NuugroAgung Profile picture
Mar 4, 2022 84 tweets 14 min read Read on X
Oyot Mimang, Peristiwa Aneh Sebelum Hari Pernikahan

Cerita lanjutan

tweet sebelumnya telah terhapus, anggap saja saya lalai, mulai dari sini saya ulang lagi.

-A Thread -

Tag :
@IDN_Horor @bacahorror @ceritaht

#bacahoror #bacahoror #threadhorror Image
November 2016, adalah bulan yang saya nantikan, pada bulan itu saya akan melangkah ke tahap yang lain dalam hidup saya, yaitu pernikahan. Ini sudah menjadi penantian panjang setelah 6 tahun berpacaran sejak awal kuliah.
Saya bekerja di Jakarta, rumah di Kota Tegal, sedangkan calon istri berada di Banjarnegara. Kondisi ini yang mengharuskan saya mengatur waktu dan acara dengan lebih cermat, menyesuaikan cuti dari kantor, dan juga mempersiapkan segala keribetan pesta pernikahan.
Akhirnya kami sepakat, tanggal 14 November kita memutuskan melangsungkan akad nikah di Banjarnegara, tanggal 20 November baru kami adakan pesta sederhana di Kota Tegal, setelah itu saya memboyong istri untuk hidup bersama di Jakarta.
Namun, tepat 2 hari sebelum hari pernikahan, ada hal yang membuat kami hampir saja terkena musibah.
Tanggal 11 November 2016, hari jumat saya melakukan perjalan pulang ke Tegal. Menginap satu malam untuk beristirahat dan memantapkan jadwal acara.
Esok harinya Sabtu malam Tanggal 12 November pukul 20:00 WIB saya diantar saudara saya dan sopir menuju ke Banjarnegara, orang tua saya tidak ikut, karena sebelum hari pernikahan orang tua belum boleh saling bertemu.
Bapak mewanti-wanti, nantinya saat saya dan rombongan sudah sampai di Banjarnegara lebih baik istrirahat dulu, setelah subuh rombongan yang membawa saya tadi, baru kembali ke Tegal.
Kami berangkat dengan doa dan restu, perjalanan dimulai dengan baik. Saya duduk di samping pak sopir yang sedang bekerja (heemmmtt), Aldi dan Pakde Nduluk di tengah, sedangkan Kang Mas Simin ada di bangku belakang.
Di perjalanan saya sempat bercerita nantinya kita akan melewati sebuah pohon besar di Kab Pemalang. Pohon itu berdiri persis di sisi kanan dan kiri jalan menuju Banjarnegara, pohon yang menjulang tinggi, mungkin 15 meter tingginya. Orang-orang sekitar menamainya Randu Kembar.
Saya merasa kedua pohon itu seperti gerbang dan sekaligus batas, antara wilayah pesisir pantai dan wilayah gunung.
Tiba waktunya melewati kedua pohon itu, saya menyarankan pak supir untuk membunyikan klakson 3 kali sebelum melewatinya, tapi pak supir malah bilang “ ah buat apa?, jalanan sepi kok gung”, beliau tidak percaya hal-hal gaib katanya, semua itu hanya tahayul.
Sampai tiba-tiba dari belakang Mas Simin ngelindur, “ Awas kae akeh neng duwur, podo medun”, ( awas, itu banyak diatas, pada turun). Saya reflek menengok ke belakang, yang saya lihat Mas Simin masih tertidur pulas. Saya tanya ke Aldi, “ Ono opo di?” Aldi juga bingung.
Ya sudah tidak ingin terlalu memikirkan kita fokus saja terus, saya tidak tidur, saya terus memberikan arah pada pak supir, takut nyasar. Ada hal aneh yang saya rasakan setelah melewati pohon Randu Kembar, mobil terasa berat, baik saat jalanan menanjak, atau saat jalanan menurun.
