali dg tugasnya. Jadi kita semua repot.
Yang saya selalu saya ingat, bahasa Inggris yg beliau kuasai hanya, 'Follow me'.
Itu yg beliau selalu katakan ketika menghadapi wartawan2 asing yg meliput tamu negara.
Rest in peace Komandan. I Love you.😊
Sekian. Bless you all.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dulu banget waktu saya kecil, lalu beranjak remaja dan dewasa, agama dan keyakinan orang itu 'bukan topik' yang 'perlu dan patut dibicarakan'. Apalagi dipaksakan. Semua berjalan damai alamiah dan saling menghormati iman masing2.
Mengapa sekarang jadi begini gaduh penuh amarah?😥
Mari bersama kita kembalikan 'negeri Indonesia kita yang dulu'.
UTAS.
SPIRIT DOLL/BONEKA ARWAH.
Selamat malam Indonesia Raya tercinta.
Sesuai janji saya kemarin malam ini saya akan mengulas tentang Spirit Doll atau Boneka Arwah. Semoga bermanfaat. 🙏🙏
Pertama2, perlu saya sampaikan bahwa utas ini hanya sekadar sharing apa yang saya ketahui dan alami. Dengan harapan bisa bermanfaat. Boleh setuju boleh juga tidak setuju. Tapi bagi yg tidak setuju, dg segala hormat saya tidak tidak akan melayani debat.
Juga tolong jangan dihubung2kan dg agama. Agama apapun.
Dan ini juga tidak ada urusannya dg bisnis Spirit Doll. Namun demikian, jika ada pihak2 yg merasa 'dirugikan', dgn segala kerendahan hati saya mohon maaf. Clear ya. 🙏🙏
Persis @fullmoonfolks kecil masih TK dulu di Bekasi sdg nyari ikan cere di got sama temen2nya trus kecemplung. Ibunya mandiin dia pake semprotan selang karena jijik lumpur item. 😭😭😂😂🤣
UTAS.
Selamat malam Indonesia Raya. Atas permintaan para netizen yg baik hati, di malam yg dingin ini saya akan cerita tth hal2 'misterius' yg sering dijumpai di Istana Kepresidenan yg usianya sudah ratusan tahun itu. Setuju?
Yang tdk suka dg topik ini sila skip aja. Gak usah nuduh saya bicara klenik.
Saya hanya akan cerita apa adanya yang pernah saya alami atau orang2 lain yg alami. Jika itu orang lain, pasti sumber pertama. Bukan cuma 'katanya'. Sila bikin kopi dulu. Pastikan pintu sdh terkunci.
Percaya boleh, tidak juga gak apa2. Anggap saja ini sekadar hiburan. Deal ya?
UTAS.
Selamat malam Indonesia Raya.
Mhn ijinkan saya cerita kejadian bersama Presiden #GusDur yg buat saya sampai sekarang masih jadi misteri. Ini beneran saya alami sendiri, gak lebih gak kurang. Setuju?
Jadi gini. Presiden Gus Dur dulu itu punya kebiasaan Salat Jumat berpindah2 masjid. Tergantung pas dimana beliau saat itu berada. Dan setelah Salat Jumat biasanya dilanjutkan dg dialog bebas dg masyarakat. Tanya jawab bebas sebebas2nya. Tanpa skenario, tanpa sensor.
Makanya buat kita staf Istana utamanya Biro Pers dan Media, itu saatnya sport jantung. Kenapa? Karena biasanya ada statement beliau yg 'menghebohkan'. Yg bisa kita lakukan hanya pasrah kepada Yang Kuasa.
UTAS
Met malam Indonesia Raya.
Sesuai janji, sy akan ndongeng ttg para petugas yg sll melekat di sekitar Presiden, utamanya Paspampres. Pd umumnya kondisi ini gak jauh beda dg di berbagai negara lain. Tapi saya akan fokus di RI.
Saya juga akan cerita saat Pres #GusDur. Tarik sis!
Jadi begini. Sebelumnya saya jelaskan dulu sebenarnya presiden itu 'makhluk' apa shg dia dijaga dg begitu ketat.
Pertama, menurut konstitusi presiden itu bukan simbol negara. Simbol negara itu ada empat: bendera, lambang negara, lagu kebangsaan dan bahasa. Presiden tidak termasuk
Jika bukan simbol negara, lalu kenapa presiden dan wapres begitu 'istimewa' shg harus mendapatkan fasilitas protokoler dan pengamanan dg tingkat maksimal? Apa bedanya dg pejabat tinggi negara lainnya?
Bedanya adalah presiden itu sebenarnya adalah 'sebuah lembaga tinggi negara'.