Hari ini genap satu tahun saya menjabat sbg Kapolri sejak dilantik Presiden Joko Widodo pada 27 Januari 2021 lalu.
Alhamdulillah saya tlh memulai setapak perubahan utk wujudkan Polri Presisi yg dituangkan dlm buku “Setapak Perubahan: Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri Presisi”
Cuit pak Kapolri melalui akun tuiter nya.
"Lah koq…… malah sibuk bikin buku? Mbok kerja jadi Polisi aja ga usah malah pingin jadi penulis buku to?"
Menanam hari ini memang bukan tentang panen sehari kemudian.
Ada proses panjang yang jamak harus dilalui. Pun setahun beliau menjabat seharusnya jangan berharap terlalu berlebihan dan maka ilustrasi bukunya dengan pilihan kata setapak bukan mustahil adalah caranya membuat presentasi dan dibuat terhubung.
.
.
Bisa jadi beliau masih akan butuh banyak tapak lagi untuk menjadi seperti apa yang pernah dicita-citakannya.
Namun setapak perubahan sebagai ilustrasi pak Kapolri itu tak bisa dijadikan rujukan atas situasi tanam menanam itu.
Rakyat tak mau tahu dan tak mau dengar apalagi dilibatkan dengan proses seperti itu. Bagi rakyat, bukti beliau bekerja, bukan dengan ukuran berapa tapak tapi HASIL.
.
.
"Apakah rakyat puas dengan kinerjanya?"
"Wahai cermin ajaib ! Siapakah wanita yang paling cantik di dunia ini?" kata ratu pada cermin miliknya.
"Wah, sorry kanjeng ratu, hari ini ada yang lebih cantik dari panjenengan" jawab cermin apa adanya.
Cermin itu tak harus berbohong hanya demi sekedar ingin menyenangkan sang ratu.
Cermin jujur atas sukses maupun kurang sukses kinerja pak Kapolri bukan dari anak buahnya, tapi dari RAKYAT.
Ungkapan warga negara dalam kolom komen pada cuitan Kapolri saat ulang tahunnya yang pertama adalah cermin jujur itu sendiri. Dan ini adalah beberapa yang saya ambil dari komen-komen itu.
"Kalau sekedar mau jadi penulis untuk apa jadi pengemban tugas besar pak?, coba tengok ke bawah radikalis pengancam persatuan tumbuh subur, yg bisa menginspirasi masyarakat bukan karya tulis bapak, tapi kerja tegas sampean."
Tak perlu banyak bicara soal program. Yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah adanya tindakan tegas thd pelaku pelecehan yang terkait dengan agama dan suku. Buktikan saja ucapan Anda yang akan menegakkan hukum secara konsisten."
"Bapak tau gak..?? Saat Bapak ditunjuk jadi Kapolri itu seperti angin segar. Masyarakat menaruh harapan kalau Bapak bisa menindak tegas kelompok Radikalisme..
Benar kata org klw berharap jgn tinggi2 bgt. Krn nanti akan kecewa.. Ternyata hasilnya jauh panggang dari api🤪"
.
.
@ProjoRia :
Pak..jangan pamer rapot...
Itu hanya tulisan..
Kita butuh gerakan nyata...
Jangan jadikan masyarakat berkurang kepercayaan pada institusi bapak..
Ttd
Dari sy yg dulu sempat bangga dgn trpilihnya bpk sbg calon tunggal Kapolri oleh pak Jkw
😥
Bukan hanya itu, satu yang paling menunjukkan rasa frustasinya tampak pada cuitan @Habibghufron :
"Andaikan aku Presiden atau Tuhan aku akan hapus POLRI dari Indonesia. Aku akan ganti dengan seleksi untuk menjadi Polri yang JURDIL.
Jika anggota bersalah melanggar hukum, tidak ada kata ampun PECAT bukan MUTASI.
.
.
Aku yakin penegak hukum yang bersih melahirkan keadilan bagi rakyat".
.
.
Adakah semua komentar itu adalah cermin jujur atau justru cermin marah tanpa obyektivitas terukur?
Semua berpulang pada Jenderal Listyo Sigit. Sang ratu yang ternyata memang kalah cantik dengan putri salju memilih membanting cermin yang jujur itu hingga pecah.
Membanting cermin rakyat hanya akan membuat PRESISI sebagai programnya diplesetkan menjadi PREGIGI atau bahkan PRÉKÉTÉK seperti yang biasa ditulis oleh akun @__AnakKolong
Sepertinya Pak Listyo tak akan membanting cermin seperti si ratu karena itu bisa sebagai bukti
.