Baik jalan nanjak atau turun mobil seperti sedang membawa beban yang sangat berat, suara mesin keras. Padahal mobil baru, tapi mesin seperti tidak ada tenaganya.
Mobil kembali ke kecepatan normal saat masuk wilayah Purbalingga. Tengah malam sampai di Banjarnegara disambut kembali dengan jalanan yang naik turun, karena posisi desa calon istri hanya 1 jam dari objek wisata terkenal di Jawa Tengah.
Pukul 12 malam kami sampai di Banjarnegara, masuk Desa S menyeberangi Sungai besar, jalanan terus menanjak menuju kecamatan M, tujuan kami adalah Desa P. Sebelum masuk desa, kami disambut jalanan yang hanya muat satu mobil, kanan kiri gelap karena kami melewati kebun salak.
Salak memang menjadi komoditas di Banjarnegara, jadi tidak heran jika banyak terdapat kebun salak. Setelah menempuh perjalanan selama 1 kilo dari pasar M, melewati kebun salak, kami sampai di Desa P, sekitar setengah 1 malam.
Kami disambut saudara dari keluarga calon istri, calon istri masih di kamar, istilahnya lagi dipingit. Nantinya saya juga tidur di salah satu rumah saudara dari calon istri. Intinya kami tidak boleh bertemu dulu, cuma berkomunikasi lewat gawai saja.
Teh, kopi dan camilan keluar, kami ngobrol menceritakan perjalanan tadi. Tiba-tiba Mas Simin berpamitan kepada salah satu saudara calon istri, Mas Bambang. Saya kaget, bukannya tadi bapak sudah berpesan agar rombongan menginap sampai subuh?
setelah itu baru melanjutkan perjalan pulang ke Tegal? Mas Simin bilang, “ sudah gak papa, biar gak terlalu ditunggu” katanya.
Ya sudah pukul 01:00 WIB dini hari, mereka memutuskan untuk kembali ke Tegal.
Saya tanya masih tau kan jalannya? Apa mau diantar? Mereka kompak jawab , tidak usah. Yang jelas tadi ada pertigaan, dipertigaan nanti belok kiri ya, kalau belok kanan itu jalan menuju bukit, jalannya menanjak. Sedangkan jalan untuk kembali ke jalan provinsi itu menurun.
Akhirnya mereka jalan dan saya istirahat, tapi anehnya bukannya tidur mata malah gak mau diajak merem, sampai-sampai ditegur calon mertua yang datang ke tempat saya menginap, ya karena jarak antar rumah tidak terlalu jauh.
“ Gung, tidurlah, istirahat ndimin”( Gung, tidurlah, istirahat dulu) kata Ibuk. Saya spontan jawab “ Saya baru bisa tidur setelah tau kabar Aldi buk”. Nah di situ saya baru sadar kalau saya tidak punya no handphone Aldi. Saya tidak punya no hp orang di mobil tadi.
Akhirnya saya telpon kakaknya Aldi yg berada di Tegal. Saya tlpn terus kakaknya sampai bangun, setelah dapat saya langsung tlpn Aldi. Tepat jam 2 dini hari saya mencoba menelpon Aldi, menanyakan sudah sampai mana rombongan, dan setelah saya telpon Aldi bilang
“ Mas, aku nyasar ini..”,
“ Dimana di? Ada patokan yang bisa bikin jelas kamu dimana?” kata saya.
“ Mas ini saya mblasuk (kesasar) kanan kiri kebun salak, dan depan saya tebing, yang dibawahnya terdapat sungai”
“apa gak bisa mundur di?” tanya saya
“ gak bisa mas, jalannya turun, curam, kami sudah mencoba tapi mobil tidak kuat”
“share location aja di, biar mas tau posisi kamu”
“ sudah dicoba berkali-kali mas, gagal terus”
“ yowes, nanti saya cari bantuan, kamu tahan di situ ya?”
“oke” sahut Aldi
Saya mengabari Bapak di Tegal soal kondisi ini, kata bapak “koe kudu tenang”.
Saya yang tahu kabar Aldi, akhirnya mengkontak Anna, minta bantuan saudaranya yang punya mobil, tak lama calon istri saya datang dengan saudaranya, Mbak Siwi dan Mas Bambang.
Kami buru-buru ambil keputusan, akhirnya di saat semua orang sedang tidur, kami berempat memutuskan mencari dengan petunjuk yang minim. “ Kebun salak” gila, banyak sekali di sekitar sini kebun salak, yang mana kami juga tidak tahu.
Keluar dari desa, lurus terus menembus kebun salak, sampai akhirnya kita sampai di jalan pertigaan, kita mau ambil mana? Kanan atau kiri?
Sebelum lanjut, kita balik dulu ke Randu Kembar. Sempat tanya Mas Simin yg ternyata dalam mata tertutupnya merasa, banyak sosok yang ada diatas, samping kanan dan samping kiri. Randu Kembar benar-benar besar, usianya kayaknya dah tua bgt tapi terlihat kokoh. Saya coba coret-coret Image
Oke setelah ini kita lanjut lagi ke Rombongan yang posisinya entah dimana...
Jalan yang benar harusnya ke kiri, jelas itu jalan pulang jadi menurun sedangkan jika mengambil jalan ke kanan itu jelas menanjak menuju bukit, Desa C. Saya berasumsi, kalau mereka gak mungkin kesasar sedekat ini, kemungkinan sudah ambil kiri.
Tapi Mas Bambang punya pendapat lain, “ itu kalau pakai nalar gung, kalau gak? Kemungkinan mereka ke kanan loh?” kata Mas Bambang.
Nalar? Jadi pertanyaan besar buat saya, tiba-tiba saya teringat kejadian waktu Mas Simin ngelindur saat melewati pohon Randu Kembar.
Untuk memastikan saya telpon Aldi lagi.
“ Di, kamu saat tadi jalan pulang, kamu ngerasa jalannya nanjak enggak?”
“ Datar Mas, halus kok jalannya” Kata Aldi.
“ Kamu gak nemuin jalan terjal, atau bebatuan?”
“ enggak mas, lancar, halus, datar saja.”
"Tapi kamu gak tidur kan?"
"Tidak mas, kami semua sadar, jalan yang kami lewati baik-baik saja, tidak ada yang aneh. Tiba-tiba saja kami berhenti, pas lihat ke depan sudah ada sungai mas, kanan kiri kebun salak, mau mundur jalan nanjak banget"
Wah makin bingung saya, tapi sepertinya pendapat Mas Bambang perlu dicoba kalau dilihat dari waktu lama perjalanan, kayaknya mungkin. Akhirnya kita memutuskan untuk belok kanan, menuju Desa C yang jelas jalannya menanjak.
Baru beberapa menit berjalan, kita sudah bisa merasakan, jalan banyak yang berlubang, lampu penerangan minim, kanan kiri pepohonan. Lalu Mbak Siwi spontan bilang “ Anu, Gung, gak usah lihat samping kanan atau kiri ya?”
saya iyakan saja. Keadaan gelap, banyak pohon-pohon pinus, tinggi sampai tiba-tiba saya dibuat diam melihat warna lain di antara pohon dan kegelapan.
Jalan menuju desa C, pada saat siang hari, dan sudah diperbaiki.
Ada yang di atas pohon bergelantungan, ada yang di pinggir jalan, bentuk tinggi besar, ada yang hanya kepalanya saja, ada yang dibungkus kain, ada sosok wanita, banyak sekali,
ada yang diam menatap kami, loncat-loncat di atas pohon, tertawa, tersenyum, memainkan dahan, menangis, ada banyak bentuk dan ekspresi yang saya lihat saat itu.
Ada video jalan yang melewati pohon pinus, enaknya gimana?
Baik cerita akan saya lanjutkan saja...