.
.
.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Itu kalimat yang dulu sangat sering dia teriakkan.
Bukan dihadapan cecurut pengiba recehan Orde Baru yang berlagak garang, dia berteriak di hadapan ratusan aparat dengan pentungan dan tameng siap digunakan.
Dari jauh, para sniper bersiap menarik pelatuk dan telah membidik target sesuai perintah ditunggu. Hanya dengan satu tarikan jari, tubuh tumbang nyawa melayang menanti nasib para peneriak "LAWAN".
Itu dulu. Itu sering dia lakukan saat harus berdiri dalam garang melawan diktator yang bersembunyi di belakang wajah garang para tentara dan polisi yang dikuasainya selama puluhan tahun.
Mendengarkan kisah cinta mereka kusadari bahwa cinta sejati itu memang ada. Segera ini kulupakan kisahku sendiri.
📷Foto studio K.P.H. Poerbonagoro bersama istrinya di Surakarta, 1925
Yangti Heidi adalah seorang bunga tercantik di masa mudanya banyak pemuda yang rela memberikan hati & cintanya pada Yangti, dari yang tampan dan kaya hingga pemuda yang untuk menatap wajah Yangti pun harus mengumpulkan keberaniannya, tetapi Yangti tidak tertarik dengan semua itu.
Hingga pada sebuah pesta dimana yangti hadir, ada seorang pemuda sederhana - jauh dari tampan menghampiri Yangti dan dengan nekatnya mengajak untuk sekedar ngobrol sambil menikmati kopi di sebuah kedai tak jauh dari tempat pesta pada ujung kota.
Bukankah sia-sia belaka bila kita punya rumah tapi setiap ingin masuk rumah kita sendiri, kita harus meminta izin terlebih dahulu pada tetangga?
Sudah gitu, kudu bayar pula.
Bagaimana kalau kondisi kita sebagai bangsa ternyata memang seperti itu?
Kita mengaku telah merdeka sejak 17 Agustus 1945 namun faktanya, tidak sepenuhnya seperti itu. Pada halaman rumah kita sendiri yang berada di Natuna dan Kepulauan Riau,
berlaku aturan bahwa kita wajib minta izin pada tetangga kita Singapura. Pada dua wilayah itu masih dikuasai oleh Singapura dan luar biasanya, penguasaan itu diakui secara internasional.
.
.
Sudah sebulan lebih tiap akhir pekan di pintu kedatangan Schipol Airport itu ada seorang lelaki tua yg berdiri di antara para penjemput penumpang pesawat Garuda yg terbang dari Jakarta.
Matanya selalu tertuju pada setiap penumpang yg keluar dari pintu kedatangan, terutama penumpang perempuan.
Persis di depan pintu keluar itu ada sebuah cafe yg biasa dikunjungi para penjemput sambil menunggu kedatangannya.
Dan jika sudah lelah pak tua itu pesan kopi sebelum pulang.
Seorang mahasiswi cantik yang bekerja paruh waktu sebagai pelayan cafe itu tidak dapat menahan keingintahuannya.
Konon SpaceX perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk dikabarkan akan membangun fasilitas peluncuran di ibu kota negara yang baru, IKN Nusantara.
Hal itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa ketika dalam rapat Pansus IKN DPR dengan Pemerintah dan DPD, RI pada Kamis (13/1/2022).
"Serius?"
Serius hanya akan bikin heboh, IYA.
Ketika ramai kebijakan nikel kita ambil, cerita tentang rencana pendirian dan pembangunan pabrik mobil listrik hingga baterainya juga berhasil membuat kita heboh. Elon Musk dengan Teslanya konon dikabarkan akan turut hadir. Faktanya, tidak.
Edy Mulyadi bukan fenomena langka apalagi luar biasa pada dunia perpolitikan kita. Baru menjadi bahan perbincangan publik manakala sebuah peristiwa heboh dibuatnya. Padahal, orang-orang dengan karakter sepertinya,
berlimpah dalam jumlah tumpah ruah sebagai fakta manusia politik di negeri ini.
.
.
Mereka senang berbaju agama. Ada yang benar-benar beragama, ada pula yang mengenakan nya hanya demi kamuflase. Hanya demi meraih posisi politik. Target akhirnya selalu posisi untuk dirinya.