Mereka berkumpul di kanan kiri jalan, dan kami lewat ditengahnya, rasanya mereka seperti sedang memperhatikan kami yang lewat. Saya cuek, saya tidak ingin membuat calon istri saya takut, dan nantinya malah terjadi kepanikan.
Dulu saat kami kuliah, calon istri sering mendapat gangguan saat di kosan, sampai trauma dan mengharuskan dia pindah kos.
Saya sudah beberapa kali, mengalami kejadian mistis dari kecil, jadi masih bisa menahan untuk bersikap biasa, walaupun ini pertama kalinya saya melihat dalam jumlah yang banyak.
Kami masih terus berjalan, mobil yang kami gunakan jenis sedan tahun 90an, sejauh ini perjalanan kami aman, tidak ada gangguan yang sifatnya membahayakan. Sampai akhirnnya perjalanan terpaksa kami hentikan. Kami semua terkejut dengan apa yang kami temukan...
Ini adalah jalanan yang melewati hutan pinus. Cerita akan saya lanjutkan besok 🙏
Jalan di depan kami terputus, di depan kami ada jembatan yang menghubungkan ke desa C putus karena longsor. Semakin yakin saya kalau gak mungkin ke sini arahnya. Saya turun dari mobil, berjalan ke ujung jembatan yang putus, berdiri melihat tanah yang menurun sangat curam,
masih ada rumah di pinggir jalan, dan ada juga rumah yang tinggal menunggu waktu saja untuk roboh ke bawah.
Dari arah belakang kami ada truk pengangkut salak yang mau lewat, truk itu jadi penanda bagaimana bisa menuju Desa C.
Truk itu turun ke sisi kanan jembatan, terus ke bawah, melewati bawah jembatan yang longsor tadi, ternyata itu jalan darurat yang kondisiya sangat buruk, jalan penuh bebatuan besar, tanah campur lumpur dan becek.
Aliran sungai sedikit dibendung agar tdk terlalu deras arusnya, dan hanya kendaraan besar saja yang bisa lewat. Saya masih trs meminta Aldi untuk share location, terus dicoba, selama kejadian telpon yg kami gunakan adalah telpon celuler, bukan WA call atau yg lain, sinyal sulit
“ Gung, aku sih ora wani dong kudu mudun, mobile ora kuat” (Gung, aku gak berani kalau harus turun, mobilnya gak kuat) kata Mas Bambang. Saya bingung, hujan gerimis turun. Jembatan itu adalah penghubung satu-satunya Desa C menuju Kota.
Tidak mungkin mobil saudara saya kesasar sampai desa C dengan keadaan seperti itu. Akhirnya kami memutuskan untuk berbalik arah melewati jalan pulang, pohon pinus dan makhluk -makhluk yang melihat kami, mau tak mau kami harus lewati, karena hanya itu jalan satu-satunya.
Saat perjalan turun, sosok-sosok yang tadi masih ada, hanya jumlahnya tak sebanyak sebelumnya.
Hanya beberapa saja yang menampakkan dirinya. “Bisane mobil abot nemen ya?” ( kok mobil jadi berat bangat ya? ) kata Mas Bambang, “bobot ku naik kali mas, opo bobotmu?”
saya mencoba mencairkan susasana.
Kami masih sempat senyum-senyum kecil, yang sebenarnya panik. Setelah melewati pertigaan yang awal tadi, kami terus lurus. bukan kembali ke desa. Kami Berempat menepi di depan sebuah rumah, keluar mobil yang rasanya sudah berat, sembari telpon Aldi tanya keadaannya bagaimana.
“Di, piye keadaane? “ (Di, gimana keadaannya?)
“ Belum ada perubahan, Mas Simin lagi ke atas, mau cari tempat buat solat subuh
sekalian tanya-tanya warga desa, diatas ada beberapa rumah mas”
Mendengar cerita Aldi, saya jadi kepikiran, mungkin rombongan ini kesasar di Desa C.
Tapi seperti hal yang tidak mungkin Mobil SUV yang dikendarai masuk ke jalan bekas longsor tadi. Belum sempat menutup telpon, Mbak Siwi teriak histeris
“melbu, melbu, ayo podo melbu mobil, kabeh wes do neng duwurmu gung” (masuk, masuk, ayo semua masuk mobil, semua udah di atasmu gung), tanpa bertanya kami semua masuk ke dalam mobil,
Mas Bambang langsung tancap gas menuju arah pasar M, kami melewati jalan menurun panjang, yang dibawahnya ada jembatan, lalu naik ke arah pasar. Saat mobil berada di jalan menurun, “ Duh, kok rem blong, teriak Mas Bambang”.
Mencoba tenang, karena yakin jalan sepi saat dini hari, coba mengurangi gas, turunkan gigi untuk sedikit mengurangi kecepatan, kami berhasil melewati jembatan dengan baik, menanjak keatas, melewati pasar, berhenti didepan mini market yang masih buka. Rem berfungsi kembali.
Diam sejenak, kami masih mencerna apa yang barusan terjadi. “ mudun sit, tuku nginung” ( turun, beli minum dulu) kata Mbak Asih. Saya baru meyadari sesuatu, saya tidak menggunakan jaket, tidak merasakan hawa dingin gunung, keringat muncul, gerah sekali rasanya.
Kami berempat beristirahat sejanak, mengobati dahaga dan masih mencerna apa yang sebetulnya terjadi.
“Gung, ko lali apa?” (Gung, apa kamu lupa?) celetuk Mbak Asih
“lali apa jane mbak?” ( Memang lupa kenapa mbak?)
“ Ko karo Anna kan pan nikah, pamali lah jam yah mene isih neng njaba, ko dadi inceran, calon manten anyar sasaran empuk go dadi tumbal, akeh sing ngincer ko mau?”
(Kamu dan Anna kan mau menikah, pamali lah jam segini masih di luar, kamu jadi inceran, calon pengantin baru sasaran empuk untuk dijadikan tumbal, banyak yang mengincar kamu)
Saya cuma diam, rasanya saya seperti dipancing untuk keluar, bodohnya karena panik saya dan Anna lupa kalau sebentar lagi akan menikah, sudah begitu kami melanggar kebiasaan orang jawa sebelum menikah, ya kami terpaksa bertemu karena harus mencari tau lokasi saudara saya.
Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, kembali ke Desa P, suasana di depan rumah sudah ramai, para orang tua langsung memberikan nasihat bahwa kami harusnya tetap dirumah.
Mencoba menelpon Aldi, saat selesai kumandang adzan subuh.
“ Halo di, kondisi piye?”
“ Halo Mas, mas wes ngerti posisine mas, dewe mblasuk neng Desa C”
(Halo Mas, mas kami sudah tahu posisinya, kita kesasar dan kejebak di Desa C)
Saya cuma bisa diam, bagaimana jalan sehancur itu dibilang halus, tapi setidaknya saya lega sudah mendapatkan posisi dimana saudara saya berada. Paginya, warga dari Desa P pergi menuju desa C, jelas saya tidak ikut, sudah diberi peringatan keras.
Esoknya saya mendengar kabar, mobil tidak bisa ditarik dengan mobil lain atau truk, dikarenakan medan yang telalu curam, akhirnya warga Desa C dan Desa P menarik mobil tersebut dengan cara gotong royong, total ditarik 30 orang.
Evakuasi selesai pukul 9 pagi tanggal 13 November 2016. Warga desa juga banyak yang bertanya, apa tidak merasakan jalan serusak itu? Apa tidak melihat ada jembatan putus? Apa tidak lihat jalan yang longsor, jembatan yang terputus?
saudara saya menjawab, jalan yang dirasakan halus, datar , tidak ada hal aneh. Mereka juga tidak tidur saat perjalanan pulang semalam.
Sore harinya saya dapat kabar dari Bapak setelah mobil yang mengantarkan saya sudah sampai Tegal. Bapak bilang kalau Pak Sopir kaya orang linglung, dia orang yang paling awal kena, pertama di Randu Kembar,
kedua di sekitar kebun salak arah masuk desa, demi keselamatan yang lainnya maka pada tanggal 14 November 2016 hari akad saya, Bapak dan keluarga besar tidak menggunakan jasa Pak Supir terlebih dahulu.
Sudah 5 tahun dari kejadian tersebut, kini jalan Desa C sudah benar-benar halus.
Sampai cerita ini saya ceritakan, Pak Lek saya, bapak dari Aldi tidak pernah tahu dengan kejadian ini. Takut darah tingginya kumat, kalau tau mobil barunya hampir masuk sungai.
Kami semua selamat, tidak ada yang terluka secara fisik. Pesta pernikahan tetap digelar. Sebelum saya memutuskan untuk mengunggah cerita ini, saya sempat cari tahu, kapan terjadinya bencana tanah longsor tersebut. Ternyata longsor terjadi pd Maret 2016, saya menikah November 2016
Ini adalah foto-foto yang saya dapat dari beberapa portal berita.

sumber:
Radar Banyumas
Liputan6 ImageImage
Ini adalah beberapa bangunan yang menjadi saksi, sampai sekarang masih ada. 2021 saya sengaja mengunjungi desa tersebut. Penasaran bagaimana keadaanya saat ini. Saat siang, udaranya sejuk, dingin banyak pepohonan. ImageImage
Terima kasih kepada semua yang telah membaca cerita yang saya tulis, baru-baru ini saya berbicara dengan Aldi, meminta ijin untuk menuliskan di sebuah thread pengalaman yang dirasakan oleh Aldi. Silakan buat yang mau lanjut baca 🙏
Halo teman-teman, jika ingin membaca dulu cerita Oyot Mimang versi lebih lengkap bisa mampir ke link berikut:
karyakarsa.com/nuugroagung/oy…
Cerita sudah diupdate, karena rentetan peristiwanya lebih panjang dari yang awal. Kisah ini masih kisah yang saya alami, puzzle sudah tersusun.
Oyot Mimang Versi lengkap akan di-update di Twitter hari ini, sore.

Terima kasih, selamat membaca cerita saya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with NuugroAgung

NuugroAgung Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @nuugroagung

Feb 18
Pertama kali aku melihatnya duduk diatas sumur tua yang di dalamnya sdh ditimbun tanah. Entah apa, tapi perlahan dia seperti mulai mengikutiku. Mereka menyebutnya
MERAH PENUNGGU ASRAMA
tak kuat menanggung aib, dia mengakhiri hidupnya di sumur itu.
A Thread
#bacahorror @IDN_Horor
Image
Image
Panggil saja ia Rumi, teman yg kemudian membagikan ceritanya saat mondok di salah satu pesantren dulu. Dia mengalami hal ganjil saat kali pertama masuk.
Hai aku Rumi, panggil saya seperti itu. Aku adalah salah satu santriwati yang baru masuk asrama pesantren yang ada di suatu tempat. Aku tak bisa menyebutkannya karena takut ceritaku ini menyinggung banyak pihak.
Read 87 tweets
Jan 1
Ngerinya pelet, bikin korbannya tunduk. Sudah jadi boneka yang dimainkan oleh pelakunya. Orang-orang seperti ini memang fakir kepercayaan diri, inginnya memang serba instan, menghalalkan segala cara.

Jimat Rambut Pemikat
A Thread

#bacahorror #rambutpembawamaut
@IDN_Horor Image
Ini adalah cerita yang dialami oleh Wulan, bukan nama sebenarnya. Pikirannya dirasuki laki-laki yang tak diinginkannya. Hatinya menolak keras, tapi entah bagaimana caranya melawan laki-laki ini. Dia selalu hadir di setiap detik hidupnya, pikirannya, bahkan leluasa dalam mimpinya.
Halo, aku Wulan, panggil saja begitu. Aku akan menceritakan hidupku yang hampir dihancurkan oleh seorang laki-laki biadab yang tak bertanggung jawab. Dia membuatku jadi setengah gila, bahkan hampir saja aku menghabisi ibu yang telah melahirkanku. Image
Read 72 tweets
Dec 3, 2023
"Ada yg bilang, sumpah dari orang yang sakit hati, akan terus berjalan hingga mati..."

“RANDAPATI” lanjutnya. Aku terdiam, menatap bapak, yang akhirnya mau bercerita, sambil menunjukan ini.

-A Thread-
#bacahorror Image
Bapak membuka obrolan malam itu, setelah aku bertanya kembali, bagaimana kita semua akhirnya bisa diterima untuk tinggal dirumah itu. Rahasia yang selama ini disimpan,  akhirnya berani beliau ceritakan, terkait seorang perempuan.
Sebelumnya aku pernah membawakan cerita, saat menempati sebuah rumah, disewa dengan harga murah, diambil karena terpaksa. Ditambah ada kabar dari para tetangga yang menceritakan.
Read 116 tweets
Sep 12, 2023
Desa geger tengah malam, beberapa warga berjalan kencang, bunyi kentongan ditabuh, hampir semua warga desa keluar rumah, membawa obor, senter apapun alat yg bisa untk petunjuk gelap. Ada yg bilang, kepala Ki Rangan hilang.

PENGANUT ILMU SESAT
-a thread-
#terorpocong #bacahorror Image
Para warga yang sedari tadi berkumpul, mulai meninggalkan makam satu persatu. Esok harinya berita ini menjadi perbincangan banyak orang di pasar.
Kebetulan hari itu adalah Jumat Kliwon, dimana Pasar Kliwon akan ramai orang yang berbelanja dari berbagai desa. Ki Rangan memang sudah tiada, tapi ancamannya seperti masih membekas di ingatan para warga desa.
Read 100 tweets
Mar 30, 2023
Sosok Ketiga kini hadir ditengah-tengah rumah mereka, entah bermaksud apa, entah ingin menyampaikan apa. Namun kedatangannya hanya membawa kemalangan, memberikan ketakutan pada penghuninya.

-A Thread-

KUBUR RAGA
Sosok ketiga penghuni taman belakang

@bacahorror_id
#bacahorror Image
“Ini aib mas, berat sebenarnya untuk saya ceritakan, tapi jika tidak saya ceritakan, nantinya akan ada orang-orang yang mungkin mengalami nasib seperti keluarga saya” ucap Surya, seseorang yang saya temui beberapa bulan lalu.
Beliau menceritakan pada saya tentang kisahnya, yang menyeret salah satu anggota keluarganya ke dalam jurang kematian. Tepatnya 10 tahun yang lalu, peristiwa itu terjadi. Dendam itu membuat segala kebusukan menyeruak ke permukaan, membuka semua rahasia.
Read 203 tweets
Mar 26, 2023
Motor bebek melaju kencang, menembus gelap malam, melewati lampu jalan yg jarang. Nardi, perasaannya tak karuan saat perjalanan pulang kali ini. Rasanya seperti ada yg sedang mengikuti tpt di belakang.

-A Thread-

ALAM LAIN PABRIK KAIN

@IDN_Horor @bacahorror_id
#bacahorror Image
Hai, apa kabar semua? Semoga selalu rahayu ya? lancar melaksanakan ibadah puasanya bagi yang menjalankan. Lama juga saya tidak bercerita di sini, maaf kegiatan lagi banyak-banyaknya. Tapi saya mencoba untuk bisa meluangkan waktu, bercerita di rumah ini.
Beberapa waktu lalau dapat cerita dari seseorang, yang menceritakan pengalamannya saat mengalami kecelakaan, ada sesuatu yang ganjil dirasakan saat kejadian itu terjadi. hal tersebut nampak nyata. jika saja ia tak lolos sasat itu,
Read 127 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